KEBANGKITAN DAN KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA: Kisah Para Rasul 1:1-11

Budi Asali, M.Div.
.
Kisah Para Rasul 1:1-11 - “(Kisah Para Rasul 1:1) Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, (2) sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintahNya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilihNya. (3) Kepada mereka Ia menunjukkan diriNya setelah penderitaanNya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. (4) Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang - demikian kataNya - ‘telah kamu dengar dari padaKu. (5) Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.’ (6) Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: ‘Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?’ (7) JawabNya: ‘Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasaNya. (8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.’ (9) Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutupNya dari pandangan mereka. (10) Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, (11) dan berkata kepada mereka: ‘Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.’”.
KEBANGKITAN DAN KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA: Kisah Para Rasul 1:1-11
gadget, otomotif, bisnis

I) Antara kebangkitan dan kenaikan.

Yesus Kristus masih ada di dunia selama 40 hari antara kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya ke sorga (Kisah Para Rasul 1: 3).

1) Tujuan-Nya adalah untuk membuktikan bahwa Ia betul-betul bangkit dari antara orang mati, dan betul-betul hidup.

Kisah Para Rasul 1: 3: “Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaanNya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah”.

NIV: ‘and gave many convincing proofs that he was alive’ (=dan memberikan banyak bukti-bukti yang meyakinkan bahwa Ia hidup).

KJV/Lit: ‘To whom also he shewed himself alive after his passion by many infallible proofs’ (=Kepada siapa Ia juga menunjukkan diri-Nya sendiri hidup setelah penderitaan-Nya oleh banyak bukti-bukti yang tidak bisa salah).

Bible Knowledge Commentary: “The word ‘proofs’ (TEKMERIOIS) occurs only here in the New Testament and looks at demonstrable evidence in contrast with evidence provided by witnesses. In other words, the Resurrection was proven by touch, sight, and feel (cf. Luke 24:39-40; 1 John 1:1)” [=Kata ‘bukti’ (TEKMERIOIS) muncul hanya di sini dalam Perjanjian Baru dan memandang pada bukti yang bisa didemonstrasikan sebagai sesuatu yang kontras dengan bukti yang diberikan oleh saksi-saksi. Dengan kata lain, Kebangkitan dibuktikan oleh sentuhan, penglihatan, dan perasaan (bdk. Lukas 24:39-40; 1Yohanes 1:1)].

Charles Haddon Spurgeon: “Our Saviour would not go to heaven till he had settled the fact of his resurrection upon a basis which can never be shaken” (=Jurus elamat kita tidak akan pergi ke sorga sampai Ia telah menetapkan fakta kebangkitanNya pada dasar yang tidak akan bisa digoyahkan) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 4, hal 425.

Ini menunjukkan betapa pentingnya kepercayaan / keyakinan pada kebangkitan Kristus (bdk. Roma 10:9 1Korintus 15:3-4). Sudahkan saudara percaya bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati?

2) Dalam 40 hari itu ada perbedaan yang besar dalam hidup Yesus dibandingkan sebelum ia mati, yaitu tidak adanya pencobaan, serangan, dsb, terhadap diri-Nya dari tokoh-tokoh Yahudi maupun pemerintah Romawi.

Charles Haddon Spurgeon: “I might almost say that those days were the prelude of his glory, a sort of anticipation of his reign of peace, when he shall stand in the latter day upon the earth, and wars shall cease unto the end of the earth” (=Saya hampir bisa mengatakan bahwa hari-hari itu adalah pendahuluan dari kemuliaan-Nya, semacam pengharapan tentang pemerintahan-Nya yang penuh damai, pada waktu Ia akan berdiri pada hari terakhir di bumi ini, dan peperangan akan berhenti sampai ujung bumi) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 4, hal 425.

Penerapan: Dalam mengikuti dan melayani Yesus Kristus pada saat ini, memang ada banyak serangan terhadap diri kita / gereja. Tetapi dengan melihat pada kehidupan Kristus di bumi ini selama 40 hari antara kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya ke surga, kita boleh yakin bahwa ada suatu saat kelak, kita pun akan bebas dari semua serangan itu! Tetapi sementara semua serangan itu masih ada, bertekunlah dalam mengikut dan melayani Kristus!

II) Kenaikan ke surga.

1) Sifat kenaikan Yesus Kristus ke surga.

a) Kenaikan Yesus Kristus ke surga, adalah suatu peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi / bersifat historis, dan bukan sekedar merupakan perumpamaan, illustrasi dsb.

Lukas menceritakan kenaikan Yesus Kristus ke surga baik dalam Injil Lukas (Lukas 24:50-53) maupun dalam Kisah Rasul (Kisah Para Rasul 1:1-11). Karena peristiwa kenaikan Kristus ke sorga ini ada dalam Kitab Suci / Firman Tuhan, maka tidak percaya pada kenaikan Kristus ke surga adalah sama dengan tidak percaya pada Kitab Suci / Firman Tuhan.

Gereja Roma Katolik percaya bahwa Maria juga naik ke surga dengan tubuh jasmaninya, tetapi karena hal ini tidak ada dasar Kitab Sucinya, maka tentu saja kita tidak mempercayainya. Agama lain juga ada yang percaya bahwa tokoh mereka naik ke surga, tetapi juga tidak ada dalam Kitab Suci kita dan karena itu juga tidak kita terima / percayai. Tetapi kenaikan Kristus ke surga ada dalam Kitab Suci dan itu harus kita terima sebagai kebenaran.

b) Kenaikan Kristus ke surga adalah suatu kenaikan yang bersifat jasmani.

Kebangkitan, kenaikan ke surga dan kedatangan Kristus kedua kalinya semuanya bersifat jasmani. Jadi, tubuh-Nya betul-betul naik ke surga, dan karena tubuh-Nya memang tidak maha ada, maka sekarang Ia tidak lagi hadir secara jasmani di dunia ini.

Dalam Matius 26:11 Yesus berkata: “Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu”. Tentu Yesus mengucapkan Matius 26:11 ini dalam arti jasmani, dan ini secara jelas menunjukkan bahwa Ia tidak lagi bersama kita secara jasmani!

Bdk. Kisah Para Rasul 3:21 - “Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu”.

Doktrin Perjamuan Kudus dari orang Roma Katolik maupun Lutheran, yang mempercayai kehadiran secara jasmani dari Kristus pada Perjamuan Kudus, jelas merupakan doktrin yang salah!

Charles Haddon Spurgeon: “It is a vain idea of carnal-minded men that Christ is corporeally in the sacrament. He is gone into heaven. ... to say that he is here corporeally, is to deny that he is gone up into heaven” (=Merupakan gagasan sia-sia dari orang-orang yang berpikir secara daging bahwa Kristus hadir secara jasmani dalam sakramen. Ia telah pergi ke surga. ... mengatakan bahwa Ia ada di sini secara jasmani berarti menyangkal bahwa Ia telah pergi ke surga) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 4, hal 427.

Orang Reformed percaya bahwa dalam Perjamuan Kudus, Kristus hadir secara rohani!

c) Kristus naik secara perlahan-lahan ke atas / ke surga.

Kisah Para Rasul 1: 9,11: “(9) Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. ... (11) dan berkata kepada mereka: ‘Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.’”.

Mengapa Ia tidak tahu-tahu menghilang begitu saja? Mengapa Ia harus naik perlahan-lahan ke atas / ke surga? Karena Ia ingin murid-murid-Nya, dan kita semua, tahu bahwa Ia memang naik ke surga, bukan sekedar hilang begitu saja.

Dengan demikian, sekalipun kita tahu bahwa sekarang Ia tidak hadir secara jasmani di dunia ini, tetapi kita tahu bahwa Ia tetap hidup terus di surga. Kita mempunyai seorang Juru selamat yang hidup selama-lamanya!

2) Kenaikan Kristus ke surga tidak ditunjukkan kepada semua orang.

Mengapa? Calvin menjawab sebagai berikut: “Now as he did not, after his resurrection, appear indiscriminately to all, so he did not permit all to be the witnesses of his ascension to heaven; for he intended that this mystery of faith should be known by the preaching of the gospel rather than beheld by the eyes” (=Sebagaimana setelah kebangkitanNya Ia tidak menunjukkan diriNya kepada semua orang, demikian juga Ia tidak mengijinkan semua orang menjadi saksi-saksi kenaikan-Nya ke surga; karena Ia menghendaki bahwa misteri iman ini diketahui melalui pemberitaan Injil dan bukannya dengan dilihat dengan mata).

Penerapan:

• Ini menunjukkan bahwa saudara harus memberitakan Injil / Firman Tuhan.

• Ini menunjukkan bahwa pemberitaan Injil / Firman Tuhan jauh lebih penting dari kesaksian siapa pun yang mengalami apa pun! Kalau memang pengalaman lebih penting dari pada Firman Tuhan / Injil, pasti Yesus menunjukkan Kebangkitan dan Kenaikan-Nya ke sorga kepada semua orang! Karena itu jangan menjadi orang Kristen yang lebih senang mendengar khotbah yang dipenuhi kesaksian, dari pada khotbah yang betul-betul menguraikan Firman Tuhan!


a) Untuk menunjukkan bahwa misiNya untuk menebus dosa kita sudah selesai.

Yohanes 17:4-5 - “(4) Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. (5) Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada”.

Bapa, yang mengutus Yesus untuk turun ke dunia dan membereskan dosa manusia, pasti tidak akan mau menerima Yesus kembali di surga, kalau misi Yesus itu belum selesai. Bahwa Bapa menerima Yesus kembali di surga, menunjukkan bahwa misi penebusan dosa manusia itu memang sudah selesai. Jadi, sama seperti kebangkitan-Nya, maka kenaikan Yesus ke surga juga merupakan fakta / faktor yang menjamin keselamatan orang percaya.

b) Untuk menunjukkan bahwa kita yang percaya kepada-Nya juga akan naik ke surga (Yohanes 14:2-3 Yoh 17:24 Efesus 2:6).

Yohanes 14:2-3 - “(2) Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. (3) Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada”.

Yohanes 17:24 - “Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan”.

Efesus 2:6 - “dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga”.

Jadi, sama seperti kebangkitanNya, kenaikanNya ke surga juga merupakan pola yang akan diikuti oleh semua orang yang percaya kepadaNya.

Charles Haddon Spurgeon:

• “If he was humiliated for us, he is also exalted for us” (=Jika Ia telah direndahkan untuk kita, Ia juga ditinggikan untuk kita) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 4, hal 423.

• “It is not only that he is partaker of our lowliness, but we are partaker of his exaltation” (=Bukan hanya bahwa Ia mengambil bagian dalam kerendahan kita, tetapi kita juga mengambil bagian dalam pemuliaanNya) ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 4, hal 423.

• “Jesus is gone there as Pioneer to open the way, as our Friend to prepare a place for us, and as the Pledge that all who are in him shall come to the same felicity. If he had not entered, neither could we; but in his person God has given to us a token that we also shall rise from the dead, and shall enter into heaven” (=Yesus pergi ke sana sebagai Perintis / Pelopor untuk membuka jalan, sebagai Teman kita untuk menyiapkan tempat bagi kita, dan sebagai Jaminan bahwa semua yang ada di dalam Dia akan datang pada kebahagiaan yang sama. Jika Ia tidak masuk, kita juga tidak bisa masuk; tetapi dalam diri Yesus, Allah telah memberikan kepada kita suatu tanda bahwa kita juga akan bangkit dari kematian, dan akan masuk ke sorga) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 4, hal 429.

• “The history of the church is to be the history of Christ repeated: she is to be betrayed, she is to be scourged, she is to be falsely accused and spitted on; she may have her crucifixion and her death; but she shall rise again. Her Master rose, and like him she shall rise and receive glory. You can never kill the church till you can kill Christ; and you can never defeat her till you defeat the Lord Jesus, who already wears the crown of triumph” (=Sejarah gereja adalah sejarah Kristus yang terulang: gereja akan dikhianati, gereja akan disesah, gereja akan difitnah dan diludahi; gereja mungkin akan disalib dan mati; tetapi gereja akan bangkit kembali. Tuannya bangkit, dan seperti Dia, gereja akan bangkit dan menerima kemuliaan. Kamu tidak akan pernah bisa membunuh gereja sampai kamu bisa membunuh Kristus; dan kamu tidak akan pernah bisa mengalahkan gereja sampai kamu mengalahkan Tuhan Yesus, yang telah mengenakan mahkota kemenangan) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 4, hal 433.

c) Supaya Roh Kudus turun.

Yohanes 16:7 - “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu”.

Setelah Kristus naik ke surga, maka Kristus tidak lagi menyertai orang percaya secara jasmani (Matius 26:11), tetapi dengan turunnya Roh Kudus, Ia menyertai orang percaya secara rohani (Yohanes 14:16,18,19). Dengan demikian Ia bisa menggenapi janji-Nya dalam ayat-ayat seperti Matius 18:20 Matius 28:20b. Karena itu, perubahan tempat bagi tubuh Yesus dari dunia ke surga ini, tidak boleh menciptakan jarak antara kita dengan Dia dalam hati kita, karena Yesus tetap hadir bersama kita secara rohani / melalui Roh Kudus-Nya.

d) Salah satu tujuan kenaikan Yesus ke surga adalah supaya kita tidak krasan di dunia ini, tetapi juga ingin ke surga supaya bisa bersama-sama dengan Dia.

Spurgeon: “We are not at home on earth. If he were here we might think this world could be our abiding place; but it cannot be so now” (=Kita belum ada di rumah di bumi ini. Andaikata Ia ada di sini, kita mungkin akan berpikir bahwa dunia ini bisa menjadi tempat tinggal kita yang tetap, tetapi sekarang hal seperti itu tidak bisa terjadi) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 4, hal 426.

Filipi 1:23 - “Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus - itu memang jauh lebih baik”.

2Korintus 5:2,8 - “(2) Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini, ... (8) tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan”.

Selingan: pemutaran lagu ‘This world is not my home’ (=Dunia ini bukanlah rumahku).

4) Apa yang Yesus lakukan di surga.

a) Yesus tetap melakukan tugas-Nya sebagai Nabi.

Ada 3 periode sehubungan dengan jabatan Yesus sebagai nabi:

1. Masa di antara kejatuhan Adam sampai baptisan Yesus.

Di sini Yesus melakukan tugas kenabian-Nya melalui Theophani (Allah yang menyatakan diri dalam rupa / bentuk manusia) dan melalui nabi-nabi Perjanjian Lama.

2. Masa di antara baptisan Yesus sampai Kenaikan Yesus ke surga.

Di sini Yesus melakukan sendiri tugas kenabian-Nya.

3. Masa di antara Kenaikan Yesus ke surga sampai kedatangan Yesus yang kedua kalinya.

Di sini Yesus melakukan tugas kenabian-Nya melalui Roh Kudus, rasul-rasul-Nya, hamba-hamba-Nya dan orang-orang Kristen (Yohanes 14:26 16:12-15 Kisah Para Rasul 1:8).

Sekarang kita lihat Kisah Para Rasul 1: 1: “Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus”.

NIV: ‘In my former book, Theophilus, I wrote about all that Jesus began to do and to teach’ (=Dalam bukuku yang terdahulu, Theophilus, aku menulis tentang semua yang Yesus mulai lakukan dan ajarkan).

Dalam KJV/RSV/NASB kata ‘began’ (=mulai) ini juga ada.

Bible Knowledge Commentary: “The verb ‘began’ indicates that Acts continues the account of the ministry and teaching Christ began on earth. He is still working and teaching through His people today” (=Kata kerja ‘mulai’ menunjukkan bahwa Kisah Rasul melanjutkan laporan / cerita tentang pelayanan dan pengajaran yang Kristus mulai di bumi. Ia tetap mengerjakan dan mengajar melalui umatNya saat ini).

Dalam buku yang terdahulu / yang pertama (yaitu Injil Lukas), Lukas menceritakan apa yang mulai dilakukan dan diajarkan oleh Yesus sampai Ia terangkat. Secara implicit Lukas berkata: Sekarang, dalam buku yang kedua (yaitu Kisah Rasul), aku akan menceritakan apa yang Yesus kerjakan dan ajarkan sejak Ia terangkat.

Dan memang Kisah Rasul menceritakan penyebaran Injil / Firman Tuhan, dan pertumbuhan gereja.

b) Yesus juga tetap melakukan tugasNya sebagai Imam (Ibrani 4:14 7:24-25 8:1-6 1Yohanes 2:1).

Charles Haddon Spurgeon: “I delight to think that my Lord is with the Father. Sometimes I cannot get to God, my access seems blocked by my infirmity; but he is always with God to plead for me” (=Saya senang memikirkan bahwa Tuhan saya ada bersama dengan Bapa. Kadang-kadang saya tidak bisa datang kepada Allah, jalan masuk saya kelihatannya terhalang oleh kelemahan saya; tetapi Ia selalu bersama dengan Bapa untuk memohon bagi saya) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 4, hal 427.

c) Yesus mempersiapkan tempat bagi kita di surga (Yohanes 14:2).

Tempat di surga tidak sama rata! Ada perbedaan pahala dan kemuliaan (Lukas 19:16-19 1Korintus 3:10-15 Matius 5:19 Matius 6:20 Matius 11:11 Matius 20:20-28 1Korintus 9:24-27 Wahyu 22:12).

Memang masuk surga atau tidak, hanya tergantung pada apakah kita percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat atau tidak, tetapi tingkat di surga tergantung kehidupan kita, seperti:

1. Besarnya iman terhadap janji-janji Tuhan.

2. Kasih kepada Allah.

3. Ketaatan / tindakan membuang dosa.

4. Pelayanan / Pemberitaan Injil.

5. Persembahan.

6. Dsb.

III) Tanggung jawab kita.

1) Jangan hanya merenungkan surga tetapi tidak melakukan apa-apa.

Kisah Para Rasul 1: 10-11: “(10) Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, (11) dan berkata kepada mereka: ‘Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.’”.

Murid-murid yang terus memandangi langit ditegur oleh malaikat. Kata-kata ‘Hai orang-orang Galilea’ ini dimaksudkan untuk mengingatkan bahwa mereka belum waktunya masuk surga, mereka masih orang Galilea, masih orang yang hidup di dunia.

2) Kita harus memberitakan Injil.

Ada banyak perintah Tuhan, tetapi ada satu perintah yang sangat ditekankan. Ini terbukti dari diberikannya perintah itu persis sebelum Yesus naik ke surga. Perintah apa itu? Perintah itu adalah perintah untuk memberitakan Injil.

a) Kisah Para Rasul 1: 2: “sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintahNya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilihNya”.

Kata ‘perintah’ dalam Kisah Para Rasul 1: 2 menunjuk pada perintah untuk memberitakan Injil (Matius 28:19-20).

b) Kisah Para Rasul 1: 8: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”.

1. Kisah Para Rasul 1: 8 yang merupakan thema Kisah Rasul ini, jelas merupakan perintah Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil.

Bible Knowledge Commentary: “The Ascension of Christ marked the conclusion of His ministry on earth in His bodily presence. ... At the same time the Ascension meant that the continuing work of Christ on earth was now placed in the hands of His disciples (Acts 1:1-2,8)” [=Kenaikan Kristus menandai akhir dari pelayananNya di bumi dalam kehadiranNya secara jasmani. ... Pada saat yang sama, Kenaikan itu berarti bahwa pekerjaan selanjutnya dari Kristus di bumi, sekarang diletakkan dalam tangan dari murid-muridNya (Kisah Para Rasul 1:1-2,8)].

2. Sebetulnya Kisah Para Rasul 1: 7-8 menjawab pertanyaan murid-murid dalam Kisah Para Rasul 1: 6.

a. Kisah Para Rasul 1: 6: “Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: ‘Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?’”.

Kisah Para Rasul 1: 6 menunjukkan 4 hal yang salah dalam pemikiran / pengertian / diri mereka:

• Mereka mengira bahwa kerajaan Yesus / Mesias adalah kerajaan duniawi. Ini terlihat dari kata ‘memulihkan’. Dulu Israel merdeka, sekarang dijajah, dan mereka ingin Yesus memulihkan kerajaan Israel itu.

• Mereka mau mendapatkan kerajaan itu tanpa berjuang. Mereka mengira bahwa Mesias akan membebaskan mereka tanpa perjuangan dari pihak mereka. Ini terlihat dari kata-kata ‘maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?’.

• Mereka menganggap kerajaan itu terbatas untuk Israel. Ini terlihat dari kata-kata ‘bagi Israel’.

• Mereka ingin tahu apa yang adalah rahasia Allah.

b. Jawaban Yesus terhadap pertanyaan murid-murid.

Kisah Para Rasul 1: 7-8: “(7) JawabNya: ‘Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasaNya. (8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.’”.

Kata ‘Tetapi’ di awal Kisah Para Rasul 1: 8 jelas menunjukkan bahwa perintah memberitakan Injil yang ada dalam Kisah Para Rasul 1: 8 ini dikontraskan dengan keingintahuan mereka dalam Kisah Para Rasul 1: 6. Dalam ay 7 Yesus sudah mengatakan mereka tak perlu tahu akan apa yang mereka ingin ketahui itu, dan Ia lalu melanjutkan dengan Kisah Para Rasul 1: 8, yang menunjukkan apa yang harus mereka lakukan sebagai ganti keingin-tahuan itu.

The Bible Exposition Commentary: New Testament: “God has not revealed His timetable to us and it is futile for us to speculate. The important thing is not to be curious about the future but to be busy in the present, sharing the message of God’s spiritual kingdom” [=Allah tidak menyatakan jadwalNya kepada kita dan adalah sia-sia bagi kita untuk berspekulasi (tentang hal itu). Hal yang penting bukanlah untuk ingin tahu tentang masa yang akan datang, tetapi untuk sibuk pada masa sekarang, mensharingkan / membagikan berita dari kerajaan rohani Allah].

3. Siapa yang harus memberitakan Injil?

Perintah untuk memberitakan Injil ini bukan hanya berlaku untuk para murid / rasul, tetapi berlaku untuk setiap orang kristen.

Bdk. Matius 28:19-20 - “(19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’”.

Ingat bahwa sekalipun Amanat Agung dalam Matius 28:19-20 itu sebetulnya diberikan hanya kepada 11 rasul, tetapi dalam text itu juga rasul-rasul itu lalu diperintahkan untuk mengajarkan segala perintah Yesus kepada orang-orang yang dijadikan murid. Dengan demikian mereka juga harus mengajarkan perintah Yesus untuk memberitakan Injil.

Bandingkan juga dengan Kis 8:1,4 yang menunjukkan bahwa jemaat biasa juga memberitakan Injil.

Kisah Para Rasul 8:1b,4 - “(1b) Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. ... (4) Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil”.

Karena Pemberitaan Injil adalah perintah Tuhan bagi kita, maka kalau kita tidak melakukan Pemberitaan Injil, kita berdosa (dosa pasif). Bdk. Hak 5:23 Yeremia 48:10 Yehezkiel 3:18-19 Matius 12:30.

The Bible Exposition Commentary: New Testament: “the message of the Gospel involves the truth of the Resurrection (Roma 10:9-10; 1 Cor 15:1-8); and, if Jesus were dead, the church would be speechless” [=berita Injil melibatkan kebenaran dari Kebangkitan (Roma 10:9-10; 1Korintus 15:1-8); dan, seandainya Yesus (tetap) mati, gereja akan bungkam / tak bisa berbicara apa-apa].

Jadi, kalau saudara tidak mau memberitakan Injil, dunia akan mengira bahwa Yesus tidak bangkit!

4. Dimana / kepada siapa kita harus memberitakan Injil? Kisah Para Rasul 1: 8: Yerusalem, Yudea, Samaria, ujung bumi.

a. ‘mulai dari Yerusalem’ (bdk. Lukas 24:47 - “dan lagi: dalam namaNya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem”.).

• Yerusalem adalah kota dimana Kristus ditangkap, diadili, difitnah, disiksa dan dibunuh. Tetapi dari kota inilah Kristus memerintahkan penginjilan dimulai! Inilah kasih yang melampaui akal kita!

• Yerusalem bisa diartikan sebagai ‘orang-orang terdekat’.

Karena itu dalam memberitakan Injil, kita harus mulai dari orang-orang yang terdekat dengan kita, baru orang-orang yang jauh. Ada banyak orang kristen memberitakan Injil kepada yang jauh, tetapi melupakan keluarga / anak sendiri! Ini jelas salah!

Penerapan: sudahkah saudara memberitakan Injil kepada keluarga saudara?

b. Penginjilan tidak boleh dilakukan hanya terhadap bangsa tertentu saja, tetapi terhadap semua orang / bangsa (Kisah Para Rasul 1: 8 - ‘Samaria’ dan ‘ujung bumi’. Bdk. Matius 28:19 - ‘semua bangsa’; Lukas 24:47 - ‘segala bangsa’).

Dulu ada tembok pemisah antara orang Yahudi dan orang non Yahudi, dan karena itu pemberitaan Injil hanya dilakukan kepada orang Yahudi.

Bdk. Matius 10:5-7 - “(5) Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: ‘Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, (6) melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. (7) Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat”.

Tetapi dengan adanya kematian dan kebangkitan Kristus, tembok pemisah itu telah hancur.

Efesus 2:14 - “Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan”.

Dan karena itu, sekarang pemberitaan Injil harus dilakukan terhadap semua bangsa.

c. Bukan yang dekat saja, tetapi juga yang jauh.

Tetapi Kisah Para Rasul 1: 8 ini tidak berarti bahwa setiap orang kristen harus pergi ke ujung bumi. Ingat bahwa perintah ini diberikan kepada gereja secara kolektif. Injil memang harus tersebar kemana-mana, tetapi setiap orang kristen mempunyai ‘ladang’ sendiri-sendiri yang ditentukan oleh Tuhan. Jadi tidak setiap orang harus menjadi misionaris! Ada yang dipanggil untuk menjadi misionaris dan memberitakan Injil kepada ‘yang jauh’. Tetapi ada yang dipanggil untuk memberitakan Injil kepada ‘yang dekat’. Setiap orang kristen harus berdoa untuk mencari pimpinan Tuhan dalam persoalan ini.

5. Saksi dan martir.

The Bible Exposition Commentary: New Testament: “‘Witness’ is a key word in the Book of Acts and is used twenty-nine times as either a verb or a noun. A witness is somebody who tells what he has seen and heard (Acts 4:19-20). When you are on the witness stand in court, the judge is not interested in your ideas or opinions; he only wants to hear what you know. Our English word ‘martyr’ comes from the Greek word translated ‘witness,’ and many of God’s people have sealed their witness by laying down their lives” [=‘Saksi’ adalah suatu kata kunci dalam kitab Kisah Rasul dan digunakan 29 x sebagai kata kerja atau kata benda. Seorang saksi adalah seseorang yang menceritakan apa yang telah ia lihat dan dengar (Kisah Para Rasul 4:19-20). Pada waktu engkau berada di tempat saksi di pengadilan, hakim tidak berminat pada gagasan atau pandanganmu; ia hanya ingin mendengar apa yang engkau tahu. Kata bahasa Inggris kita ‘martyr’ datang dari kata Yunani yang diterjemahkan ‘saksi’, dan banyak dari umat Allah telah memeteraikan kesaksian mereka dengan menyerahkan nyawa mereka].

Kata ‘saksi’ berasal dari kata Yunani MARTURES, yang berasal dari kata dasar MARTUS atau MARTUR, dan dari kata ini muncul kata bahasa Inggris ‘martyr’ (=orang yang mati syahid). Dan memang, orang yang mau memberitakan Injil, khususnya pada abad-abad awal dari kekristenan, sangat memungkinkan mengalami kematian syahid! Kalau ini membuat saudara merasa lebih baik tidak memberitakan Injil, maka ingat kata-kata Yesus dalam Matius 16:25 - “Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya”.

Penutup / kesimpulan.

Kalau saudara percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, saudara memang pasti akan masuk ke surga. Surga itu memang enak, menyenangkan, tetapi bagaimanapun juga, jangan hanya merenung tentang surga. Saudara punya tugas selama saudara belum masuk surga, yaitu Pemberitaan Injil. Maukah saudara melakukanlah tugas saudara dalam Pemberitaan Injil?. 

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN
Next Post Previous Post