BUKU TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab

BUKU TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab
BUKU TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab .
Penulis:   Wempie J. Lintuuran Penerbit:  STT Ekumene Jakarta Hak Cipta @ 2018  ISBN: 978-602-51774-0-8.BUKU TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab
Cetakan Pertama Tahun 2018.

DAFTAR ISI : BUKU TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab
BAB
I. PENDAHULUAN i
II. TUHAN ITU ALLAH 5
A. KEESAAN ALLAH DI ALKITAB 6
1. Keesaan Allah di Perjanjian Lama 6
a. Teks Perjanjian Lama 6
b. Bahasa Perjanjian Lama 7
2. KeEsaan Allah di Perjanjian Baru 11
a. Teks Perjanjian Baru 11
B. KEESAAN ITU KOMPOSIT 14
1. TUHAN Itu Allah Kita 15
a. Adonai 15
b. Eloheinu 17
ii | D A F T A R I S I

2. TUHAN Itu Esa 23
a. Echad 23
b. Echad dan Yachid 23
c. Moses Maimonidus 23
d. Ilustrasi 26
e. Zohar  26
3. Echad di Perjanjian Lama 27
4. Echad di Perjanjian Baru 29
C. KEESAAN KOMPOSIT ALLAH TRINITAS  33
1. Bapa – Pribadi Pertama 34
a. Alkitab Menyebutkan Bapa itu Allah 34
b. Yesus Kristus Menyebut Bapa itu Allah 36
2. Anak – Pribadi Kedua 38
a. Alkitab Menyebut Yesus, Allah 38
b. Bapa Memanggil Kristus, Allah 41
c. Yesus Disembah Sebagai Allah 46
3. Roh Kudus – Pribadi Ketiga 46
a. Alkitab Menyatakan Roh Kudus Allah 46
b. Yesus Menyatakan Roh Kudus Allah 51
D. KEESAAN ALLAH TRINITAS DIRUMUSKAN 54
1. Paham Trinitas Dalam Dogma Kristen 55
a. Ignatius Dari Antiokia 55
D A F T A R I S I | iii

b. Yustin Martyr 55
c. Teofilus Dari Antiokia 55
d. Valentinus 55
e. Tertullianus 56
f. Bapa-bapa Kapadokia 58
g. Benediktus Dari Aniane 59
2. Paham Trinitas Dalam Formula Baptisan 59
a. Formula Baptisan 59
b. Masalah Filioque 61
3. Paham Trinitas Bukan Dari Kekafiran 62
a. Tuduhan Anti-trinitarianisme 63
b. Kesaksian Yustin Martyr 66
c. Kesaksian Augustine 66
d. Pengajaran Mirip Trinitas 67
E. KEESAAN ALLAH ITU MISTERI 68
F. RANGKUMAN 73
III. FIRMAN ITU ALLAH 83
A. KEALLAHAN YESUS   DALAM BAHASA ASLINYA 83
1. Logos    83
a. Pre-existence, Co-existence & Self-existence 85
1) Pada Mulanya Adalah Firman 86
iv | D A F T A R I S I

2) Firman Itu Bersama-sama Allah 88
3) Firman Itu Adalah Allah 89
b. Adalah Pencipta, Hidup, & Terang 90
c. Menjadi Manusia 91
2. Imanuel   91
3. Kenosis   94
4. Prototokos 96
5. Pantokrator 98
6. Egō Eimi  102
B. KEALLAHAN YESUS   DALAM PERNYATAAN-PERNYATAAN-NYA 104
1. Akulah Roti Hidup 104
2. Akulah Terang Dunia 104
3. Akulah Pintu ke Domba-domba itu 105
4. Akulah Gembala Yang Baik 105
5. Akulah Kebangkitan dan Hidup 105
6. Akulah Jalan, Kebenaran, dan Hidup 105
7. Akulah Pokok Anggur yang Benar 106
8. Akulah Alfa dan Omega 106
C. KEALLAHAN YESUS   DALAM TANDA-TANDA AJAIB-NYA 107
1. Merubah Air Menjadi Anggur 107
2. Penyembuhan Anak Pegawai Istana 107
3. Menyembuhkan Seorang Lumpuh 107
D A F T A R I S I | v

4. Memberi Makan 5000 Laki-laki 107
5. Membangkitkan Lazarus 107
D. KEALLAHAN YESUS   DALAM PENYEMBAHAN KEPADA-NYA 107
1. Orang-orang Majus Menyembah Yesus 107
2. Murid-murid-Nya Menyembah Yesus di Perahu 108
3. Seorang Kusta Menyembah Yesus 109
4. Kepala Rumah Ibadat Menyembah Yesus 109
5. Perempuan Kanaan Menyembah Yesus 110
6. Ayah Anak yang Sakit Ayan Menyembah Yesus 110
7. Orang Buta yang Sembuh Menyembah Yesus 111
8. Maria Magdalena Menyembah Yesus 115
9. Murid2 Menyembah Yesus Sebelum Ia ke Surga 116
10. Orang Yang Dirasuk Setan Menyembah Yesus 117
11. Yohanes Melihat Yesus Disembah Di Surga 118
E. KEALLAHAN YESUS   DALAM PRA-EKSISTENSI-NYA 119
1. Theophany 119
2. Pro Kontra 119
3. Bukti-bukti 120
4. Ayat-ayat PB 121
5. Ayat-ayat PL 123
F. KEALLAHAN YESUS   DALAM NUBUATAN TENTANG-NYA 125
vi | D A F T A R I S I

1. Mesias itu Disebut Anak Daud 125
2. Mesias itu Lahir di Betlehem 126
3. Mesias itu Lahir dari Seorang Perawan 126
4. Mesias Dipanggil Pulang Dari Mesir 126
5. Mesias Dijual Tiga Puluh Keping Perak 126
6. Mesias itu Mati dan Bangkit 127
7. Mesias itu Adalah Hamba Yang Menderita 127
8. Mesias itu Akan Disingkirkan 128
G. KEALLAHAN YESUS   DALAM DOGMA GEREJA KRISTEN 128
1. Paham-paham Anti-trinitarian Ditolak 128
a. Monarkianisme 129
1) Monarkianisme Dinamis 129
2) Monarkianisme Modalistis 129
3) Sabellianisme 130
b. Arianisme 130
c. Subordinasionisme 132
d. Doketisme 132
e. Ebionisme 133
f. Appolinarianisme 133
g. Nestorianisme 134
h. Eutychianisme 134
2. Paham-paham Trinitarian Diformulasikan 135
a. Pengakuan Iman Rasuli 136
D A F T A R I S I | vii

b. Pengakuan Iman Nicea Konstantinopel 139
c. Pengakuan Iman Athanasius 142
d. Keputusan Konsili Chalcedon 145
IV. ROH KUDUS ALLAH 155
A. Esensi dan Pribadi Roh Kudus 156
1. Dalam Kasus Ananias dan Safira 157
2. Dalam Penciptaaan Langit dan Bumi 162
3. Dalam Amanat Agung Tuhan Yesus 164
4. Dalam Pembaptisan Yesus Kristus 165
5. Dalam Doa Berkat Rasul Paulus 166
6. Dalam Janji Kedatangan Paraklētos 169
7. Dalam Nubuatan Nabi Yesaya 172
8. Dalam Pengilhaman Firman Tuhan 175
B. Sifat dan Atribut Roh Kudus 176
C. Karya dan Peranan Roh Kudus 178
D. Gelar dan Sebutan Roh Kudus 179
E. Lambang dan Representasi Roh Kudus 180
1. Merpati   180
2. Api     181
3. Air     184
4. Angin    188
viii | D A F T A R I S I

5. Minyak   189
6. Jari Allah  191
F. Karunia dan Buah Roh Kudus 193
1. Karunia Roh 187
a. Berkata-kata dengan Hikmat 189
b. Berkata-kata dengan Pengetahuan 190
c. Karunia untuk Menyembuhkan 192
d. Karunia Iman 193
e. Karunia mengadakan Mujizat 194
f. Karunia Bernubuat 195
g. Karunia untuk Membedakan Roh 196
h. Karunia Berbahasa Roh 196
i. Karunia Menafsir Bahasa Roh 198
2 Buah Roh  199
G. Baptisan dan Kepenuhan Roh Kudus 206
1. Baptisan Roh 200
2. Kepenuhan Roh 203
H. Dosa Menghujat Roh Kudus 212
I.   Rangkuman  214
V. PENUTUP   215
VI. BIBLIOGRAFI 213
P E N D A H U L U A N | 1

BAB I PENDAHULUAN : BUKU TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab

Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa TUHAN itu Esa.  Keesaan Allah diajarkan Alkitab, baik di Perjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru.  Musa mengajarkan kepada bani Israel yang telah dibebaskan TUHAN dari perbudakan di Mesir bahwa TUHAN itu Esa.  “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! (Ulangan 6:4).  Tuhan Yesus Kristus, mengawali jawaban-Nya terhadap pertanyaan seorang Ahli Taurat yang bertanya kepada-Nya tentang Hukum Tuhan yang paling utama, Ia menjawab: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.” (Markus 12:29.  Keesaan Allah juga dipercayai Rasul Paulus.  Dalam suratnya kepada Timotius, ia menyatakan, “. . .Allah itu Esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, . . .” (1 Timotius 2:5).

Keesaan TUHAN atau Keesaan Allah itu adalah misterius (mystery), berada diluar jangkauan kemampuan daya pikir manusia yang terbatas.  Allah itu Mahabesar dan tak terselami keesaannya.  Mereka yang mempelajari Alktiab, khususnya para pakar Alkitab hanya dapat memahami tentang Allah dan keesaan-Nya melalui apa yang diwahyukan-Nya dalam Alkitab, dan dengan mengamati alam ciptaanNya, serta menafsirkan Sang Firman yang menjadi manusia, Tuhan Yesus Kristus.   

2 | P E N D A H U L U A N

Keterbatasan kemampuan daya pikir manusia berdosa dalam memahami Keesaan Allah hanya menghasilkan keberagaman penafsiran akan keesaan Allah.  Itulah sebabnya pengikut-pengikut Yesus Kristus terkotak-kotak dalam memahami keesaan Allah.  Ada kelompok Unitarian, Binitarian, Trinitarian, dan Sabellian beserta kaum Modalisme lainnya.  Semuanya berbeda dalam memahami keesaan Allah yang dituangkan dalam istilah Trinitas/Trinity/Tritunggal Ke-Allahan, salah satu istilah teologi yang sebenarnya tidak ada di Alkitab, sama seperti istilah inkarnasi.

Keberagaman pemahaman tentang keesaan TUHAN atau keesaan Allah dalam istilah Trinitas dan Ke-Allahan (istilah-istilah ini dipakai bergantian dengan makna yang sama dalam buku ini), sebenarnya bukanlah isu yang baru melainkan sudah ada sejak abad-abad permulaan sejarah gereja Kristen. 
Pemahaman yang berbeda-beda tentang keesaan Allah adalah dampak pemahaman yang berbeda-beda tentang eksistensi Yesus Kristus dan Roh Kudus di Alkitab Perjanjian Baru.  Dari abad-abad permulaan Kekristenan sampai sekarang, ada yang mempercayai bahwa Yesus adalah Allah (Trinitarianisme), ada pula yang mengajarkan bahwa Ia adalah ciptaan Allah (Unitarianisme) dan utusan Allah, ada pula yang menafsirkan bahwa Yesus Kristus hanyalah salah satu wujud yang merepresentasikan Allah (Modalisme atau Oneness Pentecostalism/Jesus Only).

Istilah “Ke-Allahan” yang dijumpai dalam buku ini adalah istilah yang menggambarkan konsep Trinitas Ke-Allahan.”  Istilah ini yang Bahasa Inggrisnya adalah “Godhead,” lebih disukai oleh sebagian orang yang enggan memakai istilah “Trinitas.”   Yohanes Wycliffe adalah yang pertama kali menggunakan istilah “godhead” dalam Kitab Suci berbahasa Inggris menurut versinya (Wycliffe Bible), dan dilestarikan dalam versi Bahasa Inggris moderen.    Penerjemah Alkitab Terjemahan Baru, menerjemahkankannya “sifat keilahian-Nya” (Roma 1:20), dan “ke-Allahan” (Kolose 2:9).  Lihat Tabel 1.
P E N D A H U L U A N | 3

Tabel 1 - KE-ALLAHAN
Ayat Yunani Transliterasi Alkitab LAI KJV RSV
Roma 1:20 θειότης theiotēs "sifat keilahian” Godhead
divine nature
Kolose 2:9 θεότης theotēs "ke-Allahan" Godhead deity
Istilah yang lain yang dijumpai dalam lembaran-lembaran berikut ialah “Trinitas” Istilah ini yang tidak ada dalam Alkitab, berasal dari Bahasa Latin “Trinitas” yang berarti “berjumlah tiga, triad, atau tri”, kata ini merupakan bentukan kata sifat trinus (rangkap tiga).  Padanan kata ini dalam Bahasa Yunani ialah tριάς, yang berarti  "berjumlah tiga".  Theophilus dari Antiokia adalah yang pertama kali menggunakan kata ini dalam berteologi disekitar tahun 170 Masehi.  Namun demikian, Tertullian, teoloog Latin, adalah yang pertama menggunakan istilah Trinitas di awal abad ketiga Masehi, untuk menjelaskan pribadi dan substansi Bapa, Anak, dan Roh Kudus yang adalah satu dalam esensi tetapi bukan dalam pribadi.1

Buku ini ditulis dengan tujuan memperluas wawasan pembacanya tentang keesaan Allah yang diajarkan Alkitab.  Apabila ada istilah yang berkaitan dengan keesaan Allah yang dikemukakan oleh penulis buku ini, pastilah itu diambil dari Bahasa asli Alkitab yaitu Ibrani/Aramaik (Perjanjian Lama), dan Yunani Koine (Perjanjian Baru).  Bahasa lainnya hanya dipakai sebagai pembanding saja seperti, Bahasa Inggris, Sansekerta, Latin, dan sebagainnya, khususnya dalam pembahasan etimologi istilah yang berkaitan dengan keesaan Allah.  Contohnya:  Kata “Esa” yang dipakai penerjemah Alkitab.  Meskipun kata ini dikaitkan dengan Bahasa Sansekerta, tapi penulis membahas kata aslinya dalam Bahasa Ibrani yaitu “Echad,” dan Bahasa Yunani Perjanjian Baru, “Eis” dua kata yang diterjemahkan “Esa” dalam Alkitab.

Dalam kesempatan ini, penulis hendak memanjatkan syukur kepada TUHAN yang Maha Kuasa dan Maha Baik, yang telah memberikan kasih
4 | P E N D A H U L U A N

karunia-Nya, telah memampukan fisik dan daya pikir penulis sehingga dapat merampungkan tulisan dalam buku ini.

Penulis juga menghaturkan beribu terima kasih atas kesediaan bapak yang kekasih, Dr. Johny Petsie Ratu dan Ibu Grace Ratu Gahung yang telah menopang penerbitan buku ini lewat persembahan kasih mereka.  Semoga pelayanan mereka di Prisma Ministry dalam mempersiapkan Jemaat untuk menyambut kedatangan kembali Tuhan Yesus Kristus akan senantiasa diberkati-Nya.

Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya, khususnya para mahasiswa yamg mendalami teologi di Sekolah-sekolah Tinggi Teologi khususnya mahasiswa-mahasiswa STT Ekumene Jakarta dimanapun mereka berada dan melayani, dan para gembala Jemaat yang menggembalakan Jemaat-jemaat Kristen dalam berbagai denominasi Kristen.
Kiranya “Anugerah Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah dan persekutuan* dari Roh Kudus menyertai kamu semua.”  Amin.

WEMPIE J. LINTUURAN

BAB II TUHAN ITU ALLAH:TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab.

Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa TUHAN (YHVH- LORD) itu Esa.  Keesaan Allah (Elohim-God) diajarkan Alkitab, baik di Perjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru.  Pengajaran Alkitab tentang Keesaan Tuhan ini telah diajarkan Gereja Kristen sejak mulanya sampai sekarang, meskipun ada sebagian orang-orang Kristen yang tidak mengimaninya.  Menurut Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, TUHAN itu Esa. 

Pengikut-pengikut Tuhan Yesus Kristus memahami keesaan ini sebagai pengajaran bahwa hanya ada satu saja Sesembahan mereka.  Sesembahan ini adalah satu-satunya Sesembahan yang sejati dan benar.  Sesembahan yang lain, termasuk berhala dan sebagainya, hanyalah sesembahan yang palsu dan bukan Sesembahan yang benar.  Tidak ada sesembahan yang lain selain Allah.  Manusia dilarang TUHAN untuk menyembah sesembahan yang lain selain Dia, yaitu TUHAN yang Esa, TUHAN yang sejati dan benar, TUHAN yang hidup. 

Bab ini membahas tentang KEESAAN ALLAH YANG DIAJARKAN DI ALKITAB, dengan menampilkan ayat-ayat Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang menyebutkan tentang TUHAN yang Esa, satu-satunya Sesembahan benar dan hidup, yang menjadi dasar
6 | T U H A N I T U A L L A H

kepercayaan kepada Trinitas Ke-Allahan. Bab ini juga membahas tentang KEESAAN ALLAH TRINITAS YANG BERSIFAT MISTERI.  Disebut “misteri” karena kebesaran TUHAN yang tak terbatas itu memang berada diluar kemampuan berpikir manusia yang terbatas.  Eksistensi, essensi, dan pribadi TUHAN yang diajarkan Alkitab sejatinya tidak mampu dipahami oleh manusia berdosa yang fana.

KEESAAN ALLAH DI ALKITAB
Alkitab Kristen, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, mengajarkan penyembahan kepada satu Allah, dan bukan kepada banyak Allah.   Allah yang Esa yang diajarkan di Alkitab adalah Allah yang Mahabesar, satu-satunya Allah yang hidup dan kekal.  Allah yang Mahabaik, dengan atribut kasih, setia, adil, benar, berkemurahan dan panjang sabar.

1. KEESAAN ALLAH DI PERJANJIAN LAMA 
TEKS PERJANJIAN LAMA.  Ayat-ayat Alkitab Perjanjian Lama yang menyatakan dengan jelas bahwa Sesembahan yang benar itu adalah TUHAN atau Allah yang Esa adalah:
a. Ulangan 6:4, “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!”

b. Ulangan 32:39-40, “Sekarang lihatlah bahwa Aku, Akulah Dia, tidak ada Allah selain Aku. Akulah yang membuat mati dan yang memberikan hidup. Aku yang membuat luka dan Akulah yang menyembuhkan. Tidak ada orang yang dapat melepaskan dari tangan-Ku! Sebab, Aku mengangkat tangan-Ku ke langit dan berkata, Aku hidup selamalamanya.”

c. Mazmur 86:10, “Segala bangsa yang Kau jadikan akan datang sujud menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan
T U H A N I T U A L L A H | 7

memuliakan nama-Mu.  Sebab Engkau besar dan melakukan keajaiban-keajaiban; Engkau sendiri saja Allah.”

d. Yesaya 43:10-12, “sebelum Aku tidak ada allah dibentuk dan juga takkan ada sesudah Aku.  Aku, Akulah TUHAN, dan selain Aku, tidak ada juru selamat. Akulah yang menyatakan, menyelamatkan, dan memaklumkan, bukan allah asing yang ada di antaramu; dan kamulah saksi-saksiKu, firman TUHAN, dan Akulah Allah.  Ya, sejak sebelum permulaan zaman, Akulah Dia, dan tidak ada satu pun yang dapat membebaskan dari tangan-Ku. Aku bertindak dan siapakah yang dapat mengembalikannya?”

e. Yesaya 44:6, “Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.”

f. Yesaya 45:22, “Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain.”

BAHASA PERJANJIAN LAMA.  Bahasa Ibrani yang menjadi Bahasa asli Alkitab Perjanjian Lama menunjang konsep Keesaan Allah. 

Perjanjian Lama sebagian besar ditulis dalam bahasa Ibrani.  Berbeda dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang hanya mengenal Tunggal dan Jamak atau Singular dan Plural, Bahasa Ibrani mengenal bentuk Tunggal, Dual, dan Jamak (Singular, Dual, dan Plural).  Berkaitan dengan hal ini, kita mendapati bahwa ada ayat Alkitab di Perjanjian Lama yang membicarakan tentang Sesembahan atau TUHAN yang Esa tetapi dituliskan dalam bentuk Jamak (Plural) – bukan Tunggal atau Dual.  Ayat-ayat tersebut antara lain adalah:
8 | T U H A N I T U A L L A H

1)  Kejadian 1:1-2 berbunyi: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.  Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.  Berfirmanlah Allah: ‘Jadilah terang.’ Lalu terang itu jadi.”

Allah Pencipta yang disebutkan dalam ayat ini adalah ELOHIM.  Dalam teks Ibrani dituliskan:  ” “ ְבּ ֵראִ֖שׁית ָבָּ֣רא ֱאִ֑הים ֵ֥את ַה ָשּׁ ַ֖מִים ְו ֵ֥את ָהאָֽ ֶרץ (BERESHIT BARA ELOHIM HASHAMAYIM WEET HAARETZ)  Pencipta langit dan bumi adalah satu-satunya Sesembahan yang benar dan sejati.  Nama panggilannya ialah ELOHIM.1

Elohim adalah bentuk jamak (bukan singular atau dual) tetapi kata kerja “menciptakan” (BARA) yang disandingkan dengannya adalah kata kerja tunggal.  ELOHIM (jamak) dengan kata kerja BARA (tunggal) jelas menyiratkan konsep Trinitas dan keesaan komposit. Sekiranya Pencipta langit dan bumi itu adalah Allah yang Esa yang keesaan-Nya adalah keesaan absolut, maka nama generik yang dipakai bukan Elohim, melainkan El atau Eloah yang merupakan bentuk tunggal dari Elohim.

Mengomentari Kejadian 1:1, Adam Clarke menyatakan:
“Kata asli אלהים Elohim, Allah, jelas merupakan bentuk jamak אל El, atau אלה Eloah, dan telah lama diduga, oleh para cendekiawan yang saleh, bahwa kata ini menyiratkan pluralitas pribadi ilahi. Pluralitas ilahi yang dijumpai dalam begitu banyak bagian Kitab-kitab Suci dibatasi tiga pribadi, maka doktrin Trinitas, telah membentuk bagian dari kredo orang-orang yang dianggap memiliki iman yang mendalam, sejak abad-abad permulaan kekristenan. Bukan hanya orangorang Kristen yang menerima doktrin ini, yang mendasarkannya pada kata-kata pertama dalam wahyu Ilahi.”2
T U H A N I T U A L L A H | 9

“Rabbi Yahudi terkemuka, Simeon ben Joachi, dalam komentarnya untuk Imamat pasal 6, menuliskan ini: ‘datang dan lihatlah misteri istilah Elohim; ada tiga bagian, dan masing-masing berdiri sendiri, dan meskipun demikian, mereka semua adalah satu, dan bergabung bersama dalam kesatuan, dan tidak terpisahkan satu dari yang lain.’ Lihat Ainsworth. Dia tidak dapat melihat doktrin Trinitas itu, Trinitas dalam kesatuan, yang dinyatakan dalam kata-kata di atas. Kata kerja ברא bara, ‘Ia menciptakan,’ yang dalam bentuk tunggal, yang dikaitkan dengan kata benda jamak, telah dianggap menunjukkan dengan jelas, dan tidak samarsamar, akan keesaan pribadi-pribadi ilahi dalam karya penciptaan. Dalam Trinitas yang senantiasa diberkati, dari kesatuan pribadi-pribadi ilahi yang tak terbatas dan tak terpisahkan, hanya akan ada satu kehendak, satu tujuan, dan satu energi tak terbatas dan tak dapat dikuasai.”3

“Tuhan – (Elohim). Kata ini dalam bentuk jamak, tapi dipadukan dengan kata kerja tunggal, kecuali jika merujuk kepada dewa-dewa palsu bangsa-bangsa lain, maka kata kerjanya jamak. Makna dasarnya ialah kekuatan, daya; dan bentuk Elohim tidak harus dianggap sebagai bentuk pluralis majestatis, tetapi sebagai wujud upaya pemikiran manusia di masa silam dalam mengungkapkan perasaan mereka tentang Sesembahan, dan menyimpulkan bahwa Sesmbahan itu adalah Esa. Dengan demikian, dalam nama Elohim itu tercakup semua kuasa, kekuatan, dan pengaruh yang oleh mana dunia telah diciptakan dan sekarang diatur serta dipelihara.”4

“‘Allah’ – kata aslinya ialah ‘elohim’ yaitu kata dalam bentuk jamak untuk menunjukkan tiga atau lebih.  Kata ini adalah bentuk jamak dari El (atau lebih tepat eloah, yang
10 | T U H A N I T U A L L A H

dalam Alkitab dipakai dalam tulisan sastra), yaitu kata dalam Bahasa Ibrani dan Kanaan untuk mahluk ilahi atau supra alami.  Kata ini juga dapat dipakai untuk mahluk ilahi lain seperti malaikat atau mahluk-mahluk dunia lainnya (contohnya 1 Samuel 28:13) atau dipakai untuk dewa-dewa bangsa-bangsa lain, tetapi apabila dipakai untuk hal ini kata elohim ini diikuti kata kerja jamak.  Bentuk jamak Elohim yang diikuti kata kerja tunggal menunjukkan bentuk intensif yang menunjukkan bahwa Allah yaitu Elohim yang dimaksudkannya, lebih besar daripada yang lain.  Ia kompleks/rumit dan besar melebihi apa yang dapat dijelaskan tentang Dia.  Namun demikian, penulis tidak memikirkan tentang trinitas (seperti ditunjukkan oleh pemakaiannya bersama kata kerja tunggal), meskipun kita boleh melihat hal ini sebagai hal yang terkandung dalamnya.”5

Allah — nama yang Mahatinggi, dalam Bahasa Ibrani menunjukkan, "Kuat," "Perkasa." Ini mengekspresikan daya Mahakuasa; dan penggunaannya di sini, pada pembukaan Alkitab dalam bentuk jamak, secara samar-sama mengajarkan sebuah doktrin yang diungkapkan dengan terang benderang dalam bagian-bagian lain Alkitab, yaitu, bahwa meskipun Allah itu esa, tapi ada pluralitas pribadi dalam Ke-Allahan - Bapa, anak, dan Roh, yang terlibat dalam pekerjaan penciptaan (Amsal 8:27; Yohanes1:3,10; Efesus 3:9; Ibrani 1:2; Ayub 26:13).6

2) Ulangan 6:4-5 yang berbunyi: “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!   Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” 
Ayat ini yang berisi pengakuan iman orang-orang Israel mengindikasikan adanya TUHAN yang adalah ELOHIM tetapi
T U H A N I T U A L L A H | 11

yang Esa.  Kata TUHAN yang adalah terjemahan dari nama pribadi Sesembahan di Alkitab dituliskan dalam bentuk Tunggal (singular), tetapi TUHAN ini adalah ELOHIM yang tentu saja berbentuk jamak (lebih dari dua).  Namun kenyataan ini tak dapat dipahami oleh manusia berdosa yang memiliki daya nalar terbatas karena meskipun TUHAN itu ELOHIM tetapi TUHAN itu ESA. 
Penjelasan tentang hal ini, yaitu tentang keesaan TUHAN yang bersifat komposit atau pluralis, dapat dibaca dalam alineaalinea yang membahas tentang Keesaan Allah yang Komposit pada halaman-halaman sesudah ini. 

2. KEESAAN ALLAH DI PERJANJIAN BARU
TEKS PERJANJIAN BARU. Ayat-ayat yang secara eksplisit menyebutkan tentang Keesaan TUHAN di Perjanjian Baru adalah sebagai berikut: 

a. Markus 12:28-34, “Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orangorang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" 

Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.  Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.  Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." 

Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.  Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." 

Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.”

b. Yohanes 5:43-44, “Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia.  Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?

c. Roma 3:29-31, “Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain!  Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman.  Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya.”

d. 1 Korintus 8:4-6, “Karena itu, tentang makanan dagingdaging yang dipersembahkan kepada berhala, kita tahu bahwa tidak ada berhala di dunia ini, dan Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa." 

Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah," baik di sorga, maupun di bumi — dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian — namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.”

e. Galatia 3:20, “Seorang pengantara bukan hanya mewakili satu orang saja, sedangkan Allah adalah satu.”

f. 1 Timotius 1:17, “Hormat dan kemuliaan sampai selamalamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.”

g. 1 Timotius 2:1-6, “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.  Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. 

Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.

h. Judas 1:24-25, “Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaanNya, Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.”

KEESAAN ALLAH ITU KOMPOSIT 
Keesaan TUHAN atau Keesaan Allah itu komposit. Keesaan ini diungkapkan dengan jelas dalam bagian pertama SHEMA, yaitu pengakuan iman orang-orang Israel yang dapat dibaca dalam Ulangan 6:4. 

Dalam pengakuan iman orang-orang Israel tersebutkan dua fakta penting berkaitan dengan Keesaan Ke-Allahan.  Sesudah frase “dengarlah hai orang Israel,” bagian pertama pengakuan iman itu berbunyi, “TUHAN itu Allah kita,” kemudian diikuti frase “TUHAN itu Esa.”  Dalam teks Bahasa Ibrani dan transliterasinya pengakuan iman orang-orang Israel adalah sebagai berikut: ( ְשׁ ַמע ִי ְשׂ ָר ֵאל ְי הָוה ֱא  ֵהינוּ ְי הָוה ׀ ֶא ָֽחד
 (Shema Yisra’el, Adonai Elokhenu Adonai Echad)

Keesaan TUHAN itu direfleksikan oleh 3 (tiga) kata dalam kedua frase Shema, yaitu: YHVH yang dilafalkan ADONAI dan diterjemahkan TUHAN, ELOHEINU yang diterjemahkan Allah kita,  dan ECHAD yang diterjemahkan Esa. Keesaan TUHAN dalam Shema itu adalah keesaan yang komposit seperti yang dituangkan dalam penjelasan tentang kedua frase dalam pengakuan iman orang-orang Israel tersebut.

1. TUHAN ITU ALLAH KITA
a. ADONAI.  Frase awal Shema orang-orang Israel ialah: “Tuhan itu Allah kita (Adonai Eloheinu).”  Kata TUHAN adalah terjemahan untuk hwh"y (YHVH) dalam Alkitab LAI, nama pribadi Sesembahan yang ada di Perjanjian Lama.  Meskipun orang-orang Yahudi mengagungkan nama Sesembahan mereka, namun apabila mereka menjumpai nama ini dalam bacaan, mereka tidak membaca atau melafalkannya YAHWEH melainkan mengganti pengucapan nama-Nya dengan ADONAI.  Nama TUHAN terlalu suci untuk mereka lafalkan.  Itulah sebabnya mereka menyerukan frase pada bagian awal pengakuan iman mereka bukan “YAHWEH ELOHEINU” melainkan “ADONAI ELOHEINU.”  TUHAN ITU ALLAH KITA!  Ini sangat berbeda dengan praktek penyebutan NAMA TUHAN, YAHWEH, dewasa ini.

Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang kata “YAHWEH”:
1) YAHWEH bukanlah kata Ibrani.

2) YAHWEH hanyalah salah satu pelafalan  (pronounciation) Nama Sesembahan Alkitab dalam Bahasa Ibrani yaitu hwh"y  Pelafalan-pelafalan lainnya untuk nama TUHAN hwh"y ialah:  YEHUWA,JEHOVAH, JAHOWAH YAHUEH, YAHWAH, YAHOHEWAH, YAHUAH, YEHWAH, YAHUWAH, YAHEVAHE, YEHWEH, YAHVEH, YOHWAH, YAHWEH, YAHOHEVAH, YOHWEH, YAHWE, YAOHU, YAHUWEH, YAHEVEH.

3) Orang-orang Israel tidak pernah menyebut atau melafalkan nama Sesembahan mereka karena nama itu terlalu suci untuk disebutkan.

4) Hanya Imam Besar, sekali dalam setahun, yaitu pada Hari Pendamaian (Day of Atonement) yang dapat menyebutkan Nama Sesembahan itu dalam rangkaian upacara Pendamaian. 

5) Nama Sesembahan di Perjanjian Lama yaitu   hw"hy tidak dipertahankan di Perjanjian Baru.  Perhatikan contoh-contoh berikut:

6) Nama TUHAN dapat diterjemahkan.  Nama Sesembahan dalam Bahasa Ibrani di Perjanjian Lama hwh"y telah diterjemahkan menjadi Κύριος dalam Perjanjian Lama berbahasa Yunani yaitu Septuaginta, dan Tuhan Yesus Kristus tidak mempermasalahkannya.

7) Pengucapan YAHVEH dipopulerkan di tahun 1567 oleh Genebrardus dengan penulisan IAHVE, JAHVE (Chronographia, Paris, 1567).  Berdasarkan penelitian, Genebrardus meminjam istilah Klemens dari Alexandria, kalangan Platois Gnostik, ejaan Yunani dari nama dewa Zeus yaitu IAOVE, yang juga dikenal sebagai JOVE, dewa Yupiter bangsa Romawi. Guna mendukung penemuan ini, Genebrardus mengutip Alkitab Samaria yaitu kata IABE, mengubahnya menjadi YABE, dan terakhir mengubah B menjadi V sehingga tertulis YAVE. Tinggal menyesuaikan dengan empat huruf sakral yakni menambah dua huruf H di tengah dan di akhir kata, jadilah YAHVEH.7

b. ELOHEINU.  Dalam pengakuan iman mereka, orang-orang Israel menyebutkan: “Tuhan itu Allah kita (Adonai Eloheinu).”  Kata Eloheinu (Allah kita) yang plural, disandingkan dengan Nama TUHAN (yang transliterasinya adalah YHVH dan yang dilafalkan Adonai). 
Seharusnya Eloheinu diterjemahkan “allah-allah kita (our gods)” karena plural atau jamak.  Tetapi Alkitab dan orang-orang Yahudi menerjemahkannya “Allah (God)” (singular/tunggal) saja.  Mengapa demikian?  Penyebabnya ialah, Adonai Eloheinu secara explisit menunjukkan konsep Trinitas Ke-Allahan.  Allah yang Esa dan keesaanNya adalah keesaan komposit atau pluralistis.


Eloheinu adalah Elohim kita.  Elohim adalah Pencipta langit dan bumi termasuk kita manusia.  YHVH adalah Elohim kita.  YHVH adalah Allah kita, bukan YHVH adalah allah-allah kita, karena YHVH bukan tiga allah melainkan SATU YHVH yang adalah ELOHIM yang plural.

Perhatikan sekelumit kisah yang menggambarkan kerancuan pemahaman seorang Yahudi tentang ELOHIM yang dipakai untuk YHVH dengan kata-kata benda lainnya yang berakhiran IM yang menunjukkan pluralitas dalam Bahasa Ibrani.  Seharusnya semua kata benda yang berakhiran “IM” itu jamak (plural), tetapi ELOHIM yang adalah nama generic TUHAN diterjemahkan sebagai kata yang berbentuk tunggal (singular).  Perhatikan dialog Dr. David L. Cooper dengan seorang Yahudi dalam ceritera di bawah ini:
Dr. David L. Cooper menceriterakan pengalamannya demikian:
Pada suatu hari ketika saya sedang dalam perjalanan dari Los Angeles ke Denver, saya terlibat dalam wawancara yang paling menyenangkan dengan seorang tua laki-laki Yahudi.  Saya duduk di kereta sambal membaca Kitab Suci berbahasa Ibrani saya ketika orang tua Yahudi itu muncul di sisi saya.  "Anda tidak bisa membaca itu," katanya. 

Segera saya memberinya demonstrasi praktis dengan membaca serangkaian ayat.  Dengan mengangkat bahu bahu ia bertanya, "Dari mana anda mempelajarinya?"
"Di Seminari dan Universitas." Saya menjawabnya. 
"Tentu, Anda tidak tahu apa artinya." 

Sekali lagi saya membaca lagi dan meterjemahkan ayat itu untuknya.  "Hum ~ ~ dan Anda bukan seorang Yid," komentarnya. 

Saya bergeser sedikit lalu mengundangnya untuk duduk di samping saya, kemudian saya memperkenalkan diri.  Kenalan baru saya mengatakan bahwa namanya adalah Baron. Kemudian kami mulai mengobrol. 
"Dapatkah anda membaca ini, Mr Baron?" Saya bertanya. "Tentu." Katanya, dan sekaligus ia membaca lancar ayat-ayat yang saya tunjukkan.  "Sekarang bolehkah anda beritahukan kepada saya apa artinya?"  Kelihatannya ia menerjemahkan dengan kesulitan meskipun ia memahami substansi dari apa yang ia telah baca.
"Mr Baron apakah anda mengenal buku ini?" Saya bertanya.  Ia berpaling ke Halaman judul. Dia membaca katakata, "Perjanjian Baru."  Belum pernah ia melihatnya. 
Kemudian saya mengeluarkan Alkitab Ibrani [Perjanjian Lama] yang saya kantongi lalu berkata, Mr Baron, saya ingin mengajukan pertanyaan. Apakah arti dari istilah “Elohim?"
Artinya “Allah (God)"
Tetapi saya berkata, "guru saya telah mengatakan kepada saya bahwa kata ini berarti allah-allah." 
"Mereka tidak tahu apa yang mereka bicarakan," tukasnya tegas. 
"Tetapi Elohim itu bentuknya jamak". 
"Anda salah," kata teman saya.  Saya telah bersekolah di Yeshibah [Sekolah Rabbi-rabbi] dan saya tahu Elohim artinya adalah Allah ~ ~ tunggal." 

"Apa arti dari kata Baal Mr Baron?" Saya bertanya. 
"Tuan," jawabnya. 
"Apa arti dari kata Baalim?"  "Tuan-tuan," adalah jawabannya.  "Lebih dari satu." 
"Apa Apakah arti Seraf?" 
"Salah satu malaikat," katanya. 
"Serafim?" Saya bertanya. 
"Banyak malaikat," Jawabnya.  "lebih dari satu."

Kemudian, JIKA BAALIM DAN SERAFIM BERARTI LEBIH DARI SATU, TIDAKKAH ELOHIM JUGA BERARTI LEBIH DARI SATU?" Dia tampak bingung. 
 “Marilah kita beralih melihat Sepuluh Hukum dan memperhatikan bahwa Hukum itu menyatakan, “Jangan ada padamu allah (gods) lain di hadapan-Ku.”  “Nah, apa artinya “allah (gods / allah-allah) dalam perintah ini?”
“Bentuknya jamak dan mengandung arti banyak—lebih dari satu,” ia menjawab dan menambahkan, “itu memaksudkan allah-allah yang disembah orang-orang kafir.
Membuka Kitab Kejadian lalu saya menunjukkan ayat pertama dalam kitab itu dan berkata, “Anda mengakui bahwa Elohim di ayat-ayat yang baru saja kita baca, berarti “allahallah / gods.” Ia mengangguk mengiyakan.

Saya melanjutkan, “Lalu BAGAIMANA DENGAN KATA YANG SAMA DALAM AYAT PERTAMA KITAB KEJADIAN INI?” Sambil memikirkan jawabannya, teman itu menaruh tangannya ke kepalanya menunjukkan keheranannya.
“Rabbi tidak memberitahukan kepada kami.”

“Tak usah memikirkan tentang para rabbi,” kata saya.  “Jikalau kata itu (Elohim) berbentuk jamak dan berarti ‘allah-allah (gods) di satu ayat maka itu juga harus diartikan jamak di ayat yang lain karena pengejaannya tepat sama.”
“Itu kedengarannya benar,” ia mengakuinya, “tetapi saya heran mengapa rabbi-rabbi itu tidak memberitahukan kepada saya ketika belajar di Sekolah Rabbi-rabbi?”
“Tuan Baron apakah artinya Shema [Sebutan rabbi-rabbi untuk pengakuan iman yang agung dalam Ulangan 6:4]?  Saya ingin menanyai anda khususnya tentang kata Ibrani Elohenu?
Guru-guru saya telah mengajari saya bahwa eloheinu berarti gods (banyak allah). Demikian penjelasan saya kepadanya.
“Mereka salah, katanya.  Eloheinu berarti Allah.”
“Apa arti kata Abhothenu?”
“Bapa-bapa kita (our fathers).”
“Eholayenu?” Saya bertanya.
“kesakitan-kesakitan kita (our sickness).”
“Pesha’enu?”
“Pelanggaran-pelanggaran kita (our transgressions.”
“Dan Avonothenu?”
“Dosa-dosa kita (our sins).”
“Lalu, Tuan Baron,” Saya menyimpulkan, “JIKALAU SEMUA KATA YANG BERAKHIRAN ENU BERARTI ‘BAPABAPA’, ‘KESAKITAN-KESAKITAN’, ‘PELANGGARANPELANGGARAN’, DAN ‘DOSA-DOSA’, SUDAH TENTU KATA ELOH-ENU BERARTI ‘GODS’ (ALLAH-ALLAH) ~JAMAK.”  Sebagai jawabannya, teman Yahudi saya itu mengangkat kedua tangannya menunjukkan gerakan tak berdaya dan kebingungan.  “Tetapi rabbi-rabbi . . .” dan iapun menarik nafas panjang.
‘Kita sekarang tidak tertarik dengan pendapat para Rabbi,” kata saya kepadanya.  “Anda mengakui bahwa adalah benar apabila kita menerjemahkannya dalam bentuk jamak bukan?  Ia menggangguk perlahan.  Saya meneruskan, “Satu pertanyaan lagi, “Apakah artinya Echad?”
“Satu (one),” jawabnya dengan cepat.
“Guru-guru saya telah mengajar saya bahwa kata echad itu artinya Keesaan (Unity)!”  Jawab saya.
“Nah anda telah diajar salah,” Jawabnya berapi-api.
“Sahabatku, disini di ayat-ayat permulaan Kitab Kejadian, diberitahukan kepada kitab bahwa seorang laki-laki akan meninggalkan ibu bapanya untuk bersatu dengan istrinya dan keduanya menjadi satu daging.  Pada waktu keduanya kawin mereka menjadi satu.  Itulah Echad.  Sama halnya dengan perkataan Allah tentang diri-Nya.  Shema secara nyata mengatakan, “TUHAN ADALAH ALLAHALLAH (JAMAK) KITA.  TUHAN ITU ESA (SATU) – ECHAD –satu keesaan.”
Lalu saya mengajaknya melihat beberapa ayat di Perjanjian Lama dan menyimpulkan begini, “Kitab Suci mengajarkan bahwa ada Ke-Allahan yang terdiri dari pribadi yang jamak dan bahwa pribadi yang kedua Ke-Allahan telah datang ke dunia ini dan diam diantara kita lalu menyerahkan hidupnya untuk kita semua.”

Wajahnya penuh tanda tanya.  Ia mengatakan, “Sekarang saya telah tua, jika saja saya bertemu dengan anda bertahunthan sebelumnya, hidup saya akan sungguh berbeda.  Kemudian ia berkata, “Saya pasti telah beralih agama.”
Saya mendorongnya untuk mengadakan perubahan sana sini.  Beginilah cara memperkenalkan kebenaran kepada seorang Yahudi dalam bahawa yang ia pahami dengan jelas.   Saya, David L. Cooper, D. D.8

2. TUHAN ITU ESA
a. ECHAD.  Bagian atau penggalan kedua dalam pengakuan iman orang Israel berbunyi, “TUHAN ITU ESA” (ADONAI ECHAD).  TUHAN itu ECHAD.  Kata ֶא ָֽחד (Echad) telah diterjemahkan "satu" di dalam Alkitab. Meskipun kata ini mengandung arti SATU, tapi sebenarnya dalam bahasa Ibrani, untuk menyampaikan arti numerik "satu" tidak memerlukan kata yang terpisah, cukup hanya menambahkan akhiran pada akar kata. Sekali lagi, kata Ibrani tidak hanya menunjukkan jumlah, tetapi juga gender dan arah.  Oleh karena kita sudah memiliki kata yang menunjukkan baik kejamakan dan gendernya, maka sebenarnya tidak perlu lagi menambahkan kata “SATU.”  Dengan kata lain, menurut tata bahasa Ibrani yang benar, pemakaian kata ECHAD untuk menunjukkan secara khusus akan jumlah, bukan saja merupakan pengulangan tetapi juga menunjukkan pertentangan atau kontradiksi dengan kata yang sebelumnya yaitu ELOHEINU.

b. ECHAD DAN YACHID.  Sebenarnya ada 2 (dua) kata dalam bahasa Ibrani yang mengandung arti “ESA,” yaitu ECHAD dan YACHID.  Kata ECHAD berarti COMPOUND UNITY atau KEESAAN KOMPOSIT,9 sedangkan YACHID berarti ABSOLUTE UNITY atau KEESAAN ABSOLUT.

Contoh ECHAD antara lain: (1) SIANG DAN MALAM yang membentuk SATU HARI.  Siang itu sendiri dapat dibedakan dari malam.  Keduanya (siang dan malam) membentuk satu hari. Contohnya, hari pertama penciptaan (Kejadian 1:5); (2) Seorang LAKI-LAKI akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan ISTERINYA, sehingga keduanya menjadi SATU DAGING (Kejadian 2:24); (3) setandan buah anggur dalam Bilangan 13:23; (4) Semua orang Israel yang berkumpul dan bersatu bagaikan sorang manusia (gathered together as one man KJV).

Kata YACHID sendiri tidak pernah dipakai untuk Sesembahan di Perjanjian Lama.  YACHID sangat berbeda artinya dengan ECHAD.  YACHID mengartikan satu keesaan yang tak terpisahkan, tunggal dan unik.  Kata ini dipakai untuk menerangkan keunikan seperti ISAK yang unik sebagai ANAK TUNGGAL Abraham. (Kejadian 22:2, 12, 16).  YACHID juga dipakai dalam Hakim-hakim 11:34 untuk anak perempuan Yefta yang adalah anak tunggalnya. Kata YACHID yang diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia dan dipakai dalam Alkitab juga terdapat dalam Amsal 4:3, Amos 8:10, dan Zakharia 8:10.   

Sekiranya keesaan Sesembahan yang diajarkan Alkitab, khususnya Perjanjian Lama itu adalah keesaan ablsolut seperti yang diartikan oleh kata YACHID maka istilah inilah yang dipakai untuk menjelaskannya.  Tapi sebaliknya, kata ECHAD yang mengandung arti keesaan komposit itulah yang dipakai oleh Musa dan penulis-penulis Perjanjian Lama lainnya dalam menggambarkan keesaan Allah Alkitab, sedangkan kata YACHID tidak pernah dipakai utuk menjelaskan tentang keesaan Allah Alkitab. 

c. MOSES MAIMONIDUS (1135-1204) seorang filsuf Yahudi dan dokter pribadi Saladin, Sultan di Mesir dan Syria\. yang bertugas sebagai Rabbi di Kairo Mesir dan Syria kemudian dikenal sebagai “The Rambam” yakni julukan yang dikaitkan dengan nama lengkapnya Rabbi Moses ben Maimon, adalah orang yang menggantikan ECHAD menjadi YACHID dalam menjelaskan keesaan Allah di Perjanjian Lama. Ia diberi gelasr MUSA KEDUA karena berjasa dalam mengembangkan Yudaisme Rabbinik.  Ia menulis Mishneh Torah, yaitu tafsiran empat belas buku yang membahas Kitab Taurat Musa.  Ia juga merumuskan tigabelas artikel pengakuan iman Yahudi yang sampai sekarang menjadi landasan iman agama Yahudi Ortodoks. 

Berdasarkan penafsirannya atas Shema yang tercatat dalam Ulangan 6:4, Moses Maimonidus mengajar orangorang Yahudi untuk mengumandangkan setiap hari “Aku percaya dengan iman yang sempurna bahwa Sang Pencipta, diberkatilah Nama-Nya, adalah ESA.”  Juga, artikel Nomor dua dari Tigabelas Artikelnya menyatakan: “Aku percaya dengan iman yang sempurna bahwa Sang Pencipta, diberkatilah nama-Nya, adalah satu Keesaan, dan bahwa tidak ada keesaan dalam bentuk lain seperti keesaan-Nya, dan bahwa ia satu-satunya Allah kita, yang telah ada, yang ada, dan akan ada.”

Masalahnya ialah, ia menggantikan kata ECHAD yang dipakai dalam teks asli Ibrani yang ditulis oleh MUSA dalam kitab Taurat, dengan kata YACHID.  Ini menunjukkan bahwa ia memahami kesulitan apabila ia menggunakan kata ECHAD dalam menjelaskan Sesembahannya.

d. ILUSTRASI yang berkaitan dengan tiga Pribadi atau Oknum yang adalah Satu, ada banyak di Alkitab, khuauanya di Perjanjian Lama.  Contohnya,
(1) Ada tradisi dikalangan orang Yahudi yang masih dipraktekkan sampai hari ini, dimana orang Yahudi mengumandangkan Shema dalam Ulangan .6:4 dengan membaginya menjadi tiga penggalan, masing-masing potongan diulang tiga kali sedangkan kata terakhir dikatakan hanya sekali, menunjukkan adanya kesatuan.

(2) Yesaya ketika ia melihat Tuhan di Bait-Nya, ia mendengar para Serafim berseru: "kudus, Kudus, Kudus,". Juga dalam Wahyu 4:8 dicatatkan bahwa Rasul Yohanes mendapat penglihatan serupa.

(3) Dalam Bilangan 6:24-26 kita menemukan tiga kali lipat berkat TUHAN. " TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. 

(4) Sama seperti Harun ketika memberkati orang-orang Israel, Rasul Paulus juga mengakhiri suratnya kepada Jemaat Korintus dengan doa berkat ini: “Kasih karunia TUHAN YESUS KRISTUS, dan kasih ALLAH, dan persekutuan ROH KUDUS menyertai kamu sekalian.” 2 Korintus.13:14.
e. ZOHAR adalah salah satu buku yang paling suci dalam sastra Yahudi. Itu ditulis oleh Rabbi Simon ben Jochai dan anaknya Rabbi Eliezer di tahun-tahun setelah tentara Romawi meluluh-lantakkan Bait Allah di Yerusalem pada A. D. 70.   Mengenai Ulangan 6:4 orang-orang Yahudi bertanya:

"Mengapa perlu menyebutkan nama Tuhan tiga kali dalam ayat ini?" Jawabannya adalah sebagai berikut: "Nama pertama adalah Bapa di atas. Yang kedua adalah Sang Keturunan Isai, yaitu Mesias yang akan datang dari keluarga Isai melalui Daud. Dan yang ketiga adalah Jalan yang di bawah (yang mengartikan Roh Kudus yang akan menunjukkan kepada kita Jalan itu), dan ketiganya adalah satu10
 (`ְשׁ ַמע ִי ְשׂ ָר ֵאל ְי הָוה ֱא  ֵהינוּ ְי הָוה ׀ ֶא ָֽחד  ) (Shema Yisra’el, Adonai Elokhenu Adonai Echad) ἄκουε, ᾿Ισραήλ, Κύριος ὁ Θεὸς ἡµῶν Κύριος εἷς ἐστι·
Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
PENGAKUAN IMAN ORANG ISRAEL - ULANGAN 6:4 PERNYATAAN TUHAN YESUS KRISTUS - MARKUS 12:29

3. ECHAD DI PERJANJIAN LAMA
Keesaan Allah yang komposit diungkapkan dalam kata ECHAD yang terdapat dalam beberapa ayat Alkitab Perjanjian Lama ini:
a. Ulangan 6:4: “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa (ECHAD)!
b. Kejadian 1:5: “Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.  (And Elohim called the light, Day. And He called the darkness, Night. And there was evening, and there was morning, day one  HRB -  YOM ECHAD = DAY ONE).”
c. Kejadian. 2:24:  “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. (ECHAD BASAR = ONE FLESH)”
d. Bilangan 13:23: “Ketika mereka sampai ke lembah Eskol, dipotong merekalah di sana suatu cabang dengan setandan buah anggurnya . . . . - ECHAD ESHKOL = ONE CLUSTER OF GRAPES).”
e. Ezra 2:64: “Seluruh jemaah itu bersama-sama (CHAHAL ECHAD – THE WHOLE ASSEMBLY TOGETHER) ada empat puluh dua ribu tiga ratus enam puluh orang,” 
f. Mazmur.133:1:  Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! (A Song of degrees of David. Behold, how good and how pleasant it is for brethren to dwell together in unity! SHEVET YAHCAD) –
g. 2 Samuel. 2:25: “Berhimpunlah bani Benyamin di belakang Abner menjadi satu gabungan (ECHAD AGUDDAH = ONE TROOP) dan bersiap-siap di puncak sebuah bukit.”
h. 1 Raja-raja 7:42: “keempat ratus buah delima untuk kedua jala-jala itu, dua jajar buah delima untuk satu jala-jala (ECHAD SEVAKHAH – ONE NETWORK) guna menutupi kedua bulatan ganja yang di atas tiang itu.”
i. 1 Raja-raja 11:13  “Namun demikian, kerajaan itu tidak seluruhnya akan Kukoyakkan dari padanya, satu suku (ECHAD SHEVET – ONE TRIBE) akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem yang telah Kupilih."
j. Yermia 32:39 “Aku akan memberi mereka satu hati (ECHAD LEV) dan satu tingkah langkah, sehingga mereka takut kepada-Ku sepanjang masa untuk kebaikan mereka dan anakanak mereka yang datang kemudian.”
k. Yehezkiel. 37:15-17 “Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku: "Hai engkau anak manusia, ambillah sepotong papan dan tulis di atasnya: Untuk Yehuda dan orang-orang Israel yang bersekutu dengan dia. Kemudian ambillah papan yang lain dan tulis di atasnya: Untuk Yusuf--papan Efraim-dan seluruh kaum Israel yang bersekutu dengan dia.  Gabungkanlah keduanya menjadi satu papan (ECHAD ETZ), sehingga keduanya menjadi satu (ECHAD) dalam tanganmu.”

Sebenarnya ada banyak ayat Alkitab Perjanjian Lama yang menunjukkan konsep keesaan komposit Ke-Allahan yang ada dalam kata Ibrani ECHAD.   Ayat-ayat tersebut akan dapat dipahami lebih jelas dengan penjelasan-penjelasan yang ada dalam ayat-ayat Alkitab Perjanjian Baru yang mengungkapkan tentang Keesaan Allah yang sifatnya komposit.

4. ECHAD DI PERJANJIAN BARU
Ketika menjawab pertanyaan sekelompok orang Yahudi yang bertanya kepada-Nya tentang Hukum yang terutama, sebelum memberikan jawaban yang tegas dan tandas, Tuhan Yesus Kristus mengucapkan dengan lantang akan SHEMA yang mereka Imani.  Mengutip Ulangan 6:4 Tuhan Yesus Kristus mengatakan: “Dengarlah Hai orang Israel.  TUHAN itu Allah kita.  TUHAN itu Esa.” (Markus 2:29).  Dalam kesempatan yang lain Tuhan Yesus Kristus menyatakan: “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30).  Kata “ESA: dan “SATU” dalam pernyataan-pernyataan Tuhan Yesus Kristus ini adalah kata yang sama yang dipakai dalam Ulangan 6:4. yaitu ECHAD.  Dalam Bahasa Yunani Perjanjian Baru padanan kata ECHAD ialah kata HEIS.

Dalam pernyataan-pernyataan-Nya, Tuhan Yesus Kristus menggunakan kata ECHAD sama seperti artinya di Perjanjian Lama.  Ia sedang menyamakan diri-Nya sebagai Pribadi dari Ke-Allahan.  Orang-orang Yahudi tentu saja memahami pernyataan Tuhan Yesus Kristus sehingga mereka mau melontari Dia dengan batu.  Yesus mereka pahami sedang mengatakan kepada mereka bahwa Ia dan Bapa memang adalah satu.   Satu secara sempurna.

Interpretasi dan pemahaman Tuhan Yesus Kristus tentang kata ECHAD dapat kita baca dalam Yohanes 14:7-11:
 “’Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.’   Kata Filipus kepada-Nya: ‘Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.’   Kata Yesus kepadanya: ‘Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.   Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaanNya.  Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.’”

ORANG-ORANG PERCAYA HARUS MENJADI SATU (ECHAD).  Jesus juga menyatakan kepada kita bahwa kata ECHAD itu bukanlah sesuatu yang ia punyai dan bagikan hanya dengan Bapa.  Dalam doaNya yang dicatatkan dalam Yohanes 17, Yesus berdoa bukan saja untuk murid-murid-Nya, tetapi juga untuk semua orang yang akan mempercayai-Nya.  Yaitu “supaya semuanya menjadi satu seperti Engkau, ya Bapa ada di dalam Aku, dan Aku di dalam engkau, supaya mereka juga menjadi satu (ECHAD) di dalam kita; supaya dunia akan mempercayai bahwa Engkau telah mengutus aku.” (Yohanes 17:21).

Tuhan Yesus Kristus kembali mendefinisikan ECHAD dan berdoa agar kita boleh menjadi ECHAD (menjadi satu, terikat bersama, bersaksi dan bekerja untuk mencapai sasaran yang sama) di dalam Bapa dan di dalam Anak.  Selanjutnya Tuhan Yesus Kristus mengatakan, “dan kemuliaan yang Engkau telah berikan kepada-Ku, telah Aku berikan kepada mereka; supaya mereka boleh menjadi satu (ECHAD) sama seperti kita adalah satu.” (Yohanes 17:22).  Lalu Tuhan Yesus Kristus menyatakan bahwa ECHAD atau keesaan ini bukan saja akan membawakan kesempurnaan/kematangan dalam hidup kita bersama Allah tetapi juga dengan satu dan lainnya. “Aku didalam mereka, dan Engkau didalam Aku, supaya mereka boleh sempurna (matang) menjadi satu; dan supaya dunia boleh mengetahui bahwa Engkau telah mengutus Aku, dan telah mengasihi mereka, sama seperti Engkau telah mengasihi Aku.” (Yohanes 17:23). Manifestasi ECHAD, yaitu ikatan bersama atau keesaan, ialah mengasihi Tuhan dan mengasihi satu dengan yang lain.  “Supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku boleh ada di dalam merek, and Aku di dalam mereka (Yohanes 17:26).  Tuhan Yesus Kristus adalah contoh yang konkrit tentang keesaan (ECHAD) dengan Allah.  Jikalau seseorang berkata bahwa Ia SATU dengan Allah tetapi tidak menunjukkan kasih, maka secara jelas ECHAD itu tidak eksis.

YAHUDI DAN BUKAN YAHUDI MENJADI SATU (ECHAD).   Penjelasan Rasul Paulus tentang ECHAD dalam Efesus pasal 2, bersifat didaktik dan profetik.  Dalam ayat-ayat 11-18, Rasul Paulus menulis:
“Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orangorang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orangorang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya ‘sunat’, yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, -- bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. 

Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu ‘jauh’, sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus.  Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. 

Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’,  karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.” (Efesus 2:11-18).
Tulisan Rasul Paulus dalam perikop ini menyatakan kepada kita bahwa melalui pengurbanan Yesus, Allah telah menjadikan orangorang Yahudi (Jews) dan mereka yang bukan Yahudi (Gentiles) menjadi satu (ECHAD) manusia baru.  Manusia baru ini akan berfungsi di dalam ke-Tuhanan Yesus, dipersatukan dan terhimpun bersama dengan-Nya dan setiap pihak mempunyai tujuan dan sasaran yang sama dengan Tuhan- menjadi bagian dari penyelesaian maksud Allah di dunia ini.

Surat Paulus ke Jemaat Efesus ini juga menyatakan kepada kita bahwa karena pengurbanan Tuhan Yesus Kristus, maka bangsa Yahudi dan bukan Yahudi (Gentiles) yang di masa silam merupakan dua pihak atau “orang” yang berbeda, akan menjadi satu “orang” yang baru.  Rasul Paulus menyatakan bahwa-orang-orang Yahudi dan yang bukan Yahudi akan menjadi ECHAD.  Mereka akan dipersatukan, dijadikan satu, menjadi satu, dan memiliki tujuan bersama yang spesifik.

KEESAAN KOMPOSIT ALLAH TRINITAS
Keesaan Allah di Alkitab yang merupakan keesaan yang komposit, diwujud-nyatakan dalam pengajaran tentang Trinitas KeAllahan.

Ayat-ayat Alkitab mempresentasikan Allah sebagai Trinitas.  Tepatnya, Trinitas relasional, dimana tiga Pribadi Ke-Allahan mengalami kasih ilahi yang kekal satu dengan yang lain sebagai Allah yang kasih adanya. 

Kasih Allah itu saling berbalasan. Yesus Kristus mengatakan, “Bapa mengasihi Anak (Yohanes 5:20), selanjutnya Yesus berkata: “Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali” (Yohanes 10:17), dan dalam doa-Nya Ia berkata kepada Bapa, “Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan” (Yohanes 17:24). 

Tulisan Rasul Yohanes dalam 1 Yohanes 4:8-16 menunjukkan bahwa Allah itu bukanlah pribadi yang hidup secara sendirian atau hidup secara soliter. Yohanes 3:16 menyebutkan bahwa Bapa dalam kasih-Nya telah mengirimkan Anak-Nya ke dunia untuk menyelamatkan manusia berdosa. Yesus Kristus sendiri menyatakan bahwa Roh Tuhan ada pada-Nya dan telah mengurapi-Nya dalam menjalankan misi penyelamatan dunia (Luka 4:16).  Pada waktu Yesus dibaptiskan, Bapa memperdengarkan suara-Nya: “Inilah AnakKu yang kukasihi,” dan Roh kudus datang kepada Yesus (Matius 3:14-17).  Begitulah pribadi-pribadi ke-Allahan, Bapa, Anak, dan Roh Kudus eksis dalam keabadian atau kekekalan sebagai Allah relasional, yang saling mengasihi.

Allah Trinitas - Bapa, Anak, dan Roh Kudus, secara bersamasama melibatkan diri dalam mengasihi dan menyelamatkan dunia.  Rasul Paulus menulis, “Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus” (2 Korintus 5:19), Roh Kudus menguduskan (2 Tesalonika 2:13).  Ketika Yesus menunjukkan belas kasihan-Nya kepada orang banyak (Markus 6:34; 8:2), Ia sedang menunjukkan Bapa yang adalah “Bapa yang penuh belas kasihan” (2 Korintus 1:3).  Itulah sebabnya Yesus berkata kepada Filipus, “Siapa yang sudah melihat Aku sudah melihat Bapa” (Yohanes 14:9).

Roh Kudus juga mengasihi dan berbelas kasihan kepada manusia.  Sebelum Tuhan Yesus Kristus naik ke Surga Ia menjanjikan kepada murid-murid-Nya Penolong yang lain, yaitu Roh Kebenaran, Roh Kudus, Paraklētos (Yohanes 14:16-18).

1. BAPA – PRIBADI PERTAMA
ALKITAB MENYEBUTKAN BAPA ITU ALLAH.  “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (Kejadian 1:1), dan oleh AnakNya “Ia telah menjadikan alam semesta” (Ibrani 1:1-2).  Nabi Yesaya menulis:
“Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Allah, dan apa yang dapat kamu anggap serupa dengan Dia?  Patungkah?

Tukang besi menuangnya, dan pandai emas melapisinya dengan emas, membuat rantai-rantai perak untuknya. Orang yang mendirikan arca, memilih kayu yang tidak lekas busuk, mencari tukang yang ahli untuk menegakkan patung yang tidak lekas goyang. Tidakkah kamu tahu? Tidakkah kamu dengar? Tidakkah diberitahukan kepadamu dari mulanya? Tidakkah kamu mengerti dari sejak dasar bumi diletakkan?

Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman!   Dia yang membuat pembesar-pembesar menjadi tidak ada dan yang menjadikan hakim-hakim dunia sia-sia saja!

Baru saja mereka ditanam, baru saja mereka ditaburkan, baru saja cangkok mereka berakar di dalam tanah, sudah juga Ia meniup kepada mereka, sehingga mereka kering dan diterbangkan oleh badai seperti jerami. Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus.

Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat. Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?"  Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya” (Yesaya 40:18-28).

Bapa itu adalah Allah yang Mahabesar.  Tetapi Ia juga adalah Allah yang sangat mengasihi dunia, sangat mengasihi orang berdosa.  Rasul Yohanes menyatakannya dalam ayat emas ini:
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.  Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” (Yohanes 3:16).

YESUS KRISTUS MENYEBUT BAPA, “ALLAH.”  Ia menyebutkan bahwa Bapa-Nya itu “Allah” (Yohanes 6:27).  Ia berkata: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah" (Yohanes 6:29).  Ketika orangorang Yahudi yang takjub akan pengajaran-Nya bertanya kepadaNya, Yesuspun menjawab: “Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku.  Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri” (Yohanes 7:16-17). 

Kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya, Yesus Kristus berkata: “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku” (Yohanes 8:42).  Selanjutnya Yesus Kristus berkata: “Aku Anak Allah” (Yohanes 10:36).  Dalam episode yang berkaitan dengan Lazarus yang sakit lalu meninggal tetapi kemudian dibangkitkan oleh Yesus, ketika mendengar berita tentang Lazarus yang sakit Yesus Kristus berkata kepada murid-murid-Nya: “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan" (Yohanes 11:4).       

Yesus memang banyak berceritera tentang Bapa-Nya.  Kepada perempuan Samaria di Perigi Yakub, Yesus mengatakan: “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembahpenyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.  Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran" (Yohanes 4:23-24).

Dalam doa yang diajarkan-Nya kepada murid-murid-Nya yang dikenal sebagai “doa Bapa Kami,” Yesus Kristus sedang mengajarkan bahwa Bapa itu adalah Allah, dan Allah itu adalah Bapa yang mengasihi.  “Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.  Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin” (Matius 6:9-13).

Dalam doa yang dilayangkan-Nya kepada Bapa, Yesus Kristus mengungkapkan hubungan diri-Nya dengan Bapa.  Yesus menyapanya sebagai “satu-satunya Allah yang benar” (Yohanes 17:3), “Bapa yang kudus” (Yohanes 17:11), “Bapa yang adil” (Yohanes 17:25), dan Bapa yang mengasihi-Nya sebelum dunia dijadikan.  Yesus berkata: “Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan” (Yohanes 17:24).  

Dalam doanya Yesus Kristus mengungkapkan kerinduan hatinya seperti ini untuk murid-muridNya:
“SUPAYA MEREKA SEMUA MENJADI SATU, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.  Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:  Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku SUPAYA MEREKA SEMPURNA MENJADI SATU, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.” (Yohanes 17:21-23).

Sebelum Yesus Kristus naik ke Surga, Ia mengatakan kepada murid-murid-Nya:
“Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah.  Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa" (Yohanes 16:26-28). 

2. ANAK – PRIBADI KEDUA.
ALKITAB MENYEBUT YESUS, ALLAH. Yesus Kristus yang adalah Firman atau Logos, adalah Allah.  Yesus Kristus ditegaskan sebagai Allah di Perjanjian Baru.  Rasul Yohanes menyatakannya dengan tegas dalam pembukaan Injil yang ditulisnya:
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia” (Yohanes 1:1-3).

Rasul Paulus juga menguatkan pernyatakan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Allah dalam argumentasinya ini: “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan” (Kolose 2:9).  Ke-Allahan yang tidak dapat diungkapkan dengan sempurna dalam semua alam dan ciptaan Tuhan lainnya, telah diungkapkan secara sempurna dalam eksistensi Tuhan Yesus Kristus.

Matius menuliskan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Imanuel yang diartikan “Allah menyertai kita” (Matius 1:21-23).  Markus memulaikan catatan Kitab Injil yang ditulisnya dengan menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.  “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah” (Markus 1:1).  Nabi Yesaya jauh sebelumnya telah menuliskan nubuatan ini: “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yesaya 9:5).

Penulis Surat Ibrani mengungkapkan Ke-Allahan Yesus Kristus dalam tulisan ini: “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan” (Ibrani 1:3).

Bahkan Iblis dan setan-setanpun mengetahui akan hubungan antara Bapa dan Anak, dan dalam kegentaran lalu menyembah-Nya.  Yesus Kristus datang di Gadara dan bertemu dengan setan-setan yang merasuk orang disitu. Begini kisahnya:
“Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu. Dan mereka itupun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" (Matius 8:28-29).

Dalam Injil Markus dicatatkan pertemuan Yesus dengan orang yang dirasuk setan-setan dan mereka mengakui Dia sebagai Anak Allah yang patut disembah.  Inilah catatan peristiwa itu:
“Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" (Markus 5:1-7).

Rasul Yohanes menuliskan kesaksian Yohanes Pembaptis tentang iman-Nya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Anak Allah dalam kesaksiannya ini:
Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "LIHATLAH ANAK DOMBA ALLAH, YANG MENGHAPUS DOSA DUNIA. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel." Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.  Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: IA INILAH ANAK ALLAH." (Yohanes 1:29-34).

Simon Petrus mengakui Ke-Allahan Yesus.  Di Kaisaria Filipi, Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya tentang siapa Dia menurut pendapat orang.  Simon Petrus langsung menjawab: “ENGKAU ADALAH MESIAS, ANAK ALLAH YANG HIDUP!" (Matius 16:16).  Ketika banyak orang meninggalkan Yesus, Ia bertanya apakah muridmurid-Nya juga mau meninggalkan-Nya.  Mengatas-namakan muridmurid yang lain, Simon Petrus menjawab:"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah" (Yohanes 6:68-69).

Tomas yang “lambat berpikir” akhirnya mengakui Ke-Allahan Yesus setelah bertemu dengan Yesus sesudah Ia bangkit.  Tomas mengakuinya dengan jelas dalam pernyataannya ini: “Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yohanes 20:28).

Rasul Paulus dalam tulisannya kepada pengikut-pengikut Kristus di Roma mengungkapkan bahwa Mesias yang dilahirkan dari kalangan orang-orang Israel adalah “Allah” (Roma 9:5).  Kepada Titus, Rasul Paulus menyatakan bahwa Kedatangan kembali Yesus Kristus dalam kemuliaan-Nya, adalah “penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus” (Titus 2:13).

 BAPA MEMANGGIL KRISTUS, ALLAH.  Penulis Surat Ibrani, Rasul Paulus (ini keyakinan penulis buku ini), menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Allah Pencipta.  Ini adalah pengakuan Bapa sendiri. Menurut penulis Ibrani, setelah menyelesaikan misi-Nya di dunia dan naik ke Surga, Tuhan Yesus Kristus “duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka” (Ibrani 1:3-4).  Kemudian Bapa menyapa-Nya demikian: “Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran” (Ibrani 1:8).  Bapa selanjutnya mengatakan: “Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu” (Ibrani 1:10).  Bapa memang mengenal Anak.  Tidak mengherankan, pada waktu pembaptisan Yesus, Bapa memperdengarkan pernyataan ini: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan" (Matius 3:17).

Kitab-kitab Injil memberikan kesaksian bahwa Yesus adalah Allah.  Ia sama dengan Allah.  Itulah sebabnya Ia disebut: “Anak Allah yang hidup” dalam Matius 16:16; Markus 1:1; dan Lukas 1:35, dan disebut sebagai “Mesias (Kristus) dan Tuhan” dalam Lukas 2:11.  Kitab-kitab Injil juga memberikan kesaksian bahwa Yesus itu Allah karena Ia “mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, sama seperti Bapa” (Yohanes 5:26).  Sebelumnya Rasul Yohanes telah menulis tentang Yesus sebagai Anak Tunggal Allah demikian: “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” (Yohanes 1:18); “Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya” (Yohanes 3:35); “Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri” (Yohanes 5:20). 

Ke-Allahan Ysus diungkapkan-Nya dalam dialog-Nya dengan orang-orang Yahudi yang dicatatkan dalam perikop ini:“Tidak lama kemudian tibalah hari raya Penahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo.  Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: ‘Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.’  Yesus menjawab mereka: ‘Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.  Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. BapaKu, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.  

Aku dan Bapa adalah satu.’ Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus.  Kata Yesus kepada mereka: ‘Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?’  Jawab orang-orang Yahudi itu: ‘Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.’

Kata Yesus kepada mereka: ‘Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah--sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan--, masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?   Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan BapaKu, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa’” (Yohanes 10:22-38). 

Ke-Allahan Yesus Kristus, kesetaraan-Nya dengan Bapa dan Roh Kudus sebagai Pribadi Ke-Allahan juga diungkapkan Rasul Paulus dalam doa berkat yang ia tuliskan dalam suratnya kepada Jemaat di Korintus: “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” (2 Korintus 13:14).

Pernyataan-pernyataan “Aku Ada” (EGŌ EIMI) yang diucapkan Yesus Kristus dan semua tanda-tanda ajaib atau mujizat yang diperbuat-Nya, semuanya menunjukkan bahwa Ia adalah Allah.  Yesus Kristus mengucapkan pernyataan-pernyataan bahwa Dia adalah ἐγώ εἰµι (EGŌ EIMI) yang dipahami orang-orang Yahudi sebagai padanan YHVH sehingga mereka berusaha menghukum Yesus dengan melontari Dia dengan batu sampai mati karena dianggap menghujat Sesembahan mereka.  Yesus mengatakan: “‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada (EGŌ EIMI).’  Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah” (Yohanes 8:58-59).

Di Taman Getsemani, ketika Yesus mau ditangkap, Ia mengakui bahwa Ia adalah “EGŌ EIMI.”  Mereka yang hendak menangkapnya jatuh terjerembab mendengar pengakuan Yesus, tapi Yesus merelakan diri-Nya ditangkap.  “Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: ‘Siapakah yang kamu cari?’  ‘Jawab mereka: ‘Yesus dari Nazaret.’ Kata-Nya kepada mereka: ‘Akulah Dia.’ Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka.  Ketika Ia berkata kepada mereka: ‘AKULAH DIA,’ MUNDURLAH MEREKA DAN JATUH KE TANAH” (Yohanes 18:4-6). 

Berikut didaftarkan ucapan-ucapan EGŌ EIMI Yesus yang dituliskan dalam Injil Yohanes:

1) ἐγώ εἰµι ὁ ἄρτος τῆς ζωῆς – AKULAH ROTI HIDUP
Yohanes 6:35, 46, 51.
2) ἐγώ εἰµι το φῶς τοῦ κόσµου – AKULAH TERANG DUNIA
Yohanes 8:22; 9:5.
3) ἐγώ εἰµι ἡ θύρα – AKULAH PINTU.
Yohanes 10:7, 9
4)  ἐγώ εἰµι ὁ ποιµην ὁ καλός – AKULAH GEMBALA YANG BAIK.
Yohanes 10:11, 14
5) ἐγώ εἰµι ἡ ἀνάστασις και ἡ ζωή – AKULAH KEBANGKITAN & HIDUP
Yohanes 11:25
6) ἐγώ εἰµι ἡ ὁδος και ἡ ἀλήθεια και ἡ ζωή - AKULAH JALAN, & KEBENARAN & HIDUP
Yohanes 14:6.
7) ᾿Εγώ εἰµι ἡ ἄµπελος ἡ ἀληθινή - AKULAH POKOK ANGGUR YANG BENAR
Yohanes 15:1, 5.
8) ᾿Εγώ εἰµι το Α και το Ω – AKU ADALAH ALFA DAN OMEGA
Wahyu 1 ;13-18.   
46 | T U H A N I T U A L L A H

YESUS DISEMBAH SEBAGAI ALLAH.  TUHAN memberikan perintah kepada orang-orang Israel agar jangan menyembah Allah lain.  “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” (Keluaran 20:2-3).  Pada waktu Yesus digoda oleh Iblis untuk menyembahnya, Yesus menghardik Iblis dan menegaskan bahwa hanya Allah yang patut disembah: “Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Matius 4:10).

Yesus disembah dan Ia tidak menolak mereka yang menyembah-Nya.  Kalau Ia bukan Allah, pastilah mereka yang menyembah-Nya telah menyembah allah lain, dan tentu saja telah melanggar apa yang diperintahkan TUHAN.  Beberapa peristiwa dimana Yesus disembah dibahas di Bab berikut.

3. ROH KUDUS – PRIBADI KETIGA. 
Doktrin Trinitas mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah Allah, dan bukan sekedar pengaruh, kuasa, atau energi Allah.  Ia adalah Pribadi Ke-Allahan.  Allah itu Roh menurut perkataan Tuhan Yesus Kristus kepada perempuan Samaria di Perigi Yakub (Yohanes 4:24).

ALKITAB MENYATAKAN ROH KUDUS ADALAH ALLAH.  Dalam kisah dramatis yang menceriterakan kematian Ananias dan istrinya yang bernama Safira yang berbohong kepada Roh Kudus, kita dapat menyimak pengajaran bahwa Roh Kudus itu adalah Allah.  Kepada Ananias yang menahan sebagian hasil penjualan tanahnya yang seharusnya dibawa kepada Rasul-rasul pada waktu itu, Rasul Petrus berkata bahwa ia sudah berbohong kepada Roh Kudus.  Petrus menjelaskan bahwa Ananias sudah berbohong kepada Allah. Roh Kudus adalah Allah (Kisah 5:1-3). Berbohong kepada Roh Kudus sama dengan berbohong kepada Allah.  Pengalaman dramatis Ananias dan Safira ini menunjukkannya.

Mendukakan Roh Kudus sama dengan mendukakan Allah.  Nabi Yesaya menuliskan tentang hal ini dalam Yesaya 63:10-11: “Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka. Lalu teringatlah mereka kepada zaman dahulu kala, zaman Musa, hamba-Nya itu: Di manakah Dia yang membawa mereka naik dari laut bersama-sama dengan penggembala kambing domba-Nya? Di manakah Dia yang menaruh Roh Kudus-Nya dalam hati mereka” (Yesaya 63:10-11).

Ayat-ayat berikut berisi perbandingan tulisan di Perjanjian Baru yang mengutip tulisan di Perjanjian Lama untuk menunjukkan bahwa Roh Kudus disamakan dengan Tuhan.  Apa yang difirmankan Tuhan disebutkan difirmankan Roh Kudus.
a. Yesaya 6:8-10 dan Kisah 28:25-27:
Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"  Kemudian firmanNya: "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguhsungguh, tetapi menanggap: jangan! Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh" (Yesaya 6:8-10).

 “Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: "Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka” (Kisah 28:25-27).

Membandingkan ayat-ayat Alkitab diatas, jelas terlihat bahwa apa yang dikatakan Rasul Paulus dalam Kisah 28:25-27, dikutipnya dari Yesaya 6:8-10. Tetapi dalam Yesaya 6:8-10 dituliskan bahwa itu adalah suara Tuhan kepada nabi Yesaya, sedangkan dalam Kisah 28:25-27 Paulus menuliskan bahwa itu adalah firman yang disampaikan Roh Kudus. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan.

b. Ibrani 3:7-11, Mazmur 95:7b-11 dan Keluaran 17:1-7:
Ibrani 3:7-11: “Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: ‘Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murkaKu: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.’"

Mazmur 95:7-11: “Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku. Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: ‘Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalanKu.’  Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: ‘Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.’"

Keluaran 17:1-7: “Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu.   Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: ‘Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum.’ Tetapi Musa berkata kepada mereka: ‘Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?’  Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: ‘Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?’ Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: ‘Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!’   

Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah.   Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum.’ Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.  Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: ‘Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?’”

Apabila kita memperhatikan kata-kata dalam Ibrani 3:7-11 kita dapati bahwa ini adalah perkataan Roh Kudus, dengan demikian, frase 'mencobai Aku' dalam perikop ini berarti 'mencobai Roh Kudus'.

Mazmur 95:7b-11, hampir-hampir sama dengan Ibrani 3:7-11. Tulisan dalam ayat ini menunjukkan peristiwa yang terjadi di Masa dan Meriba yang dituliskan dalam Keluaran 17:1-7. Disini dituliskan frase 'mencobai TUHAN', sedangkan dalam Ibrani 3:7-11 disebutkan bahwa orang-orang Israel 'mencobai Roh Kudus'. Secara kasat mata ini menguatkan kesimpulan bahwa Roh Kudus itu adalah TUHAN.

c. Ibrani 10:15-17 dan Yeremia 31:33-34.
Ibrani 10:15-17: “Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, sebab setelah Ia berfirman: ‘Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,’ Ia berfirman pula: ‘Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.’”

 Yeremia 31:33-34: “Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,
demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.”

Tulisan dalam Ibrani 10:16-17 dikutip dari Yeremia 31:33,34. Tetapi dalam Yeremia 31 dituliskan bahwa kata-kata itu firman TUHAN, sedangkan dalam Ibrani 10 ayat 15 dan 16 disebutkan bahwa perkataan itu adalah “kesaksian/firman Roh Kudus.” Yeremia 31 juga menyatakan bahwa yang mengadakan perjanjian, dan yang menaruh Taurat ke dalam batin umat-Nya, yang mengampuni / tidak mengingat dosa umatNya, adalah TUHAN.  Tetapi Ibrani 10:1517, menyatakan bahwa yang mengadakan perjanjian, yang menaruh hukum ke dalam hati, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa, ialah Roh Kudus. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Roh Kudus adalah TUHAN.

YESUS KRISTUS MENYATAKAN ROH KUDUS ADALAH ALLAH.  Setelah selesai memperkenalkan upacara Perjamuan Tuhan dan sebelum ke Taman Getsemani, Tuhan Yesus Kristus memberikan penghiburan dan nasihat kepada murid-murid-Nya agar mereka saling mengasihi.  Setelah itu Ia berjanji kepada mereka untuk meminta kepada Bapa supaya mengirimkan Penolong yang lain untuk menyertai mereka. 

Penolong yang lain itu adalah Roh Kudus. Kodrat dan kualitas Penolong yang lain itu sama dengan Yesus sendiri sebagai Penolong yang pertama.  Kalau Yesus adalah Allah, maka Penolong Yang lain itu, yaitu Roh Kudus, juga adalah Allah.  Kemampuan-Nya menolong dan mendampingi, juga sama dengan apa yang telah didemonstrasikan Yesus pada waktu Ia melayani orang banyak. 

Yesus memberi makan 5000 laki-laki, menyembuhkan orang sakit:  yang buta dapat melihat, yang lumpuh dapat berjalan, yang berpenyakit kusta ditahirkan, Ia membangkitkan orang mati seperti anak laki-laki janda di Nain (Lukas 7:11-17), membangkitan anak perempuan Yairus (Lukas 8:41-42, 51-58), membangkitkan Lazarus yang sudah empat hari dikuburkan (Yohanes 11: 1-44), bahkan Ia sendiri bangkit dari antara orang mati (Matius 28:6; Markus 16:6; Lukas 24:6; Yohanes 20:1-18).

Ke-Allahan Roh Kudus, yaitu Roh Kebenaran yang disebut ἄλλον παράκλητον (‘PARAKLĒTOS’ YANG LAIN), yang akan akan menjadi pendamping, penghibur, penasihat, pembela, dan fungsi lainnya tersirat dalam pemahaman frase “allon parakleton” dalam pernyataan Tuhan Yesus dalam Yohanes 14:16-17.

Teks asli Yohanes 14:16-17 perlu disajikan disini untuk lebih mendalami pernyataan Yesus tentang Penolong yang lain yang akan datang yaitu Roh Kebenaran, untuk menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah Allah, sama seperti Yesus Kristus yang juga adalah Allah;
“κἀγὼ ἐρωτήσω τὸν πατέρα καὶ ἄλλον παράκλητον δώσει ὑμῖν ἵνα μεθ' ὑμῶν εἰς τὸν αἰῶνα ᾖ, τὸ πνεῦμα τῆς ἀληθείας, ὃ ὁ κόσμος οὐ δύναται λαβεῖν, ὅτι οὐ θεωρεῖ αὐτὸ οὐδὲ γινώσκει· ὑμεῖς γινώσκετε αὐτό, ὅτι παρ' ὑμῖν μένει καὶ ἐν ὑμῖν ἔσται.”

Terjemahan Yohanes 14:16-17 dalam Alkitab Terjemahan Baru (ITB) adalah:
“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” 

Beberapa hal penting yang diungkapkan dalam ayat-ayat ini adalah:
1) Penolong yang lain itu secara pribadi berlainan dan dapat dibedakan dengan penolong pertama tetapi kualitasnya sama.  Hal ini ditunjukkan dengan dipakainya kata sifat ἄλλοj jj j (allos) untuk παράκλητοj jj j (paraklētos) dan bukan heteros.  Pribadi Yesus Kristus dapat dibedakan dari pribadi Roh Kudus, tetapi baik Yesus maupun Roh Kudus adalah Allah.  Itulah sebabnya, Yesus memakai kata sifat “allos” yang berarti “lain tapi dari jenis yang sama” untuk “parakletos” bukan “heteros” yang berarti “lain tapi dari jenis berbeda.”

2) Penolong yang lain itu adalah παράκλητοj jj j (paraklētos) yang diterjemahkan antara lain: “Penolong, Penghibur, Penasihat, Pendamping, dan Pembela,” bukan παράκλu uu uτοj jj j (paraklutos/paraklytos) yang berarti: “Yang Terpuji.”  Paraklētos yang Yesus janjikan adalah Penolong ilahi, sedangkan paraklytos yang adalah manusia.
1) Tuduhan bahwa Gereja Kristen telah mengganti teks παράκλητοj jj j (paraklētos) menjadi παράκλu uu uτοj jj j (paraklutos/paraklytos), bohong dan tidak benar sebab semua teks asli manuskrip Perjanjian Baru yang berkaitan dengan ayat ini berbunyi παράκλητοj jj j (paraklētos) bukan παράκλu uu uτοj jj j (paraklutos/paraklytos).

Keesaan Allah itu Alkitabiah.  Keesaan Allah yang Alkitabiah adalah keesaan Allah yang komposit.  Keesaan Allah yang Alkitabiah dan komposit adalah keesaan Allah yang telah dipercayai oleh pengikut-pengikut Tuhan Yesus Kristus, dan telah diformulasikan sejak abad-abad permulaan perkembangan Gereja Kristen.

KEESAAN ALLAH TRINITAS DIRUMUSKAN
Agama Kristen mengajarkan kepercayaan kepada Allah Trinitas, dan bukan kepercaaan kepada Tiga Allah (Tritheisme).  Agama Kristen mengajarkan penyembahan kepada Satu Allah yang eksis dalam tiga pribadi Bapa, Anak yaitu Yesus Kristus, dan Roh Kudus (Trinitarianisme). 

Istilah Trinitas itu sendiri tidak ada dalam Alkitab.  Istilah Trinitas ini yang secara harafiah berarti "tiga serangkai", berasal dari kata Latin trinus, yang berarti "rangkap tiga".11 Berdasarkan pengertian ini maka agama Kristen mengajarkan bahwa Allah yang Esa itu adlah Allah ada dalam tiga pribadi atau hipostasis yang sehakekat (konsubstansial), yaitu Bapa, Anak (Yesus Kristus), dan Roh Kudus. Ketiga pribadi ke-Allahan ini memiliki satu substansi, esensi, atau kodrat (homoousios), tetapi dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Istilah “substansi,” “esensi,” atau "kodrat" menunjukkan apa Dia, sedangkan “hypostasis” atau "pribadi" menunjukkan siapa Dia.12

Penampakan tiga tamu Abraham yang dicatatkan dalam Kitab Kejadian 18, dipahami sebagai penampakan Allah Trinitas, akan tetapi itu dianggap hanya melengkapi penjelasan Perjanjian Baru tentang Trinitas.

Teks Perjanjian Baru yang dianggap paling kuat menyiratkan konsep Trinitas adalah Matius 28:19, yang berisi amanat agung yang Tuhan Yesus berikan kepada murid-murid-Nya untuk membaptis "dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus".

Paham TRINITARIANISME  berbeda dengan BINITARIANISME yaitu pengajaran tentang Allah yang satu substansi dalam dua pribadi, juga berbeda dari UNITARIANISME yaitu pengajaran tentang Allah yang satu substansi dalam satu pribadi saja. Trinitarianisme juga berbeda dengan paham MODALISME yang mengajarkan eksistensi Allah yang bermanifestasi dalam tiga representasi yang berbeda.

1. PAHAM TRINITAS DALAM DOGMA KRISTEN
Doktrin Trinitas Ke-Allahan atau paham Trinitarianisme ini sudah ada sejak abad permulaan Kekristenan, tetapi formula bakunya baru dirumuskan pada akhir abad ke 4.

Bapa-bapa Gereja Kristen sebelum Nicea mempercayai Trinitas namun kepercayaan mereka kepada Bapa, Anak, dan Roh Kudus sebagai Allah yang Esa, diungkapkan dalam Bahasa yang sederhana dan belum dikembangkan atau diformulasikan seperti yang dirumuskan di Konsili Nicea tahun 325.
IGNATIUS DARI ANTIOKHIA adalah yang pertama mengajarkan konsep Trinitas di sekitar tahun 110. Ia mendesak pengikut-pengikut Kristus untuk taat kepada "Kristus, dan kepada Bapa, dan kepada Roh."13

Sebelum Konsili Nicea tahun 325, YUSTIN MARTIR (100 – ±165) sudah menuliskan konsep Trinitas dalam tulisannya ini: "dalam nama Allah, Bapa dan Tuhan alam semesta, dan Juruselamat kita Yesus Kristus, dan Roh Kudus".14

Namun demikian, Bapa Gereja pertama yang menggunakan istilah "Trinitas" adalah TEOFILUS DARI ANTIOKHIA di akhir abad ke-2. Ia mendefinisikan Trinitas sebagai Allah, Firman-Nya (Logos), dan Kebijaksanaan-Nya (Sofia) dalam konteks diskusi mengenai tiga hari pertama penciptaan.15

VALENTINUS (±100-±160), seorang pengajar aliran Gnostik, meskipun tidak menggunakan istilah Trinitas, telah mengemukakan konsep Trinitas yang lebih filosofis.  Ia dianggap sebagai orang pertama yang merenungkan gagasan tentang tiga entitas subsisten (hipostasis), dalam sebuah karya berjudul “On the Three Natures” yang merupakan penfasiran yang sangat alegoris menafsirkan bagianbagian kitab suci yang relevan sebagai penegasan Ke-Allahan yang rangkap tiga. The Gospel of Phillip dari pengikut-pengikut Valentinus, yang beredar sekitar masa hidup Tertulianus, mendukung rumusan Trinitas. Namun pengajaran Valentinus ditolak Gereja.16

Pada permulaan abad ke 3, TERTULIANUS (±155-±240) secara eksplisit telah mendefinisikan Trinitas sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus.  Dialah yang pertama kali memberikan pembelaan teologi Trinitas dalam traktatnya yang berjudul “Adversus Praxean” (Against Praxeas) dalam upayanya melawan paham Monarchianisme yang diajarkan oleh Praxeas dari Asia Kecil.17

Kendati terdapat banyak perdebatan mengenai apakah keyakinan Rasul-rasul hanya sekedar diartikulasikan dan dijelaskan dalam Pengakuan Iman Trinitas, atau telah dirusak dan digantikan dengan keyakinan baru, para akademisi teologi mengakui bahwa Pengakuan Iman itu sendiri dibuat sebagai reaksi dan tanggapan terhadap pengajaran-pengajaran yang menolak kodrat Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Membutuhkan waktu beberapa abad untuk menyelesaikan kontroversi tersebut.
Perkembangan paling signifikan telah diartikulasikan selama empat abad pertama oleh Bapa-bapa Gereja sebagai reaksi dan tanggapan terhadap paham yang menentang Trinitas, seperti Adopsionisme, Sabellianisme, dan Arianisme.

ADOPSIONISME merupakan keyakinan bahwa Yesus adalah seorang manusia biasa, terlahir dari Yusuf dan Maria, yang menjadi Kristus dan Putra Allah pada waktu Ia dibaptis. Pada tahun 269, Sinode Antiokhia mengutuk Paulus dari Samosata karena teologi Adopsionis yang ia ajarkan.

SABELLIANISME mengajarkan bahwa Bapa, Putra, dan Roh Kudus dalam esensinya adalah satu dan sama, tapi muncul dalam peran-peran berbeda. Akibat pandangannya ini, Sabellius diekskomunikasi di Roma sekitar tahun 220 karena dianggap bidat.

ARIANISME adalah paham yang dipopulerkan oleh Arius.  Di abad ke-4, Arius mulai mengajarkan bahwa Bapa telah ada sebelum Anak. Menurt Arius, ada saatnya Allah sebagai Bapa seorang diri, yaitu belum memperoleh kedudukan sebagai Bapa, Ia baru menjadi Bapa setelah menciptakan sang Anak. 
Pada tahun 325, Konsili Nicea menolak pengajaran Arius.  Konsili ini menekankan bahwa Yesus adalah Allah sepenuhnya, sekaligus menolak paham subordinasionisme yang mengajarkan bahwa Anak lebih rendah dari pada Bapa. Kredo Nicea menyatakan bahwa Kristus adalah "Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah benar dari Allah benar, diperanakkan, bukan dijadikan, sehakekat dengan Bapa".

Kredo atau Pengakuan iman Nicea tersebut menggunakan istilah homoousios (dari substansi yang sama) untuk mendefinisikan hubungan antara Bapa dan Anak. Setelah perdebatan selama lebih dari lima puluh tahun, homoousios diakui sebagai ciri khas ortodoksi, dan dikembangkan lebih lanjut menjadi formula "tiga pribadi, satu hakekat". 

Pengajaran Athanasius (293–373), bahwa Allah itu sama dengan Bapa, diterima di Konsili Nicea tersebut.  Kredo Athanasius menyatakan bahwa Bapa tidak diciptakan, Anak tidak diciptakan, dan Roh Kudus juga tidak diciptakan. Ketiganya kekal dan tanpa awal.  "Bapa dan Anak dan Roh Kudus" bukan nama-nama bagian yang berbeda dari satu Allah, tetapi adalah nama Allah, nama tiga pribadi ke-Allahan.  Ketiganya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masing-masing pribadi dipahami memiliki kodrat atau esensi yang identik, bukan sekadar kodrat-kodrat yang memiliki kemiripan.

BAPA-BAPA KAPADOKIA18 terdiri dari tiga orang YAITU BASILIUS DARI KAISAREA, sahabatnya GREGORIUS DARI NAZIANZUS dan adiknya, GREGORIUS DARI NYSSA. Ketiganya berasal dari provinsi Romawi, Kapadokia, yang sekarang letaknya di wilayah Turki. Mereka menjadi terkenal setelah memberikan perlawanan keras untuk menentang Arianisme. Mereka juga menentang Apolinarianisme, Ketiganya bekerja sama untuk meyakinkan gereja Orthodox di Timur untuk menerima kesetaraan Bapa, Putra dan Roh Kudus sekaligus keberbedaan ketiganya pada saat bersamaan. 

GREGORIUS DARI NAZIANZUS, salah satu dari Bapa-bapa Kapadokia,19 menuliskan pernyataan ini tentang Trinitas:
"Ketika saya membayangkan Allah Yang Esa, saya langsung diterangi oleh keagungan Tiga Pribadi; sejenak saya memperlainkan Ketiganya, saya dihantar kembali ke dalam Yang Esa. Ketika saya hendak membedakan Pribadi-pribadi yang Tiga itu, saya langsung terbawa melihat Dia Yang Esa itu. Ketika saya memikir-mikirkan salah satu dari yang Tiga itu, saya terpikirkan akan Yang Esa yang adalah segalanya, sehingga air mata saya berlinang-linang, dan sebagian besar dari apa yang saya pikirkan luput dari ingatan saya. Saya tidak mampu memahami keagungan Yang Esa itu dan tak dapat menyandangkan keagungan yang lebih besar pada yang lainnya. Ketika saya merenungkan Yang Tiga itu bersamasama, saya melihat hanya satu terang, dan saya tak mampu membagi ataupun mengukur terang yang tak terbagi itu."20

Di akhir abad keempat, pengajaran tentang Trinitas telah secara substansial mendapatkan bentuknya sebagaimana adanya saat ini.
Dalam doktrin Trinitas, Allah hadir sebagai tiga pribadi atau hipostasis, tetapi satu hakekat, substansi, atau esensi.   Pribadi-pribadi dalam Trinitas Ke-Allahan, sama dalam kesetaraan dan kekekalan, satu dalam esensi, kodrat, kuasa, tindakan, dan kehendak.

Pengagungan kepada Trinitas berpusat di biara-biara Perancis di Tours dan Aniane tempat dimana BENEDIKTUS DARI ANIANE (±747821) mendedikasikan gereja biara tersebut kepada Trinitas pada tahun 872. Hari-hari Raya untuknya baru dilembagakan pada tahun 1091 di Biara Cluny dan pada tahun 1162 di Canterbury.  Penolakan kepausan berlanjut hingga tahun 1331.21

2. PAHAM TRINITAS DALAM FORMULA BAPTISAN
FORMULA BAPTISAN.  Peristiwa pembaptisan Yesus yang dicatatkan dalam Injil-injil Sinoptik ditafsirkan sebagai salah satu manifestasi dari ketiga pribadi Trinitas.

“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari surga yang mengatakan: 'Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”22
Dalam upacara pembaptisan, formula Trinitarian diucapkan. “dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus".23 Ini berkaitan erat dengan iman pengikut-pengikut Kristus yang mengimani Trinitas. 

BASILIUS AGUNG (330–379) menyatakan:
"Kita wajib untuk dibaptis dalam kata-kata yang telah kita terima, dan untuk mengakukan iman dalam kata-kata yang di dalamnya kita telah dibaptis."
Konsili Konstantinopel I (381) juga menyatakan:
"Inilah Iman baptisan kita yang mengajarkan kita untuk percaya dalam Nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Menurut Iman ini terdapat satu Ketuhanan, Kuasa, dan Hakekat dari Bapa, dari Anak, dan dari Roh Kudus."

Kelompok-kelompok Kristen yang tidak menerima Trinitas seperti aliran ONENESS PENTECOSTALISM menolak formula baptisan dalam Matius 28:19. Menurut mereka rumusan baptisan yang dituliskan dalam Kitab Kisah Para Rasul yaitu pembaptisan dalam nama Yesus Kristus itu yang asli. Namun demikian, kebanyakan akademisi Perjanjian Baru yang merupakan pakar kritik teks, menerima formula yang dicatatkan dalam Matius 28:19 sebagai rumusan baptisan yang otentik karena tidak ditemukan varian teks ini dalam manuskrip-manuskrip Perjanjian Baru berbahasa Yunani, dan bentuk yang sekarang dari ayat ini juga ditegaskan dalam Didache dan tulisan-tulisan patristik lainnya yang dituliskan pada abad pertama dan kedua, seperti tulisan Ignatius, Tertullianus, Hippolitus, Siprianus, dan Gregorius Thaumaturgus.24

Mengomentari formula pembaptisan dalam Matius 28:19, Gerhard Kittel menyatakan:
“Hubungan rangkap tiga (Bapa, Anak, dan Roh Kudus) kemudian telah diungkapkan secara tetap dalam formula triadik dalam 2 Korintus 13:13 dan dalam 1 Kor. 12:4–6. Bentuk tersebut mula-mula diungkapkan dalam formula pembaptisan yang dituliskan dalam Matius 28:19.  Disini terlihat dengan jelas bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus ada dalam suatu hubungan rangkap tiga yang tak terpisahkan”.25

Menurut pandangan pengikut-pengikut Kristus yang mempercayai Trinitas, Bapa dan Anak dan Roh Kudus memiliki satu esensi, substansi, atau hakekat yang sama. Hanya ada satu juruselamat, yaitu Allah, dan ada satu keselamatan, dimanifestasikan dalam Yesus Kristus, yang dapat diakses hanya karena Roh Kudus. Allah Perjanjian Lama tetap sama dengan Allah Perjanjian Baru. Allah yang Esa dalam Trinitas berbeda dengan pandangan politeistik, yang memandang kuasa ilahi dimiliki bersama oleh beberapa dewa yang dapat saling berselisih paham dan terlibat konflik antara satu dengan yang lainnya.

Doktrin Trinitas atau paham Trinitarianisme mengajarkan bahwa Anak "diperanakkan" (begotten) dari Bapa dan Roh dihembuskan (proceeds) dari Bapa, tetapi Bapa "tidak diperanakkan ataupun dihembuskan".

MASALAH FILIOQUE.  Perbedaan pendapat tentang apakah Roh berasal dari Bapa saja, atau berasaal dari Bapa dan Anak, menjadi pemicu terjadinya perpecahan atau Skisma Besar dalam Gereja Kristen.  Perpecahan terjadi karena Gereja Barat (RK) menambahkan kata Filioque pada kata kerja procedere ke dalam Pengakuan Iman Nicea yang pengertiannya berbeda dari kata kerja Yunani ἐκπορεύεσθαι (yang mengartikan awal mula). Jadi, Roh "berasal" dari Bapa dan Anak. Sebaliknya, Gereja Ortodoks Timur, mengajarkan bahwa Roh "berasal" dari Bapa saja, dan tidak memberikan pernyataan apa pun tentang perbedaan arti kedua kata kerja itu. Keduanya diterjemahkan "berasal dari" (proceeds). Gereja Ortodoks Timur berkeberatan atas ditambahkannya kata Filioque dengan alasan eklesiologis dan teologis, karena menafsirkan bahwa "dari Bapa" berarti "dari Bapa saja". 

Sebagian besar kelompok Protestan dikemudian hari menggunakan pengakuan iman yang menyertakan kata Filioque.26 Anak diperanakkan (begotten), dan Roh dihembuskan (proceeds), dalam kekekalan (eternity). 

Mengenai pemahaman ini, Agustinus dari Hippo memberikan penjelasan ini:
"Tahun-tahun milik-Mu adalah satu hari, dan hari milikMu bukan setiap hari, tetapi hari ini; karena hari ini milik-Mu tidak menghasilkan hari esok, juga tidak mengikuti hari kemarin. Hari ini milik-Mu adalah kekekalan; karenanya Engkau memperanakkan Yang Sama-kekal, kepada siapa Engkau mengatakan, 'Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.”27

3. PAHAM TRINITAS BUKAN DARI KEKAFIRAN
Doktrin Trinitas tidak berasal dari kekafiran.  Doktrin ini dipercayai pengikut-pengikut Kristus karena bersumber atau didasarkan pada Alkitab.  Namun demikan, ada upaya-upaya untuk menemukan asal usul doktrin Trinitas dari sumber-sumber kekafiran atau diluar Alkitab, seperti dalam tulisan Plato, atau dalam agama Hindu, atau dalam agama Persia.

Dalam mengembangkan pengajaran Trinitas Ke-Allahan, Gereja menggalinya dari Alkitab dan kesaksian bapa-bapa Gereja yang hidup sesudah masa Rasul-rasul, dan tidak dihasilkan dari penyerapan pemahaman metafisik atau filsafat Yunani ke dalam pengajaran Kristen,

Ada banyak ayat-ayat Alkitab Perjanjian Baru yang menunjukkan konsep-konsep Trinitas Ke-Allahan, meskipun perlu didalami lebih jauh dan memerlukan klarifikasi dalam kaitannya dengan keyakinan bahwa Allah memiliki satu substansi, eksistensi atau esensi. 
Perkembangan paling awal dari pada doktrin Trinitas Ke-Allahan ini dapat dilihat sebagai usaha untuk melestarikan keseimbangan antara berbagai pernyataan di Alkitab, tanpa meniru pandanganpandangan yang meskipun cukup masuk akal namun dapat merusak dan mengabaikan bagian-bagian penting dalam iman kekristenan. 

Pernyataan yang sederhana dan singkat tentang doktrin Keesaan Allah Trinitas sebenarnya adalah “Tiga dalam Satu, dan Satu dalam Tiga” tanpa menggunakan istilah-istilah tehnik seperti “substansi” atau “oknum/pribadi.”  Allah adalah Bapa, Bapa adalah Allah; Allah adalah Anak, Anak adalah Allah; Allah adalah Roh, dan Roh adalah Allah.

Dalam merumuskan kepercayaan kepada Trinitas ke-Allahan, Gereja Kristen di abad-abad permulaan tidak mengadakan kompromi dengan aliran-aliran kekafiran.  Agama Kristen menjaga jarak dari berbagai persimpangan dengannya.   Faktanya, hubungan tiga peribadi ilahi dalam keesaan telah diekspresikan dalam formula yang tertulis dalam 2 Korintus 13:14, dan dalam I Korintus 12:4-6.  Bahkan bentuknya yang pertama ditemukan dalam formula pembaptisan dalam Matius 28: 19.
ANTI-TRINITARIANISME.  

Hanya mereka yang mengajarkan paham anti-Trinitarian yang mengatakan bahwa Trinitas itu berasal dari kekafiran.  Kebanyakan kutipan yang dipakai kelompok antitrinitarian berasal dari mereka yang mengajarkan bahwa semua pengajaran Kristen berasal dari kekafiran dan bukan hanya doktrin Trinitas. 
Kelompok ANTI-TRINITARIAN selalu mengutip sumber-sumber atau penulis yang menuliskan bahwa Trinitas itu berasal dari kekafiran, namun sebenarnya penulis yang sama juga menuliskan bahwa bukan hanya Trinitas tetapi semua doktrin utama dalam kekristenan berasal dari kekafiran.  Contohnya, penulis-penulis Unitarian mengutip Menara Pengawal (Watchtower) dan Menara Pengawal mengutip penulis-penulis Unitarian.  Beginilah logika penolakan kelompok anti-trinitarian untuk menolak doktrin Trinitas.28

Pengajaran penganut paham anti-trinitarian yang menyatakan bahwa adanya persamaan-persamaan atau kemiripan doktrin Trinitas dengan yang ada pada aliran-aliran kekafiran menunjukkan bahwa Gereja Kristen telah mengambil doktrin Trinitas dari kekafiran dan bukannya didasarkan pada Alkitab yang diwahyukan Tuhan. Ini merupakan suatu kepalsuan yang besar karena kesamaan atau kemiripan tidak menunjukkan sumber.  Contohnya, peristiwa Air Bah yang dicatatkan di Alkitab juga ada dalam ceritera-ceritera mitos dalam kebudayaan kebudayaan di luar Alkitab. Apakah ceritera Air Bah di Alkitab telah diambil dari mitos diluar Alkitab dan pewahyuannya harus ditolak?

Adanya kesamaan atau kemiripan doktrin Trinitas dengan pengajaran-pengajaran lainnya diluar Kekristenan tidak harus dijadikan dasar mengajarkan bahwa doktrin Trinitas berasal dari kekafiran.   Kesamaan atau kemiripan pengajaran Alkitab dengan pengajaran-pegajaran yang ada di dunia kekafiran bukan hanya Trinitas. 

Berikut diberikan daftar beberapa pengajaran Kristen yang ada kesamaan atau kemiripan dengan pengajaran di dunia kekafiran:29

Plato Logos, Trinitas, Dewa Mahakuasa, Dunia Rohani/non-fisik.
Kekafiran Dewa sebagai Bapa, Firman Ilahi, Raja Negeri atau Penguasa Wilayah, Tuhan semua orang.  Keluarga Ilahi dengan Anak Dewa.  Anak Tunggal Dewa, inkarnasi, pendamaian, pengurbanan, kelahiran baru, dosa, perkataan ilahi, malaikatmalaikat, setan-setan, pembasuhan
Ceritera Air Bah Nuh

Di abad yang silam, para cendekiawan telah menemukan empat catatan kuno yang besar yang melestarikan ceritera yang mirip dengan apa yang dituliskan dalam Kejadian 1-11. Epic of Gilgamesh, Daftar Raja-raja Sumeria, Epic of Atrakhasis dari Babilonia Kuno, dan Ceritera Air Bah orang-orang Sumeria. Semua ceritera ini telah ditulis diantara abad ke duabelas dana bad ke tujuh belas Sebelum Masehi.  Semuanya mirip dengan garis besar di Kejadian 1-11.

Ceritera Penciptaan
Seratus tahun yang lalu para pakar teologi dalam lingkungan higher-criticism selalu menyatakan bahwa Kitab Kejadian telah menyontek dari sumber-sumber lain di Mesopotamia.  Sejak waktu itu mereka semua mencatat apa yang mereka percayai sebagai peristiwa yang benar-benar terjadi dalam sejarah di zaman kuno itu (kita juga mempercayainya) (K. A. Kitchen, The Bible in Its World, pp. 26-32)

Mereka yang tidak mempercayai doktrin Allah Trinitas, menyatakan bahwa doktrin tentang Allah Trinitas juga didapati ada di duia kekafiran di belahan bumi Timur dan Barat, begitu juga upacara pembasuhan, dan ritual pengurbanan.  Doktrin tentang logos sebagai Firman itu serupa dengan apa yang dituliskan Plato; doktrin inkarnasi itu serupa dengan pengajaran dari India; kerajaan ilahi itu dari agama Yahudi; malaikat-malaikat dan setan-setan berasal dari negeri para Majus; hubungan dosa dengan tubuh dari kaum Gnostik; Begitulah mereka mengemukakan apa yang mereka anggap sebagai bukti dan fakta.  Argumentasi-argumentasi ini dikemukakan dengan sanggahan bahwa doktrin-doktrin Kristen berasal dari kekafiran.30 

YUSTINUS MARTYR.  Bapa-bapa Gereja dan orang-orang Kristen di awal Kekristenan mengetaui adanya kesamaan-kesamaan atau kemiripan-kemiripan itu.  Yustinun Martyr misalnya mengatakan:
“Dogma Plato tidak asing bagi orang-orang Kristen.  Jikalau kita orang-orang Kristen mengatakan bahwa segala sesuatu telah diciptakan dan diatur Allah, seolah-olah kita mengutip pengajaran Plato."31

Justinus Martyr berusaha keras untuk membuktikan bahwa kemiripan-kemiripan antara kekristenan dengan agama-agama lain semuanya karena kelicikan setan.  Menurut dia, setan-setan ini telah membaca dan mengetahui isi Kitab Suci Alkitab dan telah mengetahui walaupun tidak sempurna akan nasib mereka.  Mereka gemetar manakala mereka akan dicampakkan dan tak berdaya menolaknya.  Dalam usaha mereka meluputkan diri dan untuk menipu manusia mereka dengan cepat mengarang upacara-upacara keagamaan semirip mungkin dengan yang mereka lihat akan dilembagakan dan dijalankan.  Demikianlah mereka berharap bahwa ketika Kristus datang dan melembagakan ibadah atau perbaktian kepada-Nya. Orang-orang dapat ditipu untuk mempercayai bahwa orang-orang Kristen itu hanya meminjam dari upacara-upacara dan kepercayaan mereka dari kekafiran.32

Bagi pelajar Alkitab di masa kini, penjelasan Justinus Martyr ini mungkin saja dianggap sederhana dan sangat naïf, tetapi penjelasannya ini sangat penting karena mennjukkan adanya bukti pemutar-balikan fakta tentang kesamaan doktrin-doktrin Kekristenan dengan praktek dan pengajaran agama-agama kekafiran."33

AUGUSTINE mengatakan bahwa dalam kitab-kitab yang dipercayai pengikut-pengikut Plato terdapat kalimat “pada mulanya adalah Firman,” tetapi disitu tidak didapati kalimat yang berbunyi “Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita.”34

Dalam dunia kekafiran diajarkan bahwa "semesta alam dibagi dalam tiga bagian dan masing-masing bagian dunia dikuasai oleh satu dewa.  Dewa Anu memerintah dan menguasai langit.  Bumi diberikan kepada dewa Enlil.  Ea menjadi penguasa Air.  Bersama-sama mereka membentuk tiga seerangkai Dewa Besar.’ . . .Dewa-dewa itu berhak menikmati immortalitas namun mereka mempunyai kebutuhan dan keinginan-keinginan yang sama sebagai mahluk-mahluk fana atau mortal.  Mereka juga dihinggapi rasa takut. . . Seperti manusia, dewa dewa ini mempunyai istri-istri dan keluarga. . .Meskipun setiap dewa memiliki ruang lingkup pengaruh, dewa-dewa ini kadang-kadang berkumpul bersama untk memperdebatkan persoalan-persoalan yang lazim mereka hadapi. . .  Hierarki ilahi belum ditetapkan dan seringkali dimodifikasi.  

Azas primitive kuno yang berkaitan dengan kesuburan dan kekayaan pada mulanya didewakan dan disembah oleh orang-orang Sumeria kemudian berkembang dan menyebar dengan cepat menjadi banyak dewa yang tidak memiliki hubungan yang jelas satu dengan yang lain.  Sesudah itu, dibawah pengaruh kesombongan wilayah kekuasaannya, dewa-dewa mulai mendapatkan tingkat kedudukan kehormatan yang berbanding lurus dengan pentingnya wilayah kekuasaan dikota dimana mereka dipuja dan didewakan.  Akhirnya para pakar agama di Babilonia menetapkan hierarki dewadewa, mengelompokkannya dalam tiga serangkai.  Anu sebagai dewa tertinggi.  Dewa-dewa lainnya memujanya sebagai ‘Bapa’ mereka maksudnya kepala atau pemimpin mereka. Demikianlah ketika dewi Ishtar, dicampakkan dengan kasar oleh sang pahlawan yang bernama Gilgamesh, ia pergi kepada dewa Anu, Bapanya dan bmemanggilnya: ‘Ya Bapa.’ . . . Bel adalah dewa yang dijuluki ‘Raja Negeri’ atau ‘Tuan Penguasa Wilayah’ . . . perkataan Bel sangat berkuasa.’”35

PENGAJARAN MIRIP TRINITAS.  Meskipun pengajaran tentang Trinitas menjadi ciri khas agama Kristen, pengajaran ini tidak merupakan pengajaran yang hanya ada dalam Kekristenan.  Pengajaran yang murip atau serupa juga dijumpai dalam dunia kekafiran.  Dalam pengajaran agama-agama dari India misalnya, kita dapati tiga serangkai dewa yang terdiri dari BRAHMA, WISNU, DAN SIWA; dalam agama di Mesir ada tiga serangkai OSIRIS, ISIS, DAN HORUS yang merupakan satu keluarga, seperti Bapa, Ibu, dan Anak.

Allah sebagai Trinitas tidak hanya kita jumpai dalam agamaagama historis, tetapi juga dalam dunia filsafat.  Penganut Aliran FILSAFAT BARU PLATO, mendewakan Realitas Tertinggi yang disebutkan Plato dalam Timmoeus dimana Realitas yang ada pada mulanya itu, digambarkan sebagai Kebaikan atau ‘Yang Tunggal, yaitu Kecerdasan atau Satu tetapi Banyak, dan juga disebut Jiwa Dunia atau Satu dan Banyak.  Trinitas dalam pengajaran agama Kristen juga dikaitkan dengan FILSAFAT COMTE.  Kultus kemanusiaan sebagai Mahluk Besar, Ruang sebagai Media Besar, dan bumi sebagai Jimat Besar.

KEESAAN ALLAH ITU MISTERI
Keesaan TUHAN atau Keesaan Allah itu misteri.  Maksudnya, keesaan TUHAN itu berada diluar jangkauan kemampuan berpikir manusia.   Keesaan Allah yang tak terbatas (infinite), tidak dapat dijelaskan oleh manusia yang memiliki kemampuan terbatas (finite). 

Allah yang Esa yang ada di Alkitab Kristen adalah Allah yang Mahabesar sehingga manusia fana tidak mampu menjelaskan keesaan-Nya karena hanya memiliki kemampuan berpikir yang terbatas.  Dalam Ayub 36:26 dituliskan tentang TUHAN, demikian: “SESUNGGUHNYA, ALLAH ITU BESAR, TIDAK TERCAPAI OLEH PENGETAHUAN KITA, jumlah tahun-Nya tidak dapat diselidiki.” ("CERTAINLY, GOD IS SO GREAT THAT HE IS BEYOND OUR UNDERSTANDING. The number of his years cannot be counted.” – Job 36:26 GW).  Itulah sebabnya eksistensi TUHAN yang Esa merupakan misteri bagi manusia, termasuk yang paling pintar sekalipun. 

Semua penjelasan manusia tentang TUHAN yang Esa itu hanyalah sebagian kecil dari apa yang dapat diketahui manusia tentang Tuhan yang Esa itu.  Apa yang dapat dijelaskan manusia tentang TUHAN hanyalah berdasarkan apa yang tercatat di Alkitab, yang dapat dilihat di alam, dan dari pengalaman pribadinya.  Semua itu digabungkan, hanyalah menghasilkan penjelasan tentang Allah yang sangat minim karena TUHAN itu Mahabesar dan kebesaran-Nya jauh melampaui apa yang dapat dipelajari, diamati, dan dirasakan manusia berdosa. 

Apabila ada seseorang yang mangaku bahwa ia dapat menjelaskan sepenuhnya Keesaan TUHAN, bahwa ia dapat memahami sepenuhnya misteri Keesaan Allah, maka sebenarnya Tuhan yang dijelaskannya itu adalah ciptaannya sendiri dan bukan dan bukan TUHAN yang diajarkan Alkitab.   

TUHAN yang diajarkan Alkitab adalah Sang Pencipta.  Dialah yang yang menjadi sumber semua ciptaan di semesta alam.  Dia bukan sekedar kekuatan atau energi melainkan memiliki essensi pribadi yang tidak diciptakan, yang berada diluar kemampuan manusia untuk menjelaskannya.  Manusia dapat mengenal tentang Dia melalui semua karya ciptaan-Nya yang dapat dilihat dan dialaminya, tetapi essensi Ke-Allahan-Nya tak mampu dipahami oleh manusia fana karena berada diluar jangkauan kemampuan berpikirnya.  Alkitab mengajarkan bahwa Allah, Sang Pencipta, dibedakan dari semua ciptaan-Nya yang Ia ciptakan dari kuasa atau energi kekal-Nya.

Pengikut-pengikut Tuhan Yesus Kristus mengimani TUHAN yang Esa yang diketahuinya lewat petunjuk Kitab Suci Alkitab yang diimaninya, dengan menyaksikan semua demonstrasi kebesaran TUHAN di alam ciptaan-Nya, dan dari pengalaman pribadinya.  Ia mengimani TUHAN yang Esa bukan hanya berdsasarkan argumentasi-argumentasi untuk membuktikan Keesaan TUHAN yang dikemukakan untuk menjadi bukti yang kuat dan masuk akal.  dan bukan sekedar mengimaninya karena ada bukti-bukti yang masuk akal tentang eksistensi TUHAN.
Keesaan TUHAN berada jauh melampaui semua hukum buatan manusia ataupun definisi yang dikemukakan manusia, bahkan melampaui matematika manusia. 

TUHAN yang Esa yang diajarkan Alkitab adalah TUHAN Trinitas.  TUHAN yang tidak dapat dijelaskan dengan hukum dan matematika manusia fana.  Begitu tinggi dan dalamnya ide yang terkandung dalam konsep Keesaan TUHAN sehingga Tuhan Trinitas diungkapkan manusia fana sebagai tiga Oknum atau Pribadi Ilahi yang tak mungkin terpisahkan tetapi dapat dilihat berberbedaan-Nya satu dengan yang lain.  Tiga tetapi Satu. 

Keesaan inilah yang dimaksudkan melampaui perhitungan matematika manusia fana yang tak memungkinkannya.   Semua contoh dan illustrasi yang dikemukakan manusia untuk menjelaskan Keesaan TUHAN itu tidak dapat menggambarkan secara sempurna akan Allah yang Esa sebab semuanya hanyalah bersifat terbatas.

TUHAN yang Esa yang diajarkan Alkitab adalah Tuhan yang punya satu essensi atau substansi yang tak terpisahkan tetapi eksis dalam tiga “Pribadi” yang dapat dibedakan atau “distinct” satu dengan yang lain yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus.  Karena memiliki satu essensi atau substansi keTuhanan, maka ketiga “Pribadi” ini dikenal memiliki kehendak dan kuasa yang satu, dan tidak saling bertentangan. 
Tuhan Yesus Kristus mengatakan dalam Yohanes 5:19: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak”.  

Selanjutnya Ia juga mengatakan kepada muridmurid-Nya:
“Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yohanes 14:26). 

Tuhan Yesus Kristus menambahkan:“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.   Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.  Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku." (Yohanes 16:13-15).

Setiap “Pribadi” Allah Trinitas memiliki seutuhnya essensi atau substansi Allah dan bukan hanya sepertiganya.  Namun demikian “pribadi” yang satu dapat dibedakan (distinct) dari yang lain.  Allah Trinitas adalah tiga “pribadi” dengan essensi atau substansi tunggal.  Itulah sebabnya, atribut yang sama yang berkaitan dengan kehendak, kuasa, dan otoritasnya, diberikan kepada setiap “pribadi” Ke-Allahan itu.  Pribadi yang satu tidak lebih superior dari yang lain. Tidak ada superioritas ataupun subordinasi dalam keesaan Tuhan.  Penyebutan Oknum atau Pribadi Pertama, Kedua, dan Ketiga tidak menunjukkan ranking ke-Allahan.  Setiap “pribadi” Allah yang Esa sama dalam kekekalan, eksistensi, dan kesetaraan (co-eternal, co-existence, dan co-equal).

Alkitab Perjanjian Lama tidak memberikan penjelasan panjang lebar tentang TUHAN yang Esa.  Penjelasan tentang Keesaan Allah diberikan secara terperinci di dalam Perjanjian Baru.  Ke-Allahan Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus dikukuhkan dalam ayat-ayat Alkitab Perjanjian Baru.
Keesaan Allah, konsep Trinitas Ke-Allahan, didemonstrasikan secara kasat mata dalam peristiwa pembaptisan Yesus yang dicacatkan dalam Matius 3:16-17.  Tiga “Pribadi” Ke-Allahan, Bapa, Anak, dan Roh Kudus, hadir dalam upacara tersebut.  

Matius menulis:“Sesudah dibaptis, YESUS segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat ROH ALLAH seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah SUARA DARI SORGA yang mengatakan: ‘INILAH ANAK-KU YANG KUKASIHI, KEPADA-NYALAH AKU BERKENAN.’"   

Keesaan Allah, konsep Trinitas Ke-Allahan, juga diungkapkan Tuhan Yesus Kristus dalam Matius 28:19.  Dalam formula baptisan yang ada dalam amanat agung yang diamanatkan Yesus kepada murid-murid-Nya, ditunjukkan keesaan, kesetaraan, dan kehadiran tiga “pribadi” ke-Allahan yang dapat dibedakan satu dari yang lain (distinct). 
“Yesus mendekati mereka dan berkata: ‘Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.  Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam NAMA BAPA dan ANAK dan ROH KUDUS, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’"  (Matius 28:18-20).

Doa berkat (benediction) Rasul Paulus yang dicatatkan dalam 2 Korintus 13:14 juga merefleksikan konsep Trinitas Ke-Allahan.  Tiga “pribadi” yang setara dan dapat dibedakan satu dari yang lain (distinct) diungkapkan.  Rasul Paulus berdoa semoga “Kasih karunia Tuhan YESUS KRISTUS, dan kasih ALLAH, dan persekutuan ROH KUDUS menyertai kamu sekalian.” (2 Korintus 13:14).
RANGKUMAN

Ayat-ayat Alkitab secara eksplisit dan implisit mengungkapkan Keesaan TUHAN.  Beberapa diantaranya yang secara eksplisit menyatakan Keesaan Allah dalam tiga Pribadi yang dapat dibedakan satu dengan yang lain telah dikutip dalam bab ini. 

Bab ini juga telah membahas tentang konsep Keesaan Allah yang sifatnya komposit, yang diungkapkan dalam ayat-ayat Alkitab yang mengandung istilah-istilah echad dan Elohim maupun dalam pernyataan yang ada dalam Shema orang-orang Israel dalam Ulangan 6:4, dan pernyataan Tuhan Yesus Kristus sendiri dalam Markus 12:29.

Harus diakui bahwa kebesaran TUHAN yang Esa, kebesaran Allah yang Esa itu bersifat misteri atau berada diluar batas kemampuan manusia berdosa yang fana untuk memahaminya.  Itulah sebabnya penulis menyatakan bahwa Keesaan Allah itu adalah suatu misteri, bukan karena merupakan rahasia, tetapi karena memang manusia tak sanggup memahaminya.  Apa yang diungkapkan dalam lembaran-lembaran Alkitab yang adalah wahyu Allah, itulah yang menjadi dasar pemahaman Trinitas Ke-Allahan.
Perkembangan doktrin Trinitas di gereja Kristen yang jelas menunjukkan bahwa doktrin ini tidak diambil dari kekafiran walaupun ada kemiripan dengan pengajaran-pengajaran kekafiran itu, dibahas juga di bab ini, dilengkapi dengan bukti-bukti Alkitabiah tentang Bapa, Anak, dan Roh Kudus yang disembah oleh penganut paham Trinitarian dikalangan Kekristenan. 

Bagian yang membahas Yesus yang disembah dan tidak menolak penyembahan kepada-Nya seharusnya dipahami oleh mereka yang mengajarkan bahwa Tuhan Yesus Kristus bukan Sesembahan.  Kekerasan hati orang-orang Yahudi, teristimewa para imam, ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang dibutakan oleh pengajaran mereka sehingga yang tidak mau menyembah Tuhan Yesus Kristus seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja yang menolak untuk menyembah Dia.

Bab berikut akan membahas tentang Ke-Allahan Tuhan Yesus Kristus, salah satu “pribadi” Trinitas Ke-Allahan, yang dicatatkan dalam ayat-ayat Alkitab, khususnya ayat-ayat Perjanjian Baru.

1Elohim dipakai di Perjanjian Lama sebanyak 2,570 kali.
2Adam Clarke, Adam Clarke’s Commentary On the Bible.  Dikutip dari ESword 11.1.0.  Teks aslinya adalah sebagai berikut: “The original word אלהים Elohim, God, is certainly the plural form of אל El, or אלה Eloah, and has long been supposed, by the most eminently learned and pious men, to imply a plurality of Persons in the Divine nature. As this plurality appears in so many parts of the sacred writings to be confined to three Persons, hence the doctrine of the Trinity, which has formed a part of the creed of all those who have been deemed sound in the faith, from the earliest ages of Christianity. Nor are the Christians singular in receiving this doctrine, and in deriving it from the first words of Divine revelation. 

3Ibid. Teks aslinya berbunyi: An eminent Jewish rabbi, Simeon ben Joachi, in his comment on the sixth section of Leviticus, has these remarkable words: “Come and see the mystery of the word Elohim; there are three degrees, and each degree by itself alone, and yet notwithstanding they are all one, and joined together in one, and are not divided from each other.” See Ainsworth. He must be strangely prejudiced indeed who cannot see that the doctrine of a Trinity, and of a Trinity in unity, is expressed in the above words. The verb ברא bara, he created, being joined in the singular number with this plural noun, has been considered as pointing out, and not obscurely, the unity of the Divine Persons in this work of creation. In the ever-blessed Trinity, from the infinite and indivisible unity of the persons, there can be but one will, one purpose, and one infinite and uncontrollable energy.” Adam Clarke’s Commentary On the Bible.  Dikutip dari E-Sword 11.1.0
4Ellicott’s Commentary for English Readers – E-Sword 11.1.0
5Dr. Peter Pett’s Commentary – E-Sword 11.1.0
6Jamieson, Fausset and Brown Commentary – E-Sword 11.1.0; baca juga https://www.biblestudytools.com/commentaries/jamieson-faussetbrown/genesis/genesis-1.html                                                        
                                                                                                                       
7http://www.sarapanpagi.org/apakah-yahweh-nama-tuhan-yang-palingsahih-vt1710.html.  Diakses 2 April 2018
8Kesaksian David L. Cooper D.D.  Baca juga David L. Cooper, The God of Israel, Biblical Research Society, 1945, 30-100.
9Menurut Gesenius Hebrew/Chaldee Lexicon To The Old Testament, echad berarti, "menyatukan, menggabungkan bersama, berada dalam keadaan bersatu." Echad juga mengandung arti berada dalam keadaan “terjalin bersama-sama” seperti jalinan tali.  Semakin erat jalinan tali, semakin besar kekuatan yang dihasilkannya, Echad memang berarti “satu” tetapi ini adalah kesatuan yang dihasilkan oleh keterikatan bersama.
10Cohn, Leopald, The Trinity In the Old Testament, 3-4.
11Oxford Dictionaries
12https://id.wikipedia.org/wiki/Tritunggal.  Diakses 2 Apiril 2018.
13Ibid.
14Ibid.
15Dikutip dari https://en.wikipedia.org/wiki/Theophilus_of_Antioch.  Yang bersumber dari: Theophilus, Apologia ad Autolycum, Book II, Chapter 15
16https://en.wikipedia.org/wiki/Trinity.  Dikutip 2 April 2018.
17https://en.wikipedia.org/wiki/Tertullian; Tertullian sering dianggap pendukung awal doktrin Nicene, mengadakan pendekatan subjek itu dari sudut pandang doktrin Logos, meskipun ia belum membahas doktrin Trinitas imanen. Dalam traktat terhadap Praxeas, yang mengajarkan paham patripassianisme di Roma, Tertullian menggunakan kata-kata "Trinitas", "ekonomi" (digunakan merujuk kepada tiga orang), "orang", dan "substansi," mempertahankan perbedaan anak dari Bapa sebagai Allah yang tak punya awal, dan Roh dari Bapa dan anak (Adv. Praxeam, xxv). "Ketiganya adalah satu substansi, bukan satu Pribadi (oknum); juga disebutkan, ' aku dan Bapa adalah satu' bukan dalam hal Satu dalam hitungan angka, tetapi satu dalam substansi." Nama "Bapa" dan "Anak" menunjukkan perbedaan kepribadian. Bapa itu satu, Anak juga satu, dan Roh juga adalah pribadi yang satu lagi.
18https://en.wikipedia.org/wiki/Cappadocian_Fathers.  Dikutip 2-4-2018.
19https://en.wikipedia.org/wiki/Trinity.
                                                                                                                       
20Gregory of Nazianzus, Orations 40.41.  Dikutip dari https://en.wikipedia.org/wiki/Trinity.  Diakses 2 Apirl 2018.
21Ibid.
22Matius 3:16-17
23Matius 28:19
24https://en.wikipedia.org/wiki/Trinity.  Diakses 2 Apirl 2018.
25Kittel, 3:108. Ibid.
26The Westminster Confession 2:3, the London Baptist Confession 2:3, and the Lutheran Augsburg Confession 1:1–6.
27Ibid. https://en.wikipedia.org/wiki/Trinity.  Diakses 2 April 2018.
28Contoh penulis-penulis anti-trinitarian yang menolak Trinitas
Christianity Trasher Arthur Weigall
"The origin of the [Trinity] is entirely pagan." (The Paganism in Our Christianity, Arthur Weigall, as quoted in, Should you believe the Trinity?, Watchtower publication)
Christianity Trasher Will Durant
"Christianity did not destroy paganism; it adopted it. . . . From Egypt came the ideas of a divine trinity." ("Will Durant", quoted in, Should you believe the Trinity?, Watchtower booklet)
Christianity Trasher Winwood Reade
"Christianity had conquered paganism, and paganism had corrupted Christianity. (Winwood Reade, Philosopher and historian, The Martyrdom of Man, p 183-84, quoted by anti-Trinitarians)
Christianity Trasher Lyman Abbott
Trinity "is a corruption borrowed from the heathen religions, and ingrafted on the Christian faith." (A Dictionary of Religious Knowledge, Lyman
                                                                                                                       
Abbott, p944, as quoted in, Should you believe the Trinity?, Watchtower publication)
Atheist Edward Gibbon
"If Paganism was conquered by Christianity, it is equally true that Christianity was corrupted by Paganism. The pure Deism of the first Christians . . . was changed, by the Church of Rome, into the incomprehensible dogma of the trinity. Many of the pagan tenets, invented by the Egyptians and idealized by Plato, were retained as being worthy of belief." (Edward Gibbon's History of Christianity, quoted in, Should you believe the Trinity?, Watchtower publication) ("History of Christianity", by Edward Gibbon, 1891, p. xvi)
Jewish Rabbi J. H. Hertz
• "This sublime pronouncement of absolute monotheism was a declaration of war against all polytheism . . . In the same way, the Shema excludes the trinity of the Christian creed as a violation of the Unity of God." (The Pentateuch and Haftorahs", J. H. Hertz, 1941, Vol. 1, p. 215, a rabbi)
• Comment: The fact remains that the title theos, is clearly applied to Christ proving that Jehovah's Witnesses make a deceptive argument as Lohse states: "Speaking first of the person of Jesus Christ ... In other passages of the New Testament the predicate "God" is without a doubt applied to Christ.' With these affirmations, which for Jewish monotheism were utterly offensive." (A
                                                                                                                     Short History of Christian Doctrine, Bernard Lohse, 1966, p37-39)
Unitarian Andrews Norton
"In the book A Statement of Reasons, Andrews Norton says of the Trinity: 'We can trace the history of this doctrine, and discover its source, not in the Christian revelation, but in the Platonic philosophy . . . The Trinity is not a doctrine of Christ and his Apostles, but a fiction of the school of the later Platonists.'" (A Statement of Reasons, Andrews Norton, 1872, Fifth edition, American Unitarian Association, Boston, MA, p 94, 104., as quoted in, Should you believe the Trinity?, Watchtower publication)
"The name of Andrews Norton has long been widely known as that of one of the ablest theologians and most accomplished critics of our time; standing, in his department of service, at the head of the Unitarian movement in this country. His memory will be ever admiringly cherished by those who sympathized with him in his religious views" (A Statement of Reasons, Andrews Norton, 1872, Fifth edition, American Unitarian Association, Boston, MA) p ix, biographical notice)
Asking Norton what he thinks about the trinity is like asking a Jw if the Watchtower magazine is God's channel of communication to man today or asking the Pope if Peter is the first Pope! Quoting Norton is worthless because it is quoting your own personal opinion!
                                                                                                                       
Unitarian Alvan Lamson
"The doctrine of the Trinity was of gradual and comparatively late formation; . . . it had its origin in a source entirely foreign from that of the Jewish and Christian Scriptures; . . . it grew up, and was ingrafted on Christianity, through the hands of the Platonizing Fathers." (The Church of the First Three Centuries, Alvan Lamson, 1860 edition, p. 34., British and Foreign Unitarian Association, As quoted in, Should you believe the Trinity?, Watchtower publication)
Alvan Lamson was a top leader and theologian in the a Unitarian type church! We ask how objective is it to use a Unitarian as proof that trinity is pagan origin? This is an example of self quoting!
The Watchtower is guilty of a kind of self-quoting, while leading you to believe that he is a trinitarian! JW's don't want you to know that the greatest historical authority they use to summarize all the historical data in their book "Should you believe the Trinity", is an anti-trinitarian! Their book says, "Summing up the historical evidence, Alvan Lamson says in The Church of the First Three Centuries ...". Since they can't find any Trinitarians to say that Trinity was "ingrafted on Christianity, through the hands of the Platonizing Fathers" they must turn to Anti-Trinitarians. Most often, they turn to atheists who trash not only Trinity, but the whole of Christianity as of pagan origin!
Unitarian Victor Wierwille
So how then did a Trinitarian doctrine come about? It gradually evolved and gained momentum in the
                                                                                                                      late first, second and third centuries as pagans, who had converted to Christianity, brought to Christianity some of their pagan beliefs and practices. Trinitarianism then was confirmed at Nicaea in 325 by Church bishops out of political expediency" (Dr. Victor Paul Wierwille, Arian, Leader of The Way International, Jesus Christ is Not God, p. 25-26)

29www.bible.ca/trinity/trinity-pagan.htm.  Diakses 2 April 2018.
30John Henry Newman, Essay on the Development of Christian Doctrine (n.p, n.d), 358.
31New Schaff-Herzog Encyclopedia, Platonism And Christianity, 88.  Ibid.
32Justin Martyr menulis pada tahun 150 AD tentang kemiripan antara Kekafiran dan Kekristenan.
"Chapter LXIX.-The Devil, Since He Emulates the Truth, Has Invented Fables About Bacchus, Hercules, and Aesculapius. "Be well assured, then, Trypho," I continued, "that I am established in the knowledge of and faith in the Scriptures by those counterfeits which he who is called the devil is said to have performed among the Greeks; just as some were wrought by the Magi in Egypt, and others by the false prophets in Elijah's days. For when they tell that Bacchus, son of Jupiter, was begotten by [Jupiter's] intercourse with Semele, and that he was the discoverer of the vine; and when they relate, that being torn in pieces, and having died, he rose again, and ascended to heaven; and when they introduce wine into his mysteries, do I not perceive that [the devil] has imitated the prophecy announced by the patriarch Jacob, and recorded by Moses? And when they tell that Hercules was strong, and travelled over all the world, and was begotten by Jove of Alcmene, and ascended to heaven when he died, do I not perceive that the Scripture which speaks of Christ, 'strong as a giant to run his race, ' has been in like manner imitated? And when he [the devil] brings forward Aesculapius as the raiser of the dead and healer of all diseases, may I not say that in this matter likewise he has imitated the prophecies about Christ? But since I have not quoted to you such Scripture as tells that Christ will do these things, I must necessarily remind you of one such: from which you
                                                                                                                          can understand, how that to those destitute of a knowledge of God, I mean the Gentiles, who, 'having eyes, saw not, and having a heart, understood not, 'worshipping the images of wood, [how even to them] Scripture prophesied that they would renounce these [vanities], and hope in this Christ. It is thus written: 'Rejoice, thirsty wilderness: let the wilderness be glad, and blossom as the lily: the deserts of the Jordan shall both blossom and be glad: and the glory of Lebanon was given to it, and the honour of Carmel. And my people shall see the exaltation of the Lord, and the glory of God. Be strong, ye careless hands and enfeebled knees. Be comforted, ye faint in soul: be strong, fear not. Behold, our God gives, and will give, retributive judgment. He shall come and save us. Then the eyes of the blind shall be opened, and the ears of the deaf shall hear. Then the lame shall leap as an hart, and the tongue of the stammerers shall be distinct: for water has broken forth in the wilderness, and a valley in the thirsty land; and the parched ground shall become pools, and a spring of water shall [rise up] in the thirsty land.' The spring of living water which gushed forth from God in the land destitute of the knowledge of God, namely the land of the Gentiles, was this Christ, who also appeared in your nation, and healed those who were maimed, and deaf, and lame in body from their birth, causing them to leap, to hear, and to see, by His word. And having raised the dead, and causing them to live, by His deeds He compelled the men who lived at that time to recognise Him. But though they saw such works, they asserted it was magical art. For they dared to call Him a magician, and a deceiver of the people. Yet He wrought such works, and persuaded those who were [destined to] believe on Him; for even if any one be labouring under a defect of body, yet be an observer of the doctrines delivered by Him, He shall raise him up at His second advent perfectly sound, after He has made him immortal, and incorruptible, and free from grief. Chapter LXX.-So Also The Mysteries Of Mithras Are Distorted From The Prophecies Of Daniel And Isaiah. "And when those who record the mysteries of Mithras say that he was begotten of a rock, and call the place where those who believe in him are initiated a cave, do I not perceive here that the utterance of Daniel, that a stone without hands was cut out of a great mountain, has been imitated by them, and that they have attempted likewise to imitate the whole of Isaiah's words? For they contrived that the words of righteousness be quoted also by them. But I must repeat to you the words of Isaiah referred to, in order that from them you may know that these things are so. They are these: 'Hear, ye that are far off, what I have done; those that are near shall know my might. The sinners in Zion are removed; trembling
82 | T U H A N I T U A L L A H

                                                                                                                          shall seize the impious. Who shall announce to you the everlasting place? The man who walks in righteousness, speaks in the right way, hates sin and unrighteousness, and keeps his hands pure from bribes, stops the ears from hearing the unjust judgment of blood closes the eyes from seeing unrighteousness: he shall dwell in the lofty cave of the strong rock. Bread shall be given to him, and his water [shall be] sure. Ye shall see the King with glory, and your eyes shall look far off. Your soul shall pursue diligently the fear of the Lord. Where is the scribe? where are the counsellors? where is he that numbers those who are nourished,-the small and great people? with whom they did not take counsel, nor knew the depth of the voices, so that they heard not. The people who are become depreciated, and there is no understanding in him who hears.' Now it is evident, that in this prophecy [allusion is made] to the bread which our Christ gave us to eat, in remembrance of His being made flesh for the sake of His believers, for whom also He suffered; and to the cup which He gave us to drink, in remembrance of His own blood, with giving of thanks. And this prophecy proves that we shall behold this very King with glory; and the very terms of the prophecy declare loudly, that the people foreknown to believe in Him were foreknown to pursue diligently the fear of the Lord. Moreover, these Scriptures are equally explicit in saying, that those who are reputed to know the writings of the Scriptures, and who hear the prophecies, have no understanding. And when I hear, Trypho," said I, "that Perseus was begotten of a virgin, I understand that the deceiving serpent counterfeited also this." (Dialogue of Justin, Philosopher and Martyr, with Trypho, a Jew, Chapters LXIX - LXX). Ibid.
33Morton Scott Enslin, Christian Beginnings, Part 12, 191. Ibid.
34Encyclopædia of Religion and Ethics, James Hastings, Trinity, 458.  Ibid.
35Larousse, Encyclopedia of Mythology, 54-55). Ibid.
F I R M A N I T U A LLAH | 83

BAB III FIRMAN ITU ALLAH : TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab

Yesus Kristus adalah Firman Allah.  Ia adalah Allah yang menjadi manusia.  Bagi Allah, untuk menjadi manusia bukanlah hal yang sukar.  “Bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Lukas 1:37).  Yang mustahil ialah usaha manusia yang mau menjadi Allah, meskipun ada saja manusia yang mau, dan yang mau dibohongi orang lain, supaya berusaha menjadi Allah.  Yesus Kristus sendiri tidak pernah mengklaim diri sebagai Allah, karena sejatinya Ia adalah Allah. Ke-Allahan Yesus Kristus yang ada di Alkitab akan dibahas tuntas dan tandas dalam bab ini, dengan harapan dapat menguatkan iman setiap pembaca buku ini kepada Tuhan Yesus Kristus.
KE-ALLAHAN YESUS DALAM BAHASA ASLINYA Alkitab mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah Allah.  Dia adalah Pencipta, awal, asal, sumber semua ciptaan, dan bukan ciptaan.  Dia adalah Hidup, dan Sumber hidup.  Dia adalah Allah yang kekal yang menjadi manusia sejati. Namun demikian, Yesus Kristus bukan manusia biasa karena karena Dia adalah Allah yang menjadi manusia.
1. LOGOS – λόγος– YOHANES 1:1-14. Ke-Allahan Tuhan Yesus Kristus diungkapkan Rasul Yohanes dalam kesaksiannya yang dimuat dalam pembukaan Kitab Injil
84 | F I R M A N I T U A LLAH

Yohanes.  Injil tulisannya tidak dimulai dengan kelahiran Yesus di Bethlehem, melainkan dimulai dengan pernyataan tegas bahwa Yesus yang menjadi pokok utama injil yang ditulisnya, adalah Allah yang menjadi manusia.  Semua pernyataan Yesus, tanda-tanda ajaib yang dibuatnya, bahkan kebangkitan-Nya dari antara orang mati, telah dicatatkan Rasul Yohanes untuk menguatkan pernyataannya bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia.  Beginilah Rasul Yohanes memulaikan kesaksiannya: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.  Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.   Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.  Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.  Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.  Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenalNya.  Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orangorang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
F I R M A N I T U A LLAH | 85

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:1-14).  Yesus Kristus adalah sang Logos.  Namun demikian Logos yang dituliskan Rasul Yohanes dalam Injil Yohanes berbeda dengan Logos yang dipahami dalam tulisan-tulisan filsafat Yunani dimana Logos itu hanya merupakan elemen-elemen kekuatan alam seperti api, angin, air, tanah dan sebagainya.  Logos Yohanes adalah satu pribadi yang hidup.  Logos Yohanes adalah Yesus Kristus. Allah yang menjadi manusia. Roh Kudus telah mengilhami Rasul Yohanes untuk menggunakan Logos untuk Tuhan Yesus Kristus.  Ada sebutan-sebutan lain yang dapat saja dipakainya untuk menggambarkan Tuhannya, tetapi Roh Kudus telah menggerakkannya untuk memilih Logos.  Istilah-istilah lain seperti σοφία-Sofia (hikmat), ῥῆμα (rhema - perkataan), legwn (legōn - dia yang berbicara), mempunyai arti yang mirip, tetapi Yohanes dituntun untuk memakai λόγος-Logos untuk Yesus Kristus yang menjadi tema injil yang ditulisnya. Mengawali tulisan yang diwahyukan Tuhan kepadanya, Rasul Yohanes langsung menuliskan hal-hal penting tentang Logos yaitu Yesus Kristus: (1) Pre-existence, Co-existence, & Self-existence Logos, (2) Logos sebagai Pencipta, Hidup, dan Terang, (3) Logos Menjadi manusia, (4) Logos Diam diantara manusia, dan (5) Logos & Kemuliaan-Nya. a.  Pre-existence, Co-existence, & Self-existence Logos.  Mengawali Injilnya, Rasul Yohanes menulis: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Yohanes 1:1).  Teks aslinya berbunyi: “᾿Εν ἀρχῇ ἦν ὁ Λόγος, καὶ ὁ Λόγος ἦν πρὸς τὸν Θεόν, καὶ Θεὸς ἦν ὁ Λόγος.” GNT.
86 | F I R M A N I T U A L L A H

 “PADA MULANYA ADALAH FIRMAN.” Frase ini menunjukkan “pre-existence” (pra-eksistensi) Logos.  Dalam frase ini Yohanes menyatakan dengan jelas bahwa Firman itu telah eksis sebelum menjadi manusia Yesus Kristus, dan eksistensinya sebelum menjadi manusia itu sudah ada sejak masa lampau yag tak berbatas waktu atau sejak “eternity past.”  Dengan kata lain tidak ada waktu dalam perhitungan waktu, dimana Logos itu tidak ada atau tidak eksis.  Ia selalu ada, bahkan sudah ada sebelum perhidungan waktu manusia (χρόνος=kronos/tempo/waktu) yang hanya sementara itu ada.  Logos sudah ada dalam kekekalan sebab Ia adalah kekal, Ia adalah Allah yang kekal yang tidak mengenal perhitungan waktu.  Tidak mengherankan Rasul Petrus menuliskan bahwa “di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari” (2 Petrus 3:8).  Frase “PADA MULANYA ADALAH FIRMAN” mengungkapkan bahwa firman itu telah ada SEBELUM permulaan langit dan bumi yang disebutkan dalam Kejadian 1:1.  Pemakaian kata Yunani ἦν yang diterjemahkan “adalah” dalam frase ini, menunjukkan eksistensi Firman dalam kekekalan yang berbeda dengan kata Yunani ἐγένετο yang diterjemahkan “menjadi”, yang dipakai dalam Yohanes 1:3 dan 14, untuk membicarakan tentang penciptaaan dan peristiwa ketika Firman itu menjadi manusia. Firman itu telah ada sejak kekekalan (eternity).  “Dengan memakai kata-kata yang sama yang tertulis di Kejadian 1:1 yaitu “pada mulanya” (in the beginning), Rasul Yohanes dalam Yohanes 1;1 mengangkat frase di Kejadian 1:1 yang mengacu pada titik waktu yaitu permulaan penciptaan, ke waktu dimana Logos itu secara mutlak telah ada, yaitu sebelum penciptaan dari semua yang telah diciptakan itu ada. (bandingkan Yohanes 1:3,  17:5; 1 Yohanes 1:1; Efesus 1:4; Mazmur 8:23; 90:2).1
F I R M A N I T U A L L A H | 87

Frase “pada mulanya” di Yohanes 1:1 serupa artinya dengan “sebelum dunia ada” dalam Yohanes 17:5; Yohanes 17:24; Efesus 1:4; dan 1 Petrus 1:20.  Frase ini juga tidak sama artinya dengan frase “permulaan Injil tentang Yesus Kristus” dalam Markus 1:1 yang menunjukkan awal sejarah pelayanan Mesias untuk publik.  Frase “pada mulanya” dalam Yohanes 1:1 ini menegaskan keberadaan atau eksistensi Logos yang abadi atau kekal.   Di sini Rasul Yohanes menegaskan bahwa Logos atau Firman tidak hanya ada sebelum penjelmaan-Nya (before incarnation), tetapi sebelum semua perhitungan waktu itu ada (before all time), yaitu dalam keabadian/kekekalan sebelum semua makhluk diciptakan dan menjadi ada.
Dunia (the world) telah ada sejak awal penciptaannya (from the beginning), tetapi Logos atau Firman (The Word) telah ada sejak mulanya (in the beginning) yaitu dalam keabadian (eternity) sebelum penciptaan dunia.  Di Alkitab, keabadian atau kekekalan itu biasanya diungkapkankan dengan kalimat “sebelum dunia dijadikan” yang dituliskan dalam Yohanes 17:24, Efesus 1:4, 1 Petrus 1:20.   Pemazmur juga menulis, “Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.” (Mazmur 90:2).  Firman atau Logos telah ada atau eksis sebelum dunia ada. Eksistensi-Nya tanpa awal waktu. 
Jadi, Firman atau Logos itu tidak diciptakan.  Ia adalah awal semua ciptaan.  Dari Dialah semua ciptaan berasal. Yohanes menegaskan, “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” (Yohanes 1:3).  Yohanes menambahkan, “Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya (Yohanes 1:10).  Dia juga adalah awal atau sumber hidup, sumber kehidupan dari semua yang hidup.  “Dalam Dia ada hidup dan hidup
88 | F I R M A N I T U A L L A H

itu adalah terang manusia.” (Yohanes 1:4).
Jauh sebelum kelahiran Tuhan Yesus Kristus di Bethlehem, nabi Mikha telah bernubuat, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” (Mikha 5:1).   Nubuatan nabi Mikha ini jelas menunjukkan kekekalan Dia yang lahir di Betlehem, bahwa Tuhan Yesus Kristus itu sama kekalnya dengan Bapa.  Ini dipercayai oleh setiap orang yang mempercayai Trinitas Ke-Allahan.2    “FIRMAN ITU BERSAMA-SAMA DENGAN ALLAH.”  Frase in menunjukkan bahwa Logos atau Firman itu memiliki “co-existence” dengan Allah.  Ia kekal sebagaimana Bapa itu kekal.  Tiga kali dalam Yohanes 1:1, Rasul Yohanes memakai ἦν (ēn) sebagai bentuk imperfect dari εἰμί (eimi) yang menunjukkan eksistensi kekal yang tentu saja tak berbatas dari sang Firman yaitu Logos.  Tuhan Yesus Kristus tentu saja memahami hal ini sehingga ia mengucapkan pernyataan ini:  “Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.”  KJV berbunyi: “Before Abraham was, I am” Teks aslinya lebih jelas lagi berbunyi: “πρὶν ᾿Αβραὰμ γενέσθαι ἐγὼ εἰμί” GNT (Yohanes 8:58).  Ayat ini jelas menunjukkan perbedaan yang mencolok antara Abaraham yang mempunyai awal atau permulaan sehingga kata γενέσθαι (menjadi) yang dipakai, sedangkan Yesus yang tidak mempunyai awal atau permulaan karena kekal, ditunjukkan dengan penerapan ἐγὼ εἰμί untuk diri-Nya dalam ayat ini (sebenyarnya terjemahan ἐγὼ εἰμί adalah: AKU ADA bukan AKU TELAH ADA).  Dalam Sejarah Gereja Kristen, orang pertama yang menyangkal kekekalan Logos dalam Injil Yohanes ialah Arius.  Arius (256-336), uskup Alexandria di Mesir, mengajarkan bahwa Logos itu diciptakan Bapa.  Itulah sebabnya Logos itu tidak sama dengan Bapa melainkan
F I R M A N I T U A L L A H | 89

hanya serupa dengan Bapa.  Dengan kata lain, menurut Arius, Logos itu mempunyai permulaan.  Ada waktu dimana ia tidak ada, sedangkan Bapa itu selalu ada.  Bagi Arius hanya Bapa yang kekal. Logos itu tidak kekal karena tidak sama (same as) ὁμοούσιοςhomoousious dengan Bapa.  Logos hanya ὁμοιούσιοςhomoiousious atau serupa (similar to) dengan Bapa.   Konsili Nicea menolak teologi Arius dan menerima pengajaran Athanasius yang mengajarkan bahwa Firman itu adalah Allah.  Firman itu ὁμοούσιος-homoousious dengan Bapa.  Memang tidak ada waktu dimana Firman itu tidak bersama-sama dengan Allah karena Ia sama kekalnya dengan Allah. Frase “bersama-sama dengan” yang dipakai dalam Yohanes 1:1 ini teks aslinya adalah πρὸς (with – bersama-sama dengan).  Selain menunjukkan "co-existence" Logos dengan Allah, kata depan πρὸς juga menunjukkan bahwa pribadi Logos itu dapat dibedakan dari Bapa tetapi tak terpisahkan dengan Bapa, sekaligus menunjukkan keintiman hubungan, kesempurnaan persekutuan antara Logos dengan Allah yang tidak dapat diungkapkan oleh kata-kata lain dalam Bahasa Yunani Perjanjian Baru, seperti σύν (sun) atau μετά (meta).  Roh Kudus telah menuntun Rasul Yohanes memilih kata πρὸς untuk menggambarkan keintiman dan keesaan Logos dengan Bapa.  Secara implisit frase ini melandasi doktrin keesaan Allah Trinitas. “FIRMAN ITU ADALAH ALLAH.”  Frase terakhir Yohanes 1:1 ini menunjukkan “self-existence” Logos sekaligus menyatakan kualitas Logos yang sama dengan Allah.   Logos itu adalah Allah tetapi bukan satu-satunya pribadi keAllahan (the God).  Seandainya demikian pastilah Rasul Yohanes telah menambahkan definite article (kata sandang) didepan kata “Allah” sehingga frase θεὸς ἦν ὁ λόγος ini berbunyi ὁ θεὸς ἦν ὁ λόγος yang Bahasa Inggrisnya, “the Word was the God.” 
90 | F I R M A N I T U A L L A H

Sebaliknya, Logos itu bukan salah satu dari banyak allah.  Itulah sebabnya, Rasul Yohanes tidak menambahkan indefinite article didepan kata “Allah” sehingga mereka yang menerjemahkan Θεὸς ke dalam bahasa Inggris " a g o d " dengan menambahkan indefinite article "a" didepan kata "god" tentu saja tidak dibenarkan dan menentang kaidah-kaidah tata bahasa Yunani Perjanjian Baru.  Logos itu bukan salah satu allah.  Logos itu adalah Allah.3 b. Logos sebagai Pencipta, Hidup, dan Terang, Setelah menyatakan dengan tandas bahwa Firman atau Logos itu adalah Allah, Rasul Yohanes menopang pernyataannya itu dengan menambahkan bahwa Logos itu adalah Pencipta; Logos adalah Sumber hidup; dan Logos adalah Terang. Rasul Yohanes menyatakan bahwa Logos adalah Pencipta: “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Yohanes 1:3).  Dalam tulisannya yang lain, Kitab Wahyu, Rasul Yohanes juga memberikan pernyataan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah awal atau asal atau sumber semua ciptaan.  “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah” (Wahyu 3:14).  Teks asli frase “permulaan ciptaan Allah” yaitu πρωτότοκος (prototokos), berarti “awal atau asal atau sumber ciptaan” bukan “urutan pertama” dari ciptaan Allah.  Ini juga ditandaskan dalam pernyataan Rasul Paulus tentang Tuhan Yesus Kristus, untuk menyanggah mereka yang menyalah-tafsirkan tulisannya, dengan menyatakan: “segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia” (Kolose 1:16). Untuk lebih menjelaskan argumentasinya bahwa Logos itu adalah Allah dan bukan hanya serupa dengan Allah, Rasul Yohanes menulis, “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya” (Yohanes 1:4-5).
F I R M A N I T U A L L A H | 91

Logos adalah hidup dan sumber hidup.  Rasul Yohanes mencatatkan pernyataan Tuhan Yesus Kristus yang berkata kepada murit-murid-Nya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).   Dalam peristiwa membangkitkan Lazarus yang sudah empat hari meninggal dan dikuburkan tetapi kemudian dibangkitkan oleh Yesus, Tuhan Yesus Kristus memberikan pernyataan yang tegas ini: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,” (Yohanes 11:25).   Sejatinya, Tuhan Yesus Kristus, Sang Logos, adalah Allah yang hidup. c. Logos menjadi manusia. Akhirnya, Rasul Yohanes memberikan kesaksiannya tentang Tuhan Yesus Kristus sebagai Logos atau Firman yang adalah Allah, dengan menuliskan bahwa Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara manusia.   “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1:14). Peristiwa Firman yang adalah Allah kemudian menjadi manusia dimaknai sebaga peristiwa inkarnasi.4  Bagi Allah yang Mahakuasa, menjadi manusia itu bukanlah suatu hal yang mustahil, “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Lukas 1:37).  Tetapi manusia, apalagi manusia berdosa, tidak dapat menjadi Allah!
2. IMANUEL -᾿Εμμανουήλ – MATIUS 1:21-23. Yesus Kristus adalah Imanuel.  Malaikat Gabriel mengatakan kepada Yusuf bahwa anak yang akan dilahirkan akan dinamai YESUS, dan akan dikenal sebagai IMANUEL. “Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya
92 | F I R M A N I T U A L L A H

dalam mimpi dan berkata: ‘Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.  Ia akan melahirkan anak lakilaki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.’ Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: ‘Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak lakilaki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel’--yang berarti: Allah menyertai kita.   Matius 1:20-23 Imanuel adalah tanda keselamatan yang TUHAN berikan kepada Raja Ahas dan kerajaan Yehuda. TUHAN menunjukkan kepadanya bahwa Ia akan menyelamatkannya dari serbuan Rezin, raja Asyur, Pekah raja Israel dan sekutu-sekutu mereka.  Nabi Yesaya berkata kepada Raja Ahas yang enggan meminta tanda: “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” Yesaya 1:7-14.  Kelahiran Imanuel melalui perawan Maria menggenapi nubuatan Yesaya 7:14, tentang tanda yang Tuhan berikan kepada Ahas sekitar tujuh ratus tahun sebelumnya.  Pada waktu itu Ahas, Raja Kerajaan Yehuda yang jahat mengabaikan nasihat nabi Yesaya lalu meminta perlindungan raja Asyur untuk membantunya dalam krisis politik di negaranya.  Baik konteks Yesaya 7 maupun dua kali penggunaan "Imanuel" dalam Yesaya 8:8,10, lebih memperjelas peluang penggenapan tanda itu dalam waktu lebih singkat dan itu sangat mempengaruhi Ahas secara langsung.  Peluang penggenapannya dalam waktu lebih cepat didukung oleh dua ayat yang dituliskan sesudah pasal 7 ayat 14 yang memberitahukan kapada kita bahwa anak laki-laki yang dinubuatkan itu masih dalam usia dini ketika musuh-musuh Ahas yaitu raja-raja
F I R M A N I T U A L L A H | 93

Damaskus dan Samaria, akan kehilangan kekuatan mereka.  Sejarah mencatat bahwa nubuatan ini digenarpi pada awal abad ke 8 Sebelum Masehi.  Kelahiran anak laki-laki yang TUHAN berikan sebagai tanda untuk Ahas tampaknya berkaitan erat dengan kelahiran putra Yesaya yang bernama Maher-Shalal-Hash-Baz dalam Yesaya 8:1-4.  Baik Imanuel yang dituliskan dalam Yesaya 7:15-16 and Maher-ShalalHash-Baz dalam Yesaya 8:4 masih kecil ketika Damaskus dan Samaria runtuh. Dan di Yesaya 8:18 keduanya dapat diidentifikasi sebagai anak yang dimaksudkan Yesaya sebagai Imanuel.   Yesaya 8: 10 berisi tulisan lain tentang "Imanuel" yaitu dalam kata-kata "Allah menyertai kami."  Nabi Yesaya waktu itu sedang menantang Ahas untuk mempercayai bahwa Allah menyertai umatNya sebagaimana Dia telah berjanji untuk terus-menerus menyertai mereka. Malaikat Gabriel langsung menafsirkan dan mengaplikasikan IMANUEL dalam nubuatan Nabi Yesaya, sebagai Yesus Kristus dalam Matius 1:23. Menurut malaikat Gabriel, Yesus akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka Matius 1:21. Yesus Kristus Sang Imanuel adalah satu-satunya Juruselamat manusia.  Allah menjadi manusia agar dapat menyelamatkan mereka. Mereka akan menamakan Dia Imanuel. . . “Allah menyertai kita.” “Terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah” nampak “pada wajah Kristus.” Sejak masa kekekalan Tuhan Yesus Kristus satu dengan Bapa; Ialah “gambar Allah,” peta kebesaran dan keagunganNya, “cahaya kemuliaan-Nya.” Untuk menyatakan kemuliaan inilah Ia datang ke dunia ini. Ke bumi yang sudah digelapkan oleh dosa ini Ia datang untuk menyatakan terang kasih Allah,--menjadi “Allah menyertai kita.” Karena itulah maka telah dinubuatkan tentang Dia, “Mereka akan menamakan Dia Imanuel.”5
94 | F I R M A N I T U A L L A H

Oleh datang tinggal bersama kita, Yesus harus menyatakan Allah baik kepada umat manusia maupun kepada segala malaikat. Ialah Firman Allah, buah pikiran Allah yang diperdengarkan. Dalam doaNya untuk murid-murid-Nya Ia berkata, “Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka,”-“penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,”-“Supaya kasih yang Engkau berikan kepadaKu ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.” Akan tetapi bukan untuk anak-anak-Nya di dunia ini saja pernyataan ini dikeluarkan. Dunia kita yang kecil ini adalah buku pelajaran semesta alam. Maksud anugerah Allah yang ajaib, rahasia kasih penebusan, ialah pokok pikiran yang “ingin diketahui oleh malaikatmalaikat,” dan yang akan menjadi mata pelajaran mereka sepanjang masa kekekalan. Baik umat tebusan maupun makhluk-makhluk yang tidak jatuh ke dalam dosa akan mendapat ilmu pengetahuan serta nyanyian mereka itu di salib Kristus.6
3. KENOSIS – κένωσίς - FILIPI 2:5-11. Yesus Kristus setara dengan Allah tetapi “mengosongkan diri” lalu menjadi manusia.  Dia telah merendahkan diri sampai mati dikayu salib, tetapi Allah telah meninggikan Dia sehingga pada akhirnya semua orang akan bertekuk lutut dan semua lidah akan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.  Inilah yang dituliskan Rasul Paulus dalam suratnya kepada pengikut-pengikut Kristus di Filipi:  “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 
F I R M A N I T U A L L A H | 95

Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.    Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Filipi 2:5-11). Rasul Paulus menuliskan dalam Filipi 2:6 bahwa Yesus Kristus itu “dalam rupa Allah” (ἐν μορφῇ θεοῦ) dan “setara dengan Allah.” ἴσα θεῷ - isa Theō.  Hakekat atau kodrat Yesus Kristus adalah sama dengan Allah.  Ia memiliki keberadaan yang setara dengan Allah.7  Tetapi Yesus telah “mengosongkan diri-Nya.” (ἑαυτὸν ἐκένωσεν). (Filipi 2:7).   Istilah “Mengosongkan diri” dalam Bahasa Yunani adalah κένωσίς (kenosis). Kata ini dikaitkan dengan pengajaran Alkitab bahwa Yesus sebagai Allah telah mengosongkan diri-Nya dalam perwujudan-Nya sebagai manusia.  Ini merupakan bentuk penyangkalan diri, tapi bukan mengosongkan ke-Allahan-Nya ataupun menukarkan ke-Allahan-Nya dengan kemanusiaan-Nya. Menurut Rasul Paulus, Yesus “telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”  Selama menjadi manusia, Yesus Kristus tidak berhenti menjadi Allah. Meskipun demikian, Yesus Kristus rela mengesampingkan kemuliaan-Nya sebagai Allah, dan juga mengesampingkan otoritas atas kemerdekaan-Nya. Selama menjadi manusia, Yesus Kristus menyerahkan diri-Nya sepenuhnya kepada kehendak Bapa.  Ia bergantung sepenuhnya kepada Bapa.
96 | F I R M A N I T U A L L A H

Dalam kehidupan-Nya sebagai manusia, Yesus hidup dengan segala keterbatasan manusia. Sejatinya, Allah tidak merasakan haus atau letih, tetapi Yesus mengalami lapar dan haus bahkan pernah menangis.  Matius 24:36 mengungkapkan keterbatasan Yesus Kristus dalam menjalani kehidupan-Nya sebagai manusia seperti ini: “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikatmalaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” Yesus meninggalkan segala kemuliaan di surga untuk menjadi manusia bahkan rela mati di kayu salib. Inilah tindakan kerendahan hati terbesar - Allah alam semesta rela menjadi manusia dan mati untuk menebus dosa ciptaan-Nya. Karena itu, kenosis adalah doktrin yang mengajarkan bahwa dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Yesus Kristus telah menjadi sama betul dengan manusia, kecuali Ia tidak pernah berdosa.
4. PRŌTOTOKOS - πρωτότοκος - KOLOSE 1:15-17; 2:2-9 Yesus Kristus adalah πρωτότοκος.   Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Kolose (Kolose 1:15-17) menyatakan bahwa Tuhan Yesus Kristus tidak diciptakan tetapi adalah awal dari semua ciptaan sebab Ia adalah Sang Pencipta dari siapa semua ciptaan itu berasal. “Segala sesuatu diciptakan oleh Dia.”  LAI menerjemahkan tulisan Rasul Paulus dalam Kolose 2:15-17 sebagai berikut:   “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.”   Teks aslinya berbunyi:
F I R M A N I T U A L L A H | 97

“ὅς ἐστιν εἰκὼν τοῦ Θεοῦ τοῦ ἀοράτου, πρωτότοκος πάσης κτίσεως, ὅτι ἐν αὐτῷ ἐκτίσθη τὰ πάντα, τὰ ἐν τοῖς οὐρανοῖς καὶ τὰ ἐπὶ τῆς γῆς, τὰ ὁρατὰ καὶ τὰ ἀόρατα, εἴτε θρόνοι, εἴτε κυριότητες εἴτε ἀρχαὶ εἴτε ἐξουσίαι· τὰ πάντα δι᾿ αὐτοῦ καὶ εἰς αὐτὸν ἔκτισται· καὶ αὐτός ἐστι πρὸ πάντων καὶ τὰ πάντα ἐν αὐτῷ συνέστηκε,  Teks aslinya dikutip untuk menjelaskan beberapa hal yang dipersoalkan oleh mereka yang mengajarkan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah ciptaan Allah bukan Sang Pencipta, karena mereka menafsirkan kata “sulung” (ayat 15) yang dalam teks aslinya adalah “πρωτότοκος,” sebagai bukti bahwa Allah lebih dahulu menciptakan Logos kemudian menciptakan ciptaan-ciptaan lainnya.  Dengan kata lain, Tuhan Yesus Kristus itu telah lebih dahulu diciptakan Bapa sebelum ciptaan yang lain diciptakan. Sebenarnya, kata “sulung” yang merupakan terjemahan teks asli “πρωτότοκος” (prōtotokos), tidak berarti ciptaan pertama. Kata πρωτότοκος yang dikaitkan dengan Yesus Kristus dalam teks asli Perjanjian Baru selalu mengartikan keutamaan bukan urutan pertama atau asal/awal ciptaan, kedudukan yang hanya diberikan untuk Allah di Alkitab. Dalam Bahasa Yunani Perjanjian Baru, kata untuk mengartikan “ciptaan pertama” ialah “protoktistos” yang berarti “ciptaan pertama.”   Oleh karena Yesus ada dengan sendiri-Nya atau tidak diciptakan, maka dalam tuntunan Roh Kudus, Rasul Paulus telah menggunakan kata “prototokos,” bukan “protoktistos.”8 Kata πρωτότοκος apabila dipahami dengan benar, tidak menunjang penafsiran bahwa Logos atau Tuhan Yesus Kristus diciptakan.  Kata ini justru menguatkan pengajaran bahwa Logos atau Tuhan Yesus Kristus itu adalah Pencipta. Ia adalah Awal / Permulaan / Sumber semua ciptaan. Inilah yang dimaksudkan dengan kata πρωτότοκος yang menunjukkan keutamaan bukan urutan.  Itulah sebabnya Rasul Paulus menjelaskan keutamaan Logos ini dalam kata
98 | F I R M A N I T U A L L A H

kata sesudah menuliskan kata πρωτότοκος ini, yaitu: “segala sesuatu diciptakan oleh Dia” (ayat 16).  Semua ciptaan berawal atau berasal atau bersumber dari Dia.  Itulah sebabnya ia adalah πρωτότοκος semua ciptaan.   Perhatikan bagaimana pengertian bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah πρωτότοκος dalam pengertian bahwa Ia adalah yang utama bukan pertama dari yang bangkit dalam Kolose 1:18 yang berbunyi: “Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang SULUNG, yang PERTAMA bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih UTAMA dalam segala sesuatu.”   Fakta sejarah Alkitab menunjukkan dengan jelas bahwa Tuhan Yesus Kristus sebenarnya BUKAN YANG PERTAMA BANGKIT dari antara orang mati sebab sebelum kebangkitan-Nya telah ada orang-orang lain yang telah mati dan bangkit. Meskipun demikian Tuhan Yesus Kristus adalah yang UTAMA dan TERUTAMA dari SEMUA YANG BANGKIT.  Wahyu 1:5 yang membicarakan tentang Yesus Kristus, teks aslinya berbunyi: ὁ πρωτότοκος τῶν νεκρῶν.  Ini harus dipahami sebagai teks yang mengajarkan KEUTAMAAN kebangkitan Tuhan Yesus Kristus bukan menempatkan kebangkitanNya sebagai urutan pertama dari semua yang bangkit.  Arti yang sama juga berlaku untuk Ibrani 1:6 yang menyebutkan tentang Tuhan Yesus Kristus sebagai “τὸν πρωτότοκον” (yang sulung).
5.  PANTOKRATŌR – παντοκράτωρ9 - WAHYU 1:8. Yesus Kristus adalah ὁ παντοκράτωρ. Tuhan Yesus Kristus adalah “Yang Mahakuasa.” Wahyu 1:8. Ia adalah penguasa alam semesta.  Ketika Alkitab Ibrani (Perjanjian Lama) diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani (Septuaginta), Istilah Pantokrator telah digunakan sebagai terjemahan untuk YHWH Sabaoth (TUHAN semesta alam) dan juga untuk El-Shaddai (Allah Mahakuasa).  Di Perjanjian Baru,
F I R M A N I T U A LLAH | 99

Pantokrator digunakan sekali oleh Paulus dalam 2 Korintus 6:18, dan sembilan kali ditemukan dalam Kitab Wahyu.  (Wahyu 1:8, 4:8, 11:17, 15:3, 16:7, 16:14, 19:6, 19:15, dan 21:22). Istilah ini silih berganti dipakai untuk Allah dan Kristus. “Kristus Pantokrator adalah nama yang diberikan buat lukisan Yesus Kristus untuk menunjukkan bahwa Ia sangat mulia dan dianggap sebagai penguasa alam semesta, bahwa kuasa-Nya melampaui batas-batas kemanusiaan-Nya. Nama ini juga menunjukkan bahwa Kekuasaan Tuhan Yesus Kristus sejajar dengan kekuasaan Allah yang mengatasi segala-galanya.10  Kata “Pantokrator” dipakai untuk memuji-muji Allah sebagai satu-satunya penguasa untuk seluruh ciptaan.11 Sebagai penjelmaan Allah, maka Yesus Kristus juga Mahakuasa. Kuasa-Nya terlihat ketika Ia mengadakan mujizat – Ia banyak menyembuhkan orang yang sakit, memberi makan lima ribu laki-laki (Markus 6:30-44), meredakan badai (Markus 4:37-41), dan menunjukkan kuasa yang paling dahsyat dengan membangkitkan Lazarus dan anak perempuan Jairus dari kematian (Yohanes 11:3844, Markus 5:35-43), sebuah contoh bahwa ia mengendalikan kehidupan dan kematian. Tuhan Yesus menyatakan dengan jelas bahwa Ia memiliki kuasa untuk menyerahkan hidup-Nya dan mengambilnya lagi (Yohanes 2:19). Ia memiliki kuasa untuk memanggil “lebih dari dua belas pasukan malaikat” untuk menyelamatkan-Nya, (Matius 26:53). Namun, Ia memilih tetap merendahkan diri-Nya menjadi sama seperti manusia lainnya (Filipi 2:1-11). Jesus Christ Pantocrator (Detail from the deesis mosaic in Hagia Sophia, Istanbul)
100 | F I R M A N I T U A LLAH

Yesus Kristus adalah   אל שׁדי El-Shaddai(.  Tuhan Yesus Kristus adalah “The Almighty God and the Bountiful God.”  Dia adalah Allah yang Mahakuasa dan Sumber berkat.  Ialah ὁ παντοκράτωρ – Allah yang Mahakuasa (Wahyu 1:8; Kejadian 17:1).  Selain diberi gelar ὁ παντοκράτωρ (Yang Mahakuasa), Yesus Kristus juga diberi gelar - אל גבור –El Gibbor (Allah yang Perkasa) dalam Yesaya 9:5.   Mereka yang tidak mempercayai ke-Allahan Yesus Kristus mengajarkan bahwa gelar Allah yang Perkasa atau El Gibbor itu diberikan untuk Yesus Kristus sedangkan gelar Yang Mahakuasa itu hanya untuk Allah Bapa.  Tetapi Alkitab sebenarnya tidak menunjang pendapat ini.  Perhatikan ayat-ayat berikut: Gelar El Gibbor pertama kali diberikan Musa untuk TUHAN dalam Ulangan 10:17.   Musa yang mengimbau bani Israel untuk jangan lagi tegar tengkuk melainkan hidup mengasihi karena TUHAN Allah mereka adalah Allah yang kuat dan perkasa, dan keperkasaanNya telah mereka saksikan dan alami sendiri.  Musa berkata:  “. . . TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap.”  “Allah yang kuat” dalam ayat ini adalah terjemahan kata  אל גבור El Gibbor.  Jadi gelar ini bukan hanya diberikan kepada Yesus Kristus, melainkan adalah gelar Sesembahan orang Israel yaitu TUHAN. Dalam Nehemia 9:1-38 dicatatkan mengenai doa dan puasa imam-imam dan orang-orang Lewi dan orang-orang Yahudi kepada Tuhan.  Orang-orang Yahudi memohon kepada Tuhan, Allah yang kuat (El Gibbor) untuk menolong mereka agar tidak jatuh lagi ke tangan musuh mereka.
F I R M A N I T U A LLAH | 101

“Sekarang, ya Allah kami, Allah yang maha besar, kuat dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setiaNya, janganlah Kaupandang remeh segala kesusahan yang telah dialami oleh kami, oleh raja-raja kami, pemimpinpemimpin kami, imam-imam kami, nabi-nabi kami dan nenek moyang kami, ya oleh seluruh umat-Mu, sejak zaman rajaraja Asyur sampai hari ini.” Nehemiah 9:32. Berikut adalah penggalan dari doa Nabi Yeremia kepada TUHAN, Allah yang Perkasa, El Gibbor.  Mereka yang mengajarkan bahwa bahwa gelar Allah yang Perkasa (Mighty God atau El Gibbor) hanya untuk Yesus yang lebih rendah dari Bapa yang adalah Allah yang Mahakuasa (Almighty God), seharusnya merubah keyakinan mereka karena nabi Yeremia memakaikan gelar El Gibbor juga kepada TUHAN, ALLAH, Sesembahan orang Israel:  “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untuk-Mu!  Engkaulah yang menunjukkan kasih setia-Mu kepada beribu-ribu orang dan yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya yang datang kemudian. Ya Allah yang besar dan perkasa, nama-Mu adalah TUHAN semesta alam, (Yeremia 32:1718).    Pemazmur juga menyatakan dengan tegas bahwa TUHAN itu Perkasa (El Gibbor).   “Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! ‘Siapakah itu Raja Kemuliaan?’ ‘TUHAN, jaya dan perkasa, TUHAN, perkasa dalam peperangan!’" Mazmur 24:7-8.
102 | F I R M A N I T U A L L A H

6.  EGŌ EIMI - ἐγὼ εἰμί - YOHANES 8:58. Tuhan Yesus Kristus hendak dibunuh orang-orang Yahudi karena mereka mendengar pernyataan-Nya sebagai ἐγὼ εἰμί (Aku Ada) yang mereka yakini bahwa Ia menyamakan diri-Nya dengan ( ְיה ָ֥וה YHVH) yang mereka sembah.  Perhatikan dialog Yesus Kristus dengan orangorang Yahudi dalam Yohanes 8:48-59 di bawah ini: “Orang-orang Yahudi menjawab Yesus: ‘Bukankah benar kalau kami katakan bahwa Engkau orang Samaria dan kerasukan setan?’   Jawab Yesus: ‘Aku tidak kerasukan setan, tetapi Aku menghormati Bapa-Ku dan kamu tidak menghormati Aku.   Tetapi Aku tidak mencari hormat bagiKu: ada Satu yang mencarinya dan Dia juga yang menghakimi.   Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.’    Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: ‘Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.   Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diriMu?’   Jawab Yesus: ‘Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firmanNya.  Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.’ 
F I R M A N I T U A L L A H | 103

Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: ‘UmurMu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?’   KATA YESUS KEPADA MEREKA: ‘AKU BERKATA KEPADAMU, SESUNGGUHNYA SEBELUM ABRAHAM JADI, AKU TELAH ADA (EGŌ EIMI).’   LALU MEREKA MENGAMBIL BATU UNTUK MELEMPARI DIA; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.” Yohanes 8:48-59. Pada waktu Yesus berada di Taman Getsemani berdoa bersama murid-murid-Nya, Ia didatangi Yudas Iskariot dan rombongan orang yang hendak menangkap-Nya.   Dalam dialog Yesus dengan mereka, Yesus bertanya: “Siapakah yang kamu cari?” dan mereka menjawab: “Yesus dari Nazaret.”  Ketika Yesus menjawab: “Egō Eimi,” (diterjemahkan Akulah Dia),12 mereka jatuh ke tanah.   Kemuliaan dan kuasa Ilahi disaksikan dan dirasakan oleh mereka yang menyaksikan peristiwa itu.13    Yohanes mencatatkan peristiwa tersebut dalam ayat-ayat ini: “Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-muridNya.   Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-muridNya.  Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata.   Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diriNya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: ‘Siapakah yang kamu cari?’  ‘Jawab mereka: ‘Yesus dari Nazaret.’ Kata
104 | F I R M A N I T U A L L A H

Nya kepada mereka: ‘Akulah Dia.’ Yudas yang mengkhianati berdiri juga di situ bersama-sama mereka.   Ketika Ia berkata kepada mereka: ‘AKULAH DIA,’ MUNDURLAH MEREKA DAN JATUH KE TANAH.  Jawab Yesus: ‘Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.’” Yohanes 18:1-8. 
KE-ALLAHAN YESUS DALAM PERNYATAAN-PERNYATAAN-NYA Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang menjadi manusia.  Pernyataan-pernyataan ἐγώ εἰμι (Egō Eimi) yang dipahami oleh orang-orang Yahudi sebagai sebutan yang sama dengan  ְיה ָ֥וה (YHVH), menunjukkan keAllahan-Nya.  Rasul Yohanes mencatatkan dalam Injil yang ditulisnya akan pernyataanpernyataan EGŌ EIMI (AKU ADA) yang diucapkan Yesus yang dituliskan Yohanes:
a. ἐγώ εἰμι ὁ ἄρτος τῆς ζωῆς - ROTI HIDUP. Yohanes 6:35.  Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.  Yohanes 6:48.  Akulah roti hidup.  Yohanes 6:51.  Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selamalamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
F I R M A N I T U A L L A H | 105

b. ἐγώ εἰμι τό φῶς τοῦ κόσμου - TERANG DUNIA. Yohanes 8:12.  Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."  Yohanes 9:5.  Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
c. ἐγώ εἰμι ἡ θύρα - PINTU. Yohanes10:7.  Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu.  Yohanes 10:9.  Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
d.  ἐγώ εἰμι ὁ ποιμὴν ὁ καλός - GEMBALA YANG BAIK. Yohanes 10:11.  Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;  Yohanes 10:14.  Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku
e. ἐγώ εἰμι ἡ ἀνάστασις καὶ ἡ ζωή - KEBANGKITAN DAN HIDUP. Yohanes 11:25.  Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,
f. ἐγώ εἰμι ἡ ὁδὸς καὶ ἡ ἀλήθεια καὶ ἡ ζωή - JALAN, & KEBENARAN, DAN HIDUP.
106 | F I R M A N I T U A L L A H

Yohanes 14:6.  Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
g. ᾿Εγώ εἰμι ἡ ἄμπελος ἡ ἀληθινή - POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yohanes 15:1  "Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah pengusahanya.”  Yohanes 15:5 “Akulah pokok anggur dan kamulah rantingrantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”
h. ᾿Εγώ εἰμι τὸ Α καὶ τὸ Ω – ALFA DAN OMEGA. Wahyu_15:13-18.  Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.   Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.  Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah.  Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.   Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kakiNya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,  dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama
F I R M A N I T U A L L A H | 107

lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
KE-ALLAHAN YESUS DALAM TANDA-TANDA AJAIB-NYA Pernyataan-pernyataan Yesus yang menerapkan EGŌ EIMI kepada diri-Nya bahwa Ia adalah YHVH, telah diteguhkan oleh tandatanda ajaib yang diperbuat-Nya dan yang dicatatkan dalam 12 (duabelas) pasal pertama Injil Yohanes.  Ada 7 (tujuh) tanda ajaib atau mujizat yang meneguhkan pengakuan Yesus sebagai EGŌ EIMI.  Tanda-tanda ajaib yang dibuat Tuhan Yesus Kristus tersebut adalah: 1) MERUBAH AIR MENJADI ANGGUR - Yohanes 2:1-11 2) PENYEMBUHAN ANAK PEGAWAI ISTANA - Yohanes 4:46-54 3) MENYEMBUHKAN SEORANG LUMPUH - Yohanes 5:1-18 4) MEMBERI MAKAN 5000 LAKI-LAKI - Yohanes 6:5-14 5) BERJALAN DI ATAS AIR - Yohanes 6:16-21 6) MENYEMBUHKAN ORANG BUTA SEJAK LAHIR - Yohanes 9:1-7 7) MEMBANGKITKAN LAZARUS - Yohanes 11:1-45 Ada juga pihak-pihak tertentu yang tidak memasukkan peristiwa Yesus berjalan di atas air sebagai salah satu tanda dan memasukkan peristiwa PENYALIBAN YESUS Sebagai Tanda Ketujuh.  Kebangkitan Yesus dianggap sebagai TANDA KEDELAPAN.  Tanda-tanda ini menguatkan Ke-Allahan Yesus Kristus.
KE-ALLAHAN YESUS DALAM PENYEMBAHAN KEPADA-NYA Fakta yang jelas diungkapkan di Perjanjian Baru ialah Yesus Kristus tidak pernah menolak penyembahan kepada-Nya karena memang Ia adalah Allah yang menjadi manusia.  Ia tidak menuntut untuk diakui sebagai Allah tetapi mereka yang menyaksikan apa yang
108 | F I R M A N I T U A L L A H

Ia perbuat dan mendengar apa yang Ia ajarkan, mengakui bahwa Ia memang Allah.  Berikut daftar singkat pihak-pihak yang menyembah Yesus:
1. Orang-orang Majus menyembah Yesus:  “Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur” (Matius 2:11).
2. Murid-murid-Nya Menyembah Yesus di Perahu.   Sesudah Yesus memberi makan 5000 (lima ribu) laki-laki, Ia pergi berdoa sedangkan murid-murid-Nya telah berangkat dengan perahu melintasi danau Galilea.  Badai dan gelombang laut yang ditimbulkannya menyebabkan perahu murid-murid Yesus mau tenggelam.  Mereka sudah kehabisan akal dan tak berdaya.  Tetapi Yesus muncul tapi disangka hantu, Ia berjalan diatas air, lalu meredakan badai dan gelombang.  Murid-murid-Nya yang telah selamat kemudian menyembah-Nya.  Begini ceriteranya: “Sesudah itu (sesudah memberi makan 5000 laki-laki) Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.  Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.  Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.
F I R M A N I T U A L L A H | 109

Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.  Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut.   Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"   Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.  Orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah" (Matiu 14:2233).
3.  Yesus disembah Seorang Kusta.   Yesus disembah oleh seorang kusta yang datang kepada-Nya.  Ia tidak menolak penyembahan kepada-Nya karena Ia adalah Allah yang menjadi manusia. Ia senantiasa siap menerima siapa saja yang mau datang kepada-Nya dan berharap kepada-Nya.  Bila semua harapan kelihatannya telah sirna, masih ada Dia yang mempedulikan dan mau memberikan harapan baru dan masa depan yang indah.  “Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."  Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku mau,
110 | F I R M A N I T U A L L A H

jadilah engkau tahir." Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya” (Matius 8:2).
4. Yesus Disembah Kepala Rumah Ibadat.   Ketika Yesus sedang berdialog dengan murid-murid Yohanes Pembaptis, seorang kepala rumah ibadat datang dan menyembahNya.  Yesus tidak menolak penyembahan kepada-Nya. “Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: ‘Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.’  Lalu Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.” (Mat 9:18-19).
5.  Yesus Disembah Perempuan Kanaan.   Yesus juga tidak menolak penyembahan seorang perempuan Kanaan pada waktu ia berada di daerha Tirus dan Sidon: “Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.  Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya.  Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriakteriak." Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada dombadomba yang hilang dari umat Israel."  Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata
F I R M A N I T U A L L A H | 111

perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."  Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh” (Matius 15:22-28)
6. Yesus Disembah Seorang Ayah Anak Yang Sakit Ayan.  Yesus juga disembah oleh seseorang yang anaknya sakit dan sangat menderita.  Yesus tidak menolak penyembahan orang itu kepada-Nya. “Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air.  Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya."   Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"  Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga” (Matius 17:14-18).
7.  Yesus Disembah Orang Buta Yang Sembuh.   Yesus Kristus adalah Allah.  Dia patut disembah karena keAllahan-Nya.  Imam-imam dan Ahli Taurat Yahudi mengeraskan hati mereka sehingga mereka tidak mau menyembah-Nya.  Tetapi si orang
112 | F I R M A N I T U A L L A H

buta yang disembuhkan Yesus, mempercayai Dia lalu menyembahNya.   Ceritera tentang si pengemis buta yang buta sejak lahir tetapi kemudian disembuhkan Yesus, dikutip di sini untuk direnungkan oleh setiap pembaca supaya jangan mau mengeraskan hati seperti para imam dan ahli Taurat serta orang Farisi yang dibutakan oleh praktek keagamaan dan penafsiran yang salah yang diajarkan kepada mereka yang menyebabkan mereka tidak mau menyembah Yesus. Sebaliknya, keteguhan hati si pengemis buta yang disembuhkan Yesus sehingga dapat melihat, telah berani bersaksi tentang Dia yang menyembuhkannya bahkan tak ragu-ragu untuk menyembah-Nya: “Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"  Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."  Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.  Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini,
F I R M A N I T U A L L A H | 113

yang selalu mengemis?" Ada yang berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu."  Kata mereka kepadanya: "Bagaimana matamu menjadi melek?" Jawabnya: "Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat."  Lalu mereka berkata kepadanya: "Di manakah Dia?" Jawabnya: "Aku tidak tahu."   Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat. Karena itu orang-orang Farisipun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: "Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat."  Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: "Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat." Sebagian pula berkata: "Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?" Maka timbullah pertentangan di antara mereka.  Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: "Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?" Jawabnya: "Ia adalah seorang nabi."  Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya dan bertanya kepada mereka: "Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?" Jawab orang tua itu: "Yang kami tahu ialah, bahwa
114 | F I R M A N I T U A L L A H

dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta, tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri." Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan. Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: "Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri."  Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya: "Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa." Jawabnya: "Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat."  Kata mereka kepadanya: "Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?"  Jawabnya: "Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?"  Sambil mengejek mereka berkata kepadanya: "Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid Musa. Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu dari mana Ia datang."  Jawab orang itu kepada mereka: "Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku.  Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya. Dari dahulu
F I R M A N I T U A L L A H | 115

sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa."  Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar.  Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"  Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepadaNya."  Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!"  Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.  Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."  Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?"  Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu" (Yohanes 9:1-41).
8. Maria Magdalena menyembah Yesus.   Sesudah Tuhan Yesus Kristus bangkit, Ia disembah oleh Maria Magdalena dan perempuan-perempuan lainnya yang datang ke kubur
116 | F I R M A N I T U A L L A H

Yesus. Kembali, disini Yesus menerima dan tidak menolak penyembahan kepada-Nya: “Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu.   Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati.  Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuanperempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya.  Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu."   Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.  Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kakiNya serta menyembah-Nya.  Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku" (Matius 28:1-10).
F I R M A N I T U A L L A H | 117

9. Yesus Disembah 11 Murid-Nya Sebelum Naik Ke Surga. Mengikuti petunjuk Tuhan Yesus Kristus, murid-murid-Nya pergi ke Galilea, ke bukit yang ditunjukkan Yesus.  Setelah berjumpa dengan Yesus yang telah bangkit, mereka menyembah-Nya.  Yesus tidak menolak penyembahan kepada-Nya.  Sesudah itu Ia memberikan apa yang disebut “Amanat Agung” untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia kepada murid-murid-Nya itu: Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.  Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang raguragu.  Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:1620).  Ketika tiba waktunya Yesus akan naik ke Surga, Ia membawa murid-murid-Nya ke bukit Zaitun (Kisah 1:12) di dekat Betania.  Ia memberkati mereka lalu terangkat ke Surga.  Murid-murid-Nya menyembah Yesus yang terangkat ke Sorga.  Lukas menuliskan peristiwa itu seperti ini:  “Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita” (Lukas 24:50-52).
118 | F I R M A N I T U A L L A H

10. Yesus Disembah Orang Yang Dirasuk Setan.   Di Gerasa, Tuhan Yesus Kristus disembah oleh orang yang dirasuk setan yang mengetahui dan mengenal siapa Yesus.  Setansetan memang mengetahui bahwa Yesus adalah Allah yang harus disembah.  Yesus menyembuhkan orang yang dirasuk setan-setan itu dan mengusir mereka memasuki babi-babi.  Begini ceriteranya: “Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia.  Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu.  Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!"  Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak." Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu.  Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya,
F I R M A N I T U A L L A H | 119

katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" (Markus 5:1-12)
11. Yesus Disembah di Sorga.   Dalam penglihatan yang Tuhan berikan kepada Rasul Yohanes di Pulau Patmos, Yohanes melihat penyembahan kepada Bapa, penyembahan kepada Anak, dan penyembahan kepada Bapa dan Anak berbarengan, seperti dalam chart berikut:

      BAPA "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima pujipujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendakMu semuanya itu ada dandiciptakan."  (Wah yu 4:11)
      ANAK Katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!" (Wahyu 5:12)
    BAPA & ANAK "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah pujipujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!" (Wahyu 5:13)

KE-ALLAHAN YESUS DALAM PRA EKSISTENSI-NYA Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang menjadi manusia.  Sebagai Allah, Ia kekal.  Ia lebih besar dari waktu (chronos).  Sebelum Ia menjadi manusia, Ia telah eksis dan selalu eksis sebagai Allah.  Pemunculan-Nya di dunia dan dilihat oleh manusia sebelum Ia lahir sebagai manusia, dikenal dengan istilah Theophany atau Christophany.  Theophany atau Christophany menguatkan pra eksistensi Tuhan Yesus Kristus sebelum inkarnasi, maksudnya eksistensi-Nya sebelum ia lahir dan hidup sebagai manusia.
120 | F I R M A N I T U A LLAH

Theophany adalah istilah teologi, yang berasal dari bahasa Yunani: τεοφάνια (theophania), yang terbentuk dari kata benda θεός (theos = Allah) dan kata kerja φανερόω (phaneroō) yang artinya mewujudkan, menampakkan diri. Pro Kontra. Dari masa ke masa telah muncul kelompokkelompok orang yang tidak mempercayai pra-eksistensi Yesus Kristus.  Mereka mempercayai pengajaran yang mengajarkan bahwa eksistensi Yesus dimulai ketika Ia dikandung Maria.14 Kelompok-kelompok Kristen yang menolak pra-eksistensi Yesus dapat dikategorikan dalam 2 (dua) kelompok, yaittu:  1) Kelompok pertama yaitu mereka yang mempercayai kelahiran dari perawan Maria (mempercaai virgin birth).  Di kelompok ini terdapat penganut Socinians, Unitarians awal seperti John Biddle dan Nathaniel Lardner. Di masa kini, paham ini dipercayai dan diajarkan oleh kelompok  Christadelphians. Kelompok-kelompok ini mengajarkan bahwa Yesus telah dinubuatkan di Perjanjian Lama tetapi belum eksis sebelum kelahiran-Nya. 2) Kelompok kedua ialah mereka yang tidak mempercayai praeksistensi Yesus dan sekaligus menolak kelahiran-Nya dari perawan Maria (menolak virgin birth).  Di kelompok ini ada penganut-penganut aliran Ebionites dan Unitarians baru, seperti Joseph Priestley dan Thomas Jefferson. Paham ini sering disebut sebagai adoptionisme, dan pada abad ke 19 juga disebut psilanthropisme.  Friedrich Schleiermacher, yang dikenal sebagai bapak teologi liberal adalah salah satu teoloog Jerman yang meninggalkan pengajaran tentang pra-eksistensi Kristus dan mengajarkan bahwa “Kristus bukan Allah tetapi telah diciptakan sebagai manusia yang
F I R M A N I T U A LLAH | 121

ideal dan sempurna dan ketidak-berdosaan-Nya membentuk keilahian-Nya.15  Albrecht Ritschl menolak pra-eksistensi Kristus dan mengajarkan bahwa Kristus adalah “Anak Allah” hanya dalam arti bahwa “Allah telah menyatakan diri-Nya di dalam Kristus.”16 Rudolf Bultmann menjelaskan bahwa pra-eksistensi Kristus “bukan hanya tidak masuk akal tetapi sama sekali tidak bermakna.”17 Bukti-bukti. Ada beberapa bagian Perjanjian Baru yang secara eksplisit menunjukkan Pra-eksistensi Yesus. Yesus Kristus sendiri berkata, " Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada” (Yohanes 17:5). Bagian ini saja sudah cukup untuk menunjukkan bahwa Alkitab mendukung Pra-eksistensi Yesus, tetapi ini hanyalah salah satu dari sekian banyak ayat-ayat yang menunjukkan kebenaran pra-eksistensi Yesus.  Yesus sendiri secara eksplisit mengajarkan pra-eksistensi-Nya (Yohanes 3:13; 6:33, 38, 62; 8:23; 16:28). Kristus bahkan mengatakan bahwa dia telah ada sebelum Abraham jadi (Yohanes 8:58-59) sekalipun kelahiran Abraham telah terjadi berabad-abad sebelum kelahiran Yesus sendiri!  Beberapa ayat menyatakan eksistensi Yesus bersama dengan Bapa-Nya (Roma 8:3; 1 Yohanes 1:2; Galatia 4:4). Bahkan, ada beberapa ayat yang menunjukkan Yesus sebagai Pencipta (Yohanes 1:2-3; Kolose 1:16-17; Ibrani 1:2). Kemungkinan, bukti yang paling kuat tentang pra-eksistensi Kristus ialah perilaku Yesus sendiri. Ia sering melakukan dan mengatakan hal-hal yang hanya Allah Israel saja berhak atau berkuasa melakukannya. Penyembuhan Yesus akan orang lumpuh di Markus pasal 2 telah dilakukan untuk menunjukkan otoritas dan kemampuannya untuk mengampuni dosa (Markus 2:3-12). Orang-orang Yahudi
122 | F I R M A N I T U A L L A H

yang hadir dan menyaksikan Yesus disitu mengetaui dengan baik bahwa perbuatan seperti itu hanya dapat dilakukan oleh Yahweh. Apa yang dilakukan Yesus di Lukas pasal 7 juga menimbulkan reaksi serupa (Lukas 7:48-50). Ayat-ayat Perjanjian Baru yang menunjang konsep praeksistensi Yesus didaftarkan di bawah ini:  Yohanes 1:1 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”  Yohanes 8:58 “Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.’"  Yohanes 17:5 "Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadiratMu sebelum dunia ada.”  Yohanes 17:24 "Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.”  Kolose 1:17 “Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.”  Ibrani 7:3 “Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.”  Wahyu 22:13 " Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."
F I R M A N I T U A L L A H | 123

 Kolose 1:15 “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan.”  Ibrani 1:11-12 “Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan,”  1 Yohanes 1:1-2 “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu.  Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.”   Yohanes 1:15 “Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: ‘Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.’”  Wahyu 1:17-18 “When I saw Him, I fell at His feet like a dead man And He placed His right hand on me, saying, "Do not be afraid; I am the first and the last,”  Wahyu 2:8 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali.” Beberapa peristiwa theophany dimana pra-eksisten Yesus menampakkan diri, diantaranya:
124 | F I R M A N I T U A L L A H

 Kejadian 12:7-9 - Tuhan menunjukkan diri kepada Abraham pada waktu ia tiba di tanah yang Allah telah janjikan kepadanya dan keturunannya.  Kejadian 18:1-33 – Pada suatu hari, Abraham mendapat kunjungan beberapa temu:  dua malaikat dan Allah sendiri.  Ia mengundang mereka untuk masuk ke tempat kediamannya, dan Sarah menjamu mereka.  Banyak komentator mempercayai bahwa ini adalah Christophany, atau peristiwa pemunculan Kristus sebelum eksistensinya sebagai manusia..  Kejadian 32:22-30 – Yakub bergumul dengan dengan sesosok manusia, tetapi sebenarnya adalah Allah (baca ayat 28-30).  Ini juga adalah Christophany.  Keluaran 3:2 - 4:17 – Allah menunjukkan diri kepada Musa dalam rupa semak-semak yang menyala tetapi tidak terbakar, dan memberitahukan kepadanya apa yang TUHAN kehendaki untuk dilakukannya.  Keluaran 24:9-11 – Allah menunjukkan diri kepada Musa bersama Harun, anak-anaknya dan ketujuh-puluh tua-tua atau pemuka bani Israel.  Ulangan 31:14-15 – Allah menunjukkan diri kepada Musa dan Yosua dalam pengalihan kepemimpinan kepada Yosua.  Ayub 38–42 – Allah menjawab Ayub dari badai dan memberikan jawaban atas pertanyaan Ayub.  Seringkali istilah “kemliaan Tuhan” memantulkan theophany, seperti yang dapat dibaca dalam Keluaran 24:1618; “tiang awan” juga berfungsi sama dalam Keluaran 33:9. Peristiwa-peristiwa theophanies sering ditandai dengan kalimat pembukaan yang berbunyi: “Tuhan turun,” seperti
F I R M A N I T U A L L A H | 125


dalam Kejadian 11:5; Keluaran 34:5; Bilangan 11:25; dan 12:5.  Sejumlah komentator Alkitab mempercayai bahwa apabila seseorang menerima kunjungan “Malaikat TUHAN” itu adalah kunjungan Kristus sebelum inkarnasi.  Pemunjulanpemunculan seperti ini dapat dibaca dalam Kejadian 16:7-14; Kejadian 22:11-18; Hakim-hakim 5:23; 2 Raja-raja 19:35; dan ayat-ayat lainnya, meskipun ada yang hanya menganggapnya sebagai pemunculan malaikat.  Meskipun penampakan-penampakan Allah dan Kristus di Perjanjian Lama diperdebatkan, tetapi peristiwa “Allah yang menjadi manusia,” Imanuel, “Allah menyertai kita,” (Matius 1:21-23) tidak diperdebatkan.
KE-ALLAHAN YESUS DALAM NUBUATAN TENTANG-NYA
Ada banyak nubuatan tentang Yesus Kristus di Perjanjian Lama.   Berikut adalah nubuatan-nubuatan pilihan yang menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang menjadi manusia, adalah Mesias yang dijanjikan itu.  1. MESIAS ITU DISEBUT ANAK DAUD (2 Samuel 7:12; Matius 1:1). Dalam bahasa Alkitab kalau Yesus atau Mesias disebut Anak Daud bukan berarti Mesias itu anak kandung Daud seperti: Amnon dari Ahinoam, Kileab dari Abigael, Absalom dari Maakha, Adonia dari Hagit, Sifaca dari Abital, Yitream dari Egla. Ada enam anak kandung Daud yang lahir di Hebron (2 Samuel 3:2-5). Selain itu ada lagi anak-anak Daud yang lahir di Yerusalem yaitu: Simea, Sebab, Natan dan Salomo, Yibhar, Elisama, Elyada, Elifelet. Jadi ada 14 anak-anak Daud yang dilahirkan oleh para istrinya belum terhitung dari gundik-gundiknya (1 Tawarikh 3:1-4).
126 | F I R M A N I T U A L L A H

Mesias disebut Anak Daud karena Mesias itu lahir dari keturunan Daud. Hal ini ditunjukkan dengan memperhatikan silsilah Yesus yang dicatatkan dalam Matius 1:1-17. Disitu dinyatakan garis keturunan Daud sampai kepada Mesias melalui Yusuf. Dalam Silsilah Yesus di Injil Lukas pasal 3:23-38 diungkapkan garis keturunan Daud sampai kepada Mesias melalui Maria.  Garis keturunan Yusuf maupun garis keturunan Maria, keduanya berpusat pada Daud melalui Salomo dalam kitab Matius dan Natan dalam kitab Lukas.  2. MESIAS ITU LAHIR DI BETLEHEM (Mikha 5:1) Nabi Mikha dengan jelas menubuatkan bahwa Mesias akan lahir di Betlehem Efrata, Betlehem di Yudea, tempat kelahiran Daud (1 Samuel 16:113). Nubuatan ini disampaikan sekitar 700 tahun sebelumnya.  Betlehem ada dua.  Betlehem Efrata, dan Betlehem di tanah Zebulon (Yosua 19:15).  Kelahiran Yesus di Betlehem Efrata di Yudea, menggenapi secara akurat nubuatan nabi Mikha. 3. MESIAS LAHIR DARI SEORANG PERAWAN (Yesaya 7:14) Kelahiran Yesus dari seorang perawan telah dinubuatkan oleh Yesaya ± 700 tahun sebelum Yesus lahir. Dan proses bagaimana Maria seorang perawan mengandung dari Roh Kudus dapat kita lihat dalam Matius 1:18-25 dan Lukas 2:1-7. Nubuatan Yesaya tentang Imanuel dari seorang perempuan muda sebagai tanda bahwa TUHAN akan menyelamatkan Ahas dan kerajaan Yehuda, telah ditafsirkan Gabriel sebagai nubuatan yang dapat diaplikasikan kepada Yesus Kristus. Beginlah Firman Tuhan melalui Nabi Yesaya: “Sesungguhnya, seorang anak dara mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” (Yesaya 7:14). 4. DIPANGGIL DARI MESIR (Hosea 11:1) bayi Yesus telah dilarikan oleh Yusuf ke Mesir mengikuti petunjuk Tuhan, sehingga ia luput dari pembantaian Herodes.  Setelah Herodes wafat, Yusuf, Yesus dan Ibunya, pulang dari Mesir, kembali ke Nazaret di Galilea,
F I R M A N I T U A L L A H | 127


sesuai petunjuk Tuhan. Nubuatan Hosea 11:1 telah digenapi dalam Matius 2:20. Allah telah memanggil Anak-Nya dari Mesir.  5. DIJUAL 30 KEPING PERAK (Zakaria 11:12) Matius 27:9-10, ditafsirkan sebagai penggenapan nubuatan nabi Zakharia bahwa Yesus akan dijual 30 keping perak. (Zakharia 11:12), harga seorang budak (Keluaran 21:32).  6. DIBANGKITKAN (Mazmur 16:10). Nubuatan tentang orang mati dan dibangkitkan kembali lalu hidup selama-lamanya adalah nubuatan tentang Mesias yaitu Yesus Kristus. Kebangkitan Yesus Kristus adalah fakta sejarah. Para saksi mata, yaitu Rasul-rasul telah memberikan kesaksian mereka. Roh Kudus juga menyatakankannya kepada kita melalui firman Tuhan yang diwahyukan-Nya (Matius 28:1-10; Markus 16:1-8; Lukas 24:1-12; Yohanes 20:1-10; Kisah Rasul 2:29-36 dan 1 Korintus 5:1-4). Hanya Kubur Yesus yang kosong karena Ia telah bangkit.  Kebangkitan-Nya merupakan kegenapan nubuatan dalam Mazmur 16:10.  7. Hamba Yasng Menderita.  Kemungkinan nubuatan yang paling jelas mengenai Yesus, dan sudah pasti yang paling panjang, adalah keseluruhan pasal ke 53 dari kitab Yesaya. Ayat 3-7 menyebutkan:  “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
128 | F I R M A N I T U A L L A H

Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.” (Yesaya 53:3-7).  Disingkirkan.  Daniel 9:24-27.  Nubuatan “tujuh puluh kali tujuh masa” dalam Daniel pasal 9 menubuatkan tanggal yang persis di mana Yesus, sang Mesias akan “disingkirkan.” Kematian-Nya “meneguhkan” Hubungan Perjanjian” antara Allah dan manusia.  Nubuatan ini digenapi sangat terperinci dalam baptisan, penualiban dan kematian, dan kehancuran Yerusalem oleh bangsa Roma.
Perjanjian Lama sangat jelas menubuatkan kedatangan Yesus sebagai Mesias.  Ada ratusan nubuatan tentang Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan tetapi apa yang diberikan di atas diyakini akan menopang pendapat bahwa memang Tuhan Yesus Kristus, Mesias yang dijanjikan dan kedatangan-Nya dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, adalah Allah yang menjadi manusia.
KE-ALLAHAN YESUS DALAM DOGMA GEREJA KRISTEN Ke-Allahan Tuhan Yesus Kristus yang diajarkan Alkitab telah diteguhkan melalui keputusan-keputusan yang dibuat dalam beberapa konsili Ekumenikal Gereja Kristen sejak abad ke 4.   Sebenarnya penolakan terhadap Trinitas bukan gerakan yang baru. Sejak abad-abad permulaan Sejarah Gereja telah bermunculan orang-orang yang menyangkal dan tidak mau mengakui ke-Allahan Yesus Kristus, dan juga Roh Kudus. 
F I R M A N I T U A L L A H | 129


Sejarah perkembangan doktrin dalam Kekristenan menunjukkan bahwa Gereja Kristen telah memilih untuk mengakui Tuhan Yesus Kristus sebagai Allah yang menjadi manusia menurut Kitab Suci, dan menolak pengajaran-pengajaran yang diajarkan oleh Arius dan orangorang lain yang menyangkal ke-Allahan Yesus Kristus.
1. PAHAM-PAHAM ANTI-TRINITARIANISME DITOLAK. Pengajaran-pengajaran yang Anti-Trinitatarianisme yang mempermasalahkan Ke-Allahan Tuhan Yesus Kristus telah berkembang sejak abad kedua sampai sekarang.  Ada yang memperdebatkan mengenai eksistensi Yesus Kristus, ada yang mempermasalahkan keilahian dan keinsanian-Nya, ada pula yang mempersoalkan pribadi atau kepribadian dalam diri Yesus. Pokok-pokok permasalahan tersebut cenderung diperdebatkan oleh sejumlah paham atau pandangan selama berabad-abad. Adapun pandangan-pandangan yang berkembang mengenai Kristologi adalah sebagai berikut: MONARKIANISME.  Monarkianisme yang juga dikenal dengan sebutan Patripassianisme atau Sabellianisme, adalah paham yang berkembang di abad ketiga untuk mempertahankan paham Monotheisme terhadap Tritheisme18, yaitu pengajaran yang mengajarkan ada tiga Tuhan dan bukan hanya satu.  Tertullian (145220) adalah orang pertama yang menggunakan istilah Monarkianisme.  Sebenarnya ada dua macam Monarkianisme:  Monarkianisme Dinamis, dan Monarkianisme Modalistis. Monarkianisme Dinamis: Paham ini mengajarkan bahwa Yesus hanyalah manusia biasa tetapi dipenuhi Roh Kudus dan diadopsi Allah pada waktu Ia dibaptiskan, lalu menjadi ilahi sepenuhnya pada waktu kebangkitan-Nya.  Theodorus dari Byzantium yang menjadi pemuka paham ini, datang ke Roma sekitar tahun 190 dan mulai mengajarkan paham ini.  Baginya dan
130 | F I R M A N I T U A L L A H

pengikut-pengikutnya, hanya Bapa saja yang kekal dan yang eksis dengan sendirinya.  Yesus Kristus hanya manusia biasa tetapi kemudidan diadopsi menjadi Allah.  Ia tidak kekal seperti Bapa yang tidak mempunyai awal. Monarkianisme Modalistik: Paham ini merupakan ajaran yang menyatakan bahwa Allah adalah satu Pribadi saja, tetapi memanifestasikan diri-Nya dalam rupa Bapa, Anak, atau Roh Kudus di berbagai waktu dan kesempatan berbeda dalam sejarah manusia.  Noetus, Epigonus, dan Praxeas mengajarkan paham ini di abad kedua dan ketiga.  Mereka percaya bahwa Anak Allah sebenarnya adalah Bapa yang berinkarnasi.  Fakta bahwa Ia menderita di Golgota menyebabkan dinamainya paham ini Pattripassianisme yang berarti “Bapa menderita.”  Kristus sebagai Bapa dibedakan dari Anak sebagai manusia biasa.  Namun Bapa dan Anak sama-sama menderita.   Sabelianisme.  Sabelianisme adalah pengajaran lanjutan atau yang lebih “advanced” dari Monarkianisme modalistis.  Paham yang dipopulerkan oleh Sabelius di Roma ini mengajarkan bahwa Bapa adalah satu-satunya Allah di Alkitab, tetapi Bapa ini menyatakan diri-Nya dalam berbagai modus penampilan.  Jadi Bapa ini datang sebagai Yesus dalam peristiwa Inkarnasi, Bapa juga yang datang sebagai Roh Kudus di hari Pentakosta.  Inipun memantulkan pemahaman Dispensasionalisme yang mengajarkan bahwa Allah telah menampilkan diri-Nya sebagai Bapa di Perjanjian Lama, sebagai Yesus Kristus di Perjanjian Baru, dan sebagai Roh Kudus di masa Kekristenan.  Jadi tidak ada Trinitas, melainkan hanya ada Satu Allah yang memerankan tiga peran. ARIANISME.   Arius melayani Gereja di Alexandria dimana Origen (185-254) yang mengajarkan subordinasi Anak terhadap Bapa, melayani.  Arius kemudian mengembangkan pengajaran ini
F I R M A N I T U A L L A H | 131

dengan mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah ciptaan Allah.  Yesus DICIPTAKAN OLEH ALLAH, bukan DICIPTAKAN DARI ALLAH.  Jadi Yesus hanyalah “allah (a god)” dan bukan “Allah (God).”  Arius mengajarkan bahwa hanya Bapa yang kekal.  Yesus tidak, karena punya awal, sebab Ia diciptakan dari tidak ada (out of nothing) sebelum ciptaan-ciptaan lain diciptakan.  Sebelum menciptakan Yesus, Bapa itu bukan Bapa melainkan Allah yang hidup sendirian. Jadi, menurut Arius, Yesus Kristus bukan Allah.  Ia hanya serupa (homoiousious) dengan Bapa. Ia lebih tinggi kedudukanNya dari manusia, namun tidak setara dengan Allah, sebab Yesus bukan pribadi yang kekal.  ARIUS DAN ARIANISME DITOLAK DI NICEA.  Pada tahun 325 telah diadakan Konsili di Nicea, salah satu kota yang terletak di sebelah timur Konstantinopel, yang diprakarsai oleh Kaizar Romawi Flavius Constantine.  Banyak uskup dan ketua-ketua gereja yang menghadirinya untuk membahas tentang ke-Allahan dan meluruskan pertentangan-pertentangan serta perbedaan-perbedaan penafsiran tentang kodrat Allah.  Konsili Nicea akhirnya meneguhkan keAllahan dan kekekalan Tuhan Yesus Kristus, menjelaskan hubungan Bapa dan Anak dalam satu substansi atau esensi. Dan menegaskan bahwa pribadi-pribadi ilahi, Bapa, Anak, dan Roh Kudus sebagai “coequal” (setara), dan “co-eternal” (sama kekal). Sejak berakhirnya era Rasul-rasul, orang-orang Kristen mulai mempertanyakan hal-hal yang menyangkut eksistensi Yesus Kristus dan Roh Kuds. Ada yang mempertanyakan ke-Allahan-Nya, ada yang mempersoalkan kemanusiaan-Nya, ada pula yang mempersoalkan apakah Yesus itu diciptakan Allah, diperanakkan Allah, atau adalah Allah itu sendiri.  Ada pula yang kemudian mempertanyakan tentang ke-Allahan Roh Kudus. 
132 | F I R M A N I T U A L L A H

Arius adalah uskup yang mengajukan presentasi bahwa Yesus Kristus itu tidak kekal sebab Ia adalah ciptaan Allah di suatu waktu di masa silam yang kekal, sebelum ciptaan-ciptaan yang lain diciptakan.  Athanasius memberikan presentasi yang berbeda.  Menurut Athanasius, Yesus itu tidak diciptakan.  Ia sama dengan Allah.  Ia adalah Allah yang kekal dan menjadi awal semua ciptaan yang ada.  Pandangan Athanasius diterima di Konsili Nicea dan menjadi cikal bakal pengakuan iman gereja-gereja Trinitarian sekarang.  Arius dan pengajarannya ditolak di Nicea.  Sekarang ini pengajaran Arius yaitu Arianisme dilestarikan oleh Saksi-saksi Yehuwa. Konsili Nicea tidak menemukan doktrin Trinitas.  Konsili yang dihadiri 300 lebih uskup ini hanyalah mengakui apa yang diajarkan Alkitab tentang Ke-Allahan, khususnya ke-Allahan Tuhan Yesus Kristus, dan meneguhkan pengajaran-pengajaran Rasul Paulus dan rasul-rasul lainnya bahwa Kristus adalah Allah yang hidup, Pribadi atau Oknum kedua ke-Allahan, dan bagian dari Trinitas ke-Allahan yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus.  Perjanjian Baru telah menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yang patut disembah.  Alkitab melarang penyembahan oknum yang lain selain Allah yang hidup.  Yesus sendiri tidak menolak untuk disembah.  Ini menunjukkan bahwa ia setara dengan Allah.   Keputusan Konsili Nicea meneguhkan pengajaran Alktab bahwa Yesus Kristus adalah HOMOOUSIOUS dengan Bapa, dan bukan hanya HOMOIOUSIOUS dengan Bapa.  Konsili Nicea menolak pengajaran bahwa Yesus Kristus itu diciptakan seperti yang diajarkan Arius dan orang-orang lain yang mengajarkan pengajaran yang memantulkan pengajaran Arianisme. SUBORDINASIONISME.   Subordinationisme adalah paham yang berkembang dalam kekristenaan di abad-abad permulaan.  Konsep ajaran ini dijumpai dalam tulisan Yustinus Martyr, Origen dan Tertulian. Paham ini mengajarkan bahwa Anak dan Roh Kudus adalah
F I R M A N I T U A L L A H | 133


bawahan atau subordinasi Bapa dalam essensi dan pribadi.  Perdebatan yang berkaitan dengan paham ini muncul ketika memperdebatkan pengajaran Arius di Konsili Nicea tahun 325.  Subordinationisme mempunyai ciri-ciri khas menyerupai Arianisme.  Arius dengan demikian memopulerkannya.   DOKETISME.   Paham ini mengajarkan bahwa Yesus Kristus tidak memiliki tubuh manusia.  Ia hanya sebagai roh yang menampakkan diri seperti manusia. Yesus, menurut paham ini, hanyalah seperti hantu. Tubuh Kristus adalah hampa seperti hantu. Semua ceritera tentang penderitaan dan kematian-Nya hanyalah mitos.  Menurut paham ini, jikalau Yesus menderita, berarti Ia bukan Allah. Sebaliknya jika Yesus adalah Allah, maka Ia tidak mungkin menderita dan mati. EBIONISME.  Menurut paham ini, Yesus hanyalah manusia biasa.  Ia hanyalah anak Yusuf.  Maria mengandung bayi manusia seperti kebanyakan wanita.  Ia tidak mengandung Sang Firman.  Namun demikian, Ebionisme mengajarkan bahwa Yesus lebih tinggi dari manusia lainnya karena Ia diurapi Roh Kudus pada waktu Ia dibaptis. APPOLINARIANISME.  Doktrin Trinitas yang telah diakui di Konsili Nicea tahun 325 masih terus diperdebatkan.  Pengajaran bahwa di dalam diri Yesus ada dua “natures,” mendapat tantangan dari sekelompok orang Kristen yang mengajarkan bahwa Yesus hanya memiliki satu sifat (nature) yang merupakan percampuran dua sifat, keilahian dan kemanusiaan, yang dikenal sebagai “monophysitisme.” Apollinarisme dan Eutychianisme adalah dua bentuk pengajaran monophysitisme. Theodoret menyalahkan Apollinaris karena pengajarannya menguatkan pengajaran Sabellius yang tidak mengakui Yesus Kristus sebagai Okum ilahi yang dapat dibedakan dari Bapa. Basil dari Kaisaria juga mempersalahkan Apollinaris sebagai orang yang menolak penafsiran harafiah dan literal dari Kitab Suci karena
134 | F I R M A N I T U A L L A H

menolak penafsiran harafiah dan literal dari Kitab Suci karena memberikan penafsiran-penafsiran allegorikal. Pengajaran Appolinaris ditolak di Sinode Aleksandria oleh Athanasius pada tahun 362, dan dinyatakan sebagai pengajaran bidat di Konsili Konstantinopel pertama tahun 381 karena Konsili Konstantinopel memutuskan untuk menerima pengajaran bahwa Yesus Kristus adalah Allah seutuhnya dan manusia seutuhnya.  Menurut pengajaran Appolinaris, Yesus Kristus bukan Allah dan juga bukan manusia namun Ia sekedar pribadi ilahi. Tubuh dan jiwaNya adalah tubuh dan jiwa manusia biasa yang berpotensi untuk melakukan dosa, tetapi roh-Nya bukan roh manusia melainkan Roh Logos. Pengajaran ini ditentang dan ditolak dalam konsili Konstantinopel I tahun 381. NESTORIANISME.  Nestorianisme adalah pengajaran Nestorius (c.386-c.451), Patriarch di Konstantinopel.  Ini adalah doktrin (ajaran) yang mengajarkan bahwa Yesus eksis sebagai dua pribadi, yakni sebagai manusia Yesus dan sebagai Anak Allah, atau Logos, bukannya sebagai satu pribadi.  Pengajaran ini ditolak di Konsili Efesus yang diadakan pada tahun 431. Nestorianisme muncul di abad ke-5 karena adanya upaya untuk menjelaskan dan memahami secara rasional akan inkarnasi dari Logos, Pribadi atau Oknum Kedua Trinitas, yang menjadi manusia Yesus Kristus. Menurut Nestorius esensi kemanusiaan dan esensi keillahian Kristus itu terpisah sehingga ada dua pribadi dalam diri manusia Yesus Kristus, yaitu pribadi Logos yang illahi, yang berdiam dalam pribadi manusia Yesus Kristus itu.   Itulah sebabnya Nestorius dan pengikut-pengikut-Nya menolak istilah-istilah seperti "Allah menderita " atau "Allah telah disalibkan", karena kemanusiaan Yesus Kristus yang menderita itu terpisah dari keillahiannya.  Penganut-penganut Nestorianisme juga menolak istilah Theotokos (Bunda Allah) sebagai gelar Maria. Sebaliknya mereka
F I R M A N I T U A L L A H | 135


mengajukan gelar Kristotokos (Bunda Kristus), karena dalam pandangan mereka Maria hanya melahirkan pribadi manusia Yesus, bukan pribadi illahinya. EUTYCHIANISME.  Paham ini diajarkan oleh Eutyches.  Ini adalah salah satu bentuk monofisitisme.  Eutyches mengajarkan bahwa: karena sifat Allah lebih kuat dari sifat manusia, maka tentunya sifat kemanusiaan Yesus yang lemah tidak bereksistensi karena ditelan oleh sifat ke-Allahan-Nya yang kuat.  Berdasarkan hal itu disimpulkan bahwa Kristus hanya memiliki satu sifat, namun bukan sifat Allah sepenuhnya dan bukan juga merupakan sifat manusia seutuhnya. Yesus hanya mempunyai satu sifat sebagai hasil perpaduan antara sebagian sifat Allah yang dominan dan sebagian kecil sifat manusia yang tidak sejati. Eutychianisme ditolak dalam konsili Chalcedon tahun 451. Setelah itu ditolak kembali dalam Konsili Konstantinopel III tahun 680.
2. PAHAM-PAHAM TRINITARIAN DIFORMULASIKAN Pengakuan Iman adalah terjemahan istilah Latin, credo (Inggris = creed, Indonesia = kredo) yang berarti "Aku percaya".  Istilah kredo atau Pengakuan Iman ini adalah pernyataan kepercayaan Kristen secara ringkas, formal dan universal oleh gereja-gereja dan denominasi kristen.  Kata Yunani symbolum atau Latin symbola (simbol, lambang) digunakan untuk menunjuk pada kredo (pengakuan iman) yang diterima gereja dan wajib dipegang oleh semua orang Kristen  Ada tiga Pengakuan Iman yang diakui gereja Kristen: a. Symbolum Apostolicum (Pengakuan Iman Rasuli).  Pengakuan ini dirumuskan dan berkembang di Gereja Barat dan berbahasa Latin,
136 | F I R M A N I T U A L L A H

b. Symbolum Niceano-Constantinopolitanum (Pengakuan Iman Nicea-Konstatinopel).  Pengakuan Iman ini dirumuskan tahun 381 di Konstantinopel dan berbahasa Yunani). ◦  c. Symbolum Athanasianum (Pengakuan Iman Athanasius).  Pengakuan Iman ini disebut demikian berdasarkan kata pertama dalam bahasa Latin Symbolum "Quicunque" (Barangsiapa).
1) PENGAKUAN IMAN RASULI19 Sesudah era Rasul-rasul maka pengikut-pengikut Kristus mulai merumuskan kepercayaan mereka kepada Yesus Kristus sebagai Sesembahan mereka melalui apa yang dikenal sekarang sebagai Pengakuan Iman.  Ada banyak pengakuan iman yang menjadi cikal bakal pengakuan iman yang diakui Gereja Kristen masa kini, namun pengakuan-pengakuan yang sederhana itu akan ke-Allahan Yesus Kristus dan Roh Kudus khususnya, pada akhirnya diformulasikan dalam bentuk baku melalui konsili-konsili Gereja di Abad ke 4, mulai dari Konsili Nicea sampai Konsili Chalcedon.  Pengakuan Iman Rasuli dan Pengakuan Iman NeceaKonstantinopel dilatar-belakangi upacara pembaptisan.  Di Gereja mula-mula ada kebiasaan apabila ada seseorang yang bertobat menjadi Kristen dan akan dibaptis untuk menyatakan imannya di hadapan umum.  Biasanya ini dilakukan menjelang perasaan Paskah yang dirayakan Gereja. Biasanya terjadi tanya jawab dengan orang yang akan dibaptis.  Inilah bentuk awal dari apa yang sekarang dikenal sebagai katekese atau katekisasi (Yunani, katekhein). Orang-orang yang akan dibaptis harus menyatakan lebih dahulu apa yang dipercayai oleh gereja dalam bentuk tanya-jawab. Bentuk tanya-jawab ini di kemudian hari berkembang menjadi formula kepercayaan kepada Trinitas dalam upacara baptisan dan pengakuan iman.  Seseorang yang akan dibaptis,
F I R M A N I T U A L L A H | 137


dibaptiskan dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Sebab itu, pengakuan iman disusun sesuai dengan ketiga unsur itu.  Pada tahun-tahun awal perkembangan Gereja Kristen, pengakuan iman (kredo) belum dirumuskan secara baku. Cikal bakal Pengakuan Iman Kristen terdapat dalam tulisan bapa-bapa gereja Irenaeus dan Tertullian. Pengakuan iman Kristen mulai menjadi seragam dan tetap pada akhir abad kedua.  Pengakuan Iman Baptisan Romawi tua yang lazim disebut Romanum dianggap sebagai pengakuan iman paling tua dalam gereja Kristen. Bentuk mula-mula dari pengakuan iman ini adalah sebagai berikut:  "Aku percaya di dalam Allah Bapa, (yang) Mahakuasa; Dan di dalam YesusKristus, satu-satunya Anak-Nya, diperanakkan, Tuhan kita, Dan di dalam Roh Kudus, gereja yang kudus, kebangkitan daging."20 Rumusan Pengakuan Iman yang awalnya sederhana dan terdiri dari tiga bagian penegasan, menjelang akhir abad kedua dilengkapi dengan penambahan-penambahan pada bagian-bagian kedua dan ketiganya, sehingga berbunyi sebagai berikut :  "Aku percaya di dalam Allah Bapa, (yang) Mahakuasa; ◦ -Dan di dalam Yesus Kristus, satu-satunya Anak-Nya yang diperanakkan, Tuhan kita, yang oleh Roh Kudus, dari perawan Maria, yang disalibkan di bawah Pontius Pilatus dan dikuburkan; pada hari yang ketiga bangkit dari yang mati, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Bapa; dari mana ia akan datang untuk menghakimi yang hidup dan yang mati; ◦ Dan di dalam Roh Kudus, gereja yang kudus, pengampunan dosa, kebangkitan daging”21  Pengakuan Iman seperti inilah yang beredar di kebanyakan jemaat-jemaaat Kristen di Barat. Mula-mula dalam bentuk tanyajawab, kemudian pada abad ketiga berubah menjadi bentuk
138 | F I R M A N I T U A L L A H

pernyataan-pernyataan.  Bentuk yang dibakukan dalam Gereja Barat adalah apa yang kini dikenal sebagai Pengakuan Iman Rasuli. Pengakuan iman ini disusun mulai abad ke-4 hingga abad ke-10. Bentuknya seperti yang kita kenal sekarang muncul dalam suatu tulisan di Perancis Selatan kira-kira tahun 750.22  Bagian-bagian Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman yang paling dikenal di Gereja Barat, terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:  (1) Bagian yang berhubungan dengan Allah,  (2) Bagian yang berhubungan dengan Yesus Kristus dan  (3) Bagian yang berhubungan dengan Roh Kudus.  Disamping ketiga bagian utama ini, terdapat pula bagian-bagian pengakuan iman yang berhubungan dengan gereja, penghakiman dan kebangkitan Pengakuan Iman ini disebut "rasuli" karena isinya mengungkapkan pokok-pokok pengajaran para rasul Kristus yang ada di Perjanjian Baru. Sebutan Pengakuan Iman Rasuli pertama diperkenalkan oleh Rufinus, seorang penulis kuno yang mati sekitar tahun 410.   Di Indonesia, Pengakuan Iman Rasuli ini juga dikenal dengan sebutan "Dua Belas Pasal Pengakuan Iman", karena terdiri dari duabelas pasal atau artikel kepercayaan. Pendapat bahwa pengakuan iman itu terdiri dari dua belas artikel, karena tiap rasul mengucapkan satu artikel, sulit dibuktikan kebenarannya. Keduabelas artikel dalam PENGAKUAN IMAN RASULI adalah sebagai berikut: 1.  Aku percaya kepada Allah, Bapa yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi.  2.  Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal, Tuhan kita,  3.  yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anakdara Maria,
F I R M A N I T U A L L A H | 139


4.  yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut,  5.  pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati,  6.  naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang mahakuasa,  7.  dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.  8.  Aku percaya kepada Roh Kudus;  9.  gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus;  10.  pengampunan dosa;  11.  kebangkitan daging;  12.  dan hidup yang kekal
2)  PENGAKUAN IMAN NICEA-KONSTANTINOPEL. Kalau di Gereja Barat ada Pengakuan Iman Rasuli, maka di Gereja Timur, ada pengakuan iman yang dikenal sebagai Pengakuan Iman Nicea- Konstantinopel.  Pengakuan iman ini sebenarnya berasal dari jemaat Yerusalem, yang kemudian ditambahkan dengan beberapa unsur yang menegaskan keilahian Kristus dan Roh Kudus. Pengakuan Iman ini telah dirumuskan dalam Konsili Kontantinopel (Istambul di Turki) thun 381. Sebelumnya telah ada Pengakuan iman di Gereja Timur yaitu PENGAKUAN IMAN NICEA,23 yang sebenarnya berasal dari kota Kaesarea tetapi nanti ditetapkan dalam Konsili Nicea (Iznik di Turki) tahun 325 dimana pengajaran Arius ditolak.  Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel bentuknya lebih panjang dari pada Pengakuan Iman Nicea karena memasukkan bahan-bahan tambahan berhubungan dengan pribadi Kristus dan karya Roh Kudus
140 | F I R M A N I T U A L L A H

sebagai respons terhadap pengajaran-pengajaran yang mempermasalahkan Ke-Allahan Yesus.  Pengakuan Iman Nicea-Kontantinopel dalam tiga bagian pengakuan iman yang dikandungnya, memasukkan penegasanpenegasan kuat tentang kesatuan Yesus dengan Allah, antara lain dalam ungkapan-ungkapan "Allah dari Allah" dan "sehakekat dengan Bapa."  Bagian Pertama Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel berbunyi: “ “Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi. Bagian ini hendak menyatakan bahwa Allah adalah Allah yang mahakuasa, Pencipta langit, bumi dan segala isinya, serta yang memelihara dan memerintahnya.” Bagian kedua berbunyi:  “Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria, yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut; pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa, dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Bagian ini hendak mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang melalui kehidupan, kematian dan kebangkitanNya - berkarya menyelamatkan semua manusia dan juga kita; Dialah Tuhan kehidupan.”  Bagian Ketiga berbunyi:
F I R M A N I T U A L L A H | 141


“Aku percaya kepada Roh Kudus; gereja yang kudus dan am; persekutuan orang kudus; pengampunan dosa; kebangkinan daging; dan hidup yang kekal. Bagian ini hendak mengatakan bahwa Roh Kudus-lah yang membuat karya penyelamatan Kristus efektif dalam hidup orang percaya, yang telah diampuni dan diberikan hidup kekal.”  PENGAKUAN IMAN NICEA-KONSTANTINOPEL adalah: “Aku percaya kepada satu Allah, Bapa yang mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan.  Dan kepada satu Tuhan, Yesus Kristus, Anak Allah yang Tunggal, yang lahir dari Sang Bapa sebelum ada segala zaman, Allah dari Allah Terang dari Terang, Allah yang sejati dari Allah yang sejati, diperanakkan, bukan dibuat, sehakekat dengan sang Bapa, yang dengan perantaraan-Nya, segala sesuatu dibuat; yang telah turun dari sorga untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita, dan menjadi daging oleh Roh Kudus dari anak dara Maria, dan menjadi manusia; yang disalibkan bagi kita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, menderita dan dikuburkan; yang bangkit pada hari ketiga, sesuai dengan isi Kitab-kitab, dan naik ke sorga; yang duduk di sebelah kanan Sang Bapa dan akan datang kembali dengan kemuliaan untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati; yang Kerajaan-Nya takkan berakhir.  Aku percaya kepada Roh Kudus, yang menjadi Tuhan dan yang menghidupkan yang keluar dari Sang Bapa dan Sang Anak disembah dan dimuliakan yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi.  Aku percaya satu Greja yang kudus dan am dan rasuli.  Aku mengaku satu bapisan untuk pengampunan dosa.
142 | F I R M A N I T U A L L A H

Aku menantikan kebangkitan orang mati  dan kehidupan di zaman yang akan datang.”
3)  PENGAKUAN IMAN ATHANASIUS. Athanasius dianggap sebagai Doktor Gereja terbesar.  Ia dilahirkan di Alexandria, Mesir pada tahun 296.  Ia menjadi anak asuh Uskup di Alexandria, berkembang menjadi orang yang sangat menguasai tulisan-tulisan yang dianggap berisi pengajaran Gereja yang didasarkan pada kitab suci.  Ia menjadi pembela pengajaranpengajaran Gereja tentang ke-Allahan Yesus Kristus yang dirongrong oleh pengajaran Arius.  Ketika ia masih seorang deaken, ia dipilih oleh Aleksander, uskupnya, untuk mendampinginya ke Konsili Nicea tahun 325.  Di Nicea ia menarik perhatian semua peserta konsili yang mendengarkan kemampuannya membela iman kepercayaan kepada keAllahan Yesus Kristus. Sebelum Uskup Alexander meninggal lima bulan kemudian, ia merekomendasikan Athanasius sebagai penggantinya menyadi Patriarch di Alexandria.   Ia dicopot dari jabatannya lalu dikucilkan ke Trees di Perancis karena menolak menerima kembali Arius dan pengajarannya.  Ia tetap pada pendiriannya mempercayai akan Yesus sebagai Allah walaupun melewati pengucilan berulang kali.  Ia tetap lembut dan rendah hati, dan diicintai jemaatnya, tekun berdoa dan rajin bekerja melayani, fasih berkhotbah, dan bersemangat memberitakan injil. Dari tempat dimana ia dikucilkan ia menulis banyak tulisan yang
F I R M A N I T U A L L A H | 143


menguatkan jemaatnya.  Kaizar Valens mengembalikan Athanasius ke jabatannya karena mengetahui banyak orang yang bersimpati kepadanya. Athanasius meninggal tanggal 2 Mei tahun 373. Pengakuan Iman Athanasius yang dimulai dengan kata “barangsiapa”, adalah sebagai berikut: 1. Barangsiapa hendak diselamatkan, maka ia harus memiliki iman yang am; 2. Yaitu iman yang jikakalau tidak dijaga kemurniaannya, pastilah orang tersebut binasa. 3. Dan iman yang am itu adalah ini: bahwa kita menyembah Allah yang Esa di dalam Ketigaan, dan Ketigaan di dalam Keesaan; 4. Tanpa percampuran pribadi maupun pemisahan substansi. 5. Karena hanya ada satu pribadi Bapa, satu Anak, dan satu Roh Kudus. 6. Tetapi Keilahian Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah esa, demikian pula kemuliaan dan keagungannya. 7. Sebagaimana Bapa, demikian pula Anak, dan demikian pula Roh Kudus. 8. Bapa tidak dicipta, Anak tidak dicipta, dan Roh Kudus tidak dicipta. 9. Bapa tak dapat dipahami, Anak tak dapat dipahami, dan Roh Kudus tak dapat dipahami. 10. Bapa kekal, Anak kekal, dan Roh Kudus kekal. 11. Akan tetapi bukan tiga yang kekal, melainkan yang kekal itu esa. 12. Demikian pula bukan tiga yang tak diciptakan atau tak dapat dipahami, melainkan esa yang tak diciptakan dan esa pula yang tak dapat dipahami. 13. Karena itu, demikian pula Bapa Mahakuasa, Anak Mahakuasa, dan Roh Kudus Mahakuasa. 14. Akan tetapi bukan tiga yang Mahakuasa, melainkan esa. 15. Juga Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah; 16. Namun bukan tiga Allah, melainkan Allah yang Esa. Bapa adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhan; 18. Namun bukan tiga Tuhan, melainkan Tuhan yang esa. 19. Karena itu sebagaimana kita diwajibkan untuk mengakui ketiga Pribadi pada diri-Nya
144 | F I R M A N I T U A L L A H

sendiri sebagai Allah dan Tuhan; 20. Demikian pula kita dilarang untuk mengatakan bahwa ada tiga Allah atau tiga Tuhan. 21. Allah Bapa tidak dibuat, tidak diciptakan, dan tidak dilahirkan. 22. Allah Anak adalah dari Allah Bapa saja; tidak dibuat, tidak diciptakan, tetapi dilahirkan. 23. Allah Roh Kudus adalah dari Bapa dan Anak; tidak dibuat, tidak diciptakan, tidak dilahirkan, melainkan "keluar dari." 24. Maka hanya ada satu Bapa, bukan tiga Bapa; satu Anak, bukan tiga Anak; satu Roh Kudus, bukan tiga Roh Kudus. 25. Dan di dalam Ketigaan tersebut, tidak ada yang lebih dulu atau sebelum . 26. Melainkan ketiga Pribadi itu sama kekal dan sama esensinya. 27. Sebab itu di dalam segala sesuatu, seperti yang telah dikatakan sebelumnya, Keesaan dalam ketigaan dan Ketigaan dalam Keesaan harus disembah. 28. Karena itu setiap orang yang mau diselamatkan harus mempercayai Tritunggal. 29. Lebih lanjut, penting bagi keselamatan adalah iman kepada inkarnasi Tuhan kita Yesus Kristus. 30. Iman yang benar berarti kita percaya dan mengakui bahwa Tuhan kita Yesus Kristus, Anak Allah, adalah Allah dan manusia; 31. Dalam Ke-Allahan-Nya sehakekat dengan Bapa, dilahirkan dalam kekekalan; dan dalam kemanusiaan-Nya sama dengan semua orang di dunia; 32. Allah sepenuhnya dan manusia sepenuhnya, baik jiwa maupun tubuh. 33. Sejajar dengan Bapa dalam KeilahianNya, dan lebih rendah daripada Bapa di dalam kemanusiaanNya; 34. Yang walaupun Ia adalah Allah dan manusia, namun Ia bukan dua, melainkan satu Kristus; 35. Satu, bukan karena berubah dari Allah menjadi bersifat daging, melainkan karena mengenakan rupa manusia pada Keilahian-Nya; 36. Satu secara bersama- sama, bukan oleh percampuran substansi, melainkan kesatuan dalam pribadi. 37. Karena sebagaimana satu tubuh dan jiwa adalah satu orang, demikian pula Allah
F I R M A N I T U A L L A H | 145


dan manusia adalah satu Kristus; 38. Yang telah menderita untuk keselamatan kita, turun ke dalam kerajaan maut, bangkit pula pada hari ketiga dari kematian; 39. Ia naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa; 40. Dari sana Ia akan datang untuk menghakimi yang hidup dan yang mati. 41. Yang mana pada saat kedatangan-Nya yang kedua, semua orang akan hidup dengan tubuh yang baru; 42. Dan semua orang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. 43. Dan mereka yang telah melakukan kehendak-Nya akan memperoleh hidup yang kekal, sedangkan mereka yang melakukan kejahatan akan masuk ke dalam api yang kekal. 44. Inilah iman yang am; tanpa orang memiliki iman ini dengan setia, ia tidak akan dapat diselamatkan.24
4)  KEPUTUSAN KONSILI CHALCEDON.  Konsili Chalcedon yang diadakan tahun 451 merupakan sebuah konferensi gereja Kristen yang penting.  Konsili ini juga merumuskan bahwa Kristus hanya memiliki satu Pribadi dan dua sifat atau nature, yaitu ke-Allahan dan kemanusiaan. sebab Dia adalah Allah sejati dan manusia sejati.  Ia sama dengan Bapa bukannya hanya serupa dengan Bapa. Pokok-pokok penting yang diputuskan konsili Chalsedon antara lain: Pertama, mensahkan kembali keputusan Konsili Nicea yang menetapkan bahwa Yesus memiliki dua sifat atau nature, yaitu Ke-Allahan dan kemanusiaan serta hanya mempunyai pribadi tunggal. Kedua, menerima argumentasi kristologi Cyrilus dan Leo yang menyebutkan bahwa Maria adalah theotokos, artinya sebagai ibu dari Allah Anak yang berinkarnasi dalam manusia sejati. Yesus Kristus yang memiliki sifat Allah dan manusia
146 | F I R M A N I T U A LLAH

adalah pribadi kedua dari Allah Trinitas yang sehakekat dengan Bapa. Sifat kemanusiaan Kristus seperti sifat manusia alami yang dapat merasakan pengalaman manusia pada umumnya, tetapi Ia tidak berbuat dosa. Ketiga, merumuskan dan menegaskan bahwa kedua sifat atau nature Yesus telah menyatu dalam satu pribadi Kristus. Penyatuan kedua sifat tersebut terjadi secara tidak saling melebur atau bercampur, tidak berubah, tidak saling menghilangkan dan tidak terpisah satu sama lain tetapi dapat dibedakan.
Kredo Chalcedon selengkapnya adalah sebagai berikut: “Dengan meneladani para Bapa suci, kami sepenuhnya mengajarkan dan mengakui sang Putera yang satu dan sama, Tuhan kita Yesus Kristus: yang sempurna dalam keilahian dan sempurna dalam kemanusiaan yang sama, yang adalah Allah sejati dan manusia sejati yang sama, yang terdiri atas tubuh dan jiwa yang rasional; yang sehakikat (konsubstansial) dengan Sang Bapa dalam keilahian-Nya dan sehakikat dengan kita dalam kemanusiaan-Nya; "sama seperti kita dalam segala hal kecuali dalam hal dosa." Ia keluar dari Sang Bapa sebelum segala zaman dan pada hari-hari terakhir ini, demi kita dan demi keselamatan kita, dilahirkan dalam kemanusiaan-Nya dari Perawan Maria, Bunda Allah. Kami mengakui bahwa Kristus, Tuhan, dan Putera tunggal yang satu dan sama itu, dikenal dalam dua hakikat tanpa kekacauan, perubahan, pemilah-milahan, atau pemisahan. Perbedaan antar hakikat tidak dihilangkan oleh kebersatuannya, akan tetapi karakter masing-masing dari kedua hakikat itu terlestarikan karena keduanya berada dalam satu pribadi (prosopon) dan satu hypostasis.”25
F I R M A N I T U A LLAH | 147


1Vincent, M.R. Word Studies in The New Testament. – E-Sword 11.1.0. 2Komentar “Pulpit Commentary” untuk frase “permulaannya sudah sejak purbakala” adalah sebagai berikut:  Whose goings forth have been from of old, from everlasting. The meaning of the word rendered "goings forth" (motsaoth) is somewhat doubtful. Septuagint, ἔξοδοι: Vulgate, egressus. The Fathers see in it a declaration of the eternal generation of the Son: he who was born in time at Bethlehem hath an eternal existence. In this case the plural form of the word is a plural of majesty, or an abstract expression (comp. Psa_114:2, "dominions;" Isa_54:2. "habitations"). To Christians, who believe in the mystery of the Holy Trinity, the plural would express the continual generation or the Son from the Father from everlasting and to everlasting, never beginning and never ending; as the Council of Lateran says, "Without beginning ever and without end, the Father begetting, the Son being born (nascens), and the Holy Ghost proceeding." Many commentators take the "goings forth" to be the ancient promises, the revelations of the Angel of the covenant to the patriarchs, the various preparations made in type and history for the appearance of the great Son of David in due time; but this is a forced interpretation of the word. Granted that Micah’s contemporaries understood the prophecy to state merely that a Saviour should arise from the lineage of David who traced his descent from hoar antiquity, and might be said to have lived in the days of old, this fact (if it be a fact) does not preclude us, with our more perfect knowledge, from seeing a deeper meaning in the inspired utterance, an adumbration of the nature of that Prince whom Isaiah calls "Everlasting" (Isa_9:6), the Word who "was in the beginning with God" (Joh_1:1, Joh_1:2). The Pulpit Commentary – E-Sword 11.1.0. 3Peraturan Colwell tentang penggunaan kata sandang dalam Bahasa Yunani.  Pada tahun 1933 Calwell menerbitkan artikel yang berjudul “A Definite Rule for the Use of the Article in the Greek New Testament.”  Calwell merujuk kepada tata Bahasa Yunani yang dutuliskan A.T. Robertson yang menyatakan bahwa sebagai satu peraturan, predikat itu memakai kata sandang, meskipun subyek memakainya.  Jadi kata yang memakai kata sandang adalah subyek tidak peduli posisinya disebelah mana dalam kalimat.  Contohnya dalam Yohanes 1:1 dan 1:14. Kata yang memakai kata sandang (definite article) adalah Logos.  Jadi Logos adalah subyek.  Lihat penjelasan lebih terperinci dalam Norman R. Gulley, Systemati Theology, God as Trinity (Berrien Springs, Michigan: Andrews University Press, 2010, 34-35.                                                           
148 | F I R M A N I T U A LLAH

                                                                                                                                4Istilah inkarnasi, sama halnya dengan istilah trinitas, tidak ada dalam Alkitab.  Istilah ini tidak ada, tetapi konsepnya ada.  Konsep inkarnasi dalam Alkitab berbeda atau tidak sama dengan reinkarnasi yang diajarkan oleh agama non-kristen.  5Ellen G. White, Kerinduan Segala Zaman, Bandung: Indonesia Publishing House, 1967, 13. 6Ibid. 7Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru I (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992), 391.  Menurut Guthrie, ada yang yang berpendapat bahwa kata “rupa Allah” (morphe Theou), mempunyai hubungan dengan kata “hakekat” (ousia), sehingga memiliki “morphe” sama dengan memiliki “ousia.”  Karena itu, jika kata “morphe Theou” (rupa Allah) dihubungkan dengan kata berikutnya yaitu “isa Theō” (setara dengan Allah) maka jelaslah bahwa memiliki morphe berarti memiliki keberadaan yang setara dengan Allah.   Namun demikian, ada juga yang menafsirkan bahwa kata “morphe Theou” harus dipahami dalam konteks Perjanjian Lama dimana hakekat Allah dihubungkan dengan gambarNya.   8Sulung tidak selalu berarti pertama diciptakan.  Kata Yunani untuk “sulung” (Prototokos) ditemukan 7 kali di Perjanjian Baru. Arti kata ini ialah “yang terutama,” “ahli waris, “di posisi terhormat.” BUKAN pertama dalam asal usul. Kata Yunani lainnya untuk Protoktisis.  Kata ini tidak digunakan untuk Kristus.  http://www.letusreason.org/Trin29.htm. Diakses 11 Maret 2018. 9παντοκράτωρ; pantokratōr, pantokratoros, ho (pas and krateō), he who holds sway over all things; the ruler of all; almighty: of God, 2 Cor. 6:18 (from Jer. 38:35 (Jer. 31:35)); Rev. 1:8; 4:8; 11:17; 15:3; 16:7,14; 19:6,15; 21:22. (The Septuagint for ṣĕbāʾôt in the phrase yĕhōwâ ṣĕbāʾôt or ʾĕlohê ṣĕbāʾôt, Jehovah or God of hosts; also for šaday; WisSol 7:25; Sir. 42:17; 50:14; often in Judith (175-100 B. C.) and 2 Maccabees (circa 75 B. C.) and 3 Maccabees (circa 40 A. D.?); Anthol. Gr. iv., p. 151, Jacobs edition; Inscriptions; ecclesiastical writings (e.g. Teaching etc. 10, 3; cf. Harnack’s notes on Clement of Rome, 1 Cor. at the beginning and the Symb. Rom. (Patr. apost. Works, i. 2, p. 134)).)*  “παντοκράτωρ,” Greek-English Lexicon of the New Testament, paragraph 7211. https://accordance.bible/link/read/Thayer#7211 10https://id.wikipedia.org/wiki/Kristus_Pantokrator.  Diakses 12 Maret 2018.
F I R M A N I T U A LLAH | 149
                                                                                                                                11Herbert Vorgrimler, Trinitas Bapa, Firman, Roh Kudus, Yogyakarta: Kanisius, 2005.  Ibid. 12Kata “Dia” dalam frase “Akulah Dia” tidak ada dalam teks asli Yunani.  Yang tertulis adalah “Egō Eimi ” (Aku Ada). “ἀπεκρίθη Ἰησοῦς, Εἶπον ὑμῖν ὅτι ἐγώ εἰμι· εἰ οὖν ἐμὲ ζητεῖτε, ἄφετε τούτους ὑπάγειν·”  13“Sambil memandang dengan sedihnya kepada mereka, Ia berkata, “Tidurlah sekarang dan istirahatlah: Lihatlah, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.”  Pada saat la mengucapkan perkataan ini, Ia mendengar langkah kaki orang banyak yang sedang mencari Dia, dan berkata, “Bangunlah kamu, marilah kita pergi; dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.”   Derita yang haru saja dirasakanNya tidak kelihatan ketika Yesus melangkah hendak berjumpa dengan orang yang hendak menyerahkan Dia. Sambil berdiri di muka murid-muridNya Ia berkata, “Siapakah yang kamu cari?” Mereka menjawab, “Yesus orang Nazaret.” Yesus menjawab, “Akulah Dia.” Ketika perkataan ini diucapkan, malaikat yang tadinya melayani Yesus berpindah di antara Dia dan orang banyak. Suatu terang Ilahi menerangi wajah Juruselamat, dan suatu rupa seperti burung merpati menaungi Dia. Oleh adanya kemuliaan Ilahi ini. orang banyak yang ingin membunuh ini tidak dapat berdiri sesaat pun. Mereka mundur terhuyung-huyung. Imam-imam, tua-tua, serdaduserdadu, malahan Yudas pun, jatuh ke tanah seperti orang mati. Kerinduan Segala Zaman, Jilid 2, 335.   14Eckhard J. Schnabel, Early Christian Mission: Paul & the early church 2004, 1041.  https://en.wikipedia.org/wiki/Preexistence_of_Christ#cite_note-34.  Diakses 12 Maret 2018. 15Robert Paul Lightner, Handbook of Evangelical Theology: A historical, Biblical, and contemporary survey and review, Grand Rapids, Mi: Kregel Publications, 1995, 74–75.  16Ibid. 17Rudolf Bultmann, "New Testament and Mythology," in Craig A. Evans (ed), The Historical Jesus: Critical Concepts in Religious Studies, Vol 1, Routledge, 2004, 328. 18Tritheisme adalah pengajaran yang merupakan penolakan terhadap Trinitas Ke-Allahan dengan memahami bahwa formula Trinitas merupakan hitungan deret hitung - satu tambah satu tambah satu sama dengan tiga.

150 | F I R M A N I T U A LLAH

                                                                                                                                Dengan demikian pengajaran ini menyimpulkan bahwa doktrin Trinitas  Ke-Allahan sesungguhnya menyatakan adanya tiga Allah yang berbeda, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus.   Sebenarnya inilah bentuk Polytheisme yang ditolak secara tegas oleh gereja. Jadi, paham Tritheisme ini mengajarkan bahwa Yesus Kristus bukan satu pribadi Ke-Allahan, melainkan adalah salah satu dari tiga Allah. 19Versi-versi Pengakuan Iman Rasuli adalah sebagai berikut: A. Pengakuan Iman Rasuli Versi Gereja Roma Katolik Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi; dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria; yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus disalibkan, wafat, dan dimakamkan; yang turun ke tempat penantian pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati; yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang mahakuasa; dari situ Ia akan datang mengadili orang yang hidup dan yang mati. Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja katolik² yang kudus, persekutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal. Amin. B. Pengakuan Iman Rasuli Versi Protestan Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang Tunggal, Tuhan kita Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut Pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati Naik ke surga, duduk di

F I R M A N I T U A LLAH | 151

                                                                                                                         sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa, Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Aku percaya kepada Roh Kudus, gereja yang kudus dan am persekutuan orang kudus pengampunan dosa kebangkitan daging dan hidup yang kekal. Amin 20Hans Lietzmann, The Founding of the Church Universal.   Terjemahan B. L. Woolf, (London and New York: Scribners, 1938), 143. Dikutip dari Bernhard Lohse, Pengantar Sejarah Dogma Kristen: Dari Abad Pertama sampai dengan Masa Kini, terjemahan A.A. Yewangoe (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 41. 21Ibid.  22Ibid. 23KREDO NICEA BAHASA YUNANI Πιστεύω εἰς ἕνα Θεόν, Πατέρα, Παντοκράτορα, ποιητὴν οὐρανοῦ καὶ γῆς, ὁρατῶν τε πάντων καὶ ἀοράτων. Καὶ εἰς ἕνα Κύριον Ἰησοῦν Χριστόν, τὸν Υἱὸν τοῦ Θεοῦ τὸν μονογενῆ, τὸν ἐκ τοῦ Πατρὸς γεννηθέντα πρὸ πάντων τῶν αἰώνων· φῶς ἐκ φωτός, Θεὸν ἀληθινὸν ἐκ Θεοῦ ἀληθινοῦ, γεννηθέντα οὐ ποιηθέντα, ὁμοούσιον τῷ Πατρί, δι' οὗ τὰ πάντα ἐγένετο. Τὸν δι' ἡμᾶς τοὺς ἀνθρώπους καὶ διὰ τὴν ἡμετέραν σωτηρίαν κατελθόντα ἐκ τῶν οὐρανῶν καὶ σαρκωθέντα ἐκ Πνεύματος Ἁγίου καὶ Μαρίας τῆς Παρθένου καὶ ἐνανθρωπήσαντα. Σταυρωθέντα τε ὑπὲρ ἡμῶν ἐπὶ Ποντίου Πιλάτου, καὶ παθόντα καὶ ταφέντα. Καὶ ἀναστάντα τῇ τρίτῃ ἡμέρᾳ κατὰ τὰς Γραφάς. Καὶ ἀνελθόντα εἰς τοὺς οὐρανοὺς καὶ καθεζόμενον ἐκ δεξιῶν τοῦ Πατρός. Καὶ πάλιν ἐρχόμενον μετὰ δόξης κρῖναι ζῶντας καὶ νεκρούς, οὗ τῆς βασιλείας οὐκ ἔσται τέλος. Καὶ εἰς τὸ Πνεῦμα τὸ Ἅγιον, τὸ κύριον, τὸ ζῳοποιόν, τὸ ἐκ τοῦ Πατρὸς ἐκπορευόμενον, τὸ σὺν Πατρὶ καὶ Υἱῷ συμπροσκυνούμενον καὶ συνδοξαζόμενον, τὸ λαλῆσαν διὰ τῶν προφητῶν. Εἰς μίαν, Ἁγίαν, Καθολικὴν καὶ Ἀποστολικὴν Ἐκκλησίαν.

152 | F I R M A N I T U A LLAH

                                                                                                                                Ὁμολογῶ ἓν βάπτισμα εἰς ἄφεσιν ἁμαρτιῶν.Προσδοκῶ ἀνάστασιν νεκρῶν. Καὶ ζωὴν τοῦ μέλλοντος αἰῶνος.  Ἀμήν. BAHASA LATIN Credo in unum Deum, Patrem omnipoténtem, factórem cæli et terræ, visibílium ómnium et invisibílium. Et in unum Dóminum Iesum Christum, Fílium Dei unigénitum, et ex Patre natum ante ómnia sǽcula. Deum de Deo, lumen de lúmine, Deum verum de Deo vero, génitum, non factum, consubstantiálem Patri: per quem ómnia facta sunt. Qui propter nos hómines et propter nostram salútem descéndit de cælis. Et incarnátus est de Spíritu Sancto ex María Vírgine, et homo factus est. Crucifíxus étiam pro nobis sub Póntio Piláto; passus, et sepúltus est, et resurréxit tértia die, secúndum Scriptúras, et ascéndit in cælum, sedet ad déxteram Patris. Et íterum ventúrus est cum glória iudicáre vivos et mórtuos, cuius regni non erit finis. Et in Spíritum Sanctum, Dóminum et vivificántem: qui ex Patre Filióque procédit. Qui cum Patre et Fílio simul adorátur et conglorificátur: qui locútus est per prophétas. Et unam, sanctam, cathólicam et apostolicam Ecclésiam. Confíteor unum baptísma in remissiónem peccatórum. Et exspécto resurrectiónem mortuórum, et vitam ventúri sǽculi. Amen. BAHASA INDONESIA (VERSI PROTESTAN) Versi ini adalah versi Terjemahan Resmi yang diakui Gereja-Gereja Protestan yang dimuat dalam Kidung Jemaat dan Nyanyikanlah Kidung Baru. Aku percaya kepada satu Allah,Bapa Yang Mahakuasa,Pencipta langit dan bumi,segala kelihatan dan yang tak kelihatan.

Dan kepada satu Tuhan,Yesus Kristus,Anak Allah Yang Tunggal,lahir dari Sang Bapa sebelum ada segala zaman.Allah dari Allah,Terang
F I R M A N I T U A LLAH | 153


                                                                                                                                dari Terang.Allah Yang Sejati dari Allah Yang Sejati,diperanakkan,bukan dibuat;sehakekat dengan Sang Bapa,yang dengan perantaraan-Nya segala sesuatu dibuat; yang telah turun dari sorga untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita; dan menjadi daging oleh Roh Kudus dari anak dara Maria;dan menjadi manusia;yang disalibkan bagi kita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus;menderita dan dikuburkan;yang bangkit pada hari ketiga,sesuai dengan isi kitab-kitab, dan naik ke sorga; yang duduk di sebelah kanan Sang Bapa dan akan datang kembali dengan kemuliaan untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati; yang kerajaan-Nya takkan berakhir. Aku percaya kepada Roh Kudus,yang jadi Tuhan dan Yang menghidupkan,yang keluar dari Sang Bapa dan Sang Anak,yang bersama-sama dengan Sang Bapa dan Sang Anak disembah dan dimuliakan; yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi.  Aku percaya satu gereja yang kudus dan am dan rasuli.  Aku mengaku satu baptisan untuk pengampunan dosa.  Aku menantikan kebangkitan orang mati dan kehidupan pada zaman yang akan datang. Amin. BAHASA INDONESIA (VERSI KATOLIK) Aku percaya akan satu Allah, Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi, dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan; dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal. Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad,   Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah benar dari Allah benar. Ia dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa; segala sesuatu dijadikan oleh-Nya. Ia turun dari surga untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita. Ia dikandung dari Roh Kudus, Dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia. Ia pun disalibkan untuk kita, waktu Pontius Pilatus; Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan. Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci. Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa.

154 | F I R M A N I T U A LLAH

                                                                                                                                Ia akan kembali dengan mulia, mengadili orang yang hidup dan yang mati; kerajaan-Nya takkan berakhir. Aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan; Ia berasal dari Bapa dan Putra, yang serta Bapa dan Putra, disembah dan dimuliakan; Ia bersabda dengan perantaraan para nabi. Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Aku mengakui satu pembaptisan Akan penghapusan dosa. Aku menantikan kebangkitan orang mati dan hidup di akhirat.  Amin. 24https://www.slideshare.net/Trsetiabudi/sejarah-pengakuanimanrasulimateri11. Diakses 21 Maret 2018. 25https://id.wikipedia.org/wiki/Pengakuan_Iman_Kalsedon. Diakses 21 Maret 2018.  Teks Bahasa Inggrisnya adalah: “Following, then, the holy Fathers, we all unanimously teach that our Lord Jesus Christ is to us One and the same Son, the Self-same Perfect in Godhead, the Self-same Perfect in Manhood; truly God and truly Man; the Self-same of a rational soul and body; co-essential with the Father according to the Godhead, the Self-same co-essential with us according to the Manhood; like us in all things, sin apart; before the ages begotten of the Father as to the Godhead, but in the last days, the Self-same, for us and for our salvation (born) of Mary the Virgin Theotokos as to the Manhood; One and the Same Christ, Son, Lord, Only-begotten; acknowledged in Two Natures unconfusedly, unchangeably, indivisibly, inseparably; the difference of the Natures being in no way removed because of the Union, but rather the properties of each Nature being preserved, and (both) concurring into One Person and One Hypostasis; not as though He were parted or divided into Two Persons, but One and the Self-same Son and Only-begotten God, Word, Lord, Jesus Christ; even as from the beginning the prophets have taught concerning Him, and as the Lord Jesus Christ Himself hath taught us, and as the Symbol of the Fathers hath handed down to us.”
R O H K U D U S A L L A H | 155

BAB IV ROH KUDUS ALLAH:  TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab

Roh Kudus adalah Allah. Alkitab yang dipercayai pengikutpengikut Tuhan Yesus Kristus menjadi dasar mempercayai bahwa Roh Kudus adalah Allah.  Ia bukan sekedar energi atau kuasa Allah. 
Roh Kudus hanya disebutkan 88 (delapan puluh delapan) kali dalam kira-kira setengah dari ke 39 (tiga puluh Sembilan) buku di Perjanjian Lama, dan  264 (dua ratus enam puluh empat) kali dalam (24) dua puluh empat buku diantara 27 buku Perjanjian Baru.1  Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus tidak banyak membicarakan tentang diri-Nya dalam apa yang Ia wahyukan kepada penulis-penulis Alkitab yang “oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah” (2 Petrus 1:21).  Secara tidak langsung, ini juga memantulkan karakter Kasih yang tidak mementingkan diri sendiri yang ada pada Allah Trinitas.  Anak mempermuliakan Bapa (Yohanes 17:4), Roh Kudus mempermuliakan Anak (Yohanes 16:14).  Pasti di Sorga Bapa mempermuliakan Anak dan Roh Kudus, dalam kasih yang kekal.
Roh Kudus tidak dapat dilihat. Namun demikian, tidak dapat dilihat bukan berarti Ia tidak eksis. Alkitab menyatakan bahwa Ia ada dan senantiasa berkarya di dunia ini, dan kehadiran-Nya ditunjukkan oleh hasil karyanya.  Tuhan Yesus Kristus menyatakan hal ini dalam dialognya dengan Nikodemus.  Yesus mengatakan: “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak
156 | R O H K U D U S A L L A H

tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh" (Yohanes 3:8).
Bab ini akan membahas secara khusus Ke-Allahan Roh Kudus:  Eksistensi Pribadi-Nya sebagai Allah, dan esensi / substansi, serta atribut-Nya sebagai Allah, dan hal-hal yang berkaitan dengan peranan-Nya sebagai Penolong Yang Lain seperti yang disebutkan dalam lembaran-lembaran Alkitab yang diwahyukan-Nya.
ESENSI & PRIBADI ROH KUDUS
Roh Kudus memiliki kesetaraan dengan Allah.  Ia bukan sekedar mahluk ilahi (divine being) tetapi Ia adalah Allah Sesembahan dalam Kekristenan (Deity), Hakekat dan semua atribut Tuhan ada pada-Nya.  Ke-Allahan-Nya tidak dapat dipisahkan dari pengajaran tentang Trinitas. Ia setara dan sederajat dengan Bapa dan Anak.
Roh Kudus memiliki akal budi, pengetahuan, pikiran, emosi dan kehendak (1 Korintus 2:10-11; Roma 8:27; Efesus 1:17, 4:25-30; 2 Korintus 2:2, 5; Kisah 16:6; Yakobus 1:18).  Ini menunjukkan bahwa Ia adalah Pribadi yang memiliki kepribadian.  Ini juga menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan hanya suatu pengaruh atau energi tetapi adalah Pribadi dengan karakteristik personalitas.
Roh Kudus adalah Pribadi Ketiga Trinitas.  Penyebutan-Nya sebagai Pribadi Ketiga Trinitas Ke-Allahan tidak menunjukkan bahwa derajat-Nya lebih rendah dari Bapa dan Anak.  Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah Pribadi-pribadi yang setara dalam Ke-Allahan.  Pemahaman ini tentu saja didasarkan pada kesaksian ayat-ayat yang diwahyukan-Nya kepada penulis-penulis Alkitab.
Ke-Allahan Roh Kudus, kesetaraan-Nya dengan Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus, dipercayai berdasarkan petunjuk-petunjuk yang tersurat maupun yang tersirat di Alkitab, antara lain dalam beberapa perikop pilihan berikut:
R O H K U D U S A L L A H | 157

1. DALAM KASUS ANANIAS & SAFIRA
MEMBOHONGI ROH KUDUS, MEMBOHONGI ALLAH.  Dalam kisah dramatis yang menceriterakan kematian Ananias dan istrinya yang bernama Safira yang berbohong kepada Roh Kudus, kita dapat menyimak pengajaran bahwa Roh Kudus itu adalah Allah.  Kepada Ananias yang menahan sebagian hasil penjualan tanahnya yang seharusnya dibawa kepada Rasul-rasul pada waktu itu, Rasul Petrus berkata bahwa ia sudah berbohong kepada Roh Kudus.  Petrus menjelaskan bahwa Ananias sudah berbohong kepada Allah. Roh Kudus adalah Allah (Kisah 5:1-3). Berbohong kepada Roh Kudus sama dengan berbohong kepada Allah.  Pengalaman dramatis Ananias dan Safira ini menunjukkannya.
MENDUKAKAN ROH KUDUS, MENDUKAKAN ALLAH.  Nabi Yesaya menuliskan tentang hal ini dalam Yesaya 63:10-11: “Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka. Lalu teringatlah mereka kepada zaman dahulu kala, zaman Musa, hamba-Nya itu: Di manakah Dia yang membawa mereka naik dari laut bersama-sama dengan penggembala kambing domba-Nya? Di manakah Dia yang menaruh Roh Kudus-Nya dalam hati mereka” (Yesaya 63:10-11).
MENUNJUKKAN ROH KUDUS SEBAGAI ALLAH.  Ayat-ayat yang ditampilkan berikut, berisi perbandingan tulisan di Perjanjian Baru yang mengutip tulisan di Perjanjian Lama untuk menunjukkan bahwa Roh Kudus disamakan dengan Tuhan.  Ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa apa yang difirmankan Tuhan, difirmankan Roh Kudus.
a) Yesaya 6:8-10 dan Kisah 28:25-27:
Lalu aku mendengar SUARA TUHAN berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?"
158 | R O H K U D U S A L L A H

Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"  Kemudian FIRMANNYA: "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguhsungguh, tetapi menanggap: jangan! Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh" (Yesaya 6:8-10).
 “Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: "TEPATLAH FIRMAN YANG DISAMPAIKAN ROH KUDUS kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka” (Kisah 28:25-27).
Membandingkan ayat-ayat Alkitab diatas, jelas terlihat bahwa apa yang dikatakan Rasul Paulus dalam Kisah 28:25-27, dikutipnya dari Yesaya 6:8-10. Tetapi dalam Yesaya 6:8-10 dituliskan bahwa itu adalah SUARA TUHAN kepada nabi Yesaya, sedangkan dalam Kisah 28:25-27 Paulus menuliskan bahwa itu adalah FIRMAN YANG DISAMPAIKAN ROH KUDUS. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan. 
R O H K U D U S A L L A H | 159

b) Ibrani 3:7-11, Mazmur 95:7b-11 dan Keluaran 17:1-7:
Ibrani 3:7-11: Sebab itu, seperti yang DIKATAKAN ROH KUDUS: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu MENCOBAI AKU dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murkaKu: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."
Mazmur 95:7-11: Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, pada waktu nenek moyangmu MENCOBAI AKU, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku. Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: "Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalanKu."  Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."
Keluaran 17:1-7: “Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu.   Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: ‘Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum.’ Tetapi Musa berkata kepada mereka: ‘Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? MENGAPAKAH KAMU MENCOBAI TUHAN?’
160 | R O H K U D U S A L L A H

Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: ‘Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?’ Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: ‘Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!’   Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah.   Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum.’ Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.  Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena MEREKA TELAH MENCOBAI TUHAN dengan mengatakan: ‘Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?’”
Apabila kita memperhatikan kata-kata dalam Ibrani 3:7-11 kita dapati bahwa ini adalah perkataan Roh Kudus, dengan demikian, frase 'mencobai Aku' dalam perikop ini berarti 'mencobai Roh Kudus'.
Mazmur 95:7b-11, hampir sama dengan Ibrani 3:7-11. Tulisan dalam ayat ini menunjukkan peristiwa yang terjadi di Masa dan Meriba yang dituliskan dalam Keluaran 17:1-7. Di ayat ini Musa menuliskan frase 'MENCOBAI TUHAN', sedangkan Penulis Ibrani (Rasul Paulus menurut penulis buku ini) dalam Ibrani 3:7-11 menyebutkan bahwa orang-orang Israel 'MENCOBAI ROH KUDUS'. Secara kasat mata ini menguatkan kesimpulan bahwa ROH KUDUS ITU ADALAH TUHAN. 
R O H K U D U S A L L A H | 161

c. Ibrani 10:15-17 dan Yeremia 31:33-34.
Ibrani 10:15-17: “Dan tentang hal itu ROH KUDUS juga memberi KESAKSIAN kepada kita, sebab setelah Ia berfirman: ‘Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,’ IA BERFIRMAN pula: ‘Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.’”
 Yeremia 31:33-34: “Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.”
Tulisan dalam Ibrani 10:16-17 dikutip dari Yeremia 31:33,34. Tetapi dalam Yeremia 31 dituliskan bahwa kata-kata itu adalah FIRMAN TUHAN, sedangkan dalam Ibrani 10:15-16 disebutkan bahwa perkataan itu adalah “KESAKSIAN/FIRMAN ROH KUDUS.” Yeremia 31 juga menyatakan bahwa yang mengadakan perjanjian, dan yang menaruh Taurat ke dalam batin umat-Nya, yang mengampuni / tidak mengingat dosa umatNya, adalah TUHAN.  Tetapi Ibrani 10:15-17, menyatakan bahwa yang mengadakan perjanjian, yang menaruh hukum ke dalam hati, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa, ialah Roh Kudus. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Roh Kudus adalah TUHAN.
162 | R O H K U D U S A L L A H

2. DALAM PENCIPTAAN LANGIT & BUMI
Tempat terbaik untuk memulaikan penelaahan kita akan pribadi dan karya Roh Kudus ialah dalam Kejadian 1:1-3.  Disini Roh Kudus berpartisipasi bersama Bapa dan Anak dalam penciptaan langit dan bumi.
Ke-Allahan Roh Kudus sebagai Oknum atau Pribadi ketiga Trinitas, dapat dilihat dalam lembaran-lembaran awal Alkitab yang menceriterakan karya penciptaan langit dan bumi, termasuk manusia dan ciptaan Tuhan lainnya.  Musa menulis:
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.  Berfirmanlah Allah: ‘Jadilah terang.’ Lalu terang itu jadi.”
Menurut ayat-ayat yang mengawali Alkitab ini, pada waktu penciptaan langit dan bumi, Roh Kudus TUHAN “melayang-layang di atas permukaan air” yang diciptakan ex nihilo.  Roh Kudus turut dalam karya penciptaan.
Roh Allah yang disebutkan dalam ayat ini adalah Roh Kudus. Pribadi Ketiga Ke-Allahan.  Mulai disini dan seterusnya di seluruh Alkitab, Roh Allah berperan sebagai agen ilahi Allah dalam semua karya-karya ciptaan-Nya, di bumi, di alam, di gereja, dalam kelahiran baru, atau manusia sebagai ciptaan baru.2
“MELAYANG-LAYANG DI ATAS PERMUKAAN AIR” menunjukkan aktivitas Roh Kudus yang siap mentransfer kehidupan.  Ia menjadikan terang dari kegelapan, keteraturan dari keadaan yang tidak teratur. 
Roh Kudus adalah Roh keteraturan seperti yang diungkapkan Rasul Paulus dalam tulisannya ini: “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera” (1 Korintus 14:33).3
R O H K U D U S A L L A H | 163

Mengomentari frase ini Adam Clarke menyatakan:
"Melayang-layang - מ רחפת merachepheth, adalah mengerami; kata ini mengekspresikan gerakan bergetar induk ayam ayam untuk penetasan telurnya atau mengasuh anakanaknya. Kemungkinan kata ini menunjukkan usaha mengkomunikasikan prinsip vital untuk pengembang-biakan ke permukaan air. Sebagai gagasan pengeraman atau penetasan telur, yang tersirat dalam kata aslinya, maka mungkin begitulah arti yang dipahami orang-orang dahulu kala, bahwa dunia berasal dari telur."4
  Joseph Exell, memberikan komentar tentang keterlibatan Roh Kudus dalam pekerjaan penciptaan sebagai sebagai berikut:
"Ini adalah fakta yang signifikan dan sugestif, bahwa pekerjaan Roh Kudus sama tuanya dengan pekerjaan penciptaan. Makhluk ilahi yang mengilhamkan Alkitab ini muncul pada halaman pertamanya, sebagai sebuah pusat mistik cahaya dan keindahan di tengah kegelapan alam semesta."5   
Untuk memperkuat penafsiran bahwa Roh Kudus telah ada bersama pribadi Ke-Allahan lainnya dalam karya penciptaan yang disebutkan dalam ayat ini, kutipan yang diambil dari komentar John Gill berikut ini, dirasa penting untuk ditampilkan:
Targum Yonathan dan Yerusalem menyebutnya Roh Kemurahan; maksudnya Roh Mesias, sebagaimana penulispenulis Yahudi menyebutnya;  yaitu Pribadi ketiga Trinitas yang mulia, yang terlibat dalam penciptaan segala sesuatu, seperti menghiasi segala langit, begitu juga dalam menjadikan yang tidak-atur di daratan bumi dan air, menjadi teratur dan berbentuk; baca Ayub 26:13.  Roh yang sama “melayanglayang” atau “menaungi” permukaan air, untuk
164 | R O H K U D U S A L L A H

mengeraminya sama seperti seekor induk ayam mengerami telur-telur agar menetas, begitulah Roh itu memisahkan bagian-bagian yang bercampuran, lalu memberikannya kuasa kehidupan untuk memproduksi mahluk-mahluk hidup di dalamnya.6
Selain ditafsirkan sebagai Roh Kudus, “Roh Allah” dalam Kejadian 1:2 ini juga ditafsirkan oleh beberapa penafsir sebagai “angin supra alami” atau “angin yang berkekuatan dahsyat.”
Kata Ibrani yang diterjemahkan “Roh” adakalanya diterjemahkan “angin” dalam ayat-ayat Alkitab yang lain, seperti paralelnya yang didapati dalam ceritera Enuma Elish Babilonia, Dalam ceritera itu, dewa langit, yaitu Anu, menciptakan empat angin yang menyebabkan kekacauan di dunia dan dewinya yang bernama Tiamat.  Angin yang merusak menyebabkan gejolak. 
Gejala yang sama dapat dilihat dalam penglihatan Daniel tentang empat binatang buas dimana “keempat angin di langit mengguncangkan laut besar” (Daniel 7:2) yang mengguncangkan binatang-binatang buas disitu.  Jikalau ini benar, maka angin akan menjadi bagian dari penjelasan negatif untuk Kejadian 1:2.7   
3. DALAM AMANAT AGUNG TUHAN YESUS
Kesetaraan Roh Kudus dengan Bapa dan Anak, tersirat dalam perintah yang diamanatkan Tuhan Yesus Kristus kepada muridmurid-Nya untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia dan membaptiskan mereka yang percaya, dalam8 NAMA Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
“Yesus mendekati mereka dan berkata: ‘Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan
R O H K U D U S A L L A H | 165

ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’" (Matius 28:18-20). 
Dalam perintah ini, nama Roh Kudus disejajarkan dengan Bapa dan Anak.  Bahkan tersirat dalam perintah ini bahwa Roh Kudus, Bapa, dan Anak mempunyai satu esensi atau hakekat.  Hanya ada SATU NAMA untuk KETIGA PRIBADI Ke-Allahan.
Kesatuan tiga nama dalam formula baptisan ini menunjukkan bahwa Anak dan Roh Kudus itu setara dengan Bapa.  Tidak ada yang lebih mustahil dan bernada menghujat dari pada menyatukan nama mahluk ciptaan dengan nama Allah yang kekal, dalam upacara baptisan ini.  Jikalau Yesus hanyalah seorang manusia biasa atau malaikat, seperti yang dipercayai oleh orang-orang yang menyangkal keilahian-Nya, dan jikalau Roh Kudus hanyalah ‘atribut’ Allah, maka ini akan paling mustahil menggunakan pengalimatan seperti ini.
Sebab itu, formula baptisan ini telah selalu dianggap sebagai argumentasi yang tak terbantahkan untuk doktrin Trinitas, atau untuk pengajaran tentang Anak dan Roh Kudus yang setara dengan Bapa.”
4. DALAM PEMBAPTISAN YESUS KRISTUS.
 Ketika Yesus dibaptiskan Yohanes Pembaptis di sungai Yordan, Roh Kudus muncul dalam rupa burung merpati.  Pemunculan-Nya bersamaan dengan Bapa yang memperdengarkan suara-Nya:
“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan" (Matius 3:16-17).
166 | R O H K U D U S A L L A H

Dalam peristiwa pembaptisan Yesus, Bapa dan Roh Kudus juga turut hadir.  Allah Trinitas ada disana.  Bapa dan Roh Kudus mendamping Anak yang dibaptis oleh Yohanes Pembaptis.  Secara tersirat, perikop ini menunjukkan Ke-Allahan Roh Kudus, menunjukkan bahwa Roh Kudus setara dengan Bapa dan Anak, dan bukan sekedar energi ilahi.  Perhatikan bagaimana komentar yang dituliskan di Talmud tentang Roh Kudus:
“Telah ditegaskan bahwa dikalangan orang-orang Yahudi, Roh Kudus ditunjukkan dengan memakai lambang burung merpati, dan tulisan yang telah dikutip dari Talmud berbunyi: “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air seperti burung merpati.”9
Mengomentari kehadiran tiga pribadi Trinitas yang hadir bersama-sama dalam peristiwa pembaptisan Yesus, John Trapp menyatakan:
“Disini terjadi ‘concilium augustissimum’, yaitu pertemuan yang paling agung dari tiga oknum atau pribadi Trinitas dalam kaitan dengan karya penebusan manusia, sama seperti pernah terjadi pada waktu penciptaan manusia dalam Kejadian 1:26.”10
5. DALAM DOA BERKAT RASUL PAULUS. 
Ke-Allahan Roh Kudus, kesetaraan-Nya dengan Bapa dan Anak, diungkapkan dalam doa berkat yang dituliskan dalam surat yang dikirimkan Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus.  Doa berkat itu adalah: “KASIH KARUNIA TUHAN YESUS KRISTUS, DAN KASIH ALLAH, DAN PERSEKUTUAN ROH KUDUS MENYERTAI KAMU SEKALIAN” (2 Korintus 13:13 ITB).
“Kita, yang adalah pembaca-pembaca Paulus masa kini, sangat perlu untuk mengenal karakter yang benar dari satu
R O H K U D U S A L L A H | 167

satunya Allah yang sejati. Kita perlu mengetahui KEBAIKANNYA, KASIH-NYA, DAN PERSAHABATAN-NYA di dalam hidup kita. Kita perlu mempercayai-Nya terus-menerus dan perlu mengetahui bahwa Dia selalu menyertai kita. Sebab itu, kita harus sungguh-sungguh menjadi umatNya.”11
Ada beberapa buah pikiran yang diutarakan mengomentari doa berkat Rasul dalam surat yang ia kirimkan kepada Jemaat Korintus.  Semuanya menunjukkan keyakinan bahwa Rasul Paulus yakin dan mempercayai akan Ke-Allahan Roh Kudus.
a) Tiga hal berbeda diberikan kepada orang-orang Kristen oleh tiga Pribadi berbeda dalam Ke-Allahan.  Ayat ini sangat kuat membuktikan bahwa Roh Kudus adalah satu pribadi, dan bahwa penganut-penganut paham anti-trinitarian tidak tahu harus bagaimana menyanggahnya.  Mereka dipaksa ke posisi yang paling tidak mengenakkan karena harus mengucapkan arti ayat ini sebagai berikut: “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.”
b) Agar dapat membuktikan Trinitas berdasarkan Alkitab, yang kita perlu lakukan ialah membuktikan bahwa Roh Kudus adalah satu pribadi.  Meskipun 2 Korintus 13:13 tidak berisi formula “tiga di dalam satu,” ayat ini menyebutkan tiga oknum dalam satu formula dalam tiga bagian, serupa dengan Matius 28:18-19).
c) Baik 2 Korintus 13:13 dan Matius 28:19 membuktikan kepribadian Roh Kudus.  Di kedua ayat ini, ada satu rangkaian “pribadi, pribadi, pribadi” (Bapa, Anak, Roh Kudus).  Pengikutpengikut Arius dipaksa ke posisi yang paling tidak menyenangkan karena harus mengajarkan bahwa kedua ayat ini mengemukakan satu rangkaian berbeda, yaitu “pribadi, pribadi, benda.”  Sangat tidak masuk akal untuk mengajukan usulan bahwa Paulus sedang memberikan doa berkat kepada mereka dengan mengatakan:
168 | R O H K U D U S A L L A H

“Kiranya kamu senang mengetahui bahwa pribadi Allah dan Yesus serta baterei Alkalin menyertai kamu sekalian!”
d) 2 Korintus 13:13 mengakhiri surat Paulus dengan kata-kata yang penting ini: “menyertai kamu sekalian.”  Tiga perkara akan menyertai kamu “Persekutuan/pendampingan/penyertaan Kristus menyertai kamu.”  Ini memantulkan dengan tepat akan janji mengenai “penolong” dalam Yohanes 14:16-17. 
“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” 
Jadi, kerinduan Paulus dalam 2 Korintus 13:13 agar orang-orang Kristen mempunyai “persekutuan Roh Kudus,” adalah tepat sama dengan apa yang Yesus janjikan dalam Yohanes 14:17 yaitu janji tentang Roh Kudus yang akan “menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.”
e) 2 Korintus 13:13 juga memantulkan apa yang Paulus jelaskan secara terperinci dalam suratnya yang pertama ke Jemaat Korintus, yaitu: “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh” (1 Korintus 12:13). 
Disini kita melihat bahwa Roh Kudus adalah agen keselamatan, dengan menempatkan kita ke dalam tubuh Kristus.  Demikianlah kita semua “diberi minum dari satu Roh.”  Jadi, “minum dari satu Roh” sama dengan “persekutuan Roh Kudus,” sama dengan “menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.”
R O H K U D U S A L L A H | 169

f) Perhatikan juga bahwa ungkapan “persekutuan Roh Kudus” juga dipakai Rasul Paulus dalam Filipi 2:1-2.  Frase ini ditempatkan berdampingan dengan ungkapan-ungkapan “nasihat dalam Kristus”, “penghiburan kasih”, “persekutuan Roh”, “kasih mesra dan belas kasihan”.  Menjadikan ayat ini berbunyi sepert ini, “pembagian energy” gantinya “persekutuan pribadi Allah, yaitu Roh Kudus, merupakan suatu serangan memperkosa akal sehat. 
“Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan.” (Filipi 2:1-2).
g) Mengemukakan sanggahan bahwa yang disebutkan pertama dalam ayat ini (Yesus dan Allah) adalah oknum atau pribadi sedangkan yang ketiga itu adalah benda dan bukan oknum atau pribadi, merupakan pelanggaran formula yang ada dalam ayat itu.  Formula dalam Bahasa Yunani dan kebanyakan versi Alkitab berbahasa Inggris, juga identik.
h) Konsep “persekutuan Roh Kudus” dikaitkan dengan berdiamnya Roh Kudus dalam diri orang percaya.  “Persekutuan”, “diam”, “tinggal”, “di dalam kamu”, dan “di hati kamu”, adalah lima konsep yang saling berkaitan.  Dengan demikian kembali kita dapati bahwa kelima konsep ini secara spesifik dan secara individual diterapkan bukan saja kepada Roh Kudus, tetapi juga kepada Bapa dan Anak.  Ketiganya adalah pribadi Ke-Allahan.
6. DALAM JANJI KEDATANGAN PARAKLĒTOS. 
Dalam teks Yunani Perjanjian Baru yang berisi janji Tuhan Yesus Kristus yang Ia sampaikan kepada murid-murid-Nya, dengan jelas Ia menyatakan bahwa “Penolong Yang Lain,” yaitu Roh Kudus adalah Allah.  Inilah janji Yesus tentang “Penolong Yang Lain” itu:
170 | R O H K U D U S A L L A H

“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” (Yohanes 14:16-17). 
Tuhan Yesus Kristus berjanji kepada murid-murid-Nya bahwa Ia akan meminta kepada Bapa supaya mengirimkan “Penolong Yang Lain” untuk menyertai mereka, yaitu Roh Kudus.
Dalam janji Yesus kepada murid-murid-Nya dapat disimak petunjuk jelas yang menyatakan bahwa Roh Kudus adalah Allah.  Yesus dengan jelas mengungkapkan bahwa Kodrat dan kualitas “Penolong Yang Lain” itu sama dengan kodrat dan kualitas-Nya sendiri sebagai Penolong yang pertama.  Kalau Yesus adalah Allah, maka “Penolong Yang Lain” itu, yaitu Roh Kudus yang disebut-Nya Roh Kebenaran, juga adalah Allah. 
Kemampuannya menolong juga sama dengan apa yang telah didemonstrasikan Yesus pada waktu Ia melayani orang banyak. 
Sebagai Penolong Pertama, Tuhan Yesus Kristus telah membuktikan kemampuan-Nya menolong:
• IA MEMBERI MAKAN 5000 LAKI-LAKI (Matius 14:21; Yohanes 6:10)   
• IA MENYEMBUHKAN ORANG SAKIT:  yang buta dapat melihat, yang lumpuh dapat berjalan, yang berpenyakit kusta ditahirkan (Matius 9:28, 29, 32; 11:5; 12:22; 15:3031; 20:30; 21:14; Markus 8:23; 10:46-51; Lukas 18:3543; Yohanes 9:1-38).
• IA MEMBANGKITKAN ORANG MATI seperti anak laki-laki janda di Nain (Lukas 7:11-17), membangkitan anak
R O H K U D U S A L L A H | 171

perempuan Yairus (Lukas 8:41-42, 51-58), membangkitkan Lazarus yang sudah empat hari dikuburkan (Yohanes 11: 1-44),
• IA SENDIRI BANGKIT DARI ANTARA ORANG MATI (Matius 28:6; Markus 16:6; Lukas 24:6; Yoh 20:1-18).
Ke-Allahan Roh Kudus, yaitu Roh Kebenaran yang disebut “PARAKLĒTOS” yang lain, yang akan akan menjadi:
• PENDAMPING, • PENGHIBUR,  • PENASIHAT, • PEMBELA, • PENOLONG,  • PENGANTARA, • JURUS SYAFAAT,
dan FUNGSI LAINNYA YANG SERUPA, tersirat dalam pemahaman frase “allon parakleton” dalam pernyataan Tuhan Yesus dalam Yohanes 14:16-17.
Teks Yunani Yohanes 14:16-17 dikutip untuk lebih memahami pernyataan Yesus Kristus bahwa “Penolong Yang Lain”, yaitu Roh Kudus, adalah Allah, sama seperti Ia sendiri yang juga adalah Allah:
“κἀγὼ ἐρωτήσω τὸν πατέρα καὶ ἄλλον παράκλητον δώσει ὑμῖν ἵνα μεθ' ὑμῶν εἰς τὸν αἰῶνα ᾖ, τὸ πνεῦμα τῆς ἀληθείας, ὃ ὁ κόσμος οὐ δύναται λαβεῖν, ὅτι οὐ θεωρεῖ αὐτὸ οὐδὲ γινώσκει· ὑμεῖς γινώσκετε αὐτό, ὅτι παρ' ὑμῖν μένει καὶ ἐν ὑμῖν ἔσται.”
Teks Yunani yang berisi janji Yesus Kristu tentang “Penolong Yang Lain” (ἄλλον παράκλητον) itu menunjukkan bahwa “Penolong Yang Lain” itu secara pribadi dapat dibedakan dari Penolong Pertama,
172 | R O H K U D U S A L L A H

tetapi kualitasnya sama.  Hal ini ditunjukkan dengan dipakainya kata sifat ἄλλοj jj j (allos) untuk παράκλητοj jj j (paraklētos) dan bukan heteros. 
Yesus Kristus dapat dibedakan dari Roh Kudus, tetapi baik Yesus maupun Roh Kudus adalah Allah.  Itulah sebabnya, Yesus memakai kata sifat “allos” bukan “heteros” untuk “parakletos” yang berarti “berbeda tapi dari jenis yang sama” (different of the same kind).
Penolong yang lain itu adalah παράκλητοj jj j (paraklētos) yang diterjemahkan: “Penolong, Penghibur, Penasihat, Pendamping, dan Pembela,” bukan παράκλu uu uτοj jj j (paraklutos/paraklytos) yang berarti: “Yang Terpuji.”  Paraklētos yang Yesus janjikan adalah Penolong ilahi, sedangkan paraklytos yang adalah manusia.
Tuduhan bahwa Gereja Kristen telah mengganti teks παράκλητοj jj j (paraklētos) menjadi παράκλu uu uτοj jj j (paraklutos/paraklytos), bohong dan tidak benar sebab semua teks asli manuskrip Perjanjian Baru yang berkaitan dengan ayat ini berbunyi παράκλητοj jj j (paraklētos) bukan παράκλu uu uτοj jj j (paraklutos/paraklytos).
7. DALAM NUBUATAN NABI YESAYA. 
Ke-Allahan Roh Kudus sebagai salah satu Pribadi Trinitas dapat disimak dari nubuatan Nabi Yesaya mengenai Anak Allah yang diurapi Roh Kudus.
“Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orangorang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung” (Yesaya 61:1-2).
R O H K U D U S A L L A H | 173

“Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsabangsa” (Yesaya 42:1).
Pada waktu Yesus beribadah pada hari Sabat di Nazaret, tempat Ia dibesarkanj, Ia telah mengutip nubuatan ini dan memberikan penafsiran-Nya bahwa nubuatan itu telah digenapi oleh-Nya.
“Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.  Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: ‘ROH TUHAN ADA PADA-KU, OLEH SEBAB IA TELAH MENGURAPI AKU, UNTUK MENYAMPAIKAN KABAR BAIK KEPADA ORANG-ORANG MISKIN; DAN IA TELAH MENGUTUS AKU UNTUK MEMBERITAKAN PEMBEBASAN KEPADA ORANG-ORANG TAWANAN, DAN PENGLIHATAN BAGI ORANG-ORANG BUTA, UNTUK MEMBEBASKAN ORANGORANG YANG TERTINDAS, UNTUK MEMBERITAKAN TAHUN RAHMAT TUHAN TELAH DATANG.’
Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: ‘Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.’” (Lukas 4:16-21).
Ayat-ayat Alkitab Perjanjian Baru menunjukkan bahwa nubuatan Nabi Yesaya ini telah digenapi dalam pelayanan penyembuhan oleh Yesus Kristus (Matius 5:15-21); yang diutus Bapa (Yohanes 3:16-17); dan diurapi Roh Kudus (Matius 3:16-17; Lukas 4:18).
“Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia
174 | R O H K U D U S A L L A H

menyembuhkan mereka semuanya. Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: ‘Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan.  Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap.’” (Matius 12:15-21).
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” (Yoh 3:16-17).
“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan" (Matius 3:16-17).
“"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku” (Lukas 4:18). 
8. DALAM PENGILHAMAN FIRMAN TUHAN. 
Ke-Allahan Roh Kudus juga dikaitkan dengan pewahyuan Kitab Suci.  Menurut Rasul Paulus, Kitab Suci Alkitab adalah Kitab yang “dinafaskan” Allah. 
R O H K U D U S A L L A H | 175

Rasul Petrus menyatakan bahwa Kitab Suci adalah nubuatan Tuhan yang dituliskan oleh orang-orang yang digerakkan Roh Kudus. 
Rasul Yohanes menuliskan dalam ayat pembukaan Kitab Wahyu bahwa Kitab yang ditulisnya adalah wahyu Yesus Kristus.
Roh Kudus sama dan setara dengan Allah dalam karya pewahyuan Kitab Suci.  Ini diungkapkan dalam ayat-ayat berikut:
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (2 Timotius 3:16).
“Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuatnubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orangorang berbicara atas nama Allah” (2 Petrus 1:20-21).
“Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hambaNya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes. Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya” (Wahyu 1:1-2).
SIFAT & ATTRIBUT ROH KUDUS
Roh Kudus adalah Allah.  Ia memiliki sifat (nature) dan atributatribut yang juga dimiliki Bapa dan Anak.  Gereja Kristen mengakui Ke-Allahan-Nya dalam Kredo atau Pengakuan Iman yang dihasilkan
176 | R O H K U D U S A L L A H

dari pertentangan-pertentangan mengenai eksistensi, esensi dan kepribadian Roh Kudus di abad-abad permulaaan sejarah Gereja. 
Ke-Allahan Roh Kudus adalah Ke-Allahan Bapa dan Anak. Sifat keIlahian (divine nature) yang dimiliki-Nya adalah sifat yang sma seperti yang ada pada Bapa dan Anak. Sifat dan Atribut keilahian Roh Kudus yang menunjukkan Ke-Allahan-Nya antara lain adalah:
• HIDUP (Roma 8:2) • MAHAKUASA (Kejadian 1:1-3; Ayub 33:4; Mazmur 104:30) • MAHAHADIR (Mazmur 139:7-10; Yohanes 14:17) • MAHATAHU (Yohanes 14:26; 16:13; 1 Korintus 2:10-12) • KEKAL (Ibrani 9:14) • KUDUS (Matius 12:32; Roma 1:4; 15:16; 1 Tes 4:8; 2 Tes 2:13)
Atribut yang ada pada Roh Kudus juga ada pada Bapa dan Anak dalam Ke-Allahan Trinitas.  Tabel 2 di bawah ini menunjukkannya:
Tabel 2.  ATRIBUT ALLAH TRINITAS
 ATTRIBUT      BAPA      ANAK    ROH KUDUS
   Hidup  Yosua 3:10  Yohanes 1:4   Roma 8:2
   Mahakuasa Kejadian 1:1  Yohanes 1:3   Ayub 33:4
   Mahahadir Yer. 23:23-24  Matius 28:10   Mazmur 139:7-10
   Mahatahu Maz. 139:1-6  Yoh 4:17-18   1 Kor 2:10-12
   Kekal  Mazmur 90:2  Yohanes 1:1   Ibrani 9:14
   Kudus Imamat 11:14  Kisah 3:14   Matius 12:32

Roh Kudus bukanlah roh halus, bukan pula suatu kekuatan atau pengaruh gaib yang samar-samar. Ia memiliki "pemikiran," yang memahami apa yang dipikirkan manusia (1 Korintus 2:11), memiliki "perasaan" seperti mengasihi (Roma 15:30), dan memiliki
R O H K U D U S A L L A H | 177

"kemauan." Segala sesuatu dikerjakan-Nya menurut kemauan-Nya (1 Korintus 12:11). Itulah sebabnya maka ada kemungkinan:
• ROH KUDUS DAPAT DITAATI. Dan ketika Petrus sedang berpikir tentang penglihatan itu, berkatalah Roh: "Ada tiga orang mencari engkau. Bangunlah, turunlah ke bawah dan berangkatlah bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku yang menyuruh mereka ke mari" (Kisah 10:1-33). 
• ROH KUDUS DAPAT DIDUKAKAN.  “Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka” (Yesaya 63:10)
• ROH KUDUS DAPAT DITOLAK (RESIST). “Hai orang-orang yang tegar tengkuk dan tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus; sebagaimana para leluhurmu, demikian jugalah kamu” (Kisah 7:51 IMB).
• ROH KUDUS DAPAT DIDUSTAI.  “Ada seseorang yang lain bernama Ananias, dan istrinya bernama Safira, mereka menjual tanah miliknya. Dengan sepengetahuan istrinya, ia menahan sebagian hasil penjualannya, sedang sebagian yang lain dibawa dan diletakkannya di kaki para rasul. Petrus berkata, "Hai Ananias, mengapa hatimu dikuasai setan sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?” (Kisah 5:1-3)
• ROH KUDUS DAPAT DIHUJAT.  “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selamalamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal” (Markus 3:28-29).
178 | R O H K U D U S A L L A H

KARYA & PERANAN ROH KUDUS
Roh Kudus aktif berperan dalam semua aktifitas yang terjadi di bumi ini, dimana semua manusia berdosa hidup dan bergerak.  Menurut Alkitab, peranan dan kegiatan Roh Kudus antara lain:
• Roh Kudus berpartisipasi dalam penciptaan langit dan bumi (Kejadian 1, 2, 3; Ayub 26:13; Mazmur 104:30),
• Roh Kudus berperan dalam pengilhaman Firman Tuhan (2 Petrus 1:21). 
• Roh Kudus mengajar dan menguatkan (Yohanes 14:26),
• Roh Kudus membimbing kepada kebenaran (Yohanes 16:13),
• Roh Kudus akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman (Yohanes 16:8),
• Roh Kudus "memimpin" ke dalam seluruh kebenaran, dan memberitakan hal-hal yang diterima-Nya dari Kristus (Yohanes 16:13, 14),
Roh Kudus juga telah aktif dalam kehidupan dan pelayanan Tuhan Yesus Kristus di dunia. 
• Roh Kudus berpartisipasi dalam kelahiran Yesus (Matius 1:1820; Lukas 1:30-35),
• Roh Kudus hadir dalam baptisan Yesus (Yohanes 1:32),
• Roh Kudus ada dalam mujizat-mujizat Yesus (Matius 12:28), dan
• Roh Kudus hadir ddalam kebangkitan Tuhan Yesus Kristus (Roma 8:11; 1 Petrus 3:18).
Secara khusus, Roh Kudus berperan sebagai Penolong yang kompeten untuk orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.  Peranan-Nya, antara lain:12
R O H K U D U S A L L A H | 179

• Roh Kudus menolong seperti Kristus. (Yohanes 14:16).   • Roh Kudus bersaksi tentang Kristus. (Yohanes 15:26; Yohanes 16:13).
• Ia membawa bersama-Nya hadirat Kristus. (Yohanes 14:16-17; 16:7).
• Roh Kudus menuntun operasi Gereja. (Kisah 13:1-4, 9, 52; 13:52; 15:28; 16:6-7; 20:28).
• Roh Kudus membekali Gereja dengan karunia2 spesial. (Kisah 1:8, 2:38; 1 Korintus 12:7-11; 1 Petrus 4:10-11).
• Roh Kudus memenuhi hati orang-orang yang percaya. (Kisah 19:2).
GELAR & SEBUTAN ROH KUDUS
Sebutan untuk Roh Kudus di Alkitab menunjukkan bahwa Ia adalah Allah.  Roh Kudus diungkapkan dalam Alkitab sebagai:
• Roh Hikmat (Keluaran 28:3; Yesaya 11:2), • Roh Kasih Karunia (Ibrani 10:29),  • Roh Kebenaran (Yohanes 14:17; 16:13),  • Roh Kehidupan atau "Roh yang memberi hidup"(Roma 8:2),  • Roh Kekal (Ibrani 9:14), • Roh Kekudusan (Roma 1:4).   • Roh Kemuliaan (1 Petrus 4:14), • Roh Keperkasaan (Yesaya 11:2), • Roh Kuasa (Yesaya 11:2), • Roh Kudus (Matius 1:20), • Roh Nasehat (Yesaya 11:2), • Roh Pengenalan akan TUHAN (Yesaya 11:2),
180 | R O H K U D U S A L L A H

• Roh Pengertian (Yesaya 11:2),
LAMBANG & REPRESENTASI ROH KUDUS
Ada lambang-lambang atau metafora atau symbol yang merepresentasikan Roh Kudus di Alkitab untuk menggambarkan pribadi dan karya-Nya.  Lambang-lambang Roh Kudus tersebut antara lain adalah:
1. MERPATI
  Alkitab menggunakan berbagai lambang atau metafora untuk merepresentasikan Roh Kudus supaya kita dapat lebih memahami fungsi penting dan makna rohaninya. Salah satu lambang sangat penting dan paling sering yang digunakan untuk menggambarkan Roh Kudus ialah burung merpati.
Burung merpati mempunyai banyak sifat yang menggambarkan Roh Allah. Burung merpati terkenal karena kesetiaannya.  Ia adalah mahluk monogami, yang hanya mempunyai satu pasangan sepanjang hidupnya. Itulah sebabnya merpati dijadikan symbol cinta kasih. 
Merpati dengan kesetiaannya telah meyakinkan Raja Salomo untuk menggunakannya untuk melambangkan mempelai wanita yang ideal dalam Kidung Agung: “Aku tidur, tetapi hatiku bangun Dengarlah, kekasihku mengetuk. ‘Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun malam!’” (Kidung Agung 5: 2).
Burung merpati juga menjadi lambang damai. Damai sejahtera merupakan salah satu buah Roh Kudus (Galatia 5: 22).
R O H K U D U S A L L A H | 181

Burung merpati juga dikenal sebagai mahluk yang lemahlembut sehingga dapat melambangkan kelemahlembutan yang merupakan salah satu buah Roh (Galatia 5: 23). Jadi, bila kita dipenuhi Roh Allah, kita dapat mempunyai sifat ini, seperti Yesus (Matius. 11: 29).
Burung merpati juga melambangkan ketulusan dan kesucian. Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk tulus seperti burung merpati (Matius 10: 16)
Dalam kisah Nuh dan Air Bah, burung merpati digunakan sebagai pembawa berita (Kejadian 8:8-11). Demikian juga, Roh Kudus memberi kesaksian dan membawa kabar baik tentang Yesus Kristus (Yohanes 15: 26).
2. API. 
Alkitab menggambarkan Allah sebagai “api yang menghanguskan” (Ibrani 12:29), jadi tidaklah mengejutkan jika api sering muncul sebagai simbol kehadiran Allah. Semak duri yang menyala (Keluaran 3:2), tiang api shekinah (Keluaran 14:19; Bilangan 9:14-15), dan api yang berkilat-kilat dalam penglihatan Yehezkiel (Yehezkiel 1:4).
Di Alkitab api banyak digunakan sebagai alat penghukuman Allah (Bilangan 11:1, 3; 2 Raja-raja 1:10, 12) dan juga sebagai tanda kekuatan-Nya (Hakim-hakim 13:20; 1 Raja-raja 18:38).
Sebagai pengikut-pengikut Tuhan Yesus Kristus, kita dipanggil untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai “kurban yang hidup,
182 | R O H K U D U S A L L A H

kudus dan berkenan kepada Allah” (Roma 12:1), Menurut Yohanes Pembaptis, Yesus akan membaptiskan dengan Roh Kudus dan dengan api” (Matius 3:11).
Saat Roh Kudus mendiami gereja mula-mula, Roh Kudus tampak sebagai “lidah-lidah seperti nyala api” yang bertebaran dan hinggap pada setiap orang-percaya. Pada saat itu, “penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” (Kisah 2:3-4).
Di Perjanjian Lama, Allah menunjukkan kehadiran-Nya kepada bangsa Israel dengan menutupi Kemah Suci dengan awan yang kelihatan seperti api (Bilangan 9:14-15). Kehadiran yang menyalanyala ini memberikan penerangan, naungan, dan pimpinan (Bilangan 9:17-23).
Di Tabernakel Musa, api yang dipakai untuk membakar ukupan adalah api kudus yang dinyalakan Tuhan sendiri (Imamat 9:24;).13  Api ini dipelihara dan dilestarikan selama orang-orang Israel mengembara di padang gurun dalam perjalanan mereka dari Mesir ke tanah Kanaan.  Perbaraan (censer) adalah tempat bara atau tempat menaruh api kudus ini.  Ukupan dipakai untuk melestarikan atau memelihara api/bara yang ada di Perbaraan (censer).
Tuhan tidak menghendaki api asing dipakai untuk membakar ukupan kudus.  Anak-anak Imam besar Harun yaitu NADAB dan ABIHU dihukum mati karena memakai api asing ketika mempersembahkan ukupan (Imamat 10:1-2).
Nabi Yesaya bernubuat, “Dan orang yang tertinggal di Sion dan tersisa di Yerusalem akan disebut kudus, yakni setiap orang di Yerusalem yang tercatat untuk beroleh hidup, apabila Tuhan telah membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda
R O H K U D U S A L L A H | 183

darah Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar” (Yesaya 4:3-4).
Dalam nubuatannya di atas, Nabi Yesaya membicarakan tentang umat Tuhan yang sisa, yang tetap setia karena Roh Kudus yang disebutnya sebagai “roh yang membakar” hangus ketidak-murnian mereka, sehingga mereka akan “tercatat di antara orang yang beroleh hidup di Yerusalem”. 
Begitu pula umat Tuhan di masa kini perlu dimurnikan untuk mewarisi Yerusalem Baru, seperti yang dilukiskan dalam kitab Wahyu (Wahyu.21: 11, 18-27) Api memang berfungsi untuk membuang semua ketidak-murnian untuk menghasilkan logam yang murni dan mengkilap (Maleakhi 3:2). Api Roh Kudus memurnikan, membaharui, dan menyucikan orang-orang percaya (2 Korintus 6: 6; Titus 3:5; 1 Petrus 1: 2)
TIANG AWAM DAN TIANG API.  Tiang awam dan tiang api, yang menyertai bangsa Israel dalam pengembaraan mereka di padang gurun setelah keluar dari Mesir, adalah demonstrasi kehadiran Tuhan, representasi kemuliaan Allah, sekaligus melambangkan kehadiran Roh Kudus. 
Di siang hari, kemuliaan Tuhan (shekinah) itu kelihatan seperti tiang awan yang memayungi perkemahan orangorang Israel sehingga mereka tidak merasa kepanasan, dan melindungi mereka dari sengatan panas matahari dalam perjalanan pengembaraan mereka. 
Pada malam hari, kemuliaan Tuhan itu kelihatan seperti tiang api yang terang benderang sehingga orang-orang Israel tidak berkemah di
184 | R O H K U D U S A L L A H

tempat yang gelap gulita.  Shekinah atau Tiang Awan dan Tiang Api juga telah melindungi mereka dari kejaran pasukan Firaon. 
Cahaya kemuliaan Tuhan menerangi mereka, telah melindungi mereka, telah menyertai mereka, dan menuntun mereka.  Shekinah itu telah menerangi dan menerangi perkemahan dan perjalanan mereka sampai mereka tiba di Tanah Perjanjian.
Roh Allah adalah Pelindung, Penuntun, dan Penolong kita, sama seperti Ia telah menyertai bani Israel. Melindungi mereka dari musuhmusuh mereka, menerangi serta menaungi perkemahan dan perjalanan mereka, demikian pula Ia hadir, melindungi, menerangi dan menuntun kita sampai kita tiba di Yerusalem baru yang dijanjikan-Nya.
3. AIR. 
Air adalah lambang yang paling sering digunakan untuk melambangkan Roh Kudus di Alkitab.  Air melambangkan ROH KUDUS yang dijanjikan Kristus (Yohanes 7:39).
Tuhan Yesus Kristus mengatakan: “Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (Yohanes 7:38-39). Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya.
Dan pada hari terakhir yang menjadi puncak perayaan Hari Raya Pondok Daun, Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya (Yohanes 7:37-39).
R O H K U D U S A L L A H | 185

Di Rafidim, orang-orang Isreal bersungut-sungut kepada Musa karena mereka tidak mempunyai air minum. TUHAN kemudian menyuruh Musa memukul batu dengan tongkatnya. Setelah Musa berbuat demikian, air keluar dari batu tersebut, dan semua orang dapat minum (Keluaran 17: 1-6). Rasul Paulus menulis, “Dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus” (I Korintus 10:4).  Kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan seseorang, akan menyegarkan dan memuakan kerohaniannya di dalam Kristus.
Air dipakai di Tabernakel Musa. Di dalam Bejana Pembasuhan yang ada di Pelataran, ditaruh air “yang menyucikan” (Keluaran 30:19; Efesus 5:26).  Air yang ditaruh di dalam Bejana ini adalah air yang keluar dari BATU KARANG yang dipukul Musa itu.  Musa memukul batu karang di gunung Horeb yang melambangkan Yesus Kristus (1 Korintus 10:4; Kejadian 49:24; Ulangan 32:4; Mazmur 19:15; Matius 16:18; Roma 9:33; 1 Petrus 2:8). Air tidak terus menerus mengalir dari gunung batu Horeb.  Namun sejak pemukulan batu karang di gunung Horeb itu, kemanapun bani Israel pergi dalam pengembaraannya lalu berkemah, dari batu karang di dekat perkemahan mereka memancarlah air.14 Bilamana rombongan berangkat, air pun berhenti memancar dan mengalir.  Ini semua menginsafkan kita bahwa sesungguhnya Allah mengasihi umatNya.  Yesus sendiri telah berjanji bahwa Ia akan menyertai umatNya sampai kesudahan alam (Matius 28:18-20; Yohanes 14:16).  Sebagaimana Ia menyertai bani Israel dalam perjalanan pengembaraan mereka dahulu, begitu pula Ia akan menyertai umatNya di akhir zaman dalam perjalanan mereka menuju ke Kanaan Sorgawi.  Ia tak pernah melupakan janjiNya.
Air yang menyegarkan, yang membasahi padang yang tandus dan gersang sehingga mengubahnya menjadi padang yang permai, air
186 | R O H K U D U S A L L A H

yang juga telah menjadi penghilang dahaga orang-orang Israel yang nyaris mati kehausan di padang gurun, adalah lambang kasih karunia ilahi yang dicurahkan Yesus Kristus dengan percuma untuk menghidupkan setiap insan yang tak berdaya (Yohanes 4:10-15).
Selain melambangkan ROH KUDUS, air juga melambangkan Firman Allah yang menyucikan (Yohanes 15:3; 17:17).
AIR HUJAN.   Hujan berperanan penting dalam pertanian bangsa Israel.  Air sangat penting dan berharga karena harus disimpan selama musim kering yang lamanya hampir setengah tahun.
HUJAN AWAL DAN HUJAN AKHIR.  Di Israel, biasanya hujan turun dari bulan Desember sampai Februari.  Hujan pertama di musim hujan yang disebut “hujan awal” terjadi di pertengahan bulan Oktober sampai November.  Curah hujan awal ini melembutkan tanah dan memfasilitasi berseminya benih dan bertumbuhunya tanaman.  “Hujan akhir” turun menjelang waktu panen, di bulan Maret sampai April.  Hujan akhir ini membantu tanaman menjadi matang.  Sebab itu hujan ini sangat penting dalam kehidupan orang-orang Israel dan dipercayai sebagai karunia dari Allah (Ulangan 11:14; Yeremia 5:24; Matius 5:45). Rendahnya curah hujan dianggap sebagai wujud ketidak senangan ilahi, sebagai akibat dosa-dosa dan pendurhakaan mereka (baca Yeremia 3:3).
PELAJARAN ROHANI DARI HUJAN.  Hujan dikaitkan dengan kuasa Allah atas alam (1 Raja-raja 17:1; Yesaya 5:6), dengan berkat-berkatNya (Mazmur 84:6; 147:8), dan kasih sayang-Nya kepada umat manusia (Hosea 6:3).  Hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan manusia merupakan ungkapan yang nyata akan perhatian-Nya terhadap kehidupan umat-Nya dan kesuburan tanah mereka (Ulangan 11:10, 11; Imamat 26:4).
R O H K U D U S A L L A H | 187

KETUANGAN ROH KUDUS. Di Alkitab, hujan dijadikan lambang ketuangan Roh Kudus.  Baik Hujan Awal maupun Hujan Akhir melambangkan ketuangan Roh Kudus dari Tuhan.
Secara eskatologis, lambang air hujan menjelaskan pemulihan umat Tuhan yang menggambarkan apa yang dikerjakan oleh Roh Kudus.  “Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu” (Yesaya 44:3.  Bandingkan dengan Yehezkiel 39:29; Yesaya 32:15). 
Yoel, sesudah mengumumkan ketuangan hujan awal dan hujan akhir, menuliskan firman Tuhan ini: “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, terunaterunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu” (Yoel 2:28, 29).
Lambang Hujan Awal dan Hujan Akhir juga dapat diaplikasikan pada karya dan kuasa Roh Kudus di Gereja.  Yang pertama ialah karya-Nya pada Hari Pentakosta, dan yang kedua ialah karya-Nya menjelang Kedatangan Kristus kembali. 
Pekerjaan Roh Kudus di Akhir Zaman yang dinubuatkan oleh Yoel sebagiannya telah digenapi pada ketuangan Roh Kudus di Hari Pentakosta (Kisah 2:18).  Inilah “Hujan Awal”.  Tetapi nubuatan yang sama yang dikaitkan dengan “datangnya hari TUHAN yang
188 | R O H K U D U S A L L A H

hebat dan dahsyat itu” menunjukkan akan terjadinya penggenapan yang lebih besar manifestasi kuasa Roh Kudus (Kisah 2:19-20).
Kuasa Roh Kudus di akhir zaman akan menyertai pemberitaan “Injil yang Kekal”, yaitu Injil keselamatan terakhir sekaligus amaran akan penghakiman terakhir (Wahyu 14:6-7; 18:1).  Ketuangan Roh Hujan Akhir yang dikaitkan dengan pemberitaan Injil yang terakhir ini akan memberikan kekuatan besar dalam penginjilan mempersiapkan orang-orang bertemu dengan Tuhan, sekaligus memberikan kekuatan lebih superior dalam melawan kekuatankekuatan roh-roh jahat yang mengadakan berbagai mujizat palsu dan tanda ajaib untuk menyesatkan orang-orang supaya binasa.
Jadi “hujan awal” dan “hujan akhir” adalah lambang-lambang dari dunia pertanian yang menggambarkan pekerjaan Roh Kudus pada tahun-tahun permulaan Gereja Kristen dan menjelang waktu penuaian akhir sebelum Kristus kembali (Wahyu 14:14-20). 
4. ANGIN 
Lambang dan Manifestasi Roh Kudus yang lain adalah angin.  Kata "pneuma" dalam bahasa Yunani secara literal berarti angin atau nafas.
Dalam Alkitab disebutkan bahwa pada waktu menciptakan manusia pertama, Allah menghembuskan nafas hidup (breath of life - neshamah) kepada Adam dan ia menjadi mahluk yang hidup (a living soul- nephesh) (Kejadian 2:7). Yesus mengembusi (breathed) muridmuridnya dan berkata "Terimalah Roh Kudus'' (Yohanes 20:22). 
Angin Roh Kudus membaharui kehidupan.  Roh Kudus adalah angin, adalah nafas dan kehidupan Allah. Jika Roh Kudus hadir, Ia membawa kehidupan.  Kepada Nicodemus yang datang menjumpainya, Tuhan Yesus Kristus menyatakan: “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak
R O H K U D U S A L L A H | 189

tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Angin Roh Kudus menghidupkan.  Dalam Yehezkiel 37:1-14 dicatatkan bagaimana nabi Yehezkiel bernubuat sesuai dengan apa yang diperintahkan Tuhan, dan angin Roh Kudus datang dan membangkitkan tulang-tulang kering. suatu tentara yang sangat besar.
5. MINYAK. 
Minyak juga adalah lambang Roh Kudus.  Di Perjanjian Lama, minyak dipakai dalam upacara pengurapan raja, imam, dan nabi (Keluaran 29: 7-9; Imamat 8: 12; I Raja-raja 19:16). Raja-raja, imam-mam, dan nabi-nabi diurapi dengan minyak, supaya mereka melayani dengan urapan Roh Kudus.  Pengurapan dengan minyak berarti mengasingkan seseorang atau sesuatu untuk Allah -  Raja-raja Israel, Harun & imam-imam, dan nabi-nabi (Keluaran 30:25-30; 1 Raja-raja 19:16). Pengurapan dengan minyak melambangkan pengurapan Roh Kudus dan kuasa-Nya.
Daud diurapi oleh Samuel.  “Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengahtengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama. (1 Samuel 16:13).
Tuhan Yesus Kristus telah diurapi Allah dengan Roh Kudus (Kisah 4:27; 10:38).  Di Nazaret Tuhan Yesus berkata, “Roh Tuhan ada padaKu oleh sebab Ia telah mengurapi aku” (Lukas 4:18).  Ketika Ia dibaptis, Roh Kudus turun ke atasNya bagaikan burung merpati
190 | R O H K U D U S A L L A H

(Matius 3:16).   Selanjutnya Yesus menjadi Iman Besar yang melayani di di Tempat Kudus di Sorga sebagai Perantara kepada Bapa (Ibrani 8:1-6; 9: 11-15).
Pada hari Pentakosta kuasa Roh Kudus yang dicurahkan kepada Rasul-rasul telah kelihatan dengan nyata.  Ribuan orang menerima dengan percaya berita keselamatan yang dikuman-dangkan dengan penuh kuasa oleh para Rasul yang telah diurapi Roh Kudus (Kisah 2:1-47). Sekarang, pengikut-pengikut Kristus juga membutuhkan pengurapan oleh Roh Allah (2 Korintus 1:21) untuk memungkinkan mereka melakukan tugas keimamatan dan kenabian (1 Petrus 2:9)
Nabi Zakharia menuliskan firman TUHAN kepada Zerubabel: “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam” (Zakharia 4:6).
Minyak dipakai sebagai bahan bakar lampu di Kandil (Imamat 24:2).  Minyak yang dipakai di Kandil melambangkan Roh Kudus.  Tanpa minyak lampu-lampu di Kandil tidak akan menyala.  Roh Kudus dibutuhkan agar umat Tuhan dapat bersinar menerangi kegelapan dosa. 
Yesus mengatakan kepada pengikut-pengikut-Nya, “kamu adalah terang dunia.”  Sebagai pengikut-pengikut Kristus, kita diharapkan dapat menerangi dunia (Matius 5:14). Kita membutuhkan minyak Roh Kudus agar dapat menyinarkan kemuliaan Tuhan untuk menerangi kegelapan dunia (Matius 25: 4; 5: 16; I Petrus 2:9-12).
Kita juga harus mempunyai persediaan minyak seperti kelima anak dara yang pintar jika kita mau didapati siap menyambut Tuhan agar dengan sukacita masuk ke dalam pesta perkawinan-Nya (Matius 25:10; Wahyu 19: 9).
Dalam Kitab Ibrani, Roh Kudus juga disebut “minyak kesukaan” (Ibrani 1: 9). Apabila kita dipenuhi Roh Kudus, kita akan mempunyai
R O H K U D U S A L L A H | 191

sukacita yang berlimpah (1 Tesalonika 1:6). Sesungguhnya, sukacita adalah buah Roh Kudus (Galatia 5:22).
Sebagaimana minyak juga dipakai dalam upacara pentahiran kusta di Perjanjian Lama (Imamat 14: 16-18), Roh Kudus berkuasa mentahirkan orang-orang percaya dari dosa-dosa mereka.
Alkitab juga mencatatkan bagaimana Elisa telah menambahkan minyak untuk seorang janda miskin agar dapat tetap hidup (2 Rajaraja 4:2-7).  Sama seperti minyak yang memelihara janda itu, Roh Kudus memberikan kepada kita kasih karunia yang berlimpah, bahkan kehidupan rohani yang melimpah.
Pengurapan dengan minyak juga menandakan sebuah pemberian kasih karunnia (Ibrani 10:29).  Dulu minyak sering dipakai untuk menyembuhkan luka seperti dalam perumpamaan tentang Orang Samaria yang baik (Markus 6: 13; Lukas 10:34; Yakobus 5:14-15). Seringkali, keadaan jiwa kita dapat disamakan seperti orang malang dalam perumpamaan itu, yang dirompak, dipukuli, dan ditinggalkan dalam keadaan sekarat. Sama seperti kasih dan anugerah menyelamatkan orang itu, demikian juga kita disembuhkan dan diselamatkan oleh pengurapan minyak dan anugerah Roh Kudus (1 Yohanes 2: 20).
6. JARI ALLAH.
Di Perjanjian Lama, frase "JARI ALLAH" pertama kali dijumpai, yaitu dalam Keluaran 8:16-19, yang berbunyi, “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Katakanlah kepada Harun: Ulurkanlah tongkatmu dan pukulkanlah itu ke debu tanah, maka debu itu akan menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir.’ Lalu mereka berbuat demikian; Harun mengulurkan tangannya dengan tongkatnya dan memukulkannya ke debu tanah, maka nyamuk-nyamuk itu hinggap pada manusia dan pada binatang. Segala debu tanah menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir.  Para ahli itupun membuat yang demikian juga
192 | R O H K U D U S A L L A H

dengan ilmu-ilmu manteranya untuk mengadakan nyamuk-nyamuk, tetapi mereka tidak dapat. Demikianlah nyamuk-nyamuk itu hinggap pada manusia dan pada binatang.  Lalu berkatalah para ahli itu kepada Firaun: "INILAH TANGAN ALLAH" (Jari Allah - the finger of God - KJV)  Tetapi hati Firaun berkeras, dan ia tidak mau mendengarkan mereka--seperti yang telah difirmankan TUHAN.
Kali kedua frase “jari Allah” ditemukan di Alkitab, ialah dalam Keluaran 31:18, yang berbunyi: “Dan TUHAN memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai, kedua loh hukum Allah, loh batu, yang ditulisi oleh jari Allah.”
Kali ketiga frase itu ditemukan, ialah dalam Ulangan 9:10 yang berbunyi: “TUHAN memberikan kepadaku kedua loh batu, yang ditulisi jari Allah, di mana ada segala firman yang diucapkan TUHAN kepadamu di gunung itu dari tengah-tengah api, pada hari perkumpulan.”
Di Perjanjian Baru, frase “jari Allah” ditemukan dalam ucapan Yesus untuk membuktikan bahwa Ia tidak mengusir setan-setan oleh kuasa Beelzebul.  Yesus berkata: “Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah (jari Allah – “finger of God” KJV), maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”. 
Frase “jari Allah” juga ditemukan dalam Yohanes 8:6 pada waktu Yesus ditantang orang-orang Farisi untuk menghukum perempuan yang mereka tangkap sedang berzinah.  Yesus tidak menjawab tetapi hanya menulis ditanah dengan jari-Nya.
Kuasa Roh Kudus yang mengalir lewat Jari Yesus, dicatatkan dalam Markus 7:31-35.  Pada waktu itu Yesus menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap.  Ia mendekatinya dan memberi sentuhan
R O H K U D U S A L L A H | 193

kesembuhan. Ia memasukkan jari-jarinya ke telinga orang tuli itu lalu menyentuh lidah pria itu dengan ludahnya sendiri untuk membangkitkan kepercayaan kepadanya. Dengan sepatah kata, telinga orang miskin itu dibuka, lidahnya dilepaskan, dan dia berbicara dengan jelas. (baca Markus 7:31-35).
Gregorius Agung, seorang Bapa gereja dari abad ke-6, memberikan komentar tentang mujizat ini: “Roh disebut jari Allah. Ketika Tuhan meletakkan jari-jarinya ke telinga orang bisu tuli, dia membuka jiwa manusia untuk iman melalui karunia Roh Kudus.” 
Roh Kudus yang diam di dalam kita memungkinkan kita untuk mengasihi seperti Yesus mengasihi.
KARUNIA & BUAH ROH KUDUS
Alkitab menyebutkan banyak karunia Roh untuk Jemaat. Rasul Paulus dalam surat-surat yang dikirimkannya kepada Jemaat Kristen mendaftarkan secara sistematis sejumlah karunia Roh, yang dikaruniakan Tuhan kepada Jemaat Kristen untuk maksud sebagai berikut:
“Memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” (Efesus 4:12-13). 
1. KARUNIA ROH. 
Menurut Rasul Paulus, keberagaman karunia Roh yang diklaim ada dikalangan pengikut-pengikut Kristus, berasal dari satu Roh, Roh Kudus. Keberagaman karunia Roh tersebut terdapat dalam perikopperikop berikut:
194 | R O H K U D U S A L L A H

a. Keberagaman Karunia Roh
1) 1 Korintus 12:8-11.  Disini, Rasul Paulus mendaftarkan 9 (sembilan) karunia Roh, yaitu:
a) karunia untuk berkata-kata dengan hikmat,
b) karunia berkata-kata dengan pengetahuan,
c) karunia iman,
d) karunia untuk menyembuhkan,
e) karunia kuasa untuk mengadakan mujizat,
f) karunia untuk bernubuat,
g) karunia untuk membedakan bermacam-macam roh,
h) karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh,
i) karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
2) 1 Korintus 12:28-30.  Disini Karunia Roh adalah sebagai berikut:
a) rasul,
b) nabi,
c) pengajar.
d) mengadakan mujizat,
e) menyembuhkan,
f) melayani,
g) memimpin,
h) berkata-kata dalam bahasa roh.
3) Roma 12:6-8. Disini disebutkan 7 (tujuh) karunia Roh, yaitu:
R O H K U D U S A L L A H | 195

a) karunia untuk bernubuat,
b) karunia untuk melayani,
c) karunia untuk mengajar,
d) karunia untuk menasihati,
e) karunia membagi-bagikan sesuatu,
f) karunia kepimpinan,
g) karunia berkemurahan.
4) Efesus 4:11 Disini didaftarkan 4 (empat) karunia jawatan, yaitu:
a) Rasul-rasul,
b) Nabi-nabi,
c) Pemberita-pemberita Injil,
d) Gembala-gembala YANG JUGA ADALAH (Yunaniκαὶ) pengajar-pengajar.
b. Sembilan Karunia Roh
Kesembilan karunia Roh yang didaftarkan Rasul Paulus dalam Suratnya ke Jemaat Korintus, 1 Korintus pasal 12, adalah:
1) Berkata-kata dengan hikmat.
Kata-kata hikmat berasal dari Bahasa Yunani λογος σοφια – (logos Sophia), yang berarti perkataan "bijak", atau "arif".  Dalam konteks 1 Korintus 12:8 kata hikmat dikaitkan dengan kebijakan ilahi, kemampuan untuk mengatur hubungan seseorang dengan Allah.
Karunia ini disebut sebagai kata hikmat menunjukkan bahwa karunia ini berhubungan dengan daya berbicara.
196 | R O H K U D U S A L L A H

Karunia ini menggambarkan seseorang yang dapat mengerti dan menyampaikan kebenaran alkitabiah dengan cakap sehingga dapat diaplikasikan dalam situasi dan kondisi kehidupan dengan arif. 
Kata-kata hikmat merupakan perkataan yang diucapkan dengan pertolongan Roh Kudus. Ini merupakan penerapan penyataan firman Allah atau hikmat Roh Kudus pada suatu keadaan tertentu atau dalam menghadapi masalah yang khusus (Kisah 6:10; 15:13-22).
Memiliki hikmat Allah untuk kehidupan sehari-hari dapat dicapai dengan mempelajari dan merenungkan kehendak Allah dalam firmanNya, dan melalui doa (Yakobus 1:5-6).
Salomo meminta hikmat dari Allah sehingga dia mampu menyelesaikan perkara dua orang perempuan sundal yang memperebutkan seorang anak (1Raja-raja 3:16-28).
Yesus memberikan kekuatan kepada pengikut-pengikut-Nya dengan berkata kepada mereka, seperti ini:
“Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengahtengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.  Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata,
R O H K U D U S A L L A H | 197

melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. (Matius 10:16-20).
2)  Berkata-kata dengan Pengetahuan.
Berkata-kata dengan pengetahuan dalam Bahasa Yunani adalah λογος γνωσεως (logos gnoseōs), yang berarti perkataan "pengetahuan".  Kata γνωσεως ini adalah bentuk genitif dari kata γνωσις (gnōsis), yang berasal dari kata kerja γινωσκω (ginōskō) yang diterjemahkan "mengetahui". Jadi, kata γνωσις (gnōsis) diterjemahkan "kunci pengetahuan" yaitu cabang pengetahuan khusus bukan pengetahuan dalam arti luas.
Dalam konteks 1 Korintus 12:8, λογος γνωσεως (logos gnoseōs) mengartikan kecakapan memaparkan atau menerangkan pengetahuan yang lebih mendalam, seperti yang disebutkan Tuhan Yesus ini: "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil KUNCI PENGETAHUAN; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi." (Lukas 11:52).
Ayat-ayat lain tentang "pengetahuan" yang berhubungan dengan λογος γνωσεως (logos gnoseōs), di antaranya:
"Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh 'pengetahuan'; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna." (1 Korintus 13:2).
198 | R O H K U D U S A L L A H

"Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; 'pengetahuan' akan lenyap" (1 Korintus 13:8).
"Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau 'pengetahuan' atau nubuat atau pengajaran?" (1 Korintus 14:6).
"Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, - dalam iman, dalam perkataan, dalam 'pengetahuan', dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami -demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini" (2 Korintus 8:7).
Tuhan Yesus Kristus mengatakan bahwa Roh Kudus akan memberikan kemampuan bagi orang percaya untuk mengingat perkara-perkara yang telah dikatakan-Nya pada saat Ia masih bersama-sama dengan mereka. Tuhan Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Roh Kudus “akan mengajar dan mengingatkan kamu mengenai segala sesuatu yang telah Kukatakan kepadamu." (Yohanes 14:26).
3)  Karunia untuk Menyembuhkan.
Menyembuhkan disini dikaitkan dengan penyembuhan berbagai macam penyakit sebagai suatu karunia yang khusus dari Allah.  Karunia-karunia ini diberikan kepada jemaat untuk memulihkan kesehatan jasmani secara supernatural seperti yang diperbuat Tuhan Yesus Kristus dan Rasul-rasul:
R O H K U D U S A L L A H | 199

“Yesus pergi berkeliling ke seluruh Galilea sambil mengajar di dalam sinagoga-sinagoga mereka dan memberitakan Injil Kerajaan, serta menyembuhkan segala penyakit dan semua kelemahan tubuh di antara orang-orang itu.  Maka kabar tentang Dia menyebar sampai ke seluruh Siria. Mereka membawa kepada-Nya semua orang yang menderita berbagai penyakit dan tersiksa, dan mereka yang kerasukan roh jahat, dan yang menderita sakit ayan, dan yang lumpuh, lalu Dia menyembuhkan mereka” (Matius 4:23-24).
 “Tetapi Petrus berkata: ‘Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!’  Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. (Kisah 3:6-8).
Sekalipun karunia-karunia untuk menyembuhkan ini tidak dikaruniakan kepada setiap anggota tubuh dalam suatu cara yang istimewa (1 Korintus 12:11, 30), namun semua anggota boleh mendoakan orang sakit. Pada waktu ada iman, orang yang sakit itu akan disembuhkan. Kesembuhan dapat juga terjadi sebagai hasil dari ketaatan terhadap petunjuk-petunjuk dalam Yakobus 5:14-16.
Karena karunia penyembuhan itu bukan menjadi tanda kepada orang percaya melainkan kepada orang yang tidak percaya. Itulah sebabnya mengapa karunia penyembuhan itu bukan semata-mata bertujuan untuk menyembuhkan orang-orang sakit. Contohnya, Karena Paulus yang memiliki karunia menyembuhkan tidak
200 | R O H K U D U S A L L A H

menyembuhkan Trofimus. Paulus meninggalkannya dalam keadaan sakit di Miletus (2 Timotius 4:20).
4) Karunia Iman.
Karunia Iman dalam Bahasa Yunani adalah πιστις (pistis), yang berasal dari kata kerja πειθω (peithō), yang diterjemahkan "meyakinkan" (orang lain) termasuk pengertian "menghasut" (Matius 27:20), menaruh harapan, mengandalkan, menganggap benar, percaya. Kata ini punya makna kemampuan untuk percaya.
Dalam konteks 1 Korintus 12:9, πιστις (pistis) merupakan salah satu "karunia" Roh Kudus, berbeda dengan iman sebagai penyerahan total atau iman yang menyelamatkan. Karunia "iman" ini adalah iman yang bekerja secara ajaib seperti "iman untuk memindahkan gunung".15
5)  Karunia Mengadakan Mujizat.
Rasul-rasul mengadakan banyak mujizat seperti Yesus dengan alasan yang dikemukakan Rasul Paulus yaitu untuk membuktikan kerasulannya sama seperti Yesus yang mengadakannya sebagai tanda untuk meneguhkan Ke-Allahan-Nya. Rasul Paulus mengatakan: “Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa” (2 Korintus 12:12).
Pemberitaan Injil telah dikonfirmasikan melalui mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Paulus dan Barnabas. “Paulus dan Barnabas tinggal beberapa waktu lamanya di situ. Mereka mengajar dengan berani, karena mereka percaya kepada Tuhan. Dan Tuhan menguatkan berita tentang kasih karunia-Nya dengan mengaruniakan
R O H K U D U S A L L A H | 201

kepada mereka kuasa untuk mengadakan tanda-tanda dan mujizatmujizat” (Kisah 14:3).
1 Korintus pasal 12-14 mengisyaratkan bahwa pengikut-pengikut Kristus ada yang diberi karunia mengadakan mujizat (1 Korintus 12:8-10; 28-30). Namun demikan, Alkitab Perjanjian Baru menunjukkan bahwa selain rasul-rasul dan pembantu-pembantu dekat mereka, tidak ada orang lain yang memiliki karunia mengadakan mujizat.
Mujizat masih ada.  Allah secara ajaib menyembuhkan orang setiap hari. Allah masih mengadakan tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa yang ajaib, dan kadang-kadang melakukan mujizatmujizat itu melalui pengikut-pengikut Kristus yang diberi karunia mengadakan mujizat untuk meneguhkan kebenaran Injil yang mereka beritakan, dan bukan untuk pencitraan diri mereka. Namun demikian, ada pengikut-pengikut Kristus yang mengajarkan bahwa karunia mengadakan mujizat sudah berhenti.  Ada pula yang mempercayai bahwa karunia masih dibutuhkan.
Saya percaya mujizat karena saya percaya kepada Allah.  Mujizat terbesar yang saya percayai ialah pertobatan seorang berdosa yang menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya.  Mustahil seseorang berubah kecuali oleh kuasa Roh Kudus. Pertobatan atau perubahan hidupnya, itulah mujizat yang terbesar dan setiap hari banyak orang mengalaminya sekarang.
 Kuasa Roh Kudus dialaminya sehingga ia bertobat dan mengalami transformasi hidup.  Dengan iman yang dikaruniakan Allah kepadanya, ia berbalik dari pendurhakaan terhadap Allah dan hidup menaati perintah-Nya sebagai ungkapan atau wujud nyat kasihnya kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menyelamatkannya. 
202 | R O H K U D U S A L L A H

6)  Karunia bernubuat.
Dalam teks ini arti bernubuat cenderung ditujukan kepada tindakan seseorang yang mengajarkan firman Allah sesuai dengan apa yang dinyatakan Roh Kudus kepadanya. Hal itu dengan jelas digambarkan Paulus dalam 1 Korintus 4:4, 29-31.
Rasul Paulus menyatakan bahwa apabila seseorang bernubuat di Jemaat, maka ia membangun jemaat, menguatkan iman jemaat, dan bukan hanya menguatkan imannya sendiri.  Bernubuat diartikan sebagai pemberitaan Firman Tuhan.  Pemberitaan Firman Tuhan akan membangun dan menghidupkan jemaat apabila diberitakan apa adanya sesuai dengan apa yang difirmankan Tuhan, seperti Yehezkiel di lembah tulang-tulang kering (Yehezkiel 37:1-14).
7)  Karunia untuk Membedakan Roh.
Karunia seperti ini ditujukan kepada karunia yang dimiliki seseorang untuk membedakan pengajaran. Dalam 1 Yohanes 4:1, 2 Yohanes menasehatkan orang Kristen abad pertama untuk menguji roh (pengajaran), tentu mereka harus mendapat karunia Roh agar dapat melakukannya.
8)  Karunia Berbahasa Roh.
Karunia berbahasa Roh atau berkata-kata dalam Bahasa lidah, adalah karunia yang dipahami dan ditafsirkan berbeda.  Ada yang mempercayainya sebagai karunia diamana seseorang mengeluarkan serangkaian bunyi yang tak punya arti (gibberish), ada pula yang menafsirkan bahwa Bahasa Roh itu memang merupakan Bahasa, sehingga itu bukan sekedar bunyi yang tak mengandung arti, melainkan adalah bahasa (language) yaitu rangkaian kata-kata yang mengandung arti.
R O H K U D U S A L L A H | 203

Secara teologis, ada kelompok Kristen yang mengajarkan bahwa Bahasa Roh adalah tanda dari orang yang sudah dibaptis oleh Roh Kudus dan bukti dari kepenuhan Roh Kudus.  Sedangkan penulis buku ini mempercayai bahwa Buah Roh itulah yang menjadi tanda bahwa seseorang sudah mengalami baptisan Roh.
Lebih jauh, Alkitab Perjanjian Baru menyatakan bahwa bahasa Roh bukan satu-satunya karunia Roh.  Itu hanyalah salah satu karunia Roh yang dikaruniakan kepada Gereja.  Hal ini dijelaskan dalam tiga perikop di Kitab Kisah Para Rasul, yaitu: Kisah Para Rasul 2:1-13; 10:1-11; dan 18:24; 19:7), dan tiga pasal dalam Surat Paulus kepada Jemaat di Korintus, yaitu dalam 1 Korintus pasal 12-14, dan satu frase singkat dalam Injil Markus 16:17. 
Selain itu, dalam daftar karunia-karunia yang dituliskan oleh Rasul Paulus, karunia berkata-kata dalam bahasa Roh itu ditempatkan pada bagian terakhir dari kedua daftar yang ditulisnya. (1 Korintus 12:8-10, 28), dan tidak disebutkan dalam daftar karunia-karunia yang terdapat di di Efesus 4:11 dan Roma 12:6-8.  Ini ditafsirkan sebagai hal yang menunjukkan bahwa karunia berbicara dalam bahasa Roh ini bukanlah yang paling penting.
Rasul Paulus juga menjelaskan bahwa karunia berkata-kata dalam bahasa Roh tidaklah untuk setiap orang (1 Korintus 12:29-30).  Ini menunjukkan bahwa bahasa Roh bukanlah tanda utama dari kepenuhan Roh dan tidak diharuskan dalam pertumbuhan iman orang percaya. 
Akhrnya, Rasul Paulus juga tidak mengemukakan karunia berbahasa Roh sebagai salah satu dari syarat-syarat dalam pemilihan penatua dan diakon (2 Timotius 3:1-13; Titus 1:5-9).
204 | R O H K U D U S A L L A H

Namun demikian, sebagaimana karunia-karunia Roh lainnya yang masih eksis sekarang, karunia berkata-kata dalam Bahasa Roh juga tentunya masih ada sekarang.  Hal ini mengharuskan keseriusan setiap pelajar dan pengajar Alkitab untuk memahami pengajaran yang benar tentang karunia ini berdasarkan Alkitab.
9) Karunia untuk menafsir Bahasa Roh.
Karunia untuk mengartikan Bahasa Roh, dalam teks Yunani adalah ερμηνεια (hermēneia), dari kata kerja hermēneuō yang diterjemahkan "menjelaskan dengan kata-kata", "menerjemahkan apa yang dikatakan atau yang ditulis dalam bahasa asing ke dalam bahasa sendiri yang dimengerti".
Karunia ini merupakan kemampuan yang diberikan oleh Roh untuk mengerti dan menyampaikan makna suatu ucapan yang diucapkan dalam bahasa roh. Ketika bahasa roh ini ditafsirkan bagi jemaat, maka fungsinya adalah sebagai petunjuk untuk penyembahan dan doa ataupun sebagai nubuat. Perhimpunan orang percaya kemudian dapat ikut serta dalam penyataan yang diilhamkan oleh Roh ini. 
Demikianlah, bahasa roh yang ditafsirkan dapat menjadi suatu sarana membangun jemaat sementara segenap perhimpunan itu menanggapi ucapan tersebut (1 Korintus 14:6,13).
Karunia ini bisa diberikan kepada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh atau kepada seorang lain. Mereka yang berkatakata dengan bahasa roh harus berdoa juga untuk memperoleh karunia menafsirkan bahasa roh (1 Korintus 14:13).
R O H K U D U S A L L A H | 205

Ditujukan kepada karunia yang dimiliki seseorang untuk mengartikan atau menafsirkan maksud firman Allah yang disampaikan oleh seseorang yang mendapatkan karunia berbicara
2.  BUAH ROH.
Buah Roh adalah hasil karya Roh Kudus dalam kehidupan seorang Kristen. Alkitab menyatakan bahwa setiap orang menerima Roh Kudus ketika dia percaya kepada Yesus Kristus (Roma 8:9; 1 Korintus 12:13, Efesus 1:13-14). Karya Roh Kudus menyesuaikan seseorang dengan gambar Allah, menjadikannya semakin serupa denganNya.
Buah Roh berlawanan dengan perbuatan daging seperti yang ditulis Paulus di Galatia 5:19-21: “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.”
Pengikut-pengikut Kristus memiliki Roh Kudus yang berkarya menghasilkan buah dalam diri mereka. Buah Roh itu berkaitan dengan apa dan bagaimana yang Allah inginkan dalam kehidupan kita, dan dengan pertolongan Roh Kudus, itu bisa terjadi. 
Rasul Paulus dalam suratnya kepada Jemaat-jemaat di wilayah Galatia menuliskan buah Roh yang merupakan ekspresi kehidupan seseorang yang dipimpin Roh Kudus.  Buah Roh itu adalah: a. kasih,  b. sukacita,
c. damai sejahtera,  d. kesabaran,  e. kemurahan,
206 | R O H K U D U S A L L A H

f. kebaikan,
g. kesetiaan,  h. kelemahlembutan,  i. penguasaan diri.
Buah Roh yang dalam bahasa Yunaninya adalah καρπος (karpos -buah) dan πνευματος (pneumatos - roh), adalah istilah yang ditemukan dalam tulisan Rasul Paulus (Galatia 5:22-23) yang merangkum 9 (Sembilan) sifat nyata atau karakter dalam kehidupan seorang Kristen sejati. 
Meskipun tertulis ada sembilan, tetapi sebenarnya teks aslinya dalam bahasa Yunani berarti satu "buah" (tunggal).  Jadi sebenarnya ini menegaskan bahwa hanya ada satu "buah", dengan 9 “rasa” atau “flavor” atau sifat.
Buah Roh adalah bukti bahwa seseorang telah mengalami kuasa dan baptisan Roh Kudus dalam hidupnya.  Pendapat ini berbeda dengan pengajaran yang mengajarkan bahwa berkata-kata dalam Bahasa Roh itu adalah bukti bahwa seseorang telah mengalami baptisan Roh.
BAPTISAN & KEPENUHAN ROH KUDUS
Baptisan Roh dibedakan dari Kepenuhan Roh.  Kalau hidup kita diumpamakan sebuah gelas, maka apabila gelas itu diisi air sampai penuh maka itu mengilustrasikan Kepenuhan Roh.  Apabila gelas itu dimasukkan kedalam air, itu mengilustrasikan Baptisan Roh.
1. BAPTISAN ROH.
Baptisan Roh Kudus adalah baptisan kuasa, baptisan kasih.  Baptisan Roh Kudus dapat juga didefinisikan sebagai karya Roh
R O H K U D U S A L L A H | 207

Allah yang mempersatukan orang percaya dengan orang-orang percaya lainnya dalam Tubuh Kristus, ketika ia diselamatkan.
Berikut diberikan tulisan-tulisan Rasul Paulus yang dikaitkan dengan Baptisan Roh:
Rasul Paulus menulis, “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh” (1 Korintus 12:13).
Rasul Paulus juga menuliskan,
“Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematianNya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:1-4).
Dibaptis Roh berarti seseorang dibawa masuk ke dalam tubuh Kristus setelah mati dan dikuburkan dalam baptisan air, lalu bangkit bersama dengan Dia dalam hidup yang baru (Roma 6:4). Menjadi sama dengan Kristus dalam kematian, penguburan dan kebangkitanNya melalui baptisan air sekaligus baptisan Roh menjadi dasar mewujudkan pemisahan kita dari kuasa dosa. Juga, supaya kita berjalan dalam hidup yang baru (Roma 6:1-10; Kolose 2:12). Diwaktu itulah Allah memeteraikan kita dengan Roh Kudus.
Meskipun demikian, ada dua pengajaran berbeda tentang Baptisan Roh. 
208 | R O H K U D U S A L L A H

Pengajaran pertama mengajarkan bahwa Baptisan Roh dialami bersamaan dengan Baptisan Air.  Pengajaran kedua, Baptisan Roh dialami sesudah Baptisan Air sebagai baptisan kedua (subsequent baptism).
a. BAPTISAN ROH TERJADI BERSAMAAN WAKTUNYA DENGAN BAPTISAN AIR.  Seringkali pengajaran ini disebut pengajaran baptisan “Satu Paket”.16   
Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat di Efesus bahwa mereka dimeteraikan oleh Roh Kudus pada saat mereka percaya kepada Kristus dan dibaptiskan dalam nama Yesus (Efesus 1:13).  Dengan demikian. tidak diperlukan lagi baptisan susulan (subsequent baptism) yaitu baptisan Roh sebagai pengalaman yang berbeda setelah baptisan dalam nama Yesus. 
Apa yang dibutuhkan setiap orang percaya ialah pengalaman berjalan di dalam Roh atau disebut kepenuhan Roh.   
Bagaimana dengan adanya peristiwa baptisan Roh Kudus yang berbeda dengan pengalaman pertobatan seperti yang ada dalam Kisah 2, 8, 10, 19?  Bagi kaum evangelikal, Roh Kudus tercurah atas empat grup yaitu orang Yahudi, Samaria, orang yang takut akan Allah (God fearers) dan orang-orang bukan Yahudi, untuk menunjukkan bahwa mulai saat itu mereka telah dipersatukan di dalam gereja atau menjadi anggota tubuh Kristus yaitu gerejanya.
b. ORANG YANG TELAH DIBAPTIS AIR DALAM NAMA YESUS, MEMERLUKAN PENGALAMAN KEDUA YAITU BAPTISAN ROH SESUDAH BAPTISAN AIR (subsequent baptism).17 
Umumnya ayat-ayat yang dijadikan dasar pengajaran ini adalah Kisah 2, 8, 10, 19.  Ayat-ayat ini dipakai untuk menjelaskan adanya pengalaman yang berbeda.  Walaupun demikian mereka juga menganggap pentingnya dipenuhi oleh Roh Kudus.  Kedua ajaran ini di dalam sejarahnya tidak dapat dipersatukan dan masing-masing
R O H K U D U S A L L A H | 209

berpendapat bahwa ajaran mereka berasal dari Alkitab.  Namun isu ini perlu diangkat untuk mengetahui bahwa gereja-gereja memiliki pemahaman yang berbeda tentang hal ini.
2. KEPENUHAN ROH.
Dipenuhi Roh Kudus berarti membiarkan Roh Kudus bebas menempati setiap bagian dari hidup kita, menuntun kita, bahkan menguasai hidup kita, sehingga apa yang kita lakukan dan pikirkan semuanya menjadi kemuliaan untuk Tuhan.  Pemazmur menulis, “Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.” (Mazmur 19:15).
Yang menghalangi kita dipenuhi oleh Roh Kudus adalah dosa. Ketaatan kepada Allah adalah cara untuk mempertahankan kepenuhan Roh Kudus.
 Sekalipun fokus kita lebih mengenai bagaimana dipenuhi oleh Roh, sebagaimana diperintahkan dalam Efesus 5:18, berdoa untuk dipenuhi oleh Roh bukan cara untuk mendapatkan kepenuhan itu. Hanya ketaatan kepada perintah-perintah Allah, yang mengizinkan Roh Kudus bekerja dengan bebas dalam diri kita. Karena manusia itu makhluk yang berdosa, tidak mungkin ia senantiasa dipenuhi oleh Roh Kudus.  Itulah sebabnya, kita perlu segera membereskan dosa dalam hidup kita, dan memperbaharui komimen kita untuk dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus.
Orang yang penuh dengan Roh Kudus pasti menunjukkan buah Roh Kudus, dan ini antara lain adalah penguasaan diri.
Dalam Kisah Para Rasul pasal 2 orang-orang penuh Roh Kudus dan lalu berbahasa Roh.  “Tetapi orang lain menyindir: ‘Mereka sedang mabuk oleh anggur manis (Kisah 2:13).  Mereka dikatai sebagai mabuk anggur, tetapi ini hanya sindiran atau ejekan kepada
210 | R O H K U D U S A L L A H

mereka. Petrus menyangkal tuduhan mabuk itu. Ia berdiri lalu berkata dengan suara nyaring:
“Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini. Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan” (Kisah 2:14-15).
Tidak ada tulisan di Alkitab yang mengindikasikan bahwa orang yang dipenuhi Roh Kudus akan bertingkah seperti orang mabuk, seperti berguling-guling di lantai, histeris, tertawa terbahak-bahak dan sebagainya.  Sebaliknya, yang ada ialah tulisan Rasul Paulus ini: “Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila?” (1 Korintus 14:23). 
Rasul Paulus menuliskan hal ini karena orang-orang Kristen di Korintus sedang mempraktekkan apa yang mereka percayai karunia kepenuhan Roh   dalam wujud berbahasa Roh. Tetapi praktek berbahasa Roh dari orang-orang Kristen di Korintus itu kacau, bertolak belakang dengan apa yang terjadi di Hari Pentakosta, sehingga Rasul Paulus harus memberikan petunjuk yang tegas untuk meluruskannya, dan untuk mereka ikuti.
Sekarang ini ada yang beranggapan bahwa semua orang kristen yang dibaptis Roh Kudus, apalagi yang penuh Roh Kudus, pasti berbicara dalam bahasa Roh.  Dasar Kitab Suci yang sering dipakai adalah Kisah 2:1-4:
 “Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap
R O H K U D U S A L L A H | 211

pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasabahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”.
Sebenarnya, Kisah 2:1-4 menceritakan apa yang terjadi pada hari Pentakosta dimana rasul-rasul kepenuhan Roh Kudus lalu berbahasa Roh. Ayat-ayat ini tidak mengajarkan bahwa orang yang menerima dan dipenuhi Roh Kudus HARUS berbahasa Roh. 
Kalau kalau ada pengajaran yang mengharuskan setiap orang Kristen harus berbahasa roh, maka itu bertentangan dengan tulisan Rasul Paulus sendiri dalam 1 Korintus 12:7-11, 28-30, dimana ia mendaftarkan berbagai karunia Roh, sedangkan berbicara dalam Bahasa Roh hanyalah salah satu dari sekian banyak karunia Roh untuk pengikut-pengikut Kristus. 
 “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.  Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya” (1 Korintus 12:7-11)
212 | R O H K U D U S A L L A H

“Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?” (1 Korintus 12:7-11,28-30)
Menurut Pendeta Dr. Stephen Tong, ciri-ciri Orang yang Dipenuhi Roh Kudus adalah18:
• Taat pada Roh Kudus  • Hidup Kudus • Menjunjung Tinggi Firman • Memberitakan Injil • Berani Menjalankan Kehendak Allah • Menghasilkan Buah Roh
MENGHUJAT ROH KUDUS
Menghujat Roh Kudus adalah dosa yang tidak akan diampuni.  Tuhan Yesus Kristus mengatakan kepada ahli-ahli Taurat yang mengatakan bahwa Ia kerasukan roh jahat:
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal." Markus 3:28-29.
R O H K U D U S A L L A H | 213

 “Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.  Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak.” Matius 12:31-32.
Dalam kesempatan lain, kepada orang banyak yang mendengar pengajaran-Nya, Tuhan Yesus Kristus berkata:
“Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.” Lukas 12:10.
Apakah yang dimaksudkan Yesus ketika la berbicara mengenai dosa menghujat Roh Kudus?
Sebenarnya tidak ada satu pun dari ayat-ayat di atas yang menyebutkan bahwa dosa menghujat Roh Kudus tidak dapat diampuni.  Ayat-ayat tersebut hanya menyatakan bahwa dosa itu tidak akan diampuni.
Pekerjaan Roh Kudus ialah menuntun orang berdosa untuk menyadari dosa mereka dan untuk menimbulkan di dalam diri mereka kerinduan untuk menerima Tuhan Yesus Kristus, yaitu oknum satusatunya dapat mengampuni dosa. Sebab itu, hujatan melawan Roh Kudus, haruslah dipahami sebagai kesengajaan penolakan yang terusmenerus akan pekerjaan Yesus yang menyelamatkan.  Itu terjadi ketika seseorang dengan sengaja dan bersikeras menolak kesaksian Roh Kudus mengenai Kristus dan keselamatan dan anugerah-Nya, bahkan menganiaya mereka yang dipakai Roh Kudus sebagai agen pemberitaan berita keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Yesus tidak membicarakan tentang seseorang yang mengucapkan kata-kata yang memfitnah atau menista agama.  Menghujat Roh
214 | R O H K U D U S A L L A H

Kudus ditunjukkan melalui sikap ketidakpercayaan yang terusmenerus dan permusuhan yang terang--terangan terhadap Tuhan Yesus Kristus. Menghujat Roh Kudus adalah sebuah keputusan yang diambil seseorang dalam hidupnya.
Dosa menghujat Roh Kudus bermula ketika hati manusia diatur dan dikeraskan untuk terus melakukan perlawanan terhadap Allah, dan dengan sadar menolak untuk memberikan tempat kepada Tuhan Yesus Kristus, dan gagal mengenali kebenaran yang dikesankan Roh Kudus tentang keselamatan melalui pengurbanan Tuhan Yesus Kristus.
Dosa menghujat Roh Kudus berada di luar kemampuan pengampunan, bukan karena Allah tidak berkuasa atau tidak mampu dan tidak mau untuk mengampuni, tetapi karena orang tersebut tidak mampu mengenal dosanya. Oleh karena itu, dia tidak menerima pengampunan melalui Tuhan Yesus Kristus. Sikap ini, pastilah, mendapatkan akibat hukuman yang kekal.

RANGKUMAN: TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab

Bab ini telah membahas secara khusus Ke-Allahan Roh Kudus:  Eksistensi, Esensi, dan Pribadi-Nya sebagai Allah, juga telah membahas Sifat dan Atribut-Nya sebagai Allah, Peran dan Karya-Nya sebagai Allah, Gelar dan sebutan-Nya sebagai Allah, Karunia dan Buah Roh, serta hal-hal yang berkaitan dengan peranan-Nya sebagai Penolong Yang Lain seperti yang disebutkan dalam lembaranlembaran Alkitab yang diwahyukan-Nya. 
Semuanya hanya untuk meneguhkan keyakinan bahwa Roh Kudus adalah Allah, dan bukan sekedar pengaruh atau energi ilahi yang tidak punya pribadi, karena Roh Kudus adalah Pribadi atau Oknum Ketiga dari Trinitas, yaitu dalam konsep Ke-Allahan yang diajarkan Alkitab tentang Allah yang Esa.
R O H K U D U S A L L A H | 215

BAB V PENUTUP : TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab

Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa TUHAN itu Esa.  Musa mengajarkan kepada bani Israel yang telah dibebaskan TUHAN dari perbudakan di Mesir bahwa TUHAN itu Esa.  Tuhan Yesus Kristus juga mengatakan kepada orang-orang Yahudi bahwa Tuhan itu esa. Rasul Paulus, dalam suratnya kepada Timotius, juga menyatakan, “Allah itu Esa” Namun Keesaan TUHAN atau Keesaan Allah di Alkitab itu bersifat komposit. Inilah yang menyebabkan pengajaran Trinitas itu diterima dan diajarkan Gereja Kristen. 
Konsep Trinitas dikuatkan oleh kesaksian Alkitab dan dikukuhkan oleh Bahasa asli Alkitab, khususnya Perjanjian Lama.  Kata ELOHIM di Kejadian 1:1-2 dan kata ECHAD di Ulangan 6:4, kata ONOMA dalam Matius 28:19, DOA BERKAT dalam 1 Korintus 13:13 menguatkan keyakinan akan eksistensi Satu Allah dalam tiga Pribadi.  Akan tetapi formula Trinitas nanti dirumuskan dalam konsili-konsili gereja Kristen di sekitar abad keempat, dari Konsili Nicea tahun 325 sampai Konsili Chalcedon tahun 451 yang semuanya mengukuhkan Ke-Allahan Yesus Kristus dan Roh Kudus dan menolak semua pengajaran yang tidak mengakui Ke-Allahan Yesus Kristus dan Roh Kudus.
Trinitas adalah kepercayaan kepada Satu Sesembahan, yaitu Allah yang Esa.  Trinitas tidak sama dengan Tritherianisme yaitu kepercayaan kepada tiga sesembahan.  Trinitas mengajarkan bahwa Allah itu Esa dengan esensi atau substansi tunggal, tetapi hadir dalam tiga Pribadi yaitu
218 |P E N U T U P

Bapa, Anak, dan Roh Kudus.  Ketiganya eksis dalam satu substansi atau esensi yang sama, tetapi secara Pribadi, Bapa, Anak dan Roh Kudus dapat dibedakan satu dengan yang lain. 
Manusia yang fana tidak mampu memahami dengan sempurna akan Trinitas, akan Allah yang tak terbatas.  Itulah sebabnya pengajaran tentang Ke-Allahan itu adalah misteri (mystery), maksudnya, berada diluar daya nalar manusia yang terbatas dan berdosa.
Keterbatasan kemampuan daya pikir manusia berdosa dalam memahami Keesaan Allah hanya menghasilkan keragaman penafsiran akan keesaan Allah.  Keberagaman pemahaman tentang Trinitas dan KeAllahan sebenarnya bukanlah isu yang baru melainkan sudah ada sejak abad-abad permulaan sejarah gereja Kristen. 
Pemahaman yang berbeda-beda tentang keesaan Allah adalah dampak pemahaman yang berbeda-beda tentang eksistensi Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus di Alkitab Perjanjian Baru. 
Mereka yang mempercaai Trinitas, juga mempercayai bahwa Yesus Kristus adalah Allah.  Ia bersama-sama dengan Allah, dan ia tidak diciptakan Allah. 
Mereka yang tidak mempercayai doktrin Trinitas dan menolaknya (anti-trinitarian) lalu menerima paham Unitarianisme, juga menolak untuk mempercayai bahwa Yesus Kristus adalah Allah, Bagi mereka, Yesus itu hanyalah ciptaan Allah sebelum Ia menciptakan ciptaan yang lain, dan menolak untuk mempercayai Roh Kudus sebagai Allah.
Ada pula yang menolak Trinitas karena mengajarkan bahwa hanya ada satu Allah, dan Allah ini muncul dalam manifestasi yang berbeda.  Ia menyatakan diri sebagai Bapa, ia juga menyatakan diri sebagai Anak, dan Ia juga menyatakan diri sebagai Roh Kudus.  Jadi Bapa, Anak, dan Roh Kudus hanyalah manifestasi dari satu Allah.  Mereka tidak mempercayai adanya tiga Pribadi.  Mereka mempercayai satu Allah dalam satu Pribadi.
Ke-Allahan Yesus Kristus juga telah telah dibahas.  Eksistensi-Nya, esensi-Nya, Pribadi-Nya, Atribut-atribut-Nya semua sama dengan apa
P E N U T U P | 219

yang ada pada Bapa dan Roh Kudus.  Ia adalah Allah yang hidup yang menjadi manusia sejati.  Ia adalah logos, Imanuel, dan Pantokrator.  Semua pernyataan Egō Eimi dan tanda-tanda ajaib yang diperbuat-Nya semuanya mengukuhkan ke-Allahan-Nya.  Ia tidak pernah menolak penyembahan kepada-Nya karena memang Ia adalah Allah Pencipta bukan diciptakan.
Roh Kudus adalah Allah. Ia bukan sekedar pengaruh atau energi melainkan adalah Oknum atau Pribadi ketiga Ke-Allahan.  KehadiranNya direpresentasikan oleh berbagai lambang, seperti burung merpati, api, air, angin, jari, dan garam.  Alkitab mencatatkan bahwa Roh Kudus telah aktif berpartisipasi dalam penciptaaan langit dan bumi, dalam peristiwa eksodus, dalam pengilhaman Alkitab, dalam kehidupan dan pelayanan Tuhan Yesus Kristus, dan Ia adalah Penolong Yang Lain yang dijanjikan Yesus untuk mendampingi, menolong, menasihati, menghibur pengikut-pengikut-Nya.  Ia juga yang menjadi sumber dari semua karunia Roh yang dikaruniakan untuk melengkapi Jemaat Tuhan sekarang ini.
Akhir-akhir ini telah bermunculan orang-orang atau kelompokkelompok yang menolak paham Trinitas, menolak Ke-Allahan Yesus Kristus dan Roh Kudus.  Semoga buku ini dapat membantu dalam memperdalam pemahaman pembacanya akan Trinitas, khususnya KeAllahan Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus, dan dimampukan untuk menolak paham-paham yang bertentangan dengan pengajaran tentang Trinitas, dan semoga iman kepada Tuhan Yesus Kristus lebih diteguhkan.
Amin!

220 |P E N U T U P : BUKU TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab

Ἄκουε, Ἰσραήλ, κύριος ὁ θεὸς ἡµῶν κύριος εἷς ἐστιν, καὶ ἀγαπήσεις κύριον τὸν θεόν σου ἐξ ὅλης τῆς καρδίας σου καὶ ἐξ ὅλης τῆς ψυχῆς σου καὶ ἐξ ὅλης τῆς διανοίας σου καὶ ἐξ ὅλης τῆς ἰσχύος σου. Markus 12:29 NA27

Dengarlah, hai orang Israel,  Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.  – Markus 12:29.

B I B L I O G R A F I | 221

BIBLIOGRAFI : BUKU TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab
Alkitab (ITB)
Alkitab (IMB)
King James Version (KJV)
New American Standard Bible (NASB)
Greek New Testament (NA27)
Biblia Hebraica Stuttgartensia (BHS)

Anderson, Leith.  Yesus: Biografi Lengkap Tentang Pribadi-Nya, Negara-Nya, dan Bangsa-Nya. Yogyakarta: Gloria Graffa, 2008
Bacchiocchi, Samuele.  Popular Beliefs: Are They Biblical?. Berrien Springs, Michigan: Biblical Perspectives, 2008
Bavink, Herman.  Dogmatika Reformed. Jilid 1: Prolegomena. Penerjemmah: Ichwei G. Indra dan Irwan Tjulianto. Surabaya: Momentum, 2009.
Becker, Dieter. Pedoman Dogmatika: Suatu Kompendium Singkat. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001
Berkhof, Louis.  The History of Christian Doctrines. Carlisle, Pennsylvania: The Banner of Truth Trust, 1937
222 | B I B L I O G R A F I
TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab
Bernard, D. The Oneness of God, Hazelwood, MO: Word Aflame Press, 1986
Boersema, Jan A., Venema, Henk, Indrasmoro, Yoel M. Berteologi Abad XXI: Menjadi Kristen Indonesia ditengah masyarakat majemuk. Jakarta: Literatur Perkantas, 2015
Budyanto.  Mempertimbangkan Ulang Ajaran Tentang Trinitas. Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen, 2001
Chang, Eric H. H.  Apakah Yesus Allah Menurut Yohanes 1:1?: Sebuah Kajian Terperinci.  Semarang: Borobudur Publishing, 2011
Chung, Sung Wook.  Belajar Teologi Sistematika dengan mudah. Bandung: Visipress, 2011
Conner, Kein J. A Practical Guide To Christian Belief. Malang: Gandum Mas, 2004
Emmanuel, Mano. To Faith Add Understanding: An Introduction to Christian Doctrine. Sri Lanka:
TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab
Colombo Theological Seminary Publishing, 2009
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology. Jilid 1. Alih Bahasa: Rahmiati Tanudjaja. Malang: Literatur SAAT, 2012
Evans, Craig A.  Merekayasa Yesus.  Yogyakarta: Yayasan Andi, 2005
Evans, Williams.  The Great Doctrines of the Bible. Manila: OMF Literature Inc., 2008
Geisler, N. L. and A. Saleeb.  Answering Islam: The Crescent in Light of the Cross, 2nd edition, Grand Rapids, Michigan: Baker Books, 2002
Grenz, Stanley J.  Theology of the Community of God. Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans Publishing, 1994
Griffiths, J. G.  Triads and Trinity, Cardiff: University of Wales Press, 1996
B I B L I O G R A F I | 223
TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab
Grudem, Wayne.  Systematic Theology: An Introduction to Biblical Doctrine. Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 1994
Gulley, Norman R. Systematic Theology. God As Trinity. Berrien Springs, Michigan: Andrews University Press, 2011
Hadiwijono, Harun.  Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005
Hodge, Charles. Systematic Theology. Abridged Edition. Edward N. Gross, editor.  Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 1988
Holmes, S.  The Quest for the Trinity: The Doctrine of God in Scripture, History and Modernity, Downers Grove, Illinois: InterVarsity Press, 2012
Hunt, Anne.  The Trinity: Insights From The Mystics. Collegeville, Minnesota: Order of Saint Benedict Liturgical Press, 2010
Hunt, Anne. Trinity: Nexus of the Mysteries of Christian Faith. Maryknoll, New York: Orbis Books, 2005
Hurtado, L.  Lord Jesus Christ: Devotion to Jesus in Earliest Christianity, Grand Rapids, Michigan: WIlliam B. Eerdmans Publishing Company, 2003
Indra, Ichwei G. Teologi Sistematis: Pengetahuan Lanjutan bagi kaum awam dan anggota gereja. Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1999
Karkkainen, eli-Matti, The Trinity: Global Perspectives. Louisville, Kentucky: Westminster John Knox Press, 2002
Kaufman, Gordon D.  Systematic Theology: A Historicist Perspective. New York: Charles Scribner’s Sons, 1968
TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab
Komoszewski, J. Ed., Sawyer, M. James, Wallace, Daniel B.  Reinventing Jesus: Bagaimana Para Pemikir Skeptis Keliru Memahami Yesus dan Menyesatkan Budaya Populer.  Terjemahan oleh: Anwar Tjen dan Pericles G. Katoppo. Jakarta: Suluh Cendekia, 2011
224 | B I B L I O G R A F I
BUKU TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab
Letham, Robert.  Allah Trinitas: Dalam Sejarah, Theologi, dan Penyembahan. Jakarta: Momentum, 2011
Leupp, Roderick T. The Renewal of Trinitarian Theology: Themes, Patterns & Explorations. Downers Grove, Illinois: InterVarsity Press, 2008
Lockyer, Herbert. All the Doctrines of the Bible. Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 1964
Lohse, Bernhard. Pengantar Sejarah Dogma Kristen. Penerjemah:  A. A. Jewangoe.  Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.
McGrath, A.  Christian Theology: An Introduction, 4th edition, Malden, Massachusetts: Blackwell, 2007
Nugroho, Tjahjadi.  Manusia Yesus Kristus.  Semarang: Yayasan Sadar, 1995
Olson, R. and C. A. Hall.  The Trinity, Grand Rapids, Michigan: Eerdmans, 2002
Pandensolang, Welly.  Kristologi Kristen: Allah sejati dan manusia sejati. Jakarta: YAI Press, 2009
Peters, Ted.  God As Trinity:  Relationality and Temporality in Divine Life.  Louisville, Kentucky: Westminster John Knox Press, 1993
Reymond, Robert L.  A New Systematic Theology of the Christian Faith. Nashville, Tennessee: Thomas Nelson Publishers, 1998
Ryrie, Charles C. Teologi Dasar: Panduan popular untuk memahami Kebenaran Alkitab. Yogyakarta: Yayasan Andi, 1991
Sabdono, Erastus.  Doktrin Allah. Jakarta: Rehobot Ministry, 2016
__________.  Kristologi: Mengenal Pribadi Yesus. Jakarta: Rehobot Ministry, 2016
Sagala, Mangapul.  Kemuliaan Yesus:  Menyingkapkan Kristologi Injil Yohanes.  Jakarta: Literatur Perkantas, 2015
B I B L I O G R A F I | 225
BUKU TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab
Scheunemann, V. Apa kata Alkitab tentang Dogma Kristen. Malang: Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, 1988
Soru, Esra Alfred. Tritunggal Yang Kudus: Sebuah pendekatan historis, teologis, dan filosofis. Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2002
Thiessen, Henry C.  Teologi Sistematika. Edisi Revisi. Malang: Gandum Mas, 2010
Tilaar, Robert Oscar.  Alkitab, Trinitas dan Keilahian Yesus, Dapatkah dipercaya?. Bogor: n.p,, n.d..
Watson, Gordon. The Trinity and Creation in Karl Barth. Adeleide: Australasian Theological Forum, 2008
Wongso, Peter.  Dasar Iman Kepercayaan Kristen. Malang: Departemen Literatur SAAT, 1999
White, Ellen G.  The Desire of Ages.  Mountain View, Ca: Pacific Press Publishing Association, 1940. BUKU TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab .
Next Post Previous Post