ALLAH MEMELIHARA HAL-HAL KECIL: MATIUS 10:29-31
PDT.BUDI ASALI, M.DIV.
ALLAH MEMELIHARA HAL-HAL KECIL: Matius 10:29-31. Matius 10:29-31 - “(Matius 10:29) Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. (30) Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. (31) Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit”.
gadget, bisnis, otomotif |
1) Matius 10: 29: ‘burung pipit’ adalah seekor binatang kecil, yang jauh lebih rendah dari manusia, dan juga harganya sangat murah.
Mata uang yang dalam Kitab Suci Indonesia dikatakan ‘duit’ di sini, dalam bahasa Yunani adalah ASSARION, dan bernilai sekitar 1/16 dinar, sedangkan 1 dinar adalah upah seorang buruh kasar dalam 1 hari (bdk. Mat 20:2). ASSARION bukanlah mata uang terkecil. Masih ada yang dalam bahasa Yunani disebut KODRANTES (bdk. Matius 5:26 Mark 12:42b), yang bernilai ¼ ASSARION, dan mata uang terkecil adalah LEPTA (Mark 12:42a), yang nilainya ½ KODRANTES.
2) Ada 2 pandangan yang menarik tentang ‘burung pipit’ yang dibicarakan oleh Yesus di sini.
a) Bdk. Imamat 14:4-7 - “(4) maka imam harus memerintahkan, supaya bagi orang yang akan ditahirkan itu diambil dua ekor burung yang hidup dan yang tidak haram, juga kayu aras, kain kirmizi dan hisop. (5) Imam harus memerintahkan supaya burung yang seekor disembelih di atas belanga tanah berisi air mengalir. (6) Tetapi burung yang masih hidup haruslah diambilnya bersama-sama dengan kayu aras, kain kirmizi dan hisop, lalu bersama-sama dengan burung itu semuanya harus dicelupkannya ke dalam darah burung yang sudah disembelih di atas air mengalir itu. (7) Kemudian ia harus memercik tujuh kali kepada orang yang akan ditahirkan dari kusta itu dan dengan demikian mentahirkan dia, lalu burung yang hidup itu haruslah dilepaskannya ke padang”.
Matthew Henry: “Some think that Christ here alludes to the two sparrows that were used in cleansing the leper (Lev. 14:4-6); the two birds in the margin are called sparrows; of these one was killed, and so fell to the ground, the other was let go. Now it seemed a casual thing which of the two was killed; the persons employed took which they pleased, but God’s providence designed, and determined which. Now this God, who has such an eye to the sparrows, because they are his creatures, much more will have an eye to you, who are his children. If a sparrow die not without your Father, surely a man does not, ... Note, There is enough in the doctrine of God’s providence to silence all the fears of God’s people” [=Sebagian orang beranggapan bahwa di sini Kristus menyinggung 2 burung pipit yang digunakan dalam pentahiran orang kusta (Im 14:4-6); kedua burung itu dalam catatan tepi disebut burung-burung pipit; satu dari burung-burung ini dibunuh, dan dengan demikian ‘jatuh ke tanah’, tetapi yang lain dilepaskan. Kelihatannya merupakan suatu hal yang kebetulan / sembarangan yang mana dari 2 burung itu yang dibunuh; orang-orang yang dipekerjakan mengambil yang mana yang mereka ingini, tetapi providensia Allah merencanakan, dan menentukan yang mana. ALLAH INI, YANG MEMPUNYAI PERHATIAN SEDEMIKIAN RUPA TERHADAP BURUNG-BURUNG PIPIT, KARENA MEREKA ADALAH MAKHLUK-MAKHLUK CIPTAANNYA, AKAN LEBIH LAGI MEMPERHATIKAN KAMU, YANG ADALAH ANAK-ANAKNYA. JIKA SEEKOR BURUNG PIPIT TIDAK AKAN MATI TANPA BAPAMU, PASTILAH SEORANG MANUSIA JUGA TIDAK, ... PERHATIKAN, DOKTRIN TENTANG PROVIDENSIA ALLAH CUKUP UNTUK MENDIAMKAN / MEMBUNGKAM SEMUA RASA TAKUT DARI UMAT ALLAH].
b) Dalam Matius 10: 29 ini dikatakan bahwa harga burung pipit itu 2 ekor seduit. Tetapi dalam Luk 12:6 dikatakan 5 ekor dua duit.
Mat 10:29 - “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu”.
Lukas 12:6 - “Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah”.
Apakah Matius 10:29 bertentangan dengan Luk 12:6? Tidak! Kalau satu duit dapat 2 ekor burung pipit, tetapi kalau 2 duit, bukan dapat 4 ekor, tetapi 5 ekor, karena ditambahi / diimbuhi satu. Mungkin dalam hal ini berlaku kata-kata ‘Buy four get one free’ (=Beli empat dapat satu gratis)! Ini menunjukkan betapa tidak berharganya burung pipit itu!
Yang dibicarakan Yesus adalah burung pipit yang dijadikan tambahan / imbuh itu, yang sama sekali tidak ada harganya. Tetapi burung pipit yang tidak berharga itupun tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Allah! Tidak satupun dari mereka bisa mati karena flu burung atau karena ditembak, atau karena apapun juga, kecuali Allah menghendaki demikian!
‘Streams in the Desert’, vol 2, December 11: “‘Have you ever noted the Master’s mathematics in these two sparrow texts - Matthew 10:29 and Luke 12:6? The sparrow was sold as an article of food in the Palestine markets. So cheap was the little bird that two of them were sold for the paltry pittance of a farthing. ‘Are not two sparrows sold for a farthing?’ ‘Are not five sparrows sold for two farthings?’ Naturally four of them would be sold for two farthings. But so insignificant were they in the sight of the vendor that, when a buyer came along with two farthings, the seller threw in an extra one, giving five for two, instead of four. Yet of this extra sparrow - almost worthless in the sight of the vendor, the Lord utters this wonderful word, ‘Not one of them is forgotten before God.’ ‘We have been missing a wondrous truth. The God of the universe is also the God of the tiny sparrow” (=Pernahkah kamu memperhatikan matematika dari sang Guru / Tuan dalam 2 text tentang burung pipit ini - Mat 10:29 dan Lukas 12:6? Burung pipit dijual sebagai makanan di pasar-pasar Palestina. Begitu murah burung kecil ini sehingga 2 dari mereka dijual untuk satu duit yang tak berharga. ‘Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit?’ ‘Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit?’ Sebetulnya 4 dari mereka dijual untuk 2 duit. Tetapi begitu remeh / tak berarti mereka dalam pandangan dari si penjual sehingga pada waktu seorang pembeli datang dengan 2 duit, si penjual memberikan seekor tambahan / extra, sehingga ia memberikan 5 ekor untuk 2 duit, dan bukannya 4 ekor. Tetapi tentang burung pipit extra ini - hampir-hampir tak ada harganya dalam pandangan dari si penjual, Tuhan mengucapkan kata-kata yang luar biasa / indah ini, ‘tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah’ ‘Kita telah kehilangan suatu kebenaran yang luar biasa. Allah dari alam semesta ini juga adalah Allah dari burung pipit yang kecil).
2) Ay 29b: ‘jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu’.
Kata ‘kehendak’ seharusnya tak ada!
NASB: ‘will fall to the ground apart from your Father’ (=akan jatuh ke tanah terpisah dari Bapamu).
Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:
a) ‘Jatuh ke bumi’ diartikan ‘hinggap di bumi’; dan kata ‘kehendak’ dianggap tidak ada. Jadi arti seluruhnya: burung pipit yang tidak berharga itupun, setiap hinggap di bumi disertai Tuhan! (bdk. Luk 12:6 - “tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah”.).
b) ‘Jatuh ke bumi’ artinya ‘mati’; dan kata ‘kehendak’ dimengerti secara implicit /dianggap ada secara implicit. Jadi, artinya: burung pipit yang tidak berharga itupun tidak bisa mati, kalau Allah tidak menghendakinya. Arti ini yang sesuai dengan kontext karena ay 28 berbicara soal ‘dibunuh / mati’.
3) Matius 10: 30: “Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya”.
Dari pembicaraan tentang burung pipit, Yesus beralih kepada ‘kamu’. Tetapi Ia tidak membicarakan ‘seluruh kamu’, tetapi ‘rambut kepalamu’. Penafsiran dari kata-kata ‘rambut kepalamupun terhitung semuanya’ harus sejalan dengan ay 28-29. Jadi, harus diartikan bahwa satu helai rambut kitapun tidak mungkin rontok / jatuh ke bumi di luar kehendak Tuhan!
Ini sesuai dengan ayat paralelnya dalam Lukas 21:18 - “Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang”.
KJV: ‘But there shall not an hair of your head perish’ (=Tetapi tidak akan ada satu helai rambutpun dari kepalamu yang binasa).
4) Matius 10: 29-30 ini menunjukkan bahwa hal-hal yang paling kecil dan remehpun ditetapkan dan diatur oleh Allah!
Calvin: “I readily acknowledge that, if the nature of things in itself be considered, it will be found that there is some uncertainty: but I maintain that nothing happens through a blind revolution of chance, for all is regulated by the will of God” (=Saya dengan mudah / cepat mengakui bahwa, jika keadaan dari hal-hal dipertimbangkan dalam dirinya sendiri, akan didapatkan bahwa ada ketidak-pastian tertentu: tetapi saya berpendapat bahwa tidak ada apapun terjadi melalui suatu perubahan / gerakan buta yang bersifat kebetulan, karena segala sesuatu diatur oleh kehendak Allah) - hal 465 (bdk. dengan footnotenya).
Calvin: “But anyone who has been taught by Christ’s lips that all the hairs of his head are numbered (Matt 10:30) will look farther afield for a cause, and will consider that all events are governed by God’s secret plan” [=Tetapi setiap orang yang telah diajar oleh bibir Kristus bahwa semua rambut kepalanya terhitung (Matius 10:30) akan melihat lebih jauh untuk suatu penyebab, dan akan menganggap bahwa semua kejadian diatur oleh rencana rahasia Allah] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book I, Chapter XVI, no 2.
Calvin: “... it is certain that not one drop of rain falls without God’s sure command” ( =... adalah pasti bahwa tidak satu titik hujanpun yang jatuh tanpa perintah yang pasti dari Allah) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book I, Chapter XVI, no 5.
Bdk. Yeremia 14:22 - “Adakah yang dapat menurunkan hujan di antara dewa kesia-siaan bangsa-bangsa itu? Atau dapatkah langit sendiri memberi hujan lebat? Bukankah hanya Engkau saja, ya TUHAN Allah kami, Pengharapan kami, yang membuat semuanya itu?”. Bdk. Ayub 28:25-26 37:6,10-13 Mazmur 68:10 Mazmur 147:8 Amos 4:7 9:5a,6b.
5) Kalau saudara merasa heran mengapa hal-hal yang kecil / remeh itu juga ditetapkan dan diatur oleh Allah, seakan-akan Allah itu kekurangan kerjaan (bahasa Jawa: kengangguren), maka ingatlah bahwa:
a) Kedaulatan yang mutlak dari Allah tidak memungkinkan adanya hal yang bagaimanapun kecil dan remehnya ada di luar Rencana Allah dan Providence of God.
b) Semua hal-hal di dunia / alam semesta ini berhubungan satu dengan yang lain, sehingga hal kecil / remeh bisa menimbulkan hal yang besar!
R. C. Sproul: “For want of a nail the shoe was lost; for want of the shoe the horse was lost; for want of the horse the rider was lost; for want of the rider the battle was lost; for want of the battle the war was lost” [=Karena kekurangan sebuah paku maka sebuah sepatu (kuda) hilang; karena kekurangan sebuah sepatu (kuda) maka seekor kuda hilang; karena kekurangan seekor kuda maka seorang penunggang kuda hilang; karena kekurangan seorang penunggang kuda maka sebuah pertempuran hilang (kalah); karena kekurangan sebuah pertempuran maka peperangan hilang (kalah)] - ‘Chosen By God’, hal 155.
Jadi, melalui illustrasi ini terlihat dengan jelas bahwa sebuah paku, yang merupakan hal yang remeh / kecil, ternyata bisa menimbulkan kekalahan dalam peperangan, yang jelas merupakan hal yang sangat besar! Karena itu jangan heran kalau hal-hal yang kecil / remeh juga ditetapkan / direncanakan oleh Allah.
Baca Juga: 7 Prinsip Kedaulatan Allah
6) Matius 10: 29-31: Penekanan dari seluruh text ini adalah: Kalau burung pipit maupun rambut, yang keduanya begitu remeh, tidak mungkin jatuh ke bumi (mati / rontok) di luar kehendak Tuhan, apalagi kita sebagai manusia, lebih-lebih lagi kalau kita adalah anak-anak Allah. Kita tidak bisa mati dan tidak ada yang bisa membunuh kita, kecuali Tuhan menghendaki / mengijinkan.
Matthew Henry: “If God numbers their hairs, much more does he number their heads, and take care of their lives, their comforts, their souls. It intimates, that God takes more care of them, than they do of themselves. They who are solicitous to number their money, and goods, and cattle, yet were never careful to number their hairs, which fall and are lost, and they never miss them: but God numbers the hairs of his people, and not a hair of their head shall perish (Lu. 21:18); not the least hurt shall be done them, but upon a valuable consideration: so precious to God are his saints, and their lives and deaths!” [=JIKA ALLAH MENGHITUNG RAMBUT MEREKA, IA PASTI LEBIH LAGI MENGHITUNG KEPALA MEREKA, dan memelihara nyawa mereka, penghiburan / pertolongan / ketenteraman mereka, jiwa mereka. INI MENGISYARATKAN BAHWA ALLAH LEBIH MEMPERHATIKAN / MEMELIHARA MEREKA, DARI PADA MEREKA MEMPERHATIKAN / MEMELIHARA DIRI MEREKA SENDIRI. Mereka mempunyai perhatian untuk menghitung uang, harta benda, dan ternak mereka, tetapi tidak pernah mempunyai perhatian untuk menghitung rambut mereka, yang jatuh / rontok dan hilang, dan mereka tak pernah merasa kehilangan rambut tersebut: tetapi Allah menghitung rambut dari umatNya, dan tidak selembar rambutpun dari kepala mereka akan binasa (Luk 21:18); dan tak ada rasa sakit / luka / kerugian yang paling kecil yang akan terjadi pada diri mereka, kecuali karena pertimbangan yang berharga: begitu berharga bagi Allah orang-orang kudusNya, dan nyawa dan kematian mereka!].
Lukas 21:18 - “Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang”.
KJV: ‘But there shall not an hair of your head perish’ (=Tetapi tidak akan ada satu helai rambutpun dari kepalamu yang binasa.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America