TINDAKAN YESUS: BUAT MUJIZAT 5 ROTI 2 IKAN DAN ISTIRAHAT (LUKAS 9:10-17)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
TINDAKAN YESUS: BUAT MUJIZAT 5 ROTI 2 IKAN DAN ISTIRAHAT (LUKAS 9:10-17)TINDAKAN YESUS: BUAT MUJIZAT 5 ROTI 2 IKAN DAN ISTIRAHAT (LUKAS 9:10-17). Lukas 9:10-17 - “(10) Sekembalinya rasul-rasul itu menceriterakan kepada Yesus apa yang telah mereka kerjakan. Lalu Yesus membawa mereka dan menyingkir ke sebuah kota yang bernama Betsaida, sehingga hanya mereka saja bersama Dia. (11) Akan tetapi orang banyak mengetahuinya, lalu mengikuti Dia. Ia menerima mereka dan berkata-kata kepada mereka tentang Kerajaan Allah dan Ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan. (12) Pada waktu hari mulai malam datanglah kedua belas muridNya kepadaNya dan berkata: ‘Suruhlah orang banyak itu pergi, supaya mereka pergi ke desa-desa dan kampung-kampung sekitar ini untuk mencari tempat penginapan dan makanan, karena di sini kita berada di tempat yang sunyi.’ (13) Tetapi Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu harus memberi mereka makan!’ Mereka menjawab: ‘Yang ada pada kami tidak lebih dari pada lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini.’ (14) Sebab di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki. Lalu Ia berkata kepada murid-muridNya: ‘Suruhlah mereka duduk berkelompok-kelompok, kira-kira lima puluh orang sekelompok.’ (15) Murid-murid melakukannya dan menyuruh semua orang banyak itu duduk. (16) Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-muridNya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak. (17) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul.”.

I) Satu-satunya mujizat dalam keempat Injil.

Ini adalah satu-satunya mujizat yang dilakukan oleh Yesus yang diceritakan dalam keempat Injil! Apa yang bisa didapatkan dari hal ini?

Pulpit Commentary: “The main lines of this story are the same in each of the four accounts which we possess of this miracle; but each of the four evangelists supplies some little detail wanting in the others. It is clear that there were no original written tradition from which they all copied.” [= Thema utama dari cerita ini sama dalam setiap dari empat cerita / laporan yang kita miliki tentang mujizat ini; tetapi masing-masing dari empat penginjil itu menyuplai beberapa detail kecil yang tidak ada dalam injil yang lain. Adalah jelas bahwa tidak ada tradisi tertulis orisinil dari mana mereka semua menyalin.] - hal 234.

Catatan: teori liberal yang banyak berkembang adalah bahwa karena adanya banyak persamaan, khususnya antara Matius, Markus dan Lukas, dan karena Markus dianggap sebagai Injil yang ada paling dulu, maka dianggap bahwa Matius dan Lukas menyalin dari Markus, atau bahwa ketiga kitab Injil itu mempunyai satu sumber yang sama, yang sering disebut dengan istilah Q (dari kata bahasa Jerman ‘Quelle’, yang artinya ‘sumber’).

Sekarang mari kita perhatikan keempat cerita dalam keempat Injil, dan perhatikan khususnya hal-hal khusus yang hanya diceritakan oleh setiap Injil (dalam text-text di bawah ini hal-hal tersebut saya garis-bawahi dan cetak dengan huruf besar).

Matius 14:15-21 - “(15) Menjelang malam, murid-muridNya datang kepadaNya dan berkata: ‘Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa.’ (16) Tetapi Yesus berkata kepada mereka: ‘TIDAK PERLU MEREKA PERGI, kamu harus memberi mereka makan.’ (17) Jawab mereka: ‘Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan.’ (18) Yesus berkata: ‘Bawalah ke mari kepadaKu.’ (19) Lalu disuruhNya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambilNya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-muridNya,lalu murid-muridNya membagi-bagikannya kepada orang banyak. (20) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh. (21) Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, TIDAK TERMASUK PEREMPUAN DAN ANAK-ANAK.”.

Markus 6:35-44 - “(35) Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-muridNya kepadaNya dan berkata: ‘Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. (36) Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini.’ (37) Tetapi jawabNya: ‘Kamu harus memberi mereka makan!’ Kata mereka kepadaNya: ‘Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?’ (38) Tetapi Ia berkata kepada mereka: ‘Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!’ Sesudah memeriksanya mereka berkata: ‘Lima roti dan dua ikan.’ (39) Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput HIJAU. (40) Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ADA YANG SERATUS, ada yang lima puluh orang. (41) Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-muridNya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikanNya kepada semua mereka. (42) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. (43) Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, SELAIN DARI PADA SISA-SISA IKAN. (44) Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.”.

Lukas 9:12-17 - “(12) Pada waktu hari mulai malam datanglah KEDUA BELAS muridNya kepadaNya dan berkata: ‘Suruhlah orang banyak itu pergi, supaya mereka pergi ke desa-desa dan kampung-kampungsekitar ini untuk mencari tempat penginapan dan makanan, karena di sini kita berada di tempat yang sunyi.’ (13) Tetapi Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu harus memberi mereka makan!’ Mereka menjawab: ‘Yang ada pada kami tidak lebih dari pada lima roti dan dua ikan, KECUALI KALAU KAMI PERGI MEMBELI MAKANAN UNTUK SEMUA ORANG BANYAK INI.’ (14) Sebab di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki. Lalu Ia berkata kepada murid-muridNya: ‘Suruhlah mereka duduk berkelompok-kelompok, kira-kira lima puluh orang sekelompok.’ (15) MURID-MURID MELAKUKANNYA DAN MENYURUH SEMUA ORANG BANYAK ITU DUDUK. (16) Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-muridNya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak. (17) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul.”.

Yoh 6:5-15 - “(5) KETIKA YESUS MEMANDANG SEKELILINGNYA DAN MELIHAT, BAHWA ORANG BANYAK BERBONDONG-BONDONG DATANG KEPADANYA, BERKATALAH IA KEPADA FILIPUS: ‘DI MANAKAH KITA AKAN MEMBELI ROTI, SUPAYA MEREKA INI DAPAT MAKAN?’ (6) HAL ITU DIKATAKANNYA UNTUK MENCOBAI DIA, SEBAB IA SENDIRI TAHU, APA YANG HENDAK DILAKUKANNYA. (7) Jawab FILIPUS kepadaNya: ‘Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, SEKALIPUN MASING-MASING MENDAPAT SEPOTONG KECIL SAJA.’ (8) Seorang dari murid-muridNya, yaitu ANDREAS, SAUDARA SIMON PETRUS, berkata kepadaNya: (9) ‘DI SINI ADA SEORANG ANAK, yang mempunyai lima roti JELAI dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?’ (10) Kata Yesus: ‘Suruhlah orang-orang itu duduk.’ Adapun di tempat itu BANYAK rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. (11) Lalu Yesus mengambil roti itu, MENGUCAP SYUKUR dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuatNya dengan ikan-ikan itu, SEBANYAK YANG MEREKA KEHENDAKI. (12) DAN SETELAH MEREKA KENYANG IA BERKATA KEPADA MURID-MURIDNYA:‘KUMPULKANLAH POTONGAN-POTONGAN YANG LEBIH SUPAYA TIDAK ADA YANG TERBUANG.’ (13) Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti JELAI yang lebih setelah orang makan. (14) KETIKA ORANG-ORANG ITU MELIHAT MUJIZAT YANG TELAH DIADAKANNYA, MEREKA BERKATA: ‘DIA INI ADALAH BENAR-BENAR NABI YANG AKAN DATANG KE DALAM DUNIA.’ (15) KARENA YESUS TAHU, BAHWA MEREKA HENDAK DATANG DAN HENDAK MEMBAWA DIA DENGAN PAKSA UNTUK MENJADIKAN DIA RAJA, IA MENYINGKIR PULA KE GUNUNG, SEORANG DIRI.”.

II) Yesus mengajak murid-muridNya istirahat.

1) Pentingnya istirahat / santai, dan sendirian bersama Tuhan.

Lukas 9: 10: “Sekembalinya rasul-rasul itu menceriterakan kepada Yesus apa yang telah mereka kerjakan. Lalu Yesus membawa mereka dan menyingkir ke sebuah kota yang bernama Betsaida, sehingga hanya mereka saja bersama Dia.”.

Bdk. Mark 6:30-32 - “(30) Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepadaNya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. (31) Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!’ Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. (32) Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.”.

Para murid itu baru pulang dari pelayanan, dan Yesus lalu mengajak mereka untuk mengasingkan diri. Dari sini bisa kita pelajari bahwa:

a) Orang yang melayani Tuhan juga membutuhkan istirahat.

b) Orang yang melayani Tuhan membutuhkan waktu untuk sendirian dengan Tuhan (persekutuan pribadi / saat teduh, belajar Firman Tuhan, dsb).

Matthew Henry: “Note, He that hath appointed our man-servant and maid-servant to rest would have his servants to rest too.” [= Perhatikan, Ia yang telah menetapkan pelayan laki-laki dan perempuan untuk beristirahat menghendaki pelayan-pelayanNya untuk beristirahat juga.].

Bdk. Keluaran 20:8-11 - “(8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: (9) enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. (11) Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”.

William Hendriksen: “Working without resting, being busy without ever taking a vacation, performing all the arduous duties pertaining to ministerial or missionary activities and not making a retreat for relaxation, discussion, prayer, and meditation, will never do. Even Jesus, because of the heavy burden he had taken upon himself, needed periods of withdrawal (4:42). So did the disciples. It was for this reason that he invited them to come away with him to a remote place, where they would be able to rest up.” [= Bekerja tanpa istirahat, sibuk tanpa pernah libur, melakukan semua kewajiban sulit berkenaan dengan aktivitas pelayanan dan missi dan tidak membuat suatu pengunduran / penyendirian untuk santai, diskusi, doa, dan meditasi, tidak akan berhasil. Bahkan Yesus, karena beban yang berat yang Ia ambil bagi diriNya sendiri, membutuhkan saat-saat penarikan diri (4:42). Demikian juga dengan murid-murid. Untuk alasan inilah Ia mengundang mereka untuk pergi dengan Dia ke tempat yang terpencil, dimana mereka bisa beristirahat.] - hal 476.

2) Istirahat yang terganggu oleh orang-orang yang mengikuti Dia.

Lukas 4:42 - “Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukanNya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka.”.

Kita melihat bahwa pada saat Yesus mengundurkan diri ke tempat yang sunyi, ternyata Ia dicari oleh banyak orang. Itu tidak berbeda dengan yang terjadi pada saat ini. Bdk. ay 11a: “Akan tetapi orang banyak mengetahuinya, lalu mengikuti Dia.”.

Dalam Mat 14:13 dikatakan bahwa Yesus pergi ke ‘tempat yang sunyi’ [KJV: ‘desert place’ ( = tempat sepi / gurun)]. Tetapi orang banyak itu tetap mengikuti Yesus, menempuh jarak jauh, dan pergi ke tempat sunyi, tanpa makan, dari pagi sampai sore! Ini merupakan suatu kerelaan berkorban demi mendapatkan Firman Tuhan, dan ini merupakan suatu teguran bagi kita yang tidak mau berkorban demi mendapatkan Firman Tuhan! Kalau hujan, atau tidak ada yang menjemput saudara, apakah saudara tetap pergi ke gereja / Pemahaman Alkitab?

III) Tindakan Yesus waktu istirahat dan apa yang Ia lakukan terhadap orang banyak.

1) Tindakan Yesus pada saat istirahatNya diganggu.

Apa yang Yesus lakukan pada waktu istirahatNya diganggu? Marah? Tidak. Perhatikan Lukas 9: 11b: “Ia menerima mereka dan berkata-kata kepada mereka tentang Kerajaan Allah dan Ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan.”.

William Hendriksen: “The fact deserving special attention is this: the rest and relaxation which the Master and his disciples were seeking is to a large extent denied them. Not entirely, for Jesus and the twelve seem to have been together for a little while (John 6:3), but this breathing-spell is considerably curtailed. How did Heaven react to this interruption of his rest? ... Had Jesus been an ordinary human individual seeking rest and relaxation, he would probably have addressed the crowd as follows, ‘We came here to find peace and quite; so please go home. We are tired; see us some other time.’ But Jesus was - and is - different. He actually welcomes those who has come to disturb his rest, for ‘his heart went out to them.’ (Mark 6:34). The needs of people, sick, ignorant, disconsolate, and also hungry (as they were soon to become, Luke 9:12,13) meant for more to him than his own convenience and ease.” [= Fakta yang layak mendapatkan perhatian khusus adalah ini: istirahat dan relaksasi yang dicari oleh Tuhan / Guru dan murid-muridNya tidak bisa mereka dapatkan. Tidak sepenuhnya, karena Yesus dan ke 12 murid kelihatannya telah bersama-sama untuk sementara waktu (Yoh 6:3), tetapi ‘masa bernafas’ ini sangat dikurangi. Bagaimana Surga bereaksi terhadap gangguan terhadap istirahatnya? ... Seandainya Yesus adalah seorang pribadi manusia biasa yang mencari istirahat dan relaksasi, ia mungkin akan berkata kepada orang banyak itu sebagai berikut: ‘Kami datang ke sini untuk mendapatkan damai dan ketenangan; jadi, tolong pulanglah. Kami lelah; temuilah kami pada saat yang lain’. Tetapi Yesus berbeda, baik dulu maupun sekarang. Ia betul-betul menerima mereka yang telah datang untuk mengganggu istirahatNya, karena ‘hatiNya merasa sangat kasihan kepada mereka’ (Mark 6:34). Kebutuhan dari orang-orang, penyakit, ketidak-tahuan, keputus-asaan, dan juga lapar (yang segera akan mereka alami, Luk 9:12,13) lebih berarti bagi Dia dari pada kenyamanan dan ketenteramanNya sendiri.] - hal 477.

Markus 6:34 - “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.”.

2) Mengapa Yesus berbelas-kasihan kepada mereka?

Mark 6:34 itu mengatakan: karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala!

Artinya: tidak ada orang yang mengajar Firman Tuhan dengan baik kepada mereka. Ini mengajar kita bahwa gereja tanpa gembala adalah sesuatu yang menyedihkan Tuhan.

Gereja membutuhkan hamba Tuhan yang betul-betul bisa mengajar Firman Tuhan dengan baik! Ada banyak gereja yang sekalipun kelihatannya mempunyai gembala / pendeta, tetapi sebetulnya tidak mempunyai gembala, karena pendeta itu tidak mengajar Firman Tuhan dengan baik. Bandingkan dengan:

a) Yeremia 50:6 - “UmatKu tadinya seperti domba-domba yang hilang; mereka dibiarkan sesat oleh gembala-gembalanya, dibiarkan mengembara di gunung-gunung, mereka berjalan dari gunung ke bukit sehingga lupa akan tempat pembaringannya.”.

b) Yeh 34:1-6 - “(1) Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: (2) ‘Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? (3) Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. (4) Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman. (5) Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-dombaKu berserak (6) dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-dombaKu berserak, tanpa seorangpun yang memperhatikan atau yang mencarinya.”.

3) Apa yang Yesus lakukan terhadap mereka?

Kelihatannya laporan / cerita dari Matius, Markus dan Lukas berbeda-beda.

Matius 14:14 - “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.”.

Markus 6:34 - “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.”.

Lukas 9:11 - “Akan tetapi orang banyak mengetahuinya, lalu mengikuti Dia. Ia menerima mereka dan berkata-kata kepada mereka tentang Kerajaan Allah dan Ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan.”.

Jadi, Matius hanya menceritakan penyembuhan yang Yesus lakukan, Markus hanya menceritakan pengajaran yang Yesus lakukan, tetapi Lukas menceritakan kedua-duanya (tetapi ia tetap mendahulukan pengajaran dari pada penyembuhan yang Yesus lakukan). Ini bukan kontradiksi, tetapi hanya ada penekanan yang berbeda.

Dari sini kita melihat bahwa Yesus bukan hanya peduli pada kerohanian seseorang, tetapi juga pada jasmaninya!

Tetapi Lenski (hal 505) mengatakan bahwa Lukas menuliskan tentang pemberitaan Kerajaan Allah lebih dulu, baru menuliskan tentang penyembuhan, karena pemberitaan Kerajaan Allah itu memang lebih diutamakan. Tetapi jelas bahwa secara khronologis, Ia pasti menyembuhkan dulu, baru mengajar. Saya kira pandangan ini masuk akal, karena kalau mereka masih sakit, mereka tidak bisa mendengar ajaranNya. Jadi, sekalipun penyembuhan didahulukan secara khronologis, tetapi itu ditujukan supaya mereka bisa mendengar ajaranNya. Jadi, hal yang terutama memang adalah ajaranNya, bukan kesembuhan yang Ia berikan.

4) Sekarang perhatikan bahwa Ia menangani mereka yang seperti domba tak bergembala itu dengan mengajarkan banyak hal / Firman Tuhan kepada mereka!

William Hendriksen: “So he began to speak to them about the kingdom of God. ... For people living under the oppressive yoke of Pharisaism and rabbinism the teaching of Jesus - according to which man’s salvation is not basically a result of human effort and strict obedience to regulations but a product of God’s gracious reign in human hearts - must have been truly startling.” [= Jadi, Ia mulai berbicara kepada mereka tentang kerajaan Allah. ... Bagi orang-orang yang hidup di bawah kuk yang menekan dari orang-orang Farisi dan ajaran rabi-rabi, ajaran Yesus - menurut mana keselamatan manusia secara dasari bukanlah hasil dari usaha manusia dan ketaatan ketat terhadap peraturan-peraturan tetapi hasil dari pemerintahan yang penuh kasih karunia dari Allah dalam hati manusia, pasti sungguh-sungguh mengejutkan.] - hal 477.

Yesus adalah Gembala yang baik. Kalau gembala gereja tidak mau menggembalakan, maka Dia sendiri yang akan menggembalakan.

Yeh 34:10,11,15 - “(10) Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-dombaKu dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-dombaKu. Gembala-gembala itu tidak akan terus lagi menggembalakan dirinya sendiri; Aku akan melepaskan domba-dombaKu dari mulut mereka, sehingga tidak terus lagi menjadi makanannya. (11) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-dombaKu dan akan mencarinya. ... (15) Aku sendiri akan menggembalakan domba-dombaKu dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH.”.

Ini tidak berarti bahwa kalau saudara berada di suatu gereja yang ajaran Firman Tuhannya kacau balau, saudara boleh terus menetap di gereja itu, dengan alasan: toh Yesus sendiri akan menggembalakan / mengajar saya. Ingat bahwa Ia bisa saja menggembalakan saudara dengan mengeluarkan saudara dari gereja brengsek itu dan memimpin saudara ke gereja yang lebih baik!

Mempertahankan keanggotaan dalam suatu gereja yang kita tahu sebagai gereja yang brengsek menunjukkan bahwa kita mementingkan gereja lebih dari Tuhan / Firman Tuhan / kebenaran!

Ini juga menunjukkan bahwa kita harus memberitakan Injil / Firman Tuhan. Jangan hanya memperhatikan mereka yang membutuhkan makanan jasmani, tetapi perhatikanlah orang-orang yang membutuhkan makanan rohani, tak peduli mereka sendiri merasakan kebutuhan itu atau tidak. Dan usahakanlah memberi mereka makanan rohani. Dan jangan minder dengan talenta, karunia-karunia, dan pengetahuan Kitab Suci saudara yang hanya sedikit. Kalau Yesus bisa melipat-gandakan 5 roti dan 2 ikan sehingga mencukupi kebutuhan 5.000 orang, maka Ia juga bisa melipat-gandakan karunia-karunia dan pengetahuan Kitab Suci saudara sehingga bisa memberi makanan rohani kepada banyak orang. Memang ini tak boleh diextrimkan dengan cara:

a) Menganggap kita tak perlu belajar, pengetahuan Kitab Suci sedikit sudah cukup.

b) Semua orang Kristen harus menjadi pengkhotbah.

IV) Mujizat pelipat-gandaan 5 roti dan 2 ikan.

Orang banyak itu menjadi lapar.

Lukas 9: 12: “Pada waktu hari mulai malam datanglah kedua belas muridNya kepadaNya dan berkata: ‘Suruhlah orang banyak itu pergi, supaya mereka pergi ke desa-desa dan kampung-kampung sekitar ini untuk mencari tempat penginapan dan makanan, karena di sini kita berada di tempat yang sunyi.’”.

Murid-murid menghendaki supaya Yesus menyuruh mereka pergi membeli makanan sendiri. Tetapi Yesus tidak setuju dengan mereka. Bdk. Lukas 9: 13: “Tetapi Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu harus memberi mereka makan!’ Mereka menjawab: ‘Yang ada pada kami tidak lebih dari pada lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini.’”.

Hal-hal yang bisa kita pelajari dari sini:

1) Bahwa Yesus memperhatikan / mempedulikan orang-orang banyak yang lapar, menunjukkan bahwa Yesus memperhatikan kebutuhan jasmani kita.

Bandingkan dengan:

a) Matius 6:11 - “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”.

Ingat bahwa ini adalah kalimat dari Doa Bapa Kami, yang diajarkan oleh Yesus sendiri.

b) Mat 6:32b - “Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.”.

Penerapan: pada saat harga BBM naik, jangan anggap Yesus tidak peduli pada keadaan saudara. Ia tahu dan peduli pada kebutuhan jasmani saudara!

2) Kita tidak boleh cepat-cepat membuang tanggung jawab.

Murid-murid ingin membuang tanggung jawab dengan menyuruh orang banyak itu pergi (ay 12). Yesus menyuruh untuk memberi orang banyak itu makan (ay 13).

William Hendriksen: “Jesus means that these men must not be so quick to shake off responsibility. ... Jesus wants to remind these men of the fact that simply trying to get rid of people in need is not the solution.” [= Yesus memaksudkan bahwa orang-orang ini tidak boleh begitu cepat membuang tanggung jawab. ... Yesus mau mengingatkan orang-orang ini tentang fakta bahwa sekedar berusaha untuk menyingkirkan orang-orang yang ada dalam kebutuhan itu bukanlah penyelesaiannya.] - hal 478.

3) Tugas besar, kemampuan kecil.

Tuhan sering meletakkan kita dalam situasi dimana tugas atau pekerjaannya besar / banyak, tetapi kemampuan / tenaganya sedikit. Mengapa? Supaya kita bersandar kepada Dia! Tetapi ingat, bahwa hal ini tidak boleh kita lakukan secara sengaja, dengan menerima pelayanan yang memang terlalu banyak untuk bisa kita selesaikan. Ini berlaku untuk jemaat awam, tetapi mungkin terutama untuk para hamba Tuhan. Banyak dari mereka yang menerima begitu banyak tawaran khotbah, apakah karena uangnya atau karena mereka memang seorang yang gila kerja / workaholic, sehingga akhirnya mereka tidak mempunyai waktu untuk mempersiapkan khotbah-khotbah itu. Akhirnya khotbah-khotbahmereka menjadi tidak ada isinya, dan jemaat menjadi kering karena tak terpuaskan kebutuhan rohaninya.

4) Murid-murid memperhatikan hal yang salah.

Ada 2 hal yang mereka perhatikan:

a) Kemampuan ekonomi mereka.

Mark 6:37b - “Kata mereka kepadaNya: ‘Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?’”.

Yohanes 6:7 - “Jawab Filipus kepadaNya: ‘Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.’”.

b) 5 roti dan 2 ikan.

Dari Yohanes 6:9 kita tahu bahwa mereka mendapat 5 roti dan 2 ikan ini dari seorang anak laki-laki.

Yoh 6:9 - “‘Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?’”.

Kalau Tuhan memerintahkan sesuatu kepada kita, sebetulnya tidak salah kalau kita melihat apa yang ada pada kita, yang bisa dipakai untuk melaksanakan perintah Tuhan. Yang salah adalah, kalau setelah melihat, kita lalu bersandar pada hal-hal itu, dan menganggapnya sebagai satu-satunya sumber! Ingat bahwa pada saat Tuhan memerintahkan sesuatu kepada kita, Iapun tahu apa yang ada pada kita. Kita harus tetap percaya dan bersandar kepada Dia, sekalipun kita melihat bahwa kita tidak mempunyai kemampuan untuk mentaatiNya. Kalau Tuhan menyuruh, Ia sendiri akan menolong sehingga kita bisa mentaatiNya.

Bandingkan dengan:

1. 2Korintus 3:5 - “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.”.

2. Filipi 4:13 - “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”.

Dalam Perjanjian Lama, Elisa pernah melipat-gandakan makanan.

2Raja 4:42-44 - “(42) Datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi abdi Allah roti hulu hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa: ‘Berilah itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan.’ (43) Tetapi pelayannya itu berkata: ‘Bagaimanakah aku dapat menghidangkan ini di depan seratus orang?’ Jawabnya: ‘Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman TUHAN: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya.’ (44) Lalu dihidangkannyalah di depan mereka, maka makanlah mereka dan ada sisanya, sesuai dengan firman TUHAN.”.

Adalah aneh kalau murid-murid tidak mengingat bagian Kitab Suci / Firman Tuhan ini. Juga aneh, kalau mereka ingat, tetapi tidak percaya bahwa kalau Elisa bisa melakukan hal itu, tentu Yesus juga lebih bisa!

Dari pada memperhatikan kemampuan yang ada pada mereka, jauh lebih baik seandainya mereka memperhatikan dan mempercayai bagian Kitab Suci / Firman Tuhan ini!

Penerapan: belajarlah Firman Tuhan baik-baik supaya pada saat membutuhkan Firman Tuhan tersebut, saudara bisa menggunakannya.

5) Orang banyak itu disuruh ‘duduk’.

Lukas 9: 14-15: “(14) Sebab di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki. Lalu Ia berkata kepada murid-muridNya: ‘Suruhlah mereka duduk berkelompok-kelompok, kira-kira lima puluh orang sekelompok.’ (15) Murid-murid melakukannya dan menyuruh semua orang banyak itu duduk.”.

Dalam Kitab Suci Indonesia dituliskan ‘duduk’, tetapi terjemahan yang tepat adalah seperti dalam NASB: ‘recline’ [= bersandar, setengah duduk, setengah berbaring].


Barnes’ Notes (tentang Mat 14:19): “‘And he commanded the multitude to sit down.’ In the original it is ‘to recline’ on the grass, or to lie as they did at their meals. The Jews never sat, as we do, at meals, but reclined or lay at length.” [= ‘Dan Ia memerintahkan orang banyak itu untuk duduk’. Dalam bahasa asli itu adalah ‘bersandar / setengah berbaring’ di rumput, atau berbaring seperti yang mereka lakukan pada saat mereka makan. Orang-orang Yahudi tidak pernah duduk, seperti yang kita lakukan, pada saat makan, tetapi bersandar / setengah berbaring atau berbaring sepenuhnya.].

6) Mujijat itu sendiri.

Lukas 9: 16-17: “(16) Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-muridNya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak. (17) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul.”.

a) Lukas 9: 16: ‘mengucap berkat’.

1. Dalam Matius dan Markus juga dikatakan seperti di sini, tetapi dalam Yohanes berbeda.

Yohanes 6:11 - “Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.”.

William Hendriksen: “Solution: ‘blessed’ in this instance means ‘gave thanks,’ and can thus be translated. When a person blesses or praises God is he not giving thanks to him? It was a custom of the Jews to thank God before starting a meal.” [= Pemecahan: ‘mengucap berkat’ dalam kejadian ini berarti ‘mengucap syukur’, dan bisa diterjemahkan demikian. Pada saat seseorang ‘memberkati’ atau memuji Allah bukankah ia mengucap syukur kepadaNya? Merupakan kebiasaan dari orang-orang Yahudi untuk bersyukur kepada Allah sebelum mulai makan.] - hal 480.

2. Ini merupakan teladan bagi kita untuk berdoa sebelum makan, meminta berkat bagi makanan itu supaya bisa menguatkan kita secara jasmani.

b) ‘memecah-mecahkan roti itu’.

Barnes’ Notes (tentang Mat 14:19): “‘And brake.’ The loaves of bread, among the Jews, were made thin and brittle, and were therefore broken and not cut.” [= ‘Dan memecah-mecahkannya’. Roti di kalangan orang-orang Yahudi dibuat tipis dan rapuh, dan karena itu dipecahkan dan bukan diiris / dipotong.].

Karena itu, kalau dalam Kitab Suci muncul kata-kata seperti itu, itu belum tentu menunjuk pada Perjamuan Kudus.

c) William Barclay memberikan 3 kemungkinan penafsiran:

1. Ini dianggap sebagai mujizat.

2. Ini adalah sakramen dimana sekalipun tiap orang mendapat sedikit, mereka dikuatkan. Tafsiran ini pasti salah karena Lukas 9: 17 mengatakan bahwa ‘mereka semuanya makan sampai kenyang’ dan masih ada sisa 12 bakul!

3. Tiap orang sebetulnya membawa bekal sendiri-sendiri. Mula-mula mereka egois dan tidak mau mengeluarkan bekalnya. Tetapi setelah anak kecil itu mengeluarkan 5 roti dan 2 ikan, mereka semua ikut mengeluarkan bekal mereka. Jadi di sini Yesus hanya mengubah orang yang egois menjadi murah hati.

Tafsiran ini jelas gila, karena Yohanes 6:14 jelas menunjukkan bahwa ini adalah mujijat, yang dianggap sebagai bukti bahwa Yesus adalah ‘nabi yang akan datang ke dalam dunia’!

Yoh 6:14 - “Ketika orang-orang itu melihat MUJIZAT yang telah diadakanNya, mereka berkata: ‘Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia.’”.

Kesimpulan: kita harus percaya bahwa penafsiran pertamalah yang benar: ini betul-betul merupakan suatu mujijat! Kemungkinan kedua dan ketiga sangat tidak Alkitabiah.

d) Roti dan ikan menjadi berlipat-lipat ganda.

1. Kapan mujizat itu terjadi?

a. Ada yang mengatakan: tidak tahu dengan pasti.

William Hendriksen: “Exactly when were the bread and the fish multiplied? ‘Under his hands’? Probably, but even this is not stated. All we really know is that there was plenty of bread and fish - in fact, plenty and to spare - for everybody. At some point of time between the breaking or dividing and the reception of the fragments by the people the miracle must have occurred.” [= Persisnya kapan roti dan ikan itu berlipat ganda? ‘Di tanganNya’? Mungkin, tetapi bahkan ini tidak dituliskan. Semua yang betul-betul kita ketahui adalah bahwa ada banyak roti dan ikan - bahkan, banyak dan berlebihan - untuk setiap orang. Pada saat tertentu di antara pemecahan atau pembagian dan penerimaan dari pecahan-pecahan itu oleh orang-orang, mujijat itu pasti telah terjadi.] - hal 480.

b. Ada yang mengatakan: di tangan Yesus.

Memang tidak dikatakan secara explicit, tetapi ini bisa diketahui dari kata ‘memberikannya’ kalau kita melihatnya dalam bahasa aslinya. Pulpit Commentary mengatakan (hal 234) bahwa baik dalam Injil Markus maupun Lukas, kata ‘memberikannya’ dalam bahasa Yunaninya ada dalam bentuk imperfect tense dan menunjukkan ‘he gave, and kept on giving’ [= Ia memberikan, dan terus memberikan]. Ini menunjukkan bahwa mujijat itu terjadi di tangan Yesus.

2. Spurgeon mengalegorikan hal ini. Saya agak tidak setuju dengan pengalegoriannya, tetapi saya setuju dengan penerapan yang ia berikan, yang ia dapatkan dari pengalegorian tersebut.

C. H. Spurgeon: “Peter takes one, begins to break it, and as he breaks it, he has always as much in his hand as he started with. ‘Here, take a bit of fish, friend,’ says he. He gives a whole fish to that man, he has a whole fish left. So he gives it to another, and another, and another, and goes on scattering the bread and scattering the fish everywhere, as quickly as he can; and when he has done, he has his hands just as full of fish and as full of bread as ever.” [= Petrus mengambil satu, mulai memecahkannya, dan pada saat ia memecahkannya, ia selalu mempunyai sama banyaknya di tangannya seperti pada saat ia memulainya. ‘Ini, ambillah sepotong ikan, sahabat’, katanya. Ia memberikan seekor ikan utuh kepada orang itu, dan ia tetap mempunyai seekor ikan utuh yang tersisa. Maka ia memberikannya kepada orang lain, dan yang lain, dan yang lain, dan terus menyebarkan roti dan menyebarkan ikan ke mana-mana, secepat ia bisa; dan pada saat ia telah melakukannya, ia tetap mempunyai di tangannya sama banyaknya ikan dan roti seperti semula.] - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol V, hal 585.

Catatan: saya berpendapat bahwa Ini salah, karena ia menganggap mujijat itu terjadi di tangan murid-murid.

C. H. Spurgeon: “If you serve God you will never run dry. He who gives you something to say one Sunday will give you something to say another Sunday. These seven-and-thirty years and more, have I ministered to this same church and congregation, and every time that I have preached I have said all that I knew. Some very learned brethren are like the great tun of Heidelberg; they can hold so much wine that there is enough to swim in, but they put in a tap somewhere at the top, and you never get much out. Mine is a very small barrel indeed, but the tap is down as low as it can be; and you can get more liquor out of a small tub, if you empty it, than you can out of a big vat if you are only permitted to draw a little from the top. ... If you are a preacher, do not think of what you will preach about the next time; think of what you are going to preach about now.” [= Jika engkau melayani Allah engkau tidak akan pernah menjadi kering. Ia yang memberimu sesuatu untuk dikatakan pada satu hari Minggu akan memberi sesuatu untuk dikatakan pada Minggu yang lain. Dalam 37 tahun ini saya telah melayani kepada gereja dan jemaat yang sama ini, dan setiap kali saya berkhotbah, saya mengatakan semua yang saya ketahui. Beberapa saudara yang sangat terpelajar adalah seperti tong Heidelberg yang besar; mereka bisa menampung begitu banyak anggur sehingga bisa untuk dipakai berenang di dalamnya, tetapi mereka meletakkan krannya dekat pada puncaknya, dan engkau tidak pernah bisa mendapatkan banyak darinya. Punya saya memang hanyalah sebuah tong yang sangat kecil, tetapi krannya ada di bawah serendah mungkin; dan engkau bisa mendapatkan lebih banyak minuman dari sebuah ember kecil, jika engkau mengosongkannya, dari pada yang engkau bisa dapatkan dari sebuah tong besar jika engkau hanya diijinkan untuk mengambil sedikit dari puncaknya. ... Jika engkau adalah seorang pengkhotbah, jangan memikirkan apa yang akan engkau khotbahkan pada kali yang akan datang; pikirkanlah apa yang akan engkau khotbahkan sekarang.] - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol V, hal 585.

Catatan: saya kuatir, ada banyak pengkhotbah-pengkhotbah yang sudah seperti tong kecil, karena pengetahuannya tidak banyak, dan masih juga meletakkan kran di bagian atas dari tong! Ini betul-betul menyebabkan jemaat tidak mendapat apa-apa!

Satu hal yang ingin saya tambahkan adalah ini: pengkhotbah-pengkhotbah yang selalu hanya mau memberikan sedikit firman (pelit dalam hal firman), juga tak akan diberi banyak pengertian oleh Tuhan. Tuhan tak akan memberikan firman kepada orang yang menyia-nyiakannya seperti itu!!!

e) Sisanya dikumpulkan sebanyak 12 bakul.

1. Ini bukan dibuang tetapi mereka bawa untuk persediaan makanan.

Barnes’ Notes (tentang Mat 14:20): “‘Twelve baskets full.’ ... It is probable that each of the apostles had one, and they were all filled. John (John 6:12) says that Jesus directed them to gather up these fragments, that nothing might be lost - an example of economy. God creates all food; it has, therefore, a kind of sacredness; it is all needed by some person or other, and none should be lost.” [= ‘12 bakul penuh’. ... Adalah mungkin bahwa setiap rasul mempunyai satu bakul, dan semuanya penuh. Yohanes (Yohanes 6:12) mengatakan bahwa Yesus mengarahkan mereka untuk mengumpulkan potongan-potongan ini, supaya tidak ada yang terbuang - SUATU TELADAN DARI PENGHEMATAN. Allah menciptakan semua makanan, dan karena itu makanan mempunyai sifat keramat; itu semua dibutuhkan oleh orang-orang lain, dan karena itu tidak ada yang boleh terbuang.].

2. Alasan lain untuk membawa sisa roti ini adalah supaya mereka mengingat peristiwa ini.

Bdk. Matius 16:8-10 - “(8) Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: ‘Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Hai orang-orang yang kurang percaya! (9) Belum juga kamu mengerti? Tidak kamu ingat lagi akan lima roti untuk lima ribu orang itu dan berapa bakul roti kamu kumpulkan kemudian? (10) Ataupun akan tujuh roti untuk empat ribu orang itu dan berapa bakul kamu kumpulkan kemudian?”.

7) Perhatikan bahwa semua ini terjadi akibat dari pemberian anak kecil pemilik ikan.

Anak kecil itu memberikan 5 roti dan 2 ikan kepada Yesus. Akibatnya:

a) Ia sendiri kenyang, bahkan lebih kenyang dari pada kalau bekalnya itu ia makan sendiri.

b) Lebih dari 5000 orang juga kenyang.

c) Sisa 12 bakul.

C. H. Spurgeon: “Anything that you take away from self and give to Christ is well invested; it will OFTEN bring in ten thousand percent.” [= Apapun yang engkau ambil dari dirimu sendiri dan berikan kepada Kristus, diinvestasikan dengan baik; itu SERINGKALI akan menghasilkan sepuluh ribu persen.] - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol V, hal 582.

Norval Geldenhuys (NICNT): “It is vain for us to attempt by ourselves to give real food to needy mankind with our five little loaves and two fishes - the insignificant gifts and powers possessed by us. But when we place at His disposal, in faith and obedience, everything we have received from Him, He will, in spite of our own insignificance and poverty, use us nevertheless to feed souls with the bread of eternal life. He sanctifies, blesses and increases our talents and powers, everything consecrated by us to His service.” [= Adalah sia-sia bagi kita untuk berusaha dengan diri kita sendiri untuk memberikan makanan yang sejati kepada umat manusia yang membutuhkan dengan 5 roti kecil dan 2 ikan kita - karunia-karunia dan kuasa-kuasa yang remeh / tidak berarti yang kita miliki. Tetapi pada waktu kita menempatkannya pada penanganan / kuasaNya, dalam iman dan ketaatan, semua yang kita terima dari Dia, sekalipun kita tidak berarti dan miskin, Ia akan menggunakan kita untuk memberi makan jiwa dengan roti kehidupan kekal. Ia menguduskan, memberkati dan meningkatkan talenta dan kuasa kita, segala sesuatu yang kita baktikan bagi pelayananNya.] - hal 270-271.

Penerapan: sekalipun saudara hanya mempunyai uang sedikit, karunia yang kecil / tidak berarti, dan sebagainya, tetapi kalau saudara mau mempersembahkannya kepada Tuhan, maka Tuhan bisa memakainya menjadi berkat yang besar bagi banyak orang!

C. H. Spurgeon: “bring your loaves and fishes to Christ instead of following Christ to get loaves and fishes.” [= bawalah roti dan ikanmu kepada Kristus dan bukannya mengikut Kristus untuk mendapatkan roti dan ikan.] - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol V, hal 565.

Camkan kata-kata Spurgeon ini khususnya kalau saudara adalah orang yang selalu ingin mendapatkan sesuatu (uang, makanan, )dsb) dari gereja!!!

-AMIN_
Next Post Previous Post