YOHANES 20:19-23 (5 MAKSUD "BAPA MENGUTUS AKU, AKU MENGUTUS KAMU")
Pdt. Agus Marjanto, M.Th.
Yesus membawa mata mereka kepada tugas di depan. Yesus mengatakan, “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga Aku mengutus kamu.” Pada pagi hari ini kita akan memikirkan apa yang Yesus maksudkan dengan kalimat itu. Minimal ada 5 (lima) kesamaan:
1.Pertama, murid-murid yang diutus memiliki hati yang sama dengan hati Yesus Kristus yaitu mengasihi Allah dan mengasihi manusia yang berdosa. Perhatikan dua hal ini selalu ada di dalam Alkitab untuk menjelaskan mengapa Yesus itu datang. Waktu seminar yang lalu saya membahas Yohanes pasal 13-16, Yesus mengatakan bahwa Dia menjalani misi ini taat kepada Bapa-Nya supaya dunia tahu bahwa Aku mengasihi Bapa. Tetapi di tempat yang lain adalah benar juga dikatakan juga bahwa Yesus mengasihi murid-murid-Nya sampai kepada kesudahan.
Gereja harus bergerak untuk bermisi di tengah-tengah dunia, untuk melayani dunia ini. Kalau saya mengatakan gereja, itu adalah saudara dan saya, umat Allah yang ditebus oleh Kristus, bukan bicara berkenaan dengan satu lembaga tertentu. Alkitab mengatakan bahwa Kristus mengutus kita sebagaimana Bapa mengutus Dia. Maka ini adalah suatu perintah dan indikasi dari Yesus Kristus bahwa kita perlu untuk memiliki hati seperti Dia miliki.
Suatu hari, pendiri China Inland Mission Hudson Taylor, dia biasa sekali untuk melakukan wawancara dengan calon-calon misionari kenapa mereka mau masuk ke dalam pelayanan ini? Ada yang mengatakan karena ini adalah perintah Yesus Kristus untuk pergi dan jadikan seluruh bangsa murid-Ku, ada yang mengatakan bahwa banyak orang-orang itu perlu Yesus Kristus kalau tidak mereka akan masuk ke neraka dan kemudian Hudson Taylor mengatakan benar semua itu ada di dalam Alkitab tetapi dia mau pastikan bahwa itu tidak akan membuat mereka bisa bertahan di dalam ladang misi. Satu-satunya yang bisa membuat mereka bisa bertahan dalam ladang misi adalah karena kasih Allah yang mendorong kita.
Kasih Allah yang mendorong kita akan membuat kita boleh mengasihi Allah dan mengasihi sesama kita. Tetapi satu hal yang perlu kita doakan bahwa jika kita itu kekurangan kasih bukan karena Allah tidak mengasihi kita, tetapi kita itu sangat bebal, sehingga tidak terbuka akan kasih Allah yang mengasihi kita sehingga kita sedikit mengasihi Allah dan manusia yang berdosa. Kita perlu meminta dari Tuhan untuk Tuhan menyatakan kasih-Nya sehingga kita itu didorong untuk mengasihi Dia dan mengasihi manusia berdosa. Kadang kita merasa kita mengasihi manusia berdosa, kadang itu benar, kadang itu dari Tuhan, tetapi banyak sekali sebenarnya adalah cinta yang sifatnya humanis.
Mungkin saudara-saudara pernah melihat presentasi pelayanan-pelayanan misi yang membuat hati kita tergerak tetapi itu adalah sesuatu hal yang sentimental. Untuk gereja bisa bertahan untuk melayani untuk melayani dunia ini, dengan kesulitan yang besar, dengan penolakan yang begitu sangat menyakitkan dan bisa bertekun sampai akhir, kita membutuhkan lebih daripada sekedar presentasi itu. Kita membutuhkan lebih daripada gerakan humanisme cinta itu. Kita sungguh-sungguh membutuhkan kasih Allah yang kita bisa lihat dan alami, sehingga kita itu boleh mengasihi Allah dan mengasihi manusia yang berdosa.
Dan itu ada di dalam hati-Nya Yesus Kristus. Tidak ada hal yang lain yang saya mau dorong saudara-saudara pada pagi hari ini, kecuali saudara-saudara minta terus Tuhan biarlah aku boleh mengerti Firman-Mu ini sungguh-sungguh mengalami kasih Agape. Apa yang Tuhan nyatakan kepada kita, pada satu sisi itu adalah perintah, tetapi pada sisi yang lain itu adalah kita minta supaya perintah itu mampu kita jalankan dan kalimat-kalimat itu sungguh-sungguh terjadi dalam hidup kita karena semuanya adalah anugerah Allah yang diberikan kepada kita.
2.Kedua, murid-murid akan memegang posisi pekerjaan yang sama yang Yesus itu pegang yaitu sebagai hamba Allah yang menderita. Di dalam poin yang kedua ini adalah aspek ketaatan, Yesus Kristus adalah mediator dari sang Bapa dan untuk menjalankan fungsi jabatan mediatornya dari Bapa kepada manusia, Dia selalu bertindak sebagai pelayan Bapa. Alkitab mengatakan meskipun Dia Anak, Dia belajar untuk mentaati Bapa-Nya.
Dia memiliki tugas official tetapi Dia melakukannya dengan ketaatan dari dalam hati. Kita orang-orang Kristen yang sudah dilahirbarukan, kita diminta oleh Kristus untuk menjalankan pelayanan di tengah dunia ini dengan menempati posisi yang sama yang Yesus pegang yaitu pelayan-pelayan Allah, hamba-hamba Allah yang taat dari dalam hati. Di dalam Alkitab maka kata yang sering sekali diberikan kepada pelayan-pelayan Tuhan itu adalah budak, tetapi ketika bicara mengenai budak, Alkitab mengatakan ada tiga pengertian yang saling melengkapi satu dengan yang lain.
Yang pertama adalah ketika bicara mengenai budak, pengertian Paulus adalah budak yang dengan kerelaan karena budak ini sebelumnya sudah dibebaskan oleh tuannya. Kita tahu dalam sejarah Israel ada tahun Jubilee yaitu saat budak-budak itu dilepaskan. Tuan-tuan tidak memiliki hak lagi atas budak-budak mereka dan banyak yang pergi dan tidak kembali kepada tuannya, sudah merdeka.
Tetapi pada tahun Yobel itu, jikalau kemudian budak itu berpikir, tuanku ini tuan yang sangat baik, merawat aku dengan baik, aku mau mengabdikan hidupku kepada tuan ini, maka budak itu kembali kepada tuannya dan berkata, “Terimalah aku kembali, aku tidak mau pergi meskipun ini adalah tahun Yobel,” dan tuan itu akan mengatakan, “Engkau tahu artinya kalau engkau kembali kepadaku maka seumur hidup engkau akan menjadi budakku,” tetapi budak ini akan mengatakan, “Ya tuan, aku tahu dan aku rela menjadi budakmu seumur hidupku.”
Ini adalah arti pertama ketika Alkitab mengatakan budak, pelayan yang penuh dengan kerelaan. Ini adalah pelayan yang bisa memilih pilihan-pilihan hidup tetapi aku memilih ini karena ini adalah yang terbaik dalam hidupku.
Tetapi hal yang kedua adalah Alkitab mengatakan budak tetapi dengan hati anak. Di dalam Alkitab ada dua jenis ketaatan yang pertama adalah ketaatan seperti orang Farisi, ketaatan seperti orang yang menerima satu talenta itu, ketaatan dengan ketakutan akan hukuman tetapi yang kedua adalah ketaatan karena memiliki hati anak.
Jadi ini adalah budak tetapi dengan hati anak yaitu adanya cinta, adanya keceriaan ketika kita itu mau untuk taat kepada Kristus Yesus dengan seperti Kristus Yesus taat kepada Bapa, maka ada kegirangan karena keluar dari cinta, ada kerelaan, ada sukacita, saudara tidak akan menemukan gambaran di dalam Alkitab yang muka-Nya ditekuk karena taat kepada Bapa-Nya. Dia mengatakan Aku bersyukur kepada Bapa di surga, Aku berterimakasih, Puji Tuhan karena Engkau memberikan Aku tubuh untuk Aku bisa taat. Engkau memberikan Aku tubuh sehingga Aku bisa melakukan korban.
Hal yang ketiga ketika berbicara mengenai ketaatan berdasarkan Alkitab adalah budak dengan pengertian sahabat. Di dalam Yohanes, dikatakan pada farewell discourse, Yesus mengatakan engkau bukan lagi budak tetapi aku menyebut engkau sahabat. Apa bedanya budak dan sahabat dalam konteks yang Yesus katakan? Di sini dikatakan bedanya budak itu melakukan ketaatan tanpa pengertian, sahabat itu mengerti mengapa dia taat. Ketika bicara berkenaan dengan posisi pekerjaan yang sama dengan Yesus pegang adalah bicara mengenai hamba atau seperti Paulus berkali-kali mengatakan budak Kristus dengan tiga elemen ini. Biarlah kita taat kepada Tuhan dengan kerelaan, cinta dan pengertian.
3.Ketiga, murid-murid akan memiliki kesulitan yang sama dengan yang Yesus hadapi di dalam aspek inkarnasi, aspek perendahan diri. Yesus Kristus sudah mengatakan berkali-kali sebelumnya, engkau akan dianiaya, engkau akan dibenci oleh dunia karena dunia itu sudah menganiaya dan membenci Aku. Yesus telah mengatakan serigala punya liang, burung punya sangkar tetapi Anak Manusia tidak punya tempat untuk menempatkan kepala-Nya. Tuhan kita mengalami penghianatan, penyangkalan, penolakan.
Dia dibiarkan seorang diri pada malam hari itu. Yesus sudah mengatakan, kamu akan meninggalkan Aku seorang diri tetapi Aku tidak seorang diri karena Bapa menyertai Aku. Kadang Tuhan mengijinkan hal-hal ini, kepada kita yang sungguh-sungguh melayani dan bukan itu saja, Yesus dengan jelas mengatakan bahwa dunia itu akan menganiaya kita. Sama seperti Dia sudah dianiaya oleh dunia dan bahkan ada orang-orang yang akan membunuh engkau dan mereka berpikir bahwa mereka sedang melayani Tuhan. Saudara-saudara dengan seluruh kalimat Yesus kepada murid-murid-Nya mengatakan, dalam pelayananmu di dunia, maka akan ada sesuatu kepastian kesulitan, penderitaan, penganiayaan.
Dan itu adalah sesuatu “kepastian” karena ini berkali-kali diucapkan oleh Yesus bahkan di Injil yang lain; Matius, Markus, Lukas. Dan Tuhan menyatakan di mana-mana, di dalam sejarah gereja maka ketika kita sungguh-sungguh mau melayani, pengkhianatan, penyangkalan, penolakan, aniaya, ditinggalkan seorang diri itu terus menerus terjadi tetapi ada satu hal yang saya akan garis bawahi di sini. Dari semua kesulitan/penderitaan yang terjadi, ada satu sebenarnya yang paling sulit yang Yesus itu alami, yaitu inkarnasi.
Yesus Pribadi Oknum Kedua Tritunggal yang asalnya di pangkuan Bapa itu turun ke dunia mengambil tubuh manusia untuk Dia menjalankan misi penebusan. Di dalam Yohanes 1:18 dan Mazmur 16:11 menyatakan bahwa di hadapan-Mu ada sukacita melimpah-limpah dan di tangan kanan-Mu ada nikmat/delight senantiasa. Penderitaan terbesar Kristus adalah Dia rela mengosongkan diri-Nya sampai begitu rendah, sampai Dia harus menanggung murka Allah. Saudara bisa perhatikan dari satu Pribadi yang Alkitab mengatakan ‘di pangkuan Bapa’ sampai akhirnya Dia harus menanggung murka Allah.
Dan sebenarnya inilah yang paling sulit; inkarnasi, kenosis. Ketika kita sedang melakukan apa yang kita suka, sebenarnya kita bukan sedang melayani Tuhan, sering sekali itu bukan area yang Tuhan mau untuk kita layani. Mari kita belajar dari Kristus Yesus, tidak memegang hak-Nya, menyerahkan seluruhnya kepada kehendak Bapa dan turun ke dunia mengosongkan diri-Nya. Dia yang berada di pangkuan Bapa sekarang harus turun sedemikian rendah untuk akhirnya menanggung murka Bapa. Itulah adalah yang tersulit dari inkarnasi.
Saya masih ingat ketika Pak Tong itu mengatakan salah satu aspek inkarnasi yaitu dari tidak terbatas menjadi terbatas. Dan saya rasa ini adalah sesuatu yang kita “alami” sekarang. Saudara biasa ke mana-mana lalu kemudian saudara harus di-lockdown di rumah. Dari tidak terbatas menjadi terbatas. Kalau saudara-saudara bisa mengalami hal seperti ini 33,5 tahun, saudara bisa bayangkan apa yang terjadi. Kita bisa gila semuanya, di rumah terus 33,5 tahun. Orang terkena stroke itu, dari tidak terbatas menjadi terbatas.
Orang yang masuk di dalam penjara itu dari tidak terbatas menjadi terbatas. Kalau kita dealing sama anak-anak, biasanya kuota data HP nya itu adalah 60 GB. Lalu kemudian kita bilang; ‘Sekarang 1 GB saja.’ Oh dia marahnya luar biasa. Kita ingin untuk bisa ada dengan satu biaya bulanan untuk unlimited. Kita ingin selalu unlimited, kita menjadi tidak terbatas. Tetapi Yesus Kristus itu dari tidak terbatas menjadi terbatas, inkarnasi; seluruh penderitaan-Nya itu menjadi sesuatu yang tidak ada harganya dibandingkan dengan Dia dari kekal itu turun di dalam dunia yang sementara.
4.Keempat, murid-murid memiliki topangan yang sama. Jelas sekali Yesus Kristus mengatakan bahwa jikalau kita mau pelayanan yang berhasil haruslah pelayanan yang disertai oleh Roh Kudus. Di dalam Alkitab, Yesus melarang murid-murid-Nya pergi ke mana pun saja sampai Roh Kudus itu diberikan. Alkitab mengajarkan satu hal yang penting di dalam pelayanan ini; tanpa Roh Kudus maka seluruh pelayanan murid-murid-Nya, pelayanan gereja akan gagal karena pengutusan ini adalah pengutusan untuk misi Surga yang dilakukan di dunia.
Ini bukan misi dunia. Ini adalah misi rohani. Ini berperang melawan roh jahat. Ini mengerjakan hal-hal yang kekal di dalam dunia yang sementara. Maka darah dan daging saja tidak dapat mendatangkan keberhasilan. Motivasi yang tulus, niat yang kuat, tujuan yang jelas, semuanya itu diperlukan tetapi tidak akan mendatangkan keberhasilan. Roh Kuduslah yang akan memenangkan seluruhnya. Yesus di dalam ayat ini mengatakan: “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga Aku mengutus kamu.” Lalu kemudian Dia menghembusi murid-murid-Nya dan mengatakan: “Terimalah Roh Kudus.” Kita tahu dalam kitab Kejadian, manusia diciptakan dari debu tanah tetapi manusia bisa hidup karena nafas Allah diberikan.
Dengan demikian maka gereja itu bisa hidup jikalau Roh Kudus itu hadir di tengah-tengah kita. Di sini dikatakan bahwa Yesus menghembusi murid-murid-Nya dan mengatakan: “Terimalah Roh Kudus.” Apa signifikansi tindakan Kristus ini? Pada waktu farewell discourse, Yesus Kristus sudah memperkenalkan Roh Kudus kepada murid-murid-Nya di dalam Yohanes pasal 14 dan 16. Dan nanti di dalam Kisa Para Rasul, murid-murid-Nya akan mengalami hari Pentakosta – turunnya Roh Kudus. Tetapi murid-murid-Nya tidak akan mengerti siapakah yang mengutus Roh Kudus sesungguhnya tanpa pengajaran ini.
Malam hari itu, kesepuluh murid-Nya itu tahu bahwa Yesuslah, Oknum Kedua Tritunggal yang mengutus Oknum Ketiga, yaitu Roh Kudus menyertai mereka. Ini adalah tindakan simbolik bahwa Allah Anak akan mengutus Allah Roh Kudus. Dan itu akan terjadi pada hari Pentakosta ketika Yesus ada di Surga. Itulah sebabnya ini adalah sesuatu hal yang penting sekali. Yesus memberikan misi sekaligus Yesus menyertai mereka dengan Roh-Nya.
Tindakan Yesus ini tidak pernah boleh ditiru oleh manusia. Ada hamba-hamba Tuhan terlalu berani di depan jemaatnya dengan menghembus dari tiupan mulutnya dan kemudian orang itu jatuh dan mengatakan: “Terimalah Roh Kudus.” Itu adalah penghujatan. Ini tidak boleh dilakukan karena yang boleh mengutus Allah Oknum Ketiga adalah Allah Oknum Pertama dan Allah Oknum Kedua. Karena di dalam prinsip Alkitab, yang mengutus lebih tinggi daripada yang diutus.
Allah Tritunggal adalah sama tingginya, sama dalam kedudukannya di dalam ontological. Tetapi di dalam pelayanan-Nya di dunia, dengan jelas ada ordo. Allah Oknum Pertama; Bapa mengutus Yesus Kristus Allah Oknum Kedua. Dan Bapa dan Allah Anak mengutus Roh Kudus. Dan di sinilah ayatnya. Maka ini tidak pernah boleh ditiru. Jemaat harus meninggalkan hamba Tuhan itu karena itu bukan hamba Tuhan yang sejati karena itu artinya hamba Tuhan itu lebih tinggi daripada Roh Kudus; sama seperti Yesus Kristus lebih tinggi daripada Roh Kudus..
5.Kelima, terakhir; berita yang disampaikan itu sama, yaitu berita damai sejahtera. Dan ini akan menghasilkan keadaan damai sejahtera. Di dalam kitab Yohanes, secara keseluruhan saudara akan mendapatkan di dalam lima tempat yang diucapkan Yesus kata damai sejahtera. Dua tempat adalah ketika Yesus Kristus berada di dalam farewell discourse, dua dalam perikop ini, dan satu dalam perikop berikutnya. Ini kata yang umum sebenarnya di dalam salam orang-orang Yahudi. Tetapi kita perlu tahu apa artinya secara biblical dan teologis.
Damai sejahtera di dalam bahasa Israel Perjanjian Lamanya adalah shalom. Dan di dalam Perjanjian Baru Yunani-nya adalah eirene. Ini memiliki konsep biblical dan konsep teologis yang dalam. Secara ringkas maka saya akan berbicara ini berkenaan dengan eirene atau damai sejahtera bicara mengenai tiga lapisan ini:
Lapisan pertama ini mengandung arti hilangnya konflik. Jadi ada dua orang atau dua posisi yang saling berseteru lalu kemudian damai sejahtera itu artinya tidak ada lagi permusuhan. Kata ini adalah antithesis dari kata perang. Kalimat ini diucapkan pertama kali oleh Yesus yang baru saja disangkal oleh Petrus dan ditinggalkan oleh murid-murid-Nya. Petrus yang menyangkal Yesus dan murid-murid-Nya itu yang meninggalkan Yesus itu menyatakan bahwa tidak ada satu murid-Nya pun yang mempercayai Dia dari dasar hatinya yang terdalam.
Apa yang biasa akan dikatakan pertama kali oleh seseorang yang baru saja dikhianati orang yang dia kasihi? Orang tersebut akan marah, akan memaki-maki, atau akan menggurui. Tetapi Yesus Kristus mengatakan kalimat pertama ini kepada semua murid-Nya yang sudah tidak mempercayai Dia.
Dia mengatakan: “Damai sejahtera”. Kalau ada dua negara yang berperang, lalu kemudian negara yang kalah akan memunculkan bendera putih dan minta berdamai. Atau kalau kita sudah menyinggung orang lain lalu kita kemudian mengatakan peace, peace. Tetapi di sini, saudara bisa melihat, yang menang perang, yang mendeklarasikan perdamaian. Ini artinya keputusan hati Yesus yang mengampuni murid-murid-Nya. Murid-murid-Nya sekarang bisa tenang, beroleh kedamaian, karena tidak lagi Yesus memusuhi dan juga Bapa tidak memusuhi, karena pekerjaan Yesus yang mati dan bangkit bagi kita.
Lapisan kedua dari teologia dan biblika secara eirene atau damai sejahtera adalah bicara mengenai kesejahteraan. Ini kalimat yang mau mengatakan semua baik, yang sudah terjadi atau yang akan terjadi juga semua baik-baik, sejahtera. Ini bicara mengenai pemerintahan Allah atau Allah yang memegang kendali seluruh sejarah di dalam kehidupan gereja-Nya. Itulah sebabnya kalimat damai sejahtera itu diucapkan Yesus di belakang.
Perhatikan apa kalimat Yesus diucapkan di depan kepada dunia ini? Bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah dekat. Karena semua yang mau tunduk kepada pemerintahan Allah yang bertobat karena Kerajaan Allah sudah dekat. Maka orang-orang yang menundukkan diri di bawah pemerintahan Allah itu akan dikuasai oleh Allah. Akan dikendalikan oleh Allah. Akan dipegang oleh Allah. Dan dari sana kita bisa mendapatkan damai sejahtera karena Allah itu mengontrol segalanya. Saudara perhatikan God is in control kepada jemaat-Nya karena jemaat-Nya sudah berada di bawah mau merelakan diri di bawah penguasaan-Nya. Sama seperti God is my refuge maka umat-Nya itu berlindung di bawah-Nya.
Saudara-saudara, di tengah-tengah virus seperti ini ada orang-orang yang dipecat tidak ada penghasilan. Ada orang-orang yang dilepaskan untuk sementara atau untuk selamanya dari pekerjaannya. Tetapi bukan itu saja, bahkan ada yang terkena virus ini. Ada orang-orang yang meninggal. Beberapa waktu yang lalu ada satu pengurus dari gereja yang dulu kami gembalakan meninggal dan itu membuat hati kami semua remuk. Dan di tengah-tengah kegentaran seperti itu adalah sama seperti murid-murid-Nya di tengah kegentaran pada waktu itu, dan Yesus mengatakan: “Damai sejahtera”, eirene.
Saudara-saudara, tidak ada yang lebih gelap dari Kalvari. Tidak ada yang lebih gelap daripada kehidupan murid-murid-Nya pada malam hari itu. Tetapi jikalau Kalvari saja yang paling gelap, paling menakutkan, paling tidak ada harapan, Tuhan kemudian bangkit dan Dia mengatakan damai sejahtera, itu artinya bahwa tenanglah, Aku yang memegang seluruh kendali.
Saudara perhatikan baik-baik, penguasaan Tuhan itu selalu akan menghasilkan damai sejahtera di dalam hidup kita. Ada rest bagi God’s people. Ya ada kegelapan, ada musuh, dan bagi murid-murid-Nya akan ada lagi musuh di depan, dan bahkan ada kegagalan Petrus, kegagalan Thomas. Tetapi Tuhanlah yang memerintah. Damai murid-murid-Ku, tenang. Damai. Aku yang memegang seluruh sejarah. Aku tidak pernah dikalahkan. Aku akan membuatnya untuk kemuliaan bagi Bapa-Ku dan bagi kebaikan jemaat-Ku.
Terakhir, lapisan ketiga daripada eirene: Ini bukan saja bicara mengenai ketiadaan perang tetapi eirene itu sendiri adalah berbicara mengenai keutuhan, kelengkapan daripada kesejahteraan. Ini adalah bicara mengenai state of perfect peace yang mana melaluinya mengalir seluruh berkat-berkat yang ada. Sebenarnya kata eirene paling kuat itu menunjuk kepada keadaan atau situasi di mana otoritas dan aturan Allah mutlak dilaksanakan, di mana manusia memiliki hubungan yang benar dengan Allah dan hubungan yang benar satu dengan yang lain.
Dan dalam keadaan seperti itu maka mengalirlah seluruh berkat kepada tanah dan kepada manusia. Dan kondisi ini terjadi jika dan hanya jika tidak ada kehadiran dosa di dalamnya. Jadi saudara-saudara ketika bicara mengenai lapisan ketiga daripada eirene adalah bicara berkenaan langit dan bumi yang baru. Bicara berkenaan dengan eskatologi. Ini adalah bicara berkenaan dengan damai sejahtera bukan saja bicara mengenai salam ke dalam kehidupan sehari-hari, bukan saja bicara mengenai lapisan pertama dan kedua, ini adalah bicara berkenaan dengan berita Kristus yang mau membawa murid-murid-Nya kepada kehidupan penuh dengan Bapa-Nya di dalam kekekalan.
Demikian juga berita gereja, membawa manusia yang berdosa untuk memiliki persekutuan dengan Tuhan saat ini, berada di dalam kendali Tuhan saat ini, dan akan masuk di dalam kepenuhan sukacita di dalam langit dan bumi yang baru. Gereja memiliki misi untuk menghadirkan damai sejahtera Allah di bumi ini. Membawa orang kepada pertobatan, membawa orang kepada ketaatan mutlak kepada Allah di dalam dunia ini, dan membawa manusia kepada kepenuhan berkat-berkat Tuhan di dalam langit dan bumi yang baru.
Hari seperti ini, 2000 tahun lebih yang lalu, malam hari, kelompok kecil ini yang tadinya dicerai-beraikan, yang di dalamnya penuh saling tidak mempercayai satu dengan yang lain, saling menyangkal, tercerai-berai, penuh dengan ketidakpercayaan, kegelisahan, dan juga ketakutan akan musuh, Yesus yang tidak terkalahkan oleh maut itu tiba-tiba hadir di tengah-tengah mereka dan Yesus Kristus memperbolehkan mereka untuk memegang tubuh-Nya, sungguh-sungguh tubuh yang sudah bangkit.
Kebangkitan Yesus Kristus adalah suatu kenyataan di dalam sejarah dan bukan itu saja, lihatlah apa yang dinyatakan pada malam hari itu: “Damai sejahtera murid-murid-Ku. Aku mengutus engkau sebagaimana Bapa mengutus Aku di dalam damai sejahtera Bapa untuk mengabarkan berita damai sejahtera.” Luar biasa indah. Dan saudara-saudara bisa melihat kemuliaan hati Kristus. Kiranya damai sejahtera Kristus menyertai kita.YOHANES 20:19-23 (5 MAKSUD BAPA MENGUTUS AKU, AKU MENGUTUS KAMU)