ORANG ISRAEL DITINDAS DI MESIR: KELUARAN 1:1-10

Pdt.Budi Asali, M.Div. 
ORANG ISRAEL DITINDAS DI MESIR: KELUARAN 1:1-10
ORANG ISRAEL DITINDAS DI MESIR: KELUARAN 1:1-10. Keluaran 1:1-10 - “(1) Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing: (2) Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda; (3) Isakhar, Zebulon dan Benyamin; (4) Dan serta Naftali, Gad dan Asyer. (5) Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir. (6) Kemudian matilah Yusuf, serta semua saudara-saudaranya dan semua orang yang seangkatan dengan dia. (7) Orang-orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi mereka. (8) Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf. (9) Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: ‘Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita. (10) Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan - jika terjadi peperangan - jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini.’”.

Keluaran 1: 1: “Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing:”.

Keturunan Yakub pindah ke Mesir. Ini disebabkan karena adanya kelaparan, tetapi juga karena Firman Tuhan menyuruh mereka pindah.

Kejadian 46:3-4 - “(3) Lalu firmanNya: ‘Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana. (4) Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; dan tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti.’”.

Bandingkan dengan Abraham dalam Kejadian 12:1-3, yang juga meninggalkan Ur Kasdim karena adanya Firman Tuhan yang menyuruhnya.

Kejadian 12:1-3 - “(1) Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: ‘Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; (2) Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. (3) Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.’”.

Penerapan: jangan pindah sembarangan sebelum menggumulkan dan yakin bahwa kepindahan saudara adalah kehendak Allah.

Keluaran 1: 2-4: “(2) Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda; (3) Isakhar, Zebulon dan Benyamin; (4) Dan serta Naftali, Gad dan Asyer”.

Mengapa urut-urutan ke 12 anak Yakub berbeda dengan yang diceritakan dalam kitab Kejadian (Kej 29:31-30:24 Kej 35:16-20)? Apakah ini suatu kontradiksi?

Penjelasan / pengharmonisan:

Urut-urutan anak-anak Yakub dalam Kej 29:31-30:24 dan Kej 35:16-20 adalah sebagai berikut:

Lea Bilha Zilpa Rahel

1. Ruben

2. Simeon

3. Lewi

4. Yehuda

5. Dan

6. Naftali

7. Gad

8. Asyer

9. Isakhar

10. Zebulon

11. Dina

12. Yusuf

13. Benyamin

Urut-urutan anak Yakub dalam kitab Kejadian didasarkan pada urut-urutan kelahiran mereka / khronologis.

Sedangkan dalam Kel 1:2-4, urut-urutannya bukan secara khronologis, tetapi:

1) Mula-mula disebutkan anak istri I (Lea), yaitu:

a) Ruben.

b) Simeon.

c) Lewi.

d) Yehuda.

e) Isakhar.

f) Zebulon.

Catatan: Dina tidak disebut karena ia perempuan. Ingat bahwa pada jaman itu di sana, perempuan sangat direndahkan / tak dihargai.

2) Lalu disebutkan anak istri ke II (Rahel), yaitu Benyamin.

Mengapa Yusuf tidak disebutkan? Ingat bahwa ay 1 mengatakan: “Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing:”.

Jadi, Yusuf tidak disebutkan, karena ia sudah ada di Mesir.

3) Lalu disebutkan anak dari gundik I (Bilha), yaitu:

a) Dan.

b) Naftali.

4) Lalu disebutkan anak dari gundik ke II (Zilpa), yaitu:

a) Gad.

b) Asyer.

Jadi urut-urutan penyebutan anak-anak Yakub dalam Keluaran 1:1-4 ini, sekalipun berbeda dengan yang ada dalam kitab Kejadian, tetapi tidak ngawur / sembarangan dan mempunyai polanya sendiri.

Keluaran 1: 5: “Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir”.

1) Berapa jumlah yang sebenarnya dari bangsa Israel pada saat itu?

Di sini disebut 70 orang. Ini sama dengan dalam Kej 46:27 dan Ul 10:22.

Kej 46:26-27 - “(26) Semua orang yang tiba di Mesir bersama-sama dengan Yakub, yakni anak-anak kandungnya, dengan tidak terhitung isteri anak-anaknya, seluruhnya berjumlah enam puluh enam jiwa. (27) Anak-anak Yusuf yang lahir baginya di Mesir ada dua orang. Jadi keluarga Yakub yang tiba di Mesir, seluruhnya berjumlah tujuh puluh jiwa”.

Catatan: kalau Yusuf, istri dan kedua anaknya tidak dihitung, karena mereka sudah ada di Mesir, maka didapatkan jumlah 66 jiwa (Kej 46:26). Atau mungkin bilangan 66 didapat tanpa menghitung Yakub, Yusuf, dan kedua anaknya. Kalau mereka semua dihitung maka seluruhnya menjadi 70 jiwa (Kej 46:27).

Ul 10:22 - “Dengan tujuh puluh orang nenek moyangmu pergi ke Mesir, tetapi sekarang ini TUHAN, Allahmu, telah membuat engkau banyak seperti bintang-bintang di langit.’”.

Tetapi Kis 7:14 menyebutkan 75 orang.

Kis 7:14 - “Kemudian Yusuf menyuruh menjemput Yakub, ayahnya, dan semua sanak saudaranya, tujuh puluh lima jiwa banyaknya”.

Kej 46:27 Kel 1:5 Ul 10:22 versi LXX / Septuaginta (Perjanjian Lama yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani) juga menyebutkan 75 orang.

Lagi-lagi, apakah ini merupakan kontradiksi?

Penjelasan / pengharmonisan:

Ada beberapa cara pengharmonisan:

a) Yusuf mengundang 75 orang, tetapi yang datang hanya 70 orang, karena tanpa sepengetahuan Yusuf, 3 istri Yakub dan 2 anak laki-laki Yehuda sudah mati.

Yusuf dijual dalam Kej 37. Jadi, kematian Rahel yang terjadi dalam Kej 35:19 diketahui oleh Yusuf. Tetapi kematian Lea (bdk. Kej 49:32), Bilha dan Zilpa tidak diketahui oleh Yusuf. Juga kematian 2 anak laki-laki Yehuda dalam Kej 38 tak diketahui oleh Yusuf.

Catatan: kematian Bilha dan Zilpa tidak diceritakan, hanya diasumsikan saja, karena mereka tak pernah disebut-sebut lagi.

b) Bilangan 75 itu diambil dari LXX / Septuaginta, yang mencakup keturunan dari Manasye dan Efraim, yang memang berjumlah 5 orang.

1. Kej 46:20 dalam LXX / Septuaginta menambahkan keturunan Manasye dan Efraim sebagai berikut: “These were the sons of Manasseh whom his Syrian concubine bore unto him: Machir; and Machir begat Galaad. The sons of Ephraim, Manasseh’s brother, were Sutalaam and Taam; and the sons of Sutalaam, Edem” (= Ini adalah anak-anak dari Manasye yang dilahirkan gundik Syrianya untuknya: Machir; dan Machir memperanakkan Galaad. Anak-anak Efraim, saudara Manasye, adalah Sutalaam dan Taam; dan anak-anak Sutalaam adalah Edem) - Adam Clarke.

Rupanya ini diambil dari silsilah dalam 1Taw 7:14-dst.

2. Kej 46:27 dalam LXX / Septuaginta berbunyi: “The sons of Joseph, who were with him in Egypt, were nine souls; all the souls of the house of Jacob which came with Jacob into Egypt, were seventy-five souls” (= Anak-anak / keturunan Yusuf, yang ada di Mesir bersama dia, adalah 9 jiwa; semua jiwa dari keluarga Yakub yang tiba di Mesir bersama Yakub adalah 75 jiwa).

Bilangan 9 didapat oleh LXX / Septuaginta dengan memasukkan keturunan Manasye dan Efraim.

Adam Clarke: “These add five persons to the list, and make out the number given by Stephen, Acts 7:14, which it seems he had taken from the text of the Septuagint” (= Ini menambahkan 5 orang pada daftar, dan menyesuaikan dengan bilangan yang diberikan oleh Stefanus, Kis 7:14, yang kelihatannya ia ambil dari text Septuaginta).

Jamieson, Fausset & Brown: “the words ‘which came into Egypt’ must not be pressed too closely. They are to be taken in a wide and general sense, as including not only all who were living previous to the departure from Canaan, but some also who were not born until after the actual settlement in Goshen - as, in fact, extending throughout the whole duration of Jacob’s life in Egypt” [= kata-kata ‘yang datang ke Mesir’ (ay 1) tidak boleh ditekankan terlalu ketat. Kata-kata itu harus diambil dalam arti yang lebar dan umum, sebagai mencakup bukan hanya semua yang hidup sebelum kepergian dari Kanaan, tetapi juga sebagian / beberapa yang dilahirkan setelah mereka betul-betul tinggal di Gosyen - karena, dalam faktanya, meluas sampai ke seluruh masa kehidupan Yakub di Gosyen].

c) Jamieson, Fausset & Brown memberikan cara pengharmonisan yang lain lagi sebagai berikut:

Kej 46:26-27 - “(26) Semua orang yang tiba di Mesir bersama-sama dengan Yakub, yakni anak-anak kandungnya, dengan tidak terhitung isteri anak-anaknya, seluruhnya berjumlah enam puluh enam jiwa. (27) Anak-anak Yusuf yang lahir baginya di Mesir ada dua orang. Jadi keluarga Yakub yang tiba di Mesir, seluruhnya berjumlah tujuh puluh jiwa”.

Bilangan 66 dalam Kej 46:26 tidak mencakup:

1. Yakub sendiri (karena adanya kata-kata ‘yang tiba di Mesir bersama-sama dengan Yakub’).

2. Istri-istri Yakub, karena sudah mati.

3. Istri-istri dari anak-anak Yakub (karena adanya kata-kata ‘dengan tidak terhitung isteri anak-anaknya’).

4. Yusuf, dan kedua anaknya (karena mereka sudah ada di Mesir).

Bilangan 70 dalam Kej 46:27 mencakup Yakub sendiri, Yusuf dan kedua anaknya.

Sedangkan bilangan 75 dalam Kis 7:14 didapat dari bilangan 66 ditambah dengan 9, yaitu jumlah istri-istri yang masih hidup / ada dari anak-anak Yakub. Semua istri Yakub dianggap sudah mati, Rahel dalam Kej 35:19, Lea (bdk. Kej 49:31), dan Bilha dan Zilpa dianggap mati karena mereka sama sekali tidak disebutkan. Lalu istri Yehuda juga mati (Kej 38:12), dan istri Simeon disimpulkan juga sudah tidak ada (dengan membandingkan Kej 46:10 dan Kej 28:1).

Kej 46:10 - “Anak-anak Simeon ialah Yemuel, Yamin, Ohad, Yakhin dan Zohar serta Saul, anak seorang perempuan Kanaan”.

Kej 28:1 - “Kemudian Ishak memanggil Yakub, lalu memberkati dia serta memesankan kepadanya, katanya: ‘Janganlah mengambil isteri dari perempuan Kanaan”.

Jadi, dari 11 anak laki-laki Yakub, hanya ada 9 istri. Dan kalau bilangan 9 ini ditambahkan pada bilangan 66 dalam Kej 46:26, maka didapatkan bilangan 75.

Catatan: Saya merasa bagian terakhir dari pandangan Jamieson, Fausset & Brown ini agak aneh. Karena kalau dari Kej 28:1 dan Kej 46:10, dikatakan bahwa Simeon sudah kehilangan / menceraikan istrinya, menurut saya itu terlalu dipaksakan.

d) Bilangan 66 dianggap mencakup Yakubnya, tetapi tidak mencakup Yusuf dan keluarganya. Lalu kalau bilangan 66 ini ditambah dengan 10 istri dari anak-anak Yakub (istri Yehuda sudah mati), maka jumlahnya menjadi 76. Kalau Yakubnya tidak dihitung, maka didapat 75.

Kita tidak bisa tahu dengan pasti yang mana yang benar. Tetapi yang penting adalah bahwa ‘pertentangan / kontradiksi’ ini memungkinkan untuk diharmoniskan. Kalau saya harus memilih, saya memilih pandangan b).

2) Untuk apa diberitahu / dituliskan jumlah mereka pada saat itu?

Supaya pada waktu mereka menjadi bangsa yang besar mereka ingat bahwa mula-mula mereka begitu sedikit / tidak berarti.

Penerapan: kalau seseorang menanjak dalam kedudukan, kekayaan, kepandaian dan bahkan kerohanian, adalah baik baginya untuk mengingat keadaannya dahulu, supaya mereka tidak menjadi sombong.

Bdk. 1Kor 1:26-31 - “(26) Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. (27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, (28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, (29) supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. (30) Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. (31) Karena itu seperti ada tertulis: ‘Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.’”.

Keluaran 1: 6: “Kemudian matilah Yusuf, serta semua saudara-saudaranya dan semua orang yang seangkatan dengan dia”.

Yusuf dan generasinya sudah mati. Yusuf mati lebih dulu dari saudara-saudaranya.

Bdk. Kej 50:24 - “Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: ‘Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikanNya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub.’”.

Ini menunjukkan bahwa orang saleh tak selalu berumur lebih panjang dari yang tidak saleh. Yusuf jelas adalah yang paling saleh, tetapi ia justru mati lebih dulu dari pada kakak-kakaknya.

Keluaran 1: 7: “Orang-orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi mereka”.

Ayat ini menunjukkan bahwa bangsa Israel berkembang biak dengan pesat. Ini merupakan penggenapan nubuat:

1) Kepada Abraham.

Kej 13:16 - “Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmupun akan dapat dihitung juga”.

Kej 15:5 - “Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: ‘Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.’ Maka firmanNya kepadanya: ‘Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.’”.

Kej 22:17 - “maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya”.

2) Kepada Ishak.

Kej 26:3-4 - “(3) Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu. (4) Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat”.

3) Kepada Yakub.

Kejadian 46:3 - “Lalu firmanNya: ‘Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana”.

Ada 2 hal yang harus diperhatikan:

a) Kata-kata ‘tak terbilang jumlahnya’ (Keluaran 1: 7) dan kata-kata ‘seperti debu tanah / pasir di laut / bintang di langit’ dalam nubuat-nubuat kepada Abraham, Ishak dan Yakub, merupakan gaya bahasa hyperbole, gaya bahasa yang melebih-lebihkan, dan karena itu tidak boleh diartikan secara hurufiah.

b) Sekalipun sekarang terlihat bahwa nubuat itu menjadi kenyataan, tetapi tidak demikian pada jaman Abraham, Ishak, dan Yakub.

Pada jaman Abraham, ia hanya mempunyai anak Ishak (Ismael tidak dihitung, karena bukan anak perjanjian), itupun setelah Abraham menunggu 25 tahun karena kemandulan Sara! Pada jaman Ishak, ia mempunyai hanya 2 anak (Yakub dan Esau), itupun setelah menunggu 20 tahun, karena kemandulan Ribka (bdk. Kej 25:20,21,26). Pada jaman Yakub, ia memang mempunyai banyak anak, tetapi itu masih jauh dari penggenapan janji Tuhan, bahwa keturunannya akan menjadi bangsa yang besar, banyaknya seperti debu tanah / pasir di laut ataupun bintang di langit.

Jadi, pada masa mereka hidup, seakan-akan janji Tuhan tidak digenapi.

Bdk. Ibrani 11:39 - “Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik”.

Kata-kata yang saya garis-bawahi itu tidak berarti bahwa Allah tidak menggenapi janjiNya, tetapi bahwa orang-orang itu mati tanpa bisa melihat penggenapan janji Tuhan dalam hidup mereka di dunia ini.

Tetapi sekarang, setelah mereka semua mati, janji Tuhan itu mulai menjadi kenyataan. Ini mengajar kita untuk tekun menantikan janji Tuhan! Jangan goncang dalam iman saudara, pada waktu menantikan janji Tuhan, tak peduli fakta kelihatannya bertentangan dengan janji Tuhan tersebut!

Matthew Henry mengatakan bahwa sejak panggilan Allah kepada Abraham sampai keluarnya mereka dari Mesir ada 430 tahun.

Keluaran 12:40 - “Lamanya orang Israel diam di Mesir adalah empat ratus tiga puluh tahun”.

Catatan: ini dianggap oleh Matthew Henry mencakup sampai jaman Abraham. Nanti dalam pembahasan tentang Kel 12:40 kita melihat kesukaran dari ayat ini.

Dalam 215 tahun pertama jumlah mereka hanya meningkat sampai 70 jiwa, tetapi dalam 215 tahun yang kedua, mereka (tak termasuk wanita dan anak-anak) meningkat menjadi 600.000 pasukan (Kel 12:37), sehingga jumlah total mungkin sekitar 2-3 juta jiwa. Ini menunjukkan bahwa pekerjaan Allah sering kelihatannya mula-mula bertentangan dengan janjiNya, untuk menguji iman kita, tetapi biarpun lambat janji Tuhan itu pasti menjadi kenyataan.

Bdk. Hab 2:3 - “Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh”.

Keluaran 1: 8-10: “(8) Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf. (9) Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: ‘Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita. (10) Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan - jika terjadi peperangan - jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini.’”.

1) ‘Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf’ (Keluaran 1: 8).

a) ‘Raja baru’ ini mungkin menunjuk pada suatu dinasti yang baru.

b) Kata-kata ‘yang tidak mengenal Yusuf’ ditambahkan untuk menunjukkan mengapa raja baru ini bisa bersikap buruk kepada bangsa Israel. Seandainya ia mengenal Yusuf, ia akan tahu jasa Yusuf kepada bangsa Mesir, dan mungkin ia tidak akan bertindak / bersikap buruk kepada bangsa Israel.

2) ‘Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita’(Keluaran 1: 9).

Mungkin Firaun sengaja melebih-lebihkan untuk membenarkan tindakannya. Kita sering berusaha membenarkan diri sendiri secara tidak fair.

Contoh:

a) Orang yang berbuat dosa, lalu membenarkan diri dengan berkata bahwa Tuhan memang merencanakan / menentukan supaya ia berbuat dosa.

b) Orang mencuri dalam pekerjaan, dengan alasan bossnya pelit, dan hanya mengexploitasi dirinya.


c) Seorang murid / mahasiswa menyontek, dengan alasan guru / dosennya gila, terlalu banyak memberikan bahan ujian dsb.

Tindakan membenarkan diri ini banyak kali muncul dalam Kitab Suci, bahkan sejak jaman Adam, dan tidak pernah ada gunanya. Perhatikan contoh-contoh di bawah ini: 
Kej 3:12-13 - “(12) Manusia itu menjawab: ‘Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.’ (13) Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: ‘Apakah yang telah kauperbuat ini?’ Jawab perempuan itu: ‘Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.’”. 

Kel 32:21-24 - “(21) Lalu berkatalah Musa kepada Harun: ‘Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu, sehingga engkau mendatangkan dosa yang sebesar itu kepada mereka?’ (22) Tetapi jawab Harun: ‘Janganlah bangkit amarah tuanku; engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata. (23) Mereka berkata kepadaku: Buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir - kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia. (24) Lalu aku berkata kepada mereka: Siapa yang empunya emas haruslah menanggalkannya. Mereka memberikannya kepadaku dan aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini.’”. 

1Sam 13:5-14 - “(5) Adapun orang Filistin telah berkumpul untuk berperang melawan orang Israel. Dengan tiga ribu kereta, enam ribu orang pasukan berkuda dan pasukan berjalan kaki sebanyak pasir di tepi laut mereka bergerak maju dan berkemah di Mikhmas, di sebelah timur Bet-Awen. (6) Ketika dilihat orang-orang Israel, bahwa mereka terjepit - sebab rakyat memang terdesak - maka larilah rakyat bersembunyi di gua, keluk batu, bukit batu, liang batu dan perigi; (7) malah ada orang Ibrani yang menyeberangi arungan sungai Yordan menuju tanah Gad dan Gilead, sedang Saul masih di Gilgal dan seluruh rakyat mengikutinya dengan gemetar. (8) Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia. (9) Sebab itu Saul berkata: ‘Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu.’ Lalu ia mempersembahkan korban bakaran. (10) Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya. (11) Tetapi kata Samuel: ‘Apa yang telah kauperbuat?’ Jawab Saul: ‘Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas, (12) maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran.’ (13) Kata Samuel kepada Saul: ‘Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkanNya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya. (14) Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hatiNya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umatNya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu.’”. 

1Sam 15:3,13-15 - “(3) Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai.’ … (13) Ketika Samuel sampai kepada Saul, berkatalah Saul kepadanya: ‘Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN; aku telah melaksanakan firman TUHAN.’ (14) Tetapi kata Samuel: ‘Kalau begitu apakah bunyi kambing domba, yang sampai ke telingaku, dan bunyi lembu-lembu yang kudengar itu?’ (15) Jawab Saul: ‘Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab rakyat menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksud untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu; tetapi selebihnya telah kami tumpas.’”. 

Mat 25:24-25 - “(24) Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. (25) Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!”. 

Luk 14:15,17-20,24 - “(15) Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: ‘Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah.’ … (17) Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. (18) Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. (19) Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. (20) Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. … (24) Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuanKu.’”. 

3) Firaun tidak ingin orang Israel pergi (bdk. Keluaran 1: 10b: ‘lalu pergi dari negeri ini’).

Mengapa? Karena keberadaan mereka di Mesir bisa memberikan keuntungan kepadanya / bangsa Mesir. Orang yang egois hanya memikirkan kepentingan / keuntungan diri sendiri, dan ia bahkan tidak segan-segan untuk memanfaatkan, bahkan menindas, orang-orang lain bagi kepentingan / keuntungan dirinya sendiri.

Bandingkan dengan:

a) 1Kor 13:4,5 - “(4) Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. (5) Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain”.

b) Fil 2:1-4 - “(1) Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, (2) karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, (3) dengan tidak mencari kepentingan sendiriatau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; (4) danjanganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga”.

Kalau text ini dibaca terus (Filipi 2:5-dst), maka akan terlihat bahwa Paulus lalu memberikan Yesus sebagai teladan, karena Ia bukan saja tidak mencari kepentingan / keuntungan bagi diriNya sendiri, tetapi Ia rela mengorbankan diriNya bagi kepentingan / keuntungan orang-orang lain.

Penerapan: 
apakah saudara adalah orang yang sering memanfaatkan orang lain bagi kepentingan / keuntungan diri saudara sendiri? 
kalau saudara adalah seorang majelis gereja / pengurus persekutuan, pikirkan apakah dalam rapat, kalau saudara mengusulkan sesuatu, apakah usul itu saudara berikan demi kepentingan / keuntungan diri saudara sendiri, atau demi kepentingan / keuntungan seluruh gereja! Kalau ada 2 pilihan yang diajukan dalam rapat, dan lalu diadalah voting (= pemungutan suara). Pilihan pertama menguntungkan diri saudara sendiri, pilihan kedua menguntungkan banyak orang / jemaat yang lain (gereja secara umum). Kira-kira pada waktu votingsaudara memilih yang mana? 

4) ‘Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka’ (Keluaran 1: 10).

NASB/KJV: ‘wisely’ (= dengan bijaksana).

NIV/RSV: ‘shrewdly’ (= dengan cerdik / licin).

a) Ini jelas menunjuk pada kebijaksanaan / kecerdikan dunia.

Orang kristen tidak boleh menggunakan kecerdikan / kebijaksanaan dunia seperti ini, karena Mat 10:16 berkata: ‘hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati’. Sekalipun kita diperintahkan untuk ‘cerdik seperti ular’, tetapi ada tambahan bahwa kita harus ‘tulus [NIV/NASB: ‘innocent’ (= tak berdosa)] seperti merpati’. Karena itu, jelas bahwa dalam diri orang kristen tidak boleh ada kecerdikan / kebijaksanaan dunia yang bertentangan dengan Kitab Suci.

Penerapan: Seringkah saudara melakukan ‘kebijaksanaan’ yang bersifat dosa? Baik dalam dagang, dalam menghadapi aparat pemerintah, dalam gereja, dsb? Yang paling menyedihkan adalah bahwa dalam gerejapun sering digunakan ‘kebijaksanaan’ (atau ‘kebijaksinian’) seperti ini, khususnya kalau sudah ada perpecahan / keretakan sehingga timbul 2 golongan atau lebih.

b) Kalau ia betul-betul bijaksana, ia akan mempelajari mengapa Israel lebih diberkati dari Mesir, lalu meniru hal-hal yang menyebabkan Israel diberkati, atau membuang hal-hal yang menyebabkan Mesir kurang diberkati!

Ini perlu saudara camkan khususnya kalau saudara melihat orang lain lebih diberkati Tuhan dari pada saudara, atau gereja lain lebih diberkati dari pada gereja saudara, atau bangsa lain lebih diberkati dari pada bangsa saudara.

Dan kalau saudara adalah seorang hamba Tuhan, ini juga harus saudara camkan kalau melihat hamba Tuhan yang lain yang lebih diberkati Tuhan dari pada diri saudara sendiri. Jangan menjadi iri hati, lalu membenci / memusuhi / menganiaya / menindas mereka, tetapi pelajari dan tirulah rahasia kesuksesan mereka! Memang kadang-kadang kita tidak bisa meniru, karena memang tidak mempunyai kemampuan / bakat / karunia untuk itu. Dalam hal ini kita tetap tidak boleh iri hati, dan percaya bahwa sebagai manusia yang unik, kita mempunyai kegunaan tersendiri bagi Tuhan dan sesama kita.

5) Ini kelihatannya merupakan titik dimana nasib bangsa Israel berbalik, dari baik menjadi buruk.

Kelihatannya ini terjadi karena kematian Yusuf, perkembangan bangsa Israel, dan khususnya karena adanya raja baru yang tidak mengenal Yusuf tersebut.

Matthew Henry: “The land of Egypt here, at length, becomes to Israel a house of bondage, though hitherto it had been a happy shelter and settlement for them. Note, The place of our satisfaction may soon become the place of our affliction, and that may prove the greatest cross to us of which we said, This same shall comfort us. Those may prove our sworn enemies whose parents were our faithful friends; nay, the same persons that loved us may possibly turn to hate us: therefore cease from man, and say not concerning any place on this side heaven, This is my rest for ever” (= Tanah Mesir di sini, akhirnya menjadi bagi Israel rumah perbudakan, sekalipun sampai saat ini itu merupakan perlindungan dan kediaman yang menyenangkan bagi mereka. Perhatikan, tempat pemuasan kita bisa segera menjadi tempat penderitaan kita, dan hal tentang mana kita katakan bahwa itu akan terus menyenangkan / menghibur kita bisa menjadi salib yang terbesar bagi kita. Orang tua yang adalah teman kita yang setia, bisa mempunyai anak-anak yang menjadi musuh besar kita; bahkan orang-orang yang mengasihi kita itu sendiri bisa berbalik membenci kita: karena itu berhentilah dari manusia, dan janganlah berkata tentang tempat manapun di dunia ini, ‘Ini adalah istirahatku selama-lamanya’).

Intinya: jangan mengandalkan manusia atau tempat atau apapun juga. Semua bisa berubah. Andalkanlah Allah / Yesus saja, yang tidak bisa berubah.
-o0o
Next Post Previous Post