ARTI AKU TIDAK PERNAH MENGENAL KAMU (MATIUS 7:22-23)

Pdt.Samuel T. Gunawan, M.Th.
ARTI AKU TIDAK PERNAH MENGENAL KAMU (MATIUS 7:22-23)
otomotif, bisnis
MEMAHAMI UCAPAN YESUS “AKU TIDAK PERNAH MENGENAL KAMU” DALAM MATIUS 7:22-23

“Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:22-23)

Ucapan Yesus “Aku tidak pernah mengenal kamu” adalah pernyataan deklaratif penghakiman dan penolakan Kristus terhadap nabi-nabi palsu pada akhir zaman. Berikut penjelasnya.

Pertama, ucapan deklarasi penghakiman Yesus “Aku tidak pernah mengenal kamu” tersebut ditujukan kepada nabi-nabi palsu. Konteks Matius 7:15-23 ini menjelaskan bahwa Kristus sedang berbicara tentang kewaspadaan terhadap “nabi-nabi palsu” yang berusaha mengelabui orang-orang percaya dengan cara penyamaran atau pemalsuan. Pemalsuan adalah upaya untuk menyerupai yang asli tetapi tidak memiliki mutu atau kualitas seperti aslinya.

Kata Yunani “pseudoprophētōn” berarti “nabi-nabi yang menyampaikan pesan berisi kebohongan”. Hal ini nyata dari kata-kata Tuhan Yesus bahwa nabi-nabi palsu itu “en endumasion probaton“ yang oleh AITB LAI diterjemahkan dengan “menyamar seperti domba”. Frase Yunani “en endumasion probaton“ diterjemahkan dengan tepat dalan NIV “in sheep’s clothing (dalam pakaian domba)”.

Kata lain untuk “palsu” adalah “tiruan atau imitasi”. Karena itu, Yesus memulai peringatanNya dengan “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas” (Matius 7:15). Kata “waspadalah” dalam ayat tersebut adalah kata Yunani “prosekhete” merupakan bentuk present imperatif orang kedua jamak dari kata Yunani “prosekho”.

Secara leksikal kata ini dapat diterjemahkan dengan “berhati-hatilah” atau “perhatikanlah dengan seksama”. Secara gramatika, bentuk imperatifnya menunjukkan keseriusan dari perintah ini, sedang present tense-nya menunjukkan sikap kewaspadaan yang harus terus menerus dilakukan terhadap nabi-nabi palsu. Yesus menyebut nabi-nabi palsu ini dengan sebutan “lukos” atau “serigala”. Namun mereka bukan hanya sekedar serigala tetapi disebut juga “yang buas”, di mana dalam bahasa Yunani kata “harpaks” berarti “perampok, penipu, atau rakus” (ayat 15).

Nabi-nabi palsu ini disebut juga dengan “anomion” atau “pembuat kejahatan” atau “pelanggar hukum” yang melawan kehendak Tuhan (Matius 7: 23). Jadi, Orang-orang yang “bernubuat, mengusir setan, dan mengadakan banyak mujizat” dalam Matius 7: 22 tersebut bukanlah orang percaya yang lahir baru (diselamatkan), tetapi mereka adalah nabi-nabi palsu (ayat 15).

Kedua, pernyataan deklaratif Yesus tersebut dalam frase Yunani adalah “hoti oudepote egnon humas” yang secara harafiah diterjemahkan “karena tidak pernah (sekalipun) Aku mengenal kamu”. Kata Yunani “egnon” dalam ayat tersebut merupakan bentuk aorist indikatif aktif dari kata “ginosko” yang berarti “mengetahui atau mengenal”.

Kata “egnon” tersebut dinegasi secara tegas dengan kata “oudepote” yang diterjemahkan dengan “tidak pernah”, untuk menekankan bahwa memang tidak pernah sama sekali dalam satu titik waktu di masa lampau sampai dengan penghakiman itu dideklarasi, para nabi palsu tersebut memiliki relasi pribadi dengan Yesus. Artinya, tidak pernah ada intimasi atau relasi pribadi dengan Yesus sehingga memang Yesus tidak mengenali mereka; atau dengan kata lain, mereka belum pernah menjadi milik Yesus.

Karena itulah mereka tidak disebut dengan sebutan “probaton (domba” tetapi dengan sebutan “lukos (serigala)”. Nasib mereka dalam penghakiman terakhir nanti adalah kebinasaan kekal yang digambarkan Yesus dengan ungkapan seperti pohon yang “ditebang dan dibuang ke dalam api” (ayat 19). Keadaan tidak pernah dikenalinya nabi-nabi palsu ini kontras dengan keadaan “domba” atau orang percaya yang dikenal oleh Kristus.

Kristus dalam Yohanes 10:27-28 mengatakan, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku”. Di sini Yesus sendiri yang menyatakan bahwa orang yang termasuk domba, yaitu orang-orang pilihan-Nya pasti akan mendengar suara-Nya dan mengikuti-Nya. Orang-orang yang percaya kepada Kristus dan menjadi milik Kristus ini adalah orang-orang yang kenali oleh Yesus.

Kepada mereka Yesus memberikan kehidupan yang kekal, suatu kehidupan yang tidak pernah berakhir. Hal ini merupakan jaminan yang pasti bagi keselamatan mereka! Lebih dari itu, dalam ayat 28 Yesus sendiri menyatakan bahwa “mereka pasti tidak akan binasa”. Kata yang diterjemahkan “tidak akan” adalah kata Yunani “ου μη (ou mê)”. Secara gramatikal kata “ου μη (ou mê)” merupakan suatu bentuk double negative (negatif ganda), yaitu gabungan dari dua kata “ou” dan “mê” keduanya berarti “tidak”.

Jadi frase “mereka pasti tidak akan binasa” dalam bahasa Yunani tersebut merupakan cara pengungkapan negasi yang terkuat “ou mē” dengan aorist subjuctive. Secara harfiah ayat frase tersebut diterjemahkan dengan cara demikian, “dan tidak ada kemungkinan sedikit pun bagi mereka untuk binasa sampai kekekalan”.

Ketiga, frase “banyak orang” dalam Matius 7: 22 berarti “bukanlah semua orang”. Dengan demikian orang-orang yang melakukan mukjizat, pengusiran setan dan bernubuat yang berasal dari Tuhan dan yang melakukan kehendak Tuhan bukanlah termasuk kelompok orang-orang yang ditolak (serigala yang buas dan nabi-nabi palsu) tersebut. Iblis selalu berusaha meniru dan memalsukan karya-karya Tuhan untuk menarik perhatian orang-orang Kristen. Tetapi, orang Kristen sejati tidak akan mudah tertipu karena mereka mengenal Kristus (Bandingkan Yohanes 10:27).

Justru dengan adanya mukjizat, penyembuhan, dan nubuat dari para nabi palsu tersebut menunjukkan memang benar-benar ada mukjizat, penyembuhan dan nubuat yang benar-benar asli. Dengan mengenali yang asli orang Kristen akan terhindar dari penipuan. Bagaimanakah caranya “serigala yang buas” dan “nabi-nabi palsu” ini dapat dikenali oleh orang percaya? Jawabannya “dari buahnya”. Tuhan Yesus Kristus mengatakan “dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka” (Matius 7:16,20).


Di 9sini, dengan gaya tulisan kiastik simetris (melintang sejajar) dalam Matius 7:16-20 menunjukkan adanya “inclusio”, yakni pengulangan atau penegasan kembali Matius 7: 16 (dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka) di dalam Matius 7: 20 (jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka). Bila dicermati dengan teliti maka ide pokok yang mengikat kesatuan kiastik simetris Matius 7 ayat 16-20 ini adalah “karpos (buah)”. Buah di sini merupakan indikator utama untuk mengenali kepalsuan para nabi palsu tersebut. Buah yang baik dihasilkan dari pohon yang baik. Sebaliknya buah yang tidak baik dihasilkan dari pohon yang tidak baik (Matius 7: 17-18).

Yang dimaksud dengan buah di sini bukanlah hasil pekerjaan berupa kemampuan untuk “bernubuat, mengusir setan dan penyembuhan”, melainkan menunjuk kepada “motivasi dan karakter pribadi”. Karena di sini Yesus memberikan petunjuk untuk mengidentifikasi nabi palsu itu dari sisi etika, bukan dari sisi doktrinal, maka para nabi palsu itu perlu diuji dengan memperhatikan buahnya, bukan pada tindakan supranatural yang mereka lakukan. 

Tetapi tentu saja, ajaran atau doktrin yang dipercayai oleh seseorang, entah buah yang baik ataupun buah yang buruk, sangat menentukan etika, yaitu motivasi dan karakter pribadi (Bandingkan 2 Petrus 2:1-22). Alkitab mengajarkan bahwa doktrin yang benar adalah doktrin yang sehat (1 Timotius 1:10; 2 Timotius 4:2-4; Titus 1:9; 2:1).

Doktrin yang sehat akan memelihara orang percaya agar tetap sehat dan terhindar dari kekeliruan. Doktrin dan pengajaran yang sehat selalu diharapkan untuk menghasilkan kehidupan yang kudus. Doktrin yang sehat tidak hanya dinyatakan melalui pengakuan iman atau kredo, tetapi melalui kehidupan yang berbuah-buah, yang sesuai dengan kehendak Tuhan. 

Dengan demikian, Matius 7:21-23 ini tidak dimaksudkan untuk menyatakan semua mukjizat, pengusiran setan, dan nubuat itu palsu, melainkan peringatan kepada orang Kristen untuk mewaspadai kepalsuan dari para nabi-nabi palsu. 6ARTI AKU TIDAK PERNAH MENGENAL KAMU (MATIUS 7:22-23). 
Next Post Previous Post