PAULUS DIADILI (KISAH PARA RASUL 25:1-27)
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
PAULUS DIADILI. Kisah Para Rasul 25:1-27 - “(1) Tiga hari sesudah tiba di propinsi itu berangkatlah Festus dari Kaisarea ke Yerusalem. (2) Di situ imam-imam kepala dan orang-orang Yahudi yang terkemuka datang menghadap dia dan menyampaikan dakwaan terhadap Paulus. (3) Kepadanya mereka meminta suatu anugerah, yang merugikan Paulus, yaitu untuk menyuruh Paulus datang ke Yerusalem. Sebab mereka sedang membuat rencana untuk membunuh dia di tengah jalan. (4) Tetapi Festus menjawab, bahwa Paulus tetap ditahan di Kaisarea dan bahwa ia sendiri bermaksud untuk segera kembali ke sana. (5) Katanya: ‘Karena itu baiklah orang-orang yang berwewenang di antara kamu turut ke sana bersama-sama dengan aku dan mengajukan dakwaan terhadap dia, jika ada kesalahannya.’ (6) Festus tinggal tidak lebih dari pada delapan atau sepuluh hari di Yerusalem. Sesudah itu ia pulang ke Kaisarea. Pada keesokan harinya ia mengadakan sidang pengadilan, dan menyuruh menghadapkan Paulus. (7) Sesudah Paulus tiba di situ, semua orang Yahudi yang datang dari Yerusalem berdiri mengelilinginya dan mereka mengemukakan banyak tuduhan berat terhadap dia yang tidak dapat mereka buktikan. (8) Sebaliknya Paulus membela diri, katanya: ‘Aku sedikitpun tidak bersalah, baik terhadap hukum Taurat orang Yahudi maupun terhadap Bait Allah atau terhadap Kaisar.’ (9) Tetapi Festus yang hendak mengambil hati orang Yahudi, menjawab Paulus, katanya: ‘Apakah engkau bersedia pergi ke Yerusalem, supaya engkau dihakimi di sana di hadapanku tentang perkara ini?’ (10) Tetapi kata Paulus: ‘Aku sekarang berdiri di sini di hadapan pengadilan Kaisar dan di sinilah aku harus dihakimi. Seperti engkau sendiri tahu benar-benar, sedikitpun aku tidak berbuat salah terhadap orang Yahudi. (11) Jadi, jika aku benar-benar bersalah dan berbuat sesuatu kejahatan yang setimpal dengan hukuman mati, aku rela mati, tetapi, jika apa yang mereka tuduhkan itu terhadap aku ternyata tidak benar, tidak ada seorangpun yang berhak menyerahkan aku sebagai suatu anugerah kepada mereka. Aku naik banding kepada Kaisar!’ (12) Setelah berunding dengan anggota-anggota pengadilan, Festus menjawab: ‘Engkau telah naik banding kepada Kaisar, jadi engkau harus pergi menghadap Kaisar.’ (13) Beberapa hari kemudian datanglah raja Agripa dengan Bernike ke Kaisarea untuk mengadakan kunjungan kehormatan kepada Festus. (14) Karena mereka beberapa hari lamanya tinggal di situ, Festus memaparkan perkara Paulus kepada raja itu, katanya: ‘Di sini ada seorang tahanan yang ditinggalkan Feliks pada waktu ia pergi. (15) Ketika aku berada di Yerusalem, imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi mengajukan dakwaan terhadap orang itu dan meminta supaya ia dihukum. (16) Aku menjawab mereka, bahwa bukanlah kebiasaan pada orang-orang Roma untuk menyerahkan seorang terdakwa sebagai suatu anugerah sebelum ia dihadapkan dengan orang-orang yang menuduhnya dan diberi kesempatan untuk membela diri terhadap tuduhan itu. (17) Karena itu mereka turut bersama-sama dengan aku ke mari. Pada keesokan harinya aku segera mengadakan sidang pengadilan dan menyuruh menghadapkan orang itu. (18) Tetapi ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, mereka tidak mengajukan suatu tuduhanpun tentang perbuatan jahat seperti yang telah aku duga. (19) Tetapi mereka hanya berselisih paham dengan dia tentang soal-soal agama mereka, dan tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup. (20) Karena aku ragu-ragu bagaimana aku harus memeriksa perkara-perkara seperti itu, aku menanyakan apakah ia mau pergi ke Yerusalem, supaya perkaranya dihakimi di situ. (21) Tetapi Paulus naik banding. Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan dan menunggu, sampai perkaranya diputuskan oleh Kaisar. Karena itu aku menyuruh menahan dia sampai aku dapat mengirim dia kepada Kaisar.’ (22) Kata Agripa kepada Festus: ‘Aku ingin mendengar orang itu sendiri.’ Jawab Festus: ‘Besok engkau akan mendengar dia.’ (23) Pada keesokan harinya datanglah Agripa dan Bernike dengan segala kebesaran dan sesudah mereka masuk ruang pengadilan bersama-sama dengan kepala-kepala pasukan dan orang-orang yang terkemuka dari kota itu, Festus memberi perintah, supaya Paulus dihadapkan. (24) Festus berkata: ‘Ya raja Agripa serta semua yang hadir di sini bersama-sama dengan kami. Lihatlah orang ini, yang dituduh oleh semua orang Yahudi, baik yang di Yerusalem, maupun yang di sini. Mereka telah datang kepadaku dan sambil berteriak-teriak mereka mengatakan, bahwa ia tidak boleh hidup lebih lama. (25) Tetapi ternyata kepadaku, bahwa ia tidak berbuat sesuatupun yang setimpal dengan hukuman mati dan karena ia naik banding kepada Kaisar, aku memutuskan untuk mengirim dia menghadap Kaisar. (26) Tetapi tidak ada apa-apa yang pasti yang harus kutulis kepada Kaisar tentang dia. Itulah sebabnya aku menghadapkan dia di sini kepada kamu semua, terutama kepadamu, raja Agripa, supaya, setelah diadakan pemeriksaan, aku dapat menuliskan sesuatu. (27) Sebab pada hematku tidaklah wajar untuk mengirim seorang tahanan dengan tidak menyatakan tuduhan-tuduhan yang diajukan terhadap dia.’”.
I) Paulus naik banding kepada kaisar.
Urut-urutan peristiwa yang akhirnya menyebabkan Paulus naik banding kepada kaisar:
1) Dalam 24:27 telah kita lihat bahwa Festus menggantikan Feliks.
2) Sekarang orang-orang Yahudi mengajukan dakwaan lagi terhadap Paulus (ay 2-7).
a) Kisah Para Rasul 25: 2: tokoh-tokoh Yahudi ini tahu bahwa pejabat baru cenderung untuk menuruti permintaan massa, supaya disenangi. Karena itu mereka menggunakan kesempatan ini untuk meminta supaya Paulus diadili di Yerusalem.
Kisah Para Rasul 25: 2: “Di situ imam-imam kepala dan orang-orang Yahudi yang terkemuka datang menghadap dia dan menyampaikan dakwaan terhadap Paulus.”.
b) Kisah Para Rasul 25: 3 menunjukkan rencana mereka, yaitu membunuh Paulus di tengah jalan.
Kisah Para Rasul 25: 3: “Kepadanya mereka meminta suatu anugerah, yang merugikan Paulus, yaitu untuk menyuruh Paulus datang ke Yerusalem. Sebab mereka sedang membuat rencana untuk membunuh dia di tengah jalan.”.
Ini menunjukkan bahwa sekalipun sudah lewat 2 tahun (bdk. 24:27), tetapi kebencian mereka terhadap Paulus tidak berkurang sedikitpun. Mereka bertekun dalam kebencian mereka!
Penerapan: adakah dendam yang saudara simpan? Itu merusak diri saudara sendiri! Mintalah ampun kepada Tuhan, dan mintalah supaya Ia menolong saudara untuk bisa mengampuni dan mengasihi orang yang saudara benci itu! Jangan minta hanya 1 x, tetapi mintalah terus menerus, sampai hal itu terjadi!
BACA JUGA: PEMBUNUHAN YANG TIDAK SALAH
c) Kisah Para Rasul 25: 4-5: “(4) Tetapi Festus menjawab, bahwa Paulus tetap ditahan di Kaisarea dan bahwa ia sendiri bermaksud untuk segera kembali ke sana. (5) Katanya: ‘Karena itu baiklah orang-orang yang berwewenang di antara kamu turut ke sana bersama-sama dengan aku dan mengajukan dakwaan terhadap dia, jika ada kesalahannya.’”.
Festus menolak, dan menyuruh mereka mendakwa Paulus di Kaisarea. Ini pasti karena Allah bekerja di dalam dia untuk melindungi Paulus! Ini mengajar kita untuk senantiasa berharap / bersandar kepada Allah dalam bahaya apapun juga. Ingat bahwa nasib / nyawa kita tidaklah terletak di dalam tangan ‘orang yang berkuasa’, siapapun juga dia adanya, tetapi terletak di tangan Allah yang maha kuasa!
Bdk. Matius 10:28-30 - “(28) Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. (29) Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. (30) Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya.”.
d) Kisah Para Rasul 25: 6-7: “(6) Festus tinggal tidak lebih dari pada delapan atau sepuluh hari di Yerusalem. Sesudah itu ia pulang ke Kaisarea. Pada keesokan harinya ia mengadakan sidang pengadilan, dan menyuruh menghadapkan Paulus. (7) Sesudah Paulus tiba di situ, semua orang Yahudi yang datang dari Yerusalem berdiri mengelilinginya dan mereka mengemukakan banyak tuduhan berat terhadap dia yang tidak dapat mereka buktikan.”.
Orang-orang Yahudi pergi ke Kaisarea untuk mendakwa Paulus di sana.
3) Paulus membela diri (Kisah Para Rasul 25: 8).
Kisah Para Rasul 25: 8: “Sebaliknya Paulus membela diri, katanya: ‘Aku sedikitpun tidak bersalah, baik terhadap hukum Taurat orang Yahudi maupun terhadap Bait Allah atau terhadap Kaisar.’”.
Ini menunjukkan bahwa orang kristen tidak harus diam saja kalau mendapat tuduhan yang tidak benar! Ingat bahwa tuduhan-tuduhan yang tidak benar itu, kalau dibiarkan, bisa merusak kesaksian seluruh gereja, merusak pelayanan kita, mempermalukan Tuhan, dsb.
4) Sikap Festus (Kisah Para Rasul 25: 9).
Kisah Para Rasul 25: 9: “Tetapi Festus yang hendak mengambil hati orang Yahudi, menjawab Paulus, katanya: ‘Apakah engkau bersedia pergi ke Yerusalem, supaya engkau dihakimi di sana di hadapanku tentang perkara ini?’”.
Keinginan untuk menyenangkan orang Yahudi, demi keuntungan dirinya sendiri, menyebabkan Festus:
a) Mau bertindak tidak adil.
b) Mau menempatkan Paulus dalam bahaya.
Penerapan:
1. Hati-hati dengan sikap ‘ingin menyenangkan manusia’. Ini sering menyebabkan kita jatuh ke dalam dosa!
Galatia 1:10 - “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.”.
2. Hati-hati dengan egoisme. Kasih menyebabkan kita mau berkorban demi kepentingan / keuntungan orang lain. Tetapi egoisme seba¬liknya mengorbankan orang lain demi kepentingan / keuntungan diri kita sendiri.
Renungkanlah: apakah saudara adalah orang yang dipenuhi dengan kasih ataukah egoisme?
5) Paulus naik banding (Kisah Para Rasul 25: 10-12).
Ay 10-12: “(10) Tetapi kata Paulus: ‘Aku sekarang berdiri di sini di hadapan pengadilan Kaisar dan di sinilah aku harus dihakimi. Seperti engkau sendiri tahu benar-benar, sedikitpun aku tidak berbuat salah terhadap orang Yahudi. (11) Jadi, jika aku benar-benar bersalah dan berbuat sesuatu kejahatan yang setimpal dengan hukuman mati, aku rela mati, tetapi, jika apa yang mereka tuduhkan itu terhadap aku ternyata tidak benar, tidak ada seorangpun yang berhak menyerahkan aku sebagai suatu anugerah kepada mereka. Aku naik banding kepada Kaisar!’ (12) Setelah berunding dengan anggota-anggota pengadilan, Festus menjawab: ‘Engkau telah naik banding kepada Kaisar, jadi engkau harus pergi menghadap Kaisar.’”.
a) Hukum saat itu memang mengijinkan Warga Negara Roma untuk naik banding kepada kaisar.
Bahwa Paulus naik banding kepada Kaisar, menunjukkan bahwa orang kristen boleh menggunakan haknya untuk mencari pembelaan / perlindungan dari pemerintah / hukum, yang memang diberikan oleh Allah untuk tujuan seperti itu (bdk. Roma 13:3 1Petrus 2:13-14).
Roma 13:3 - “Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya.”.
1Petrus 2:13-14 - “(13) Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, (14) maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.”.
Jadi, lapor polisi / pengadilan diijinkan, asal bukan dalam urusan / perkara dengan sesama orang kristen (bdk. 1Kor 6:1-7).
1Korintus 6:1-7 - “(1) Apakah ada seorang di antara kamu, yang jika berselisih dengan orang lain, berani mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar, dan bukan pada orang-orang kudus? (2) Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti? (3) Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari. (4) Sekalipun demikian, jika kamu harus mengurus perkara-perkara biasa, kamu menyerahkan urusan itu kepada mereka yang tidak berarti dalam jemaat? (5) Hal ini kukatakan untuk memalukan kamu. Tidak adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara-perkara dari saudara-saudaranya? (6) Adakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya? (7) Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?”.
BACA JUGA: PEMILIHAN TANPA SYARAT
b) 2 alasan yang menyebabkan Paulus menolak diadili di Yerusalem tetapi memilih untuk naik banding kepada kaisar adalah:
1. Pengadilan di Yerusalem pasti tidak adil; bisa-bisa ia dibunuh tanpa diadili. Dari sini jelas bahwa beriman / berserah / tidak takut / percaya Ro 8:28, tidak berarti bahwa kita tidak harus menggunakan otak untuk memilih jalan yang teraman (asal bukan jalan yang berdosa).
Dari Kisah Para Rasul 25: 11 terlihat bahwa Paulus bukan mencari keselamatan diri sendiri, tetapi mencari kebenaran!
Kisah Para Rasul 25: 11: “Jadi, jika aku benar-benar bersalah dan berbuat sesuatu kejahatan yang setimpal dengan hukuman mati, aku rela mati, tetapi, jika apa yang mereka tuduhkan itu terhadap aku ternyata tidak benar, tidak ada seorangpun yang berhak menyerahkan aku sebagai suatu anugerah kepada mereka. Aku naik banding kepada Kaisar!’”.
Jadi, ia bukannya takut mati, tetapi toh ia mencari jalan yang paling aman!
2. Tuhan menyuruh dia bersaksi di Roma (23:11).
Kisah Para Rasul 23:11 - “Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: ‘Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma.’”.
c) Bagi Festus, permintaan Paulus untuk naik banding ini merupakan jalan keluar yang baik, karena:
1. Untuk menyerahkan Paulus kepada orang-orang Yahudi, ia takut pada hukum Roma.
2. Untuk membebaskan Paulus, ia takut kepada orang-orang Yahudi.
Dengan mengirim Paulus ke Roma ia bebas dari persoalan ini. Karena itu ia menyetujui permintaan Paulus ini! Dengan demikian Firman Tuhan dalam 23:11 tergenapi dan doa Paulus dalam Ro 1:10-11 terjawab.
Roma 1:10-11 - “(10) Aku berdoa, semoga dengan kehendak Allah aku akhirnya beroleh kesempatan untuk mengunjungi kamu. (11) Sebab aku ingin melihat kamu untuk memberikan karunia rohani kepadamu guna menguatkan kamu,”.
II) Agripa dan Bernike.
1) Siapa Agripa dan Bernike ini (Kisah Para Rasul 25: 13)?
Kisah Para Rasul 25: 13: “Beberapa hari kemudian datanglah raja Agripa dengan Bernike ke Kaisarea untuk mengadakan kunjungan kehormatan kepada Festus.”.
Agripa di sini adalah Agripa II, anak dari Herodes Agripa I, yang mati dalam Kis 12:20-23.
Bernike juga adalah anak dari Herodes Agripa I. Jadi ia adalah saudara dari Agripa II dan Drusila, yang adalah istri Feliks (24:24).
Mula-mula Bernike kawin dengan Herodes, raja Chalsis, pamannya sendiri. Setelah suaminya mati, ia menjanda beberapa saat, tetapi lalu ‘ada main’ dengan Agripa II, saudaranya sendiri. Supaya tidak dianggap sebagai incest [= perzinahan dalam keluarga], ia lalu kawin lagi dengan Polemon, raja Cicilia. Tetapi nafsunya terlalu hebat, sehingga ia meninggalkan suaminya yang ke 2 ini, lalu kumpul kebo (tidak kawin) dengan Agripa II. Mereka berdua datang untuk menghormati Festus yang baru diangkat menjadi gubernur.
2) Festus menceritakan tentang Paulus kepada mereka (Kisah Para Rasul 25: 14-21).
a) Kisah Para Rasul 25: 16: ini hukum yang baik!
Kisah Para Rasul 25: 16: “Aku menjawab mereka, bahwa bukanlah kebiasaan pada orang-orang Roma untuk menyerahkan seorang terdakwa sebagai suatu anugerah sebelum ia dihadapkan dengan orang-orang yang menuduhnya dan diberi kesempatan untuk membela diri terhadap tuduhan itu.”.
Bdk. Yohanes 7:51 - “‘Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuatNya?’”.
Bdk. Ulangan 19:16-18 - “(16) Apabila seorang saksi jahat menggugat seseorang untuk menuduh dia mengenai suatu pelanggaran, (17) maka kedua orang yang mempunyai perkara itu haruslah berdiri di hadapan TUHAN, di hadapan imam-imam dan hakim-hakim yang ada pada waktu itu. (18) Maka hakim-hakim itu harus memeriksanya baik-baik, dan apabila ternyata, bahwa saksi itu seorang saksi dusta dan bahwa ia telah memberi tuduhan dusta terhadap saudaranya,”.
1. Terdakwa harus diberi kesempatan untuk membela diri.
Penerapan: jangan menuduh orang dan menjatuhkan vonis tanpa memberi kesempatan membela diri bagi orang itu! Sekalipun yang saudara tuduh itu adalah anak saudara sendiri, atau bahkan pelayan saudara, berilah kesempatan baginya untuk membela diri, karena siapa tahu ia memang tak bersalah!
Gossip / surat kaleng sebetulnya termasuk penuduhan yang tidak memberi kesempatan bagi tertuduh untuk membela diri!
2. Penuduh harus mau dihadapkan dengan tertuduh!
Tidak boleh ada tuduhan dari NN! Ini penting untuk menghindari gossip / fitnahan!
Penerapan: kalau ada jemaat yang keberatan dengan diangkatnya seseorang menjadi majelis, maka ia harus menyebutkan tuduhan¬nya, dan harus berani menyebutkan namanya, dan harus berani dihadapkan dengan calon majelis yang bersangkutan! Surat keberatan dari NN harus diabaikan!
b) Kisah Para Rasul 25: 18-19: “(18) Tetapi ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, mereka tidak mengajukan suatu tuduhanpun tentang perbuatan jahat seperti yang telah aku duga. (19) Tetapi mereka hanya berselisih paham dengan dia tentang soal-soal agama mereka, dan tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup.”.
1. Festus menganggap bahwa memberikan ajaran sesat bukanlah kejahatan, tetapi persoalan remeh. Feliks juga demikian (23:29). Memang orang kafir / orang kristen KTP sering mem¬punyai anggapan seperti ini! Tetapi bandingkan ini dengan Ul 13:1-18 dan Ul 18:20, yang menyatakan bahwa nabi palsu harus dihukum mati.
Ulangan 18:20 - “Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi namaKu perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.”.
Ulangan 13:1-18 - “(1) Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, (2) dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, (3) maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. (4) TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintahNya, suaraNya harus kamu dengarkan, kepadaNya harus kamu berbakti dan berpaut. (5) Nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum mati, karena ia telah mengajak murtad terhadap TUHAN, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir dan yang menebus engkau dari rumah perbudakan - dengan maksud untuk menyesatkan engkau dari jalan yang diperintahkan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dijalani. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu. (6) Apabila saudaramu laki-laki, anak ibumu, atau anakmu laki-laki atau anakmu perempuan atau isterimu sendiri atau sahabat karibmu membujuk engkau diam-diam, katanya: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu, (7) salah satu allah bangsa-bangsa sekelilingmu, baik yang dekat kepadamu maupun yang jauh dari padamu, dari ujung bumi ke ujung bumi, (8) maka janganlah engkau mengalah kepadanya dan janganlah mendengarkan dia. Janganlah engkau merasa sayang kepadanya, janganlah mengasihani dia dan janganlah menutupi salahnya, (9) tetapi bunuhlah dia! Pertama-tama tanganmu sendirilah yang bergerak untuk membunuh dia, kemudian seluruh rakyat. (10) Engkau harus melempari dia dengan batu, sehingga mati, karena ia telah berikhtiar menyesatkan engkau dari pada TUHAN, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. (11) Maka seluruh orang Israel akan mendengar dan menjadi takut, sehingga mereka tidak akan melakukan lagi perbuatan jahat seperti itu di tengah-tengahmu. (12) Apabila di salah satu kota yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diam di sana, kaudengar orang berkata: (13) Ada orang-orang dursila tampil dari tengah-tengahmu, yang telah menyesatkan penduduk kota mereka dengan berkata: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak kamu kenal, (14) maka haruslah engkau memeriksa, menyelidiki dan menanyakan baik-baik. Jikalau ternyata benar dan sudah pasti, bahwa kekejian itu dilakukan di tengah-tengahmu, (15) maka bunuhlah dengan mata pedang penduduk kota itu, dan tumpaslah dengan mata pedang kota itu serta segala isinya dan hewannya. (16) Seluruh jarahan harus kaukumpulkan di tengah-tengah lapangan dan harus kaubakar habis kota dengan seluruh jarahan itu sebagai korban bakaran yang lengkap bagi TUHAN, Allahmu. Semuanya itu akan tetap menjadi timbunan puing untuk selamanya dan tidak akan dibangun kembali. (17) Dari barang-barang yang dikhususkan itu janganlah apapun melekat pada tanganmu, supaya TUHAN berhenti dari murkaNya yang bernyala-nyala itu, menunjukkan belas kasihanNya kepadamu, mengasihani engkau dan membuat jumlahmu banyak, seperti yang dijanjikanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu. (18) Sebab dengan demikian engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, untuk berpegang pada segala perintahNya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, dengan melakukan apa yang benar di mata TUHAN, Allahmu.’”.
Catatan:
a. Hukuman mati tak bisa diberikan oleh seorang pribadi saja, tetapi harus melalui pengadilan.
b. Jaman sekarang kita tidak bisa memberlakukan hukum seperti ini di Indonesia (karena itu termasuk Civil Law sehingga hanya berlaku di sana pada jaman itu), tetapi ini tetap menunjukkan betapa jahatnya nabi palsu / penyesat di hadapan Tuhan.
Penerapan: hati-hati dengan orang kristen yang kalau diberi tahu tentang adanya ajaran sesat / nabi palsu, lalu meremeh¬kan! Hampir bisa dipastikan bahwa orang Kristen yang cuek tentang seorang nabi palsu, bukanlah orang kristen yang sejati.
Kalau saudara adalah orang yang meremehkan kesalahan dari penga¬jar sesat, maka renungkan hal ini: kalau seorang pendeta membunuh jemaatnya sendiri, maka saudara pasti menganggap itu sebagai kejahatan yang terkutuk. Tetapi ingatlah bahwa kalau seorang pendeta mengajarkan ajaran sesat, ia membawa banyak orang ke dalam neraka! Apakah itu tidak lebih terkutuk dari sekedar membunuh 1 orang secara jasmani?
2. Kisah Para Rasul 25: 19b: salah satu pertentangan Paulus dengan orang-orang Yahudi adalah tentang kebangkitan Tuhan Yesus. Ini menunjuk¬kan bahwa dalam 23:6b Paulus tidak berdusta. Bandingkan juga dengan 24:15,21.
3) Paulus dihadapkan kepada Agripa (Kisah Para Rasul 25: 22-27).
Agripa ingin mendengar Paulus (ay 22).
Kisah Para Rasul 25: 22: “Kata Agripa kepada Festus: ‘Aku ingin mendengar orang itu sendiri.’ Jawab Festus: ‘Besok engkau akan mendengar dia.’”.
Festus mau menghadapkan Paulus kepada Agripa. Tujuannya adalah supaya Agripa bisa membantunya menuliskan tuduhan terhadap Paulus untuk diberikan kepada kaisar.
Kisah Para Rasul 25: 26-27: “(26) Tetapi tidak ada apa-apa yang pasti yang harus kutulis kepada Kaisar tentang dia. Itulah sebabnya aku menghadapkan dia di sini kepada kamu semua, terutama kepadamu, raja Agripa, supaya, setelah diadakan pemeriksaan, aku dapat menuliskan sesuatu. (27) Sebab pada hematku tidaklah wajar untuk mengirim seorang tahanan dengan tidak menyatakan tuduhan-tuduhan yang diajukan terhadap dia.’”.
Penutup.
Semua ini menunjukkan lika-liku dari hal-hal yang dialami oleh Paulus. Kalau saudara membaca sisa dari Kisah Rasul, maka saudara akan melihat bahwa Paulus yang sudah ditahan selama 2 tahun itu masih harus membela diri di hadapan Agripa, lalu terkena badai, mengalami kapal kandas, digigit ular berbisa, dsb. Semua itu mungkin sekali rasanya menghambat, memberi penderitaan, membingungkan bagi Paulus. Tetapi kalau kita lihat akhir¬nya, maka kita bisa melihat bahwa sekalipun ada banyak lika-liku, tetapi Allah tetap menguasai segala sesuatu dan mengaturnya sehingga kehendak / rencana Allah dalam 23:11 bisa terjadi!
Karena itu, kalau dalam hidup saudara saudara mengalami banyak lika-liku yang membingungkan dan tidak menyenangkan saudara, tetaplah percaya bahwa dalam semua itu Allah tetap bekerja dan mengatur, supaya Rencana kekalNya terlaksana! Dan semua itu pasti Ia lakukan bagi kemuliaanNya sendiri dan juga bagi kebaikan saudara!
PAULUS DIADILI (KISAH PARA RASUL 25:1-27)
AMIN-