PENJELASAN "TURUN KE DALAM KERAJAAN MAUT" (SIGNIFIKANSI DAN BAGI PENGINJILAN)

Ev. Agustinus, S.Th.
PENJELASAN "TURUN KE DALAM KERAJAAN MAUT" (SIGNIFIKANSI DAN BAGI PENGINJILAN)

Kekristenan telah diuji zaman melalui perjalanan panjang dan melewati berbagai pasang surutnya. Namun dalam perjalanan sejarah kekristenan, ada beragam tantangan yang dilaluinya. Pada masa Post-Modern ini, Kekristenan menghadapi masa yang sulit. 

Dari luar Gereja: ide-ide yang tidak alkitabiah lebih banyak digemari orang daripada doktrin yang benar, serta penindasan dari kelompok-kelompok yang menentang kekristenan. Dari dalam Gereja: ajaran sesat dan pengaruh post-modernisme masuk ke dalam gereja dan orang percaya, sehingga banyak orang kristen yang menaruh perhatiannya pada hal-hal baru dan ajaib (The Maser, Harry Potter, The Heaven is so Real, buku tentang Jalan-jalan ke Sorga karya Cho Thomas). 

Pada tahun 2012 kita dihebohkan dengan sebuah buku kontroversial After 30 dan Trip to Hell karya Philip Mantofa, yang berisi tentang kesaksian jalan-jalan ke neraka. Bahkan yang menggemparkan lagi, mereka (GMS) mengadakan Retreat Trip to Hell.

Pemahaman yang salah mengenai “turun ke dalam kerajaan maut” bisa jadi membuat banyak orang mulai disesatkan dan dipengaruhi dengan cerita spektakuler tentang neraka dan kesaksian tentang jalan-jalan ke neraka. Jikalau pengaruh ajaran semacam ini dibiarkan dan mempengaruhi gereja Tuhan, maka kesesatan akan merajalela dan banyak orang Kristen akan semakin jauh dari kebenaran. Kalau kita tidak menguji hal tersebut dengan kebenaran Alkitab, maka penyesatan akan tumbuh di mana-mana, dan berita Injil tidak bisa disiarkan secara efektif kepada banyak orang yang belum mendengar Injil.

B. TURUN KE DALAM KERAJAAN MAUT

Kalimat “Turun ke dalam Kerajaan Maut”1 ini tidak ada dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli yang mula-mula. Berikut perkembangan Formulasi Pengakuan Iman Rasuli2:

The Old Roman Creed (abad ke-4 M)

Aku percaya kepada Allah yang Mahakuasa.

Penjelasan:

(1) tidak ada kata “Bapa”. Sebagai catatan, Rufinus memakai “Bapa yang Mahakuasa” (tanpa “Allah”);

(2) frase “Khalik langit dan bumi” tidak ada.

Dan kepada Kristus Yesus Anak-Nya yang tunggal Tuhan kita.

Penjelasan:

versi kuno ini memakai “Kristus Yesus”, sedangkan versi lain yang lebih modern menggunakan “Yesus Kristus”.

Yang dilahirkan oleh Roh Kudus dan Anak Dara Maria.

Penjelasan:

frase ini tidak membedakan peranan antara Roh Kudus dan Maria (versi yang lebih modern memakai “dikandung oleh Roh Kudus, lahir dari Anak Dara Maria”).

Yang disalib di bawah [pemerintahan] Pontius Pilatus dan dikuburkan.

Penjelasan:

(1) tidak ada frase “yang menderita sengsara”;

(2) tidak ada “mati”, “turun ke dalam kerajaan maut”

Dan pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati.

Yang naik ke surga.

Dan duduk di sebelah kanan Bapa

Penjelasan:

versi modern memakai “Allah Bapa yang Mahakuasa”.

Dari sana Ia datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

Dan kepada Roh Kudus.

Gereja yang kudus

Penjelasan:

Tidak ada frase yang menyiratkan kesatuan gereja, misalnya “gereja yang kudus dan am / katholik” ataupun frase “persekutuan orang kudus”

Pengampunan (remission) dosa.

Penjelasan:

Versi modern memakai istilah “pengampunan” (forgiveness) dosa. Kata “remission” lebih menekankan hilangnya hukuman, sedangkan “foregiveness” lebih pada penghilangan dosa itu sendiri.

Kebangkitan daging (flesh)

Penjelasan: versi modern memakai kebangkitan tubuh (body). Istilah “daging” (flesh) dalam versi kuno mungkin dimaksudkan untuk menyerang konsep dualisme (pembedaan antara materi yang dianggap jahat dan hal-hal rohani yang dianggap baik). Konsep dualisme ini tercermin dalam Platonisme, Gnosticisme maupun Manichaenisme.

Hidup kekal.

Penjelasan:

Rufinus tidak menyebut bagian ini.

Gallican Version (abad ke-6 M)

Aku percaya kepada Bapa yang Mahakuasa.

Penjelasan:

Versi kuno tidak memakai sebutan “Bapa” (kecuali dalam kutipan Rufinus)

Aku juga percaya kepada Yesus Kristus Anak-Nya yang tunggal Tuhan kita

Penjelasan:

(1) versi ini menambahkan “aku juga percaya”;

(2) memakai urutan “Yesus Kristus” (bukan “Kristus Yesus”)

Yang dikandung oleh Roh Kudus, lahir dari Anak Dara Maria.

Penjelasan:

Peranan Roh Kudus dibatasi pada proses mengandung, sedangkan yang melahirkan adalah Anak Dara Maria.

Menderita sengsara di bawah [pemerintahan] Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, ia turun ke dalam kerajaan maut.

Penjelasan:

Versi ini menambahkan beberapa kata yang tidak ada dalam versi sebelumnya, yaitu

(1) “menderita sengsara”;

(2) “mati”;

(3) “turun ke dalam neraka”

Pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati

Naik ke surga Duduk di sebelah kanan Bapa

Dari sana Ia datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

Aku percaya kepada Roh Kudus

Penjelasan:

Ada tambahan “aku percaya kepada:

Gereja am yang kudus, persekutuan orang-orang kudus

Penjelasan:

Ada tambahan “am” (katholik) dan “persekutuan orang-orang kudus”

Pengampunan (remission) dosa

Kebangkitan daging (flesh)

Hidup kekal

Versi Modern

[Aku] percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa khalik langit dan bumi

Penjelasan:

(1) Sebutan “Allah” di versi kuno dan “Bapa” di versi Gallican digabungkan

(2) ada tambahan “khalik langit dan bumi”

Dan kepada Yesus Kristus Anak-Nya tunggal Tuhan kita

Yang dikandung Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria,

Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus

Disalibkan, mati dan dikuburkan, (turun ke dalam kerajaan maut)

Pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati

Naik ke surga, duduk disebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa

Penjelasan:

Versi kuno hanya memakai “Bapa”, sedangkan versi modern menggunakan “Allah Bapa yang Mahakuasa”

Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati

Aku percaya kepada Roh Kudus

Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus

Pengampunan (forgiveness) dosa

Kebangkitan tubuh

Dan hidup yang kekal.

Berbeda dengan bagian-bagian yang lain dari 12 Pengakuan Iman Rasuli, kata-kata ini tidak ada dalam Kitab Suci dan tidak didasarkan pada suatu pernyataan explecit dalam Kitab Suci. Ayat Alkitab yang paling sering dipakai sebagai dasar dari doktrin ini adalah 1Petrus 3:18-20. Para sarjana sering menganggap bagian ini sebagai bagian yang menunjukkan bahwa Kristus memang turun ke neraka dan tentang tujuan Kristus pergi ke neraka, yaitu memberitakan Injil kepada orang-orang yang sudah mati. 

Tetapi penafsiran sepert ini bertentangan dengan Mazmur 88:12 yang jelas menunjukkan bahwa tidak ada pemberitaan Injil dalam dunia orang mati! Di samping itu, ‘Roh’ (ay 19) = ‘Roh’ (ay 18), dan kata-kata ‘menurut Roh’ (ay 18) seharusnya adalah ‘oleh Roh / by the Spirit’, dan jelas menunjukk kepada Roh Kudus.

Peter Wongso mengatakan “Yesus bukan hanya menyelamatkan orang yang hidup, tetapi juga akan akan memberitahukan kepada mereka yang berpengharapan dalam keselamatan-Nya”3. Penafsiran Reformed yang umum pada ayat ini adalah: dalam Roh / oleh Roh, Kristus berkhotbah (memberitakan Injl) melalui Nuh kepada orang-orang yang tidak taat yang hidup sebelum air bah. Orang-orang ini masih hidup pada saat diinjili, tetapi disebut ‘roh-roh yang ada dalam penjara’ karena pada waktu Petrus menulis suratnya mereka sudah mati (Louis Berkhof)4.

Herman Hoekema, seorang ahli theologia Reformed, berpendapat bahwa arti ayat ini adalah: Kristus memang pergi kepada roh-roh yang ada dalam penjara (atau kepada roh-roh orang jahat yang menunggu penghakiman), tetapi: Ia tidak pergi secara pribadi, tetapi melalui Roh Kudus. Ia pergi bukan antara kematian dan kebangkitanNya, tetapi setelah kebangkitan dan kenaikanNya ke surga. Kristus memang memberitakan Injil kepada roh-roh yang ada dalam penjara itu, tetapi ini bukanlah pemberitaan Injil yang memungkinkan suatu pertobatan.

Ini hanya merupakan pengumuman/proklamasi tentang kemenangan yang telah Ia dapatkan5. Isu Krusial yang sebenarnya adalah penerjemahan 1 Petrus 3:19 oleh LAI – Alkitab terjemahan baru, yang menambahkan kata “Injil”, padahal Akitab bahasa Yunani tidak memakai kata “Injil”. Tambahan ini tidak dapat diterima, lagipula cenderung menyesatkan kealkitabiahan amanat Alkitab. Mungkin maksud yang lebih jelas adalah Kristus dalam Roh memberitakan kemenangan-Nya kepada roh-roh yang di penjara.6

John Calvin mengatakan bahwa ‘Turun ke neraka’ menunjukkan penderitaan rohani yang dialami oleh Kristus’. Calvin berkata bahwa 12 Pengakuan Iman Rasuli itu mula-mula menunjukkan penderitaan Kristus secara rohani, yang tidak terlihat oleh manusia. Ini terjadi pada saat Ia berteriak: ‘ELI, ELI, LAMA SABAKHTANI?’ (Matius 27:46).

Dasar Kitab Suci yang digunakan oleh Calvin: Kisah Para Rasul 2:24 – ‘sengsara maut’ bukan ‘maut’. Yesaya 53:4 – ‘dipukul dan ditindas oleh Allah’. Dengan demikian jelas bahwa Calvin tidak mempercayai bahwa antara kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus betul-betul turun ke neraka atau HADES atau tempat manapun. Antara kematian dan kebangkitan-Nya, roh/jiwa dari manusia Yesus pergi ke surga (sesuai dengan kata-kataNya dalam Lukas 23:43,46), sedangkan tubuh manusia Yesus ada di kuburan.


Ada juga orang Reformed yang menganggap bahwa ‘turun ke neraka / Kerajaan Maut’ berarti bahwa Yesus ada dalam kuasa maut sampai hari yang ke 3.

‘Westminster Confession of Faith’, chapter VIII, 4 berbunyi sebagai berikut:

“…was crucified, and died, was buried, and remainded under the power of death, yet saw no curruption. On the third day He arose from the dead…” (=… disalibkan, dan mati, dan dikuburkan, dan tetap ada di bawah kuasa kematian, tetapi tidak menjadi rusak / busuk. Pada hari ketiga Ia bangkit dari antara orang mati…)8. Sama seperti penafsiran Calvin, pandangan yang inipun tidak mempercayai bahwa Yesus betul-betul turun ke neraka / HADES. 9

C. SIGNIFIKANSI ‘TURUN KE DALAM KERAJAAN MAUT’ BAGI PENGINJILAN

Kalimat “Turun ke dalam kerajaan maut” menunjukkan bahwa Yesus benar-benar mati seperti manusia lain mati. Inilah penjelasan Rufinus, penafsiran Pengakuan Iman Rasuli (345-410 M). Dia memakai Kisah Rasul 2:31 sebagai dasar alkitabiah (Ia tidak ditinggalkan di dunia orang mati, berarti Ia sudah pergi ke sana) 10. Kalimat “turun ke dalam kerajaan maut” juga dikaitkan dengan gagasan ‘menggusur’ neraka, di mana melalui kematian dan kebangkitan Yesus memberitakan bahwa Dia telah mengalahkan Dosa, Iblis dan Maut.

Dalam lingkup Gereja Timur sebelum akhir abad ke-4, ungkapan ini sangat digemari para seniman pada masa itu dan sudah terkenal di kalangan orang Kristen. Namun mereka tidak memahami dan menyia-nyiakan kesempatan untuk lebih menghidupi iman mereka. Mereka juga tidak mengalami dampak apapun untuk semakin memberitakan tentang kemenangan. Kristus dan anugerah keselamatan yang sudah mereka rasakan dari Tuhan.

C.S. Lewis ketika ia membahas pokok tentang neraka dalam bukunya yang berjudul The Problem of Pain mengatakan: “Di dalam pembahasan kita mengenai neraka, kita harus tetap menempatkan di hadapan mata kita tentang kemungkinan kebinasaan, bukan menyangkut musuh-musuh kita ataupun teman-teman kita.. melainkan diri kita sendiri. Pasal ini tidak membicarakan mengenai istri atau anak anda, atau mengenai Nero atau Yudas Iskariot, melainkan mengenai Anda dan saya.” 11

Melalui tulisan ini, penulis menyimpulkan 3 hal:

Kesempatan untuk bertobat diberikan pada waktu manusia masih hidup, setelah mati tidak ada kesempatan lagi untuk bertobat. Orang kaya menangisi nasibnya karena penderitaan yang tidak berakhir, dia juga mengingat akan sanak keluarganya yang hidup dalam pemberontakan dan dosa kepada Allah (Lukas 16:19-31). Adakah saudara hari ini teringat akan sanak saudara yang belum percaya dan rindu untuk terus menerus mendoakan mereka dan memberitakan kemenangan Kristus kepada mereka?

Dalam riset misi masa kini, para sarjana meneliti ada blok-blok utama masyarakat yang belum terjangkau oleh Injil. Ada blok Budha, kekristenan belum membuat terobosan yang cukup berarti kecuali di kawasan di mana pengaruh Budha relative lemah, seperti di Korea dan suku-suku bangsa yang masih menganut Animisme. Tetapi banyak umat Budha mulai tersentak dari sikap mereka yang merasa puas dengan kerohanian mereka sendiri, karena belakangan ini negara-negara Indochina dilanda peperangan yang sangat tragis.

Blok Hindu, semenjak tahun 1990 banyak penelitian dan analisa telah dilakukan sehingga tenaga-tenaga misi yang tersedia dapat dimanfaatkan seefektif mungkin untuk mendatangi masyarakat dan kelompok-kelompok kasta Hindu yang tradisional. Masih banyak doa perlu dipanjatkan supaya kita dapat menerobos dan mencapai setiap lapisan dan segmen masyarakat. Blok Animisme-Dinamisme, kenyataan menunjukkan bahwa suku-suku di pedalaman yang paling responsif dalam menyambut Injil, padahal mereka mayoritas masih menganut Animisme-Dinamisme.

Seringkali, keyakinan iman kita masih dipengaruhi oleh keyakinan arwah nenek moyang, bahkan tidak sedikit orang Kristen yang masih memuja arwah nenek moyang, dan mendoakan orang yang sudah mati dengan harapan mereka mendapatkan tempat yang mapan serta kebahagiaan di dunia sana, padahal Alkitab tidak pernah mengajarkan hal demikian. Oleh karena itu kita harus meninggalkan praktik yang demikian, dan melihat ke luar bahwa banyak juga orang-orang di luar yang masih harus dimenangkan. Blok Islam, Islam merupakan tantangan terbesar yang dihadapi kekristenan dewasa ini.

Namun demikian, akhir-akhir ini banyak sekali hal telah terjadi yang semestinya membuat kita semakin percaya bahwa sebelum Tuhan Yesus datang kedua kali, Injil akan dinyatakan dengan cara yang cukup mengesankan dalam kelompok besar Islam ini. Begitu banyak doa yang dipanjatkan hari ini, jauh lebih banyak lagi di antara kita yang merasa terpanggil untuk memberitakan Injil kepada mereka, maka akan semakin banyak lagi dari antara mereka yang mendengar tentang Injil dan dimenangkan bagi Kristus.

Kesempatan yang diberikan kepada kita sangat terbatas. Oleh karena itu, selama kesempatan masih diberikan kepada kita untuk memberitakan kabar baik dari Kristus, pergunakanlah dengan sebaik-baiknya. Anda dipercayakan untuk melayani di berbagai lini kehidupan, yakni melalui profesi Anda.Saksikanlah berita kemenangan dari Kristus melalui profesi yang Anda kerjakan. 

Pada tahun 1979, J. Christy Wilson, pendiri dari International Assistance Mission menulis sebuh buku “Today’s Tentmaker”, di mana dia mendorong kaum awam untuk memberitakan Injil di dunia modern melalui profesi yang mereka miliki. Orang Krsiten masa kini juga bisa melakukan hal yang sama melalui profesi yang dimilikinya untuk memberitakan Injil keselamatan kepada orang yang belum mendengarnya.

Melalui artikel ini, penulis mendorong agar setiap orang Kristen semakin giat dalam pemberitaan Injil, menyaksikan kepada semua orang melalui kesaksian hidup dan pemberitaan kita bahwa Kristus telah menang atas maut dan Dia adalah Juruselamat manusia. Tidak ada cara alternatif atau jalan lain, Kristuslah satu-satunya jalan ke surga. “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). Mari bersemangat untuk memberitakan Injil, Tuhan Yesus memberkati!

1 LAI menerjemahkan ‘dunia orang mati’ atau ‘alam maut’

2 Diadopsi dari Yakub Tri Handoko, Th.M, Materi Pedalaman Alkitab GKRI Exodus, 19 September 2006.

3 Peter Wongso, Pengakuan-pengakuan Iman Kristen , (Malang: SAAT, 1992), 19.

4 Louis Berkhof, Teologi Sistematika 3: Doktrin Kristus

5 Herman Hoeksema, Systematic Theology: Coba bandingkan dengan pandangan Paul Enns, The Moody Hand Book of Theology, (Malang: SAAT, 2008), 464-466.

6 R.J. Porter MA, Katekisasi Masa Kini, (Jakarta: Yayasan Bina Kasih, 2009) 105. Bandingkan pula Tafsiran Alkitab Masa Kini, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, hlm. 827).

7 Dalam Buku Katekisasi Sinode Gereja Kristen Abdiel edisi tahun 2001, dikatakan ‘Turun ke dalam kerajaan maut (sama dengan ke neraka) berarti masuk ke kuburan, menggantikan orang lain menderita sengsara atau masuk ke daerah atau masuk ke daerah iblis untuk mengalahkan iblis. Lihat dalam: Buku Katekisasi Sinode Gereja Kristen Abdiel, (Surabaya: Komisi Teologi Sinode GKA, 2001), 59.

8 G.I. Williamson, Pengakuan Iman Westminster, (Surabaya: Momentum, 2006), 117.

9 Bandingkan pandangan John Calvin, Institusio, (Jakarta: Gunung Mulia, 2005), 124. Pandangan dari Peter Wongso, Pengakuan-pengakuan Iman Kristen,(Malang: SAAT, 1992), 19-20. Lihat juga dalam Vetus Romanum oleh Francis A. Schafer, Michigan Publishing House, Electonic Edition-Pdf.

10 R.J. Porter MA, Katekisasi Masa Kini…, 104.

11 C.S. Lewis dalam bukunya The Problem of Pain sebagaimana dikutip oleh Peter Kreeft & Ronald K. Tacceli, Pedoman Apologetik Kristen jilid 2, (Bandung: Kalam Hidup, 2000), 133.PENJELASAN "TURUN KE DALAM KERAJAAN MAUT" (SIGNIFIKANSI DAN BAGI PENGINJILAN).
Next Post Previous Post