PENGERTIAN PREDESTINASI

PENGERTIAN PREDESTINASI
Bab 2.Predestinasi.


Ajaran ini tidak hanya diajarkan oleh John Calvin melainkan juga oleh Agustinus, Wycliffe, Luther, Zwingli, Zanchius, Owen, Whitefield, Toplady, Bullinger, Bucer dan hampir semua tokoh dalam Reformasi. Selain ahli-ahli ahli teologi besar dalam sejarah tersebut, ajaran predestinasi ini juga diajarkan oleh tokoh-tokoh teologi modern seperti Hodge, Dabney, Cunningham, Smith, Shedd, Warfield, dan Kuyper.

Di dalam Pengakuan Iman Westminster Bab 3 butir 1 disebutkan tentang predestinasi bahwa "Allah pada mulanya, melalui kehendakNya yang bijaksana dan suci, dengan bebas (tanpa dipengaruhi apapun) dan pasti (tidak bisa berubah) telah menentukan segala sesuatu yang akan terjadi; sedemikian rupa sehingga Dia bukanlah pencipta dosa, dan tidak memaksakan kehendak mahluk ciptaanNya, serta tidak menghilangkan kebebasan dan keterlibatan pengaruh-pengaruh luar, melainkan memastikannya." 

Lebih jauh lagi dikatakan pada butir 2 bahwa "Meskipun Allah mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi dalam segala kondisi; Dia tidak menentukannya karena Dia sudah melihat (mengetahui) hal-hal tersebut terlebih dahulu, atau karena Dia sudah mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang apabila kondisi yang ditetapkan terlaksana."

Predestinasi dalam bahasa Yunani disebut "proorizo" yang berarti "menentukan sebelumnya" dan berlaku untuk maksud-maksud Allah yang meliputi pemilihan. Dalam pengertian ini dengan mudah kita pahami bahwa segala sesuatu tidak akan ada dan tidak dapat terjadi jika Tuhan tidak menentukan sebelumnya. Dalam Yesaya 14:24 tegas-tegas dinyatakan bahwa: “Tuhan semesta alam telah bersumpah, firman-Nya: “Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana”.

PEMILIHAN MERUPAKAN PREDESTINASI

Pemilihan dalam bahasa Yunani disebut "eklego" yang berarti menunjuk kepada terpilihnya suatu umat di dalam Kristus oleh Allah supaya mereka itu kudus dan tidak bercacat di hadapan-Nya, (bd. 2Tesalonika 2:13).

Pemilihan terhadap umat pilihan Tuhan adalah sebagai hal yang sudah ditentukan oleh Allah sebelumnya. Pemilihan adalah pilihan Allah terhadap umat "di dalam Kristus" (Efesus 1:4-5)

PREDESTINASI DALAM BERBAGAI PANDANGAN

PANDANGAN LUTHERANISME

Lutheranisme adalah suatu aliran dalam kekristenan yang doktrin pengajarannya berdasarkan pada ajaran Martin Luther(1483-1546). Martin Luther adalah seorang tokoh reformasi gereja, yang berani mengkritik ajaran dan praktek gereja pada waktu itu yang dianggap telah menyimpang dan menyesatkan jemaat.

Ajaran khas Martin Luther yang seringkali juga diakui sebagai ciri khas ajaran Reformasi disimpulkan dalam tiga sola, yaitu sola fide, sola gratia, dan sola scriptura, yang berarti "hanya iman", "hanya anugerah", dan "hanya Kitab Suci". Maksudnya, Martin Luther menyatakan bahwa keselamatan manusia hanya diperoleh karena iman kepada karya anugerah Allah yang dikerjakan-Nya melalui Yesus Kristus, sebagaimana yang disaksikan oleh Kitab Suci : “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Efesus 2:8-9).

Tentang predestinasi, Lutheranisme mengajarkan dan meyakini bahwa umat pilihan di-predestinasi untuk memperoleh keselamatan. Tidak seperti Calvinisme, Lutheranisme tidak percaya pada predestinasi untuk kebinasaan atau reprobasi. Sebaliknya, Lutheranismemengajarkan hukuman kekal adalah hasil dari dosa-dosa orang fasik, penolakan terhadap pengampunan dosa, dan ketidakpercayaan. Sikap Lutheranisme terhadap predestinasi diatur dalam buku “On the Bondage of the Will”, yang diterbitkan pada tahun 1525. Buku tersebutdipublikasikan oleh Luther dalam menanggapi risalah yang diterbitkan oleh Desiderius Erasmus tahun 1524 dikenal sebagai “On Free Will”.

PANDANGAN CALVINISME / REFORMED

Calvinisme adalah aliran dalam Kekristenan yang doktrin pengajarannya berdasarkan pada ajaran Johanes Calvin (1509-1564). Johanes Calvin atau Jean Calvin adalah seorang teolog Kristen yang berasal dari Prancis, merupakan seorang teolog Kristen yang terkemuka setelah era Martin Luther. Namanya dikenal dalam kaitan dengan sistem teologi Kristen yang disebut Calvinisme, di mana pengajarannya menekankan kedaulatan pemerintahan Tuhan atas segala sesuatu. Theologi yang diajarkan sering juga disebut sebagai teologi Reformed.

Teologi Calvinisme kadang-kadang diidentifikasi dengan lima poin Calvinisme. Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan Arminianisme, tetapi bukan sebagai ringkasan lengkap dari tulisan Calvin atau teologi gereja-gereja Reformed pada umumnya. Dalam bahasa Inggris, kadang-kadang dikenal dengan singkatan TULIP : Total depravity (Kerusakan total); Unconditional election (Pemilihan tanpa syarat); Limited atonement (Penebusan terbatas); Irresistible grace (Anugerah yang tidak dapat ditolak); Perseverance of the saints (Ketekunan orang-orang kudus).

Mengenai doktrin predestinasi, Calvinisme berkeyakinan Allahlah yang menentukan takdir kekal terhadap orang-orang, ada yang untuk mendapat keselamatan oleh kasih karunia, sementara sisanya akan menerima penghukuman kekal atas semua dosa mereka, terutama dosa asal mereka. Yohanes Calvin memikirkan secara dalam sesuatu yang ada di Alkitab dan tidak bisa dimungkiri lagi, yakni adanya Anugerah yang tidak dapat ditolak dan Pemilihan yang terbatas. 

Anugerah kepada manusia yang dipilih Tuhan tidak mungkin dapat ditolaknya, karena sudah dipilih oleh Tuhan berdasarkan kedaulatan Tuhan bukan karena kebaikan atau kelebihan apapun dari manusia tersebut, maka mulai dari itu pemilihan Allah kepada manusia tersebut terbatas tergantung kepada kedaulatan Allah. Apakah hal ini adil? Yang disebut adil adalah setiap orang yang jatuh dalam dosa pasti harus binasa, jadi seharusnya semua binasa. Kalau Allah memilih manusia untuk diselamatkan berdasarkan kedaulatan Allah adalah karena kasih dan karunia Tuhan sebagai Anugerah Allah.
Akibat dari reformasi atau pengembangan yang dilakukannya sepanjang sejarah Calvinisme, maka menimbulkan berbagai variasi dari Calvinisme.

Berikut ini adalah beberapa variasi yang ada:
(1) Lapsarianisme.

Dalam teologi Calvinisme, ada dua aliran dari pemikiran mengenai kapan dan siapa yang dipredestinasikan Allah:

1). Supralapsarianisme (dari bahasa Latin: supra, "di atas", yang berarti "sebelum" + lapsus, "jatuh"), atau Antelapsarianisme,kadang-kadang disebut "Calvinisme tinggi", yang berpendapat bahwa Allah menetapkan sebagian orang untuk keselamatan dan sebagian untuk kebinasaan sebelum manusia jatuh ke dalam dosa.

2) Infralapsarianisme (dari bahasa Latin: infra , "di bawah", yang berarti "setelah" + lapsus, "jatuh") atau dikenal juga dengan sublapsarianisme atau postlapsarianisme, kadang-kadang disebut "Calvinisme rendah",berpendapat bahwa penetapan Allah terhadap siapa yang dipilih dan siapa yang ditolak terjadi setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa.

(2) Amyraldisme.
Amyraldisme adalah bentuk modifikasi dari teologi Calvinisme yang menolak salah satu dari lima poin Calvinisme, yakni doktrin penebusan terbatas (limited atonement), dan mendukung penebusan tidak terbatas (unlimited atonement). Secara sederhana, Amyraldisme menyatakan bahwa Tuhan telah menyediakan penebusan Kristus bagi semua orang tanpa kecuali, namun melihat bahwa tidak ada satupun yang dengan sendirinya akan percaya, maka Tuhan pun kemudian memilih orang-orang yang Ia akan bawa kepada iman di dalam Kristus, dengan demikian anggapan ini berusaha mempertahankan doktrin Calvinis tentang pemilihan tanpa syarat tetapi menjadi bertentangan dengan doktrim Calvinis tentang penebusan terbatas.

(3) Hiper-Calvinisme
Hiper-Calvinisme adalah keyakinan bahwa Allah menyelamatkan umat pilihan melalui kehendak kedaulatan-Nya tanpa atau hanya sedikit menggunakan metode (seperti penginjilan, khotbah, dan doa bagi yang hilang) dalam mewujudkan keselamatan itu. Hiper-Calvinis terlalu menekankan kedaulatan Allah dan terlalu mengabaikan tanggung jawab manusia dalam karya keselamatan.

Menurut Edwin H. Palmer, Hiper-Calvinisme bertentangan secara frontal dengan Arminianisme. Sementara penganut Arminian menyangkal kedaulatan Allah, Hiper-Calvinis meninggalkan fakta tanggung jawab manusia. Ia melihat pernyataan yang jelas dari Alkitab mengenai penentuan lebih dulu dari Allah dan memegang hal itu dengan teguh. Tetapi karena tidak mampu mendamaikannya secara logis dengan tanggung jawab manusia, ia menyangkal tanggung jawab manusia itu. Jadi orang Arminian dan orang hyper-Calvinist, sekalipun merupakan kutub-kutub yang bertentangan, sebetulnya sangat dekat dalam cara berpikirnya.

PANDANGAN ARMINIANISME

Arminianisme adalah sebuah aliran pengajaran soteriologis dalam Krisaten Protestan, yang berdasarkan pada pemahaman teologis dari seorang teolog Reformasi Belanda yakni Jacobus Armenius (1560-1609).

Arminian berpendapat bahwa predestinasi Allah berdasarkan pra-pengetahuan Allah. Mereka percaya bahwa Allah memilih orang-orang yang Ia "tahu lebih dahulu" mau percaya untuk diselamatkan, sehingga pra-pengetahuan Allah itu didasarkan pada syarat atau kondisi yang dibentuk oleh manusia.
Arminianisme mengajarkan bahwa: (1) Pemilihan (dan kutukan pada hari kiamat) tergantung pada iman rasional atau ketidak percayaan manusia; (2) Penebusan, secara kualitatif memadai untuk semua orang, hanya manjur untuk orang beriman; (3) Tanpa bantuan oleh Roh Kudus, orang tak mampu menanggapi akan Allah; (4) Anugerah atau Kasih karunia dapat ditolak; (5) Orang-orang percaya mampu melawan dosa tetapi tidak di luar kemungkinan jatuh dari kasih karunia.

Dengan demikian, inti dari doktrin atau pengajaran Arminianisme terletak pada pernyataan bahwa martabat manusia menuntut adanya kehendak bebas yang tidak terhalang, termasuk menolak kasih karunia keselamatan dari Allah bahkan yang sebelumnya telah diterima. Ini artinya seseorang yang telah beriman kepada Kristus bisa menjadi murtad.

PANDANGAN KATOLISISME/KATOLIK

Katolisisme adalah suatu pengajaran atau doktrin dalam aliran dalam Kekristenan yang berdasar pada ajaran gereja Katolik. Gereja Katolik, yang secara luas sering juga disebut Gereja Katolik Roma, adalah Gereja Kristen terbesar di dunia, dan diperkirakan memiliki 1,3 milyar jemaat, yakni kira-kira setengah dari seluruh umat Kristen seperenam dari populasi dunia.

Doktrin/pengajaran serta keyakinan-keyakinan Katolik didasarkan atas deposit iman (mencakup baik Kitab Suci maupun Tradisi Suci) yang diwarisi sejak zaman para Rasul,dan yang diinterpretasi oleh Otoritas Pengajaran Gereja. Keyakinan-keyakinan tersebut terangkum dalam Kredo Nicea, dan secara resmi dirinci dalam Katekismus Gereja Katolik. Peribadatan Katolik yang formal, yang disebut liturgi, diatur oleh otoritas Gereja. Gereja Katolik memiliki tujuh Sakramen gereja, namun oleh penganut Kristen Protestan hanya mengakui dua Sakramen saja, yakni Sakramen Perjamuan Kudus dan Sakramen Baptisan Kudus.

Mengenai hal predestinasi, Gereja Katolik pun mengajarkan predestinasi, namun menolak pendapat Yohanes Calvin mengenai "predestinasi ganda", yang menyatakan bahwa ada sebagian manusia yang sudah ditentukan untuk menerima hukumkan abadi atau kebinasaan. Katekismus Gereja Katolik (KGK) 1037 menjelaskan bahwa tidak ada seorang pun yang ditentukan lebih dahulu oleh Tuhan untuk binasa (masuk neraka), yang mana hal ini telah disampaikan dalam Konsili Orange II tahun 529 dan ditegaskan dalam Konsili Trente tahun 1547; tetapi jika seseorang mengingkari Allah secara sukarela dan sengaja (dengan melakukan dosa berat), dan ia bertahan dengan keras hati sampai akhir hidupnya di dunia ini, akan mengantarnya pada kebinasaan. Selain itu KGK 1037 juga mengutip kata-kata Rasul Petrus dalam 2 Petrus 3:9 yang menyatakan bahwa "Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat"

KGK 600 menjelaskan dengan cara lain mengenai hal ini: bagi Allah setiap waktu (dari awal hingga akhir jaman) adalah masa kini yang sedang berlangsung (di hadapan-Nya). Kalau Ia sudah "menentukan" sesuatu sebelumnya dalam rencana-Nya yang abadi, Ia juga telah memperhitungkan tanggapan atau kehendak bebas masing-masing orang dalam menjawab rahmat-Nya. Ketika Allah telah menentukan sejak semula bahwa Yesus akan mengalami penderitaan (Kisah 4:27-28), Allah membiarkan semua itu terjadi — karena ketidaktahuan mereka — demi rencana keselamatan-Nya (Matius 26:54, Kisah 3:17-18); demikian berarti Allah telah memperhitungkan apa yang akan mereka lakukan terhadap Yesus sebelum semuanya terjadi.

PANDANGAN ST. AGUSTINUS

Agustinus dari Hippo atau Aurelius Augustinus (354-430), juga dikenal sebagai Santo Agustinus, adalah seorang filsuf dan teolog Kristen awal yang tulisannya mempengaruhi perkembangan Kekristenan Barat dan filsafat Barat. Ia dipandang sebagai salah seorang Bapa Gereja terpenting dalam Kekristenan Barat karena tulisan-tulisannya pada Era Patristik. Di antara karya-karyanya yang terpenting misalnya “Kota Allah” (The City of God) dan “Pengakuan-Pengakuan”.

Agustinus mengajarkan bahwa Allah mengatur segala sesuatunya namun tetap mempertahankan kebebasan manusia. Sebelum tahun 396, ia meyakini bahwa predestinasi didasarkan pada pra-pengetahuan (foreknowledge) Allah mengenai siapa individu yang akan percaya kepada-Nya, bahwa rahmat atau kasih karunia Allah adalah "suatu ganjaran atas persetujuan manusia". Belakangan, dalam tanggapannya terhadap Pelagius, Agustinus mengatakan bahwa dosa kesombongan terkandung dalam anggapan bahwa "kita adalah orang-orang yang memilih Allah atau juga Allah yang memilih kita (dalam prapengetahuan-Nya) karena sesuatu yang layak dalam diri kita", dan berpendapat bahwa anugerah Allah menyebabkan tindakan keimanan seseorang.

Para akademisi berbeda pendapat dalam hal apakah ajaran Agustinus menyiratkan predestinasi ganda, yaitu keyakinan bahwa Allah telah memilih sejumlah orang untuk menerima kebinasaan sementara yang lainnya menerima keselamatan. Para akademisi Katolik cenderung membantah kalau ia memegang pandangan seperti itu, sedangkan beberapa akademisi Protestan dan sekuler menyatakan bahwa Agustinus percaya akan predestinasi ganda. Beberapa teolog Protestan, misalnya Justo L. González dan Bengt Hägglund, menafsirkan kalau ajaran Agustinus mengimplikasikan bahwa kasih karunia atau anugerah adalah sesuatu yang tidak dapat ditolak oleh mereka yang ditentukan untuk menerima keselamatan, menyebabkan konversi atau pertobatan mereka, dan menimbulkan ketekunan.

Dalam “Tentang Teguran dan Rahmat” (De correptione et gratia), Agustinus menulis: "Dan apa yang tertulis, bahwa 'Ia menghendaki supaya semua orang diselamatkan', sementara tidak semua orang terselamatkan, dapat dipahami dalam banyak cara, beberapa di antaranya telah saya sebutkan dalam tulisan-tulisan saya yang lain; tetapi di sini saya akan mengatakan satu hal: Ia menghendaki semua orang untuk diselamatkan, dikatakan demikian bahwa semua yang telah ditentukan [untuk selamat] dapat dipahami dengan hal itu, karena segala jenis orang termasuk di antara mereka."

Dalam tulisannya untuk melawan Pelagianisme, Agustinus menyatakan bahwa Allah telah "menentukan" semuanya dan bukanlah kekuatan kehendak seseorang yang menyebakan sesuatu dapat terjadi. Katanya, meskipun seseorang melakukan hal-hal baik, Tuhan sendirilah yang membuatnya dapat melakukan apa yang Dia perintahkan; dan bukan karena orang tersebut yang menyebabkan Tuhan melakukan apa yang telah Dia janjikan. Kemudian dalam "On Grace and Free Will" Ch.2, St Agustinus menjelaskan bahwa “Tuhan telah mengungkapkan kepada manusia — melalui Kitab Suci-Nya — bahwa dalam diri setiap manusia ada satu kehendak bebas untuk memilih. Semua ajaran Tuhan hanyalah berguna jika manusia memiliki kehendak bebas untuk memilih, supaya seseorang dapat memperoleh imbalan yang dijanjikan-Nya dengan melakukan ajaran-ajaran-Nya.” Dengan demikian Agustinus menyatakan bahwa Allah memang menentukan keselamatan manusia, namun manusia perlu menanggapi melalui kehendak bebasnya dengan melaksanakan semua ajaran-Nya.

Pernyataan bahwa Allah menciptakan manusia dan malaikat sebagai makhluk-makhluk rasional yang memiliki kehendak bebas dapat ditemukan dalam teodisi Agustinus. Kehendak bebas tidak dimaksudkan untuk berbuat dosa, berarti bahwa kehendak bebas tidak memiliki pre-disposisi yang sama pada kebaikan dan kejahatan. Suatu kehendak yang telah dikotori oleh dosa tidak lagi dianggap "bebas" seperti sebelumnya karena kehendak tersebut telah terikat dengan hal-hal duniawi, yang dapat saja hilang atau sulit dilepaskan, sehingga menyebabkan ketidakbahagiaan. Dosa merusak kehendak bebas, kendati tidak sampai menghancurkannya, sementara anugerah atau rahmat memulihkannya. Hanya suatu kehendak yang dulunya bebas yang dapat terkorupsi oleh dosa. Dengan kata lain, kehendak bebas memungkinkan manusia dapat berbuat dosa sehingga kehendak bebasnya rusak, namun anugerah memulihkan kembali kehendak bebasnya.

Agustinus sering mengatakan bahwa “setiap orang dapat diselamatkan jika mereka menginginkannya. Walaupun Allah mengetahui siapa yang akan dan tidak akan terselamatkan, dengan tidak adanya kemungkinan bagi yang tidak ingin diselamatkan untuk dapat diselamatkan dalam kehidupan mereka, hal ini menggambarkan pengetahuan sempurna Allah mengenai bagaimana setiap manusia akan memilih sendiri nasib mereka dengan bebas.”

Pemikiran Agustinus memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap perkembangan pemikiran Kekristenan selanjutnya. Teologi dan filosofi abad pertengahan berakar di dalam ide-ide Agustinus dari Hippo. Dasar etika Agustinus adalah etika yang menekankan pentingnya kehendak bebas dan anugerah Allah sebagai dasar perbuatan etis manusia. Menurut Agustinus, Allah mengetahui segala hal sebelum manusia bertindak. Namun, hal itu bukan berarti segala sesuatu telah terjadi menurut takdirnya (takdir merupakan bentuk penolakan dari kamauan kehendak bebas). Allah memang berkuasa, tetapi Allah tetap memperbolehkan manusia untuk berkehendak.

Manusia tetap mempunyai kuasa untuk berkehendak bebas sama seperti Tuhan yang juga mempunyai kuasa dan kehendak. Agustinus menyebutkan dua buah kehendak, yaitu Kehendak bebas Allah dan kehendak bebas manusia. Perbedaannya, kehendak manusia seringkali digunakan dengan cara yang salah, seperti melontarkan kata-kata kotor, kelancangan, dan fitnah.

Tidak ada kejahatan di luar keinginan. Allah Sang Pencipta menciptakan semuanya dengan baik. Agustinus menolak segala bentuk teologi dualisme metafisik. Allah sendiri yang menjadi sumber seluruh keberadaan dan segala sesuatu yang baik. Menurut Agustinus, hal-hal yang jahat bukan diciptakan Allah. Menurut Agustinus kejahatan ditemukan dalam keinginan ciptaan yang memiliki akal budi. Dalam melakukan kejahatan setiap orang dibebaskan dari keadilan dan menjadi hamba dosa. Namun, tidak ada seorangpun yang bisa bebas dari dosa dengan melakukan hal-hal yang baik. Seseorang hanya dapat dibebas-kan dan lepas dari yang jahat hanya melalui anugerah Allah.
Tanpa anugerah Allah, perbuatan baik yang mereka lakukan tidak ada artinya. Allah sendiri yang bekerja dalam diri manusia. Allah yang memberi kesadaran kepada manusia mengapa manusia harus berbuat baik dan tidak berbuat jahat.


Pandangan Agustinus mengenai kehendak bebas dan anugerah ini dipengaruhi oleh pengalaman masa mudanya. Pada masa mudanya ia telah melukai hati ibunya dan hidup bersama dengan seorang perempuan yang tidak pernah dinikahinya. Ia merasa berkali-kali jatuh ke dalam dosa. Ia baru merasakan bebas dari hal-hal yang jahat setelah ia menerima anugerah Allah melalui pertobatannya.
Dengan demikian Agustinus menyatakan bahwa Allah memang menentukan keselamatan manusia, namun manusia perlu menanggapi melalui kehendak bebasnya dengan melaksanakan semua ajaran-Nya.
-----
AYAT-AYAT PREDESTINASI

1) Ayat-ayat yang menunjukkan / menyebutkan adanya orang pilihan (elect).

Matius 22:14 - “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih”.

Mat 24:22,24 - “(22) Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat. ... (24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga”.

Matius 24:31 - “Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain”.

Luk 18:7a - “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya?”.

Roma 8:33 - “Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?”.

Roma 11:5-8 - “(5) Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia. (6) Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia. (7) Jadi bagaimana? Israel tidak memperoleh apa yang dikejarnya, tetapi orang-orang yang terpilih telah memperolehnya. Dan orang-orang yang lain telah tegar hatinya, (8) seperti ada tertulis: ‘Allah membuat mereka tidur nyenyak, memberikan mata untuk tidak melihat dan telinga untuk tidak mendengar, sampai kepada hari sekarang ini.’”.

Roma 16:13 - “Salam kepada Rufus, orang pilihan dalam Tuhan, dan salam kepada ibunya, yang bagiku adalah juga ibu”.

Kolose 3:12 - “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran”.

1Tesalonika 1:4-5 - “(4) Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu. (5) Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu”.

2Timotius 2:10 - “Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal”.

Titus 1:1 - “Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah kita”.

1Petrus 1:1-2 - “(1) Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, (2) yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darahNya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu”.

1Petrus 2:8-9 - “(8) Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan. (9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib”.

1Petrus 5:13 - “Salam kepada kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babilon, dan juga dari Markus, anakku”.

2Yoh 1 - “Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran”.

2Yoh 13 - “Salam kepada kamu dari anak-anak saudaramu yang terpilih”.

2) Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Allah memilih / menetapkan / menentukan orang-orang tertentu untuk diselamatkan.

Kisah Para Rasul  13:48 - “Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya”.

Kisah Para Rasul  22:14 - “Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendakNya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulutNya”.

Roma 8:29-30 - “(29) Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (30) Dan mereka yang ditentukanNya dari semula, mereka itu juga dipanggilNya. Dan mereka yang dipanggilNya, mereka itu juga dibenarkanNya. Dan mereka yang dibenarkanNya, mereka itu juga dimuliakanNya”.

Efesus 1:4-5 - “(4) Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya. (5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya”.

Efesus 1:11 - “Aku katakan ‘di dalam Kristus’, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan - kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendakNya”.

1Tesalonika 5:9 - “Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita”.

2Tesalonika 2:12-13 - “(12) supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan. (13) Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai”.

Yakobus 2:5 - “Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikanNya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?”.

3) Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa kehendak / rencana Allahlah yang menentukan / menyebabkan keselamatan seseorang.

Matius 11:25-27 - “(25) Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. (26) Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu. (27) Semua telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya”.

Yohanes 5:21 - “Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendakiNya”.

Roma 10:20 - “Dan dengan berani Yesaya mengatakan: ‘Aku telah berkenan ditemukan mereka yang tidak mencari Aku, Aku telah menampakkan diri kepada mereka yang tidak menanyakan Aku’”.

2Timotius 1:9 - “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karuniaNya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman”.

Yakobus 1:18 - “Atas kehendakNya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaanNya”.

NIV: “He chose to give us birth through the word of truth, that we might be a kind of firstfruits of all he created” (= Ia memilih untuk melahirkan kita melalui firman kebenaran, supaya kita bisa menjadi buah sulung dari semua ciptaanNya).

4) Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa orang-orang tertentu diselamatkan karena karunia Tuhan, sedangkan orang-orang lain binasa, karena Tuhan tidak menghendaki keselamatan mereka.

Matius 13:10-15 - “(10) Maka datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?’ (11) Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. (12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (13) Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. (14) Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. (15) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka”.

Matius 16:16-17 - “(16) Maka jawab Simon Petrus: ‘Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!’ (17) Kata Yesus kepadanya: ‘Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga”.

Yohanes 12:39-40 - “(39) Karena itu mereka tidak dapat percaya, sebab Yesaya telah berkata juga: (40) ‘Ia telah membutakan mata dan mendegilkan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka’”.

5) Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Allah menyediakan Kerajaan surga / tempat di surga untuk orang-orang tertentu.

Matius 20:23 - “Yesus berkata kepada mereka: ‘CawanKu memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kananKu atau di sebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa BapaKu telah menyediakannya’”.

Matius 25:34 - “Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan”.

6) Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa ada orang-orang yang ditentukan untuk dihukum.

Yohanes 17:12 - “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci”.

Amsal 16:4 - “TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuatNya untuk hari malapetaka”.

Yudas 4 - “Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus”.

7) Text istimewa dari Predestinasi.

Roma 9:6-29 - “(6) Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel, (7) dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: ‘Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu.’ (8) Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar. (9) Sebab firman ini mengandung janji: ‘Pada waktu seperti inilah Aku akan datang dan Sara akan mempunyai seorang anak laki-laki.’ (10) Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. (11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilanNya - (12) dikatakan kepada Ribka: ‘Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,’ (13) seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.’ (14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! (15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: ‘Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.’ (16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah. (17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: ‘Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasaKu di dalam engkau, dan supaya namaKu dimasyhurkan di seluruh bumi.’ (18) Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendakiNya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendakiNya. (19) Sekarang kamu akan berkata kepadaku: ‘Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkanNya? Sebab siapa yang menentang kehendakNya?’ (20) Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: ‘Mengapakah engkau membentuk aku demikian?’ (21) Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa? (KJV: ‘dishonour’ / memalukan) (22) Jadi, kalau untuk menunjukkan murkaNya dan menyatakan kuasaNya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaanNya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan - (23) justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaanNya atas benda-benda belas kasihanNya yang telah dipersiapkanNya untuk kemuliaan, (24) yaitu kita, yang telah dipanggilNya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain, (25) seperti yang difirmankanNya juga dalam kitab nabi Hosea: ‘Yang bukan umatKu akan Kusebut: umatKu dan yang bukan kekasih: kekasih.’ (26) Dan di tempat, di mana akan dikatakan kepada mereka: ‘Kamu ini bukanlah umatKu,’ di sana akan dikatakan kepada mereka: ‘Anak-anak Allah yang hidup.’ (27) Dan Yesaya berseru tentang Israel: ‘Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan. (28) Sebab apa yang telah difirmankanNya, akan dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera.’ (29) Dan seperti yang dikatakan Yesaya sebelumnya: ‘Seandainya Tuhan semesta alam tidak meninggalkan pada kita keturunan, kita sudah menjadi seperti Sodom dan sama seperti Gomora.’”.

8) Ayat-ayat lain yang mendukung adanya Predestinasi.

Yohanes 15:16 - “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya kepadamu”.

Yohanes 15:19 - “Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu”.

Kisah Para Rasul  9:15 - “Tetapi firman Tuhan kepadanya: ‘Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagiKu untuk memberitakan namaKu kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel”.

Kisah Para Rasul 18:10 - “Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umatKu di kota ini”.

Roma 11:25 - “Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk”.

1Korintus 1:27-30 - “(27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, (28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, (29) supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. (30) Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita”.

Next Post Previous Post