SIKAP ORANG KRISTEN TERHADAP WABAH CORONA (COVID-19)
Pdt.Muriwali Yanto Matalu.
1) Jangan bersikap seolah-olah orang Kristen PASTI terhindar, dengan slogan-slogan basi dan palsu seperti, "Mujizat itu nyata, orang percaya tidak akan menderita, orang Kristen selalu jadi kepala dan bukan ekor, dsb." Ayub, orang suci PL, juga tidak lolos dari penderitaan atas ijin Tuhan (band. Ayub. 1-2).
2) Tentu saja kita harus berdoa agar wabah ini menjauh dari kita dan dari keluarga serta gereja kita. Tetapi kita juga harus berdoa agar wabah ini segera berakhir di seluruh dunia. Kepentingan seluruh umat manusia harus menjadi concern doa kita (Matius 22:39).
3) Segala sesuatu berada dalam penyelenggaraan dan pemeliharaan Allah Tritunggal yang berdaulat. Maka, KITA TIDAK BOLEH TAKUT SECARA BERLEBIHAN. Ketakutan/kekuatiran tidak akan mengurangi atau menambah satu detik umurmu (band. Matius 6:25-34). Semuanya sudah ada dalam dekrit Allah yang berdaulat. Rasa takut yang cukup akan virus ini akan membuat kita bertanggungjawab atas kesehatan kita, tetapi rasa takut berlebihan akan membunuhmu!
4) Dalam penyelenggaraan Tuhan atas dunia ini, Tuhan sudah menetapkan pemerintah untuk berjaga-jaga atas jiwa kita (Ibrani 13:17; Roma 13:1-7). Karena itu, jika demi kepentingan seluruh rakyat, pemerintah menganjurkan agar kita banyak berdiam di rumah, mengerjakan pekerjaan yang bisa dikerjakan di rumah, meliburkan sekolah, dan bahkan melarang pertemuan ibadah, KITA HARUS TAAT, oleh karena pemerintah sedang melaksanakan tugasnya utk memotong penyebaran virus jahat ini.
5) Dalam kondisi ekstrim (e g. pada masa perang atau mewabahnya virus) pertemuan ibadah di gedung gereja dapat ditiadakan, dan ini bukan dosa. Ibadah di gedung gereja dapat diganti dengan persekutuan masing-masing keluarga di rumah, juga dapat diganti dengan ibadah via online. Perlu diingat bahwa esensi gereja bukan terletak pada gedung gereja, tetapi pada persekutuan orang-orang percaya pada segala tempat dan zaman.
Memang dalam keadaan normal, kita tetap harus mengadakan pertemuan ibadah (Ibrani 10:25), tetapi untuk sementara ini, kita dapat beribadah di rumah masing-masing atau bisa via online. Kita harus bekerjasama dgn semua pihak agar penyebaran virus jahat ini dapat dihentikan.