3 HAL AGAR KITA DAPAT HIDUP BAGI KRISTUS (2 KORINTUS 5:9-15)

Solomon Yo.
Siapakah yang mengendalikan hidup kita? Diri sendiri atau Kristus? Orang yang rohani tahu bahwa hanya ketika ia hidup bagi Kristus, maka hidupnya baru bisa benar dan diberkati dan sungguh bahagia. Hidup bagi Kristus berarti menyerahkan seluruh hidup kita dipimpin Kristus dan taat melakukan kehendak-Nya. Bagaimana saya harus hidup dan berperilaku ditentukan oleh Kristus, bukan oleh diri kita sendiri. Sebagai aplikasi, berikut ini kita akan melihat beberapa contoh praktis dari hidup untuk Kristus:
3 HAL AGAR KITA DAPAT HIDUP BAGI KRISTUS (2 KORINTUS 5:9-15)
gadget, bisnis, otomotif
(i) B. B. Warfield, seorang theology besar Reformed memberikan teladan indah tentang hidup keluarga untuk Kristus. Ketika istrinya lumpuh, ia dengan setia merawatnya dengan penuh kasih, dan tidak mencari alas an untuk mengabaikan istrinya. Ada orang yang pasangannya tidak dapat menjalankan fungsi hidupnya dengan baik karena sakit, atau mendapati anaknya terus menerus sakit; ketika manusia duniawi melarikan diri dari tanggung jawab dan mencari kesenangan mereka sendiri, orang yang rohani memilih kesetiaan, tanggung jawab dan kasih karena mereka hidup untuk Kristus, bukan untuk diri.

(ii) Hidup bagi Kristus juga diungkapkan dalam perkataan kita. Jika kita hidup untuk Kristus, kita tidak akan memakai mulut atau perkataan kita untuk menggosip atau menjelek-jelekkan orang lain, tetapi memakai perkataan kita untuk membangun, menjadi berkat bagi orang lain, dan memuliakan Tuhan, dan bukannya memakai mulut kita untuk merusak pekerjaan Tuhan.

(iii) Hidup bagi Kristus juga dinyatakan dalam relasi dengan sesama dengan memperlakukan orang lain sebagai gambar Allah yang harus kita hormati, dan tidak dihina, sebab itu sama seperti menghina Allah yang menciptakannya. John Calvin mengatakan karena seseorang adalah gambar Allah, maka kita wajib mengasihinya, sekalipun orang itu telah menyakiti kita. Demikian juga, jika kita hidup bagi Kristus, maka kita harus memaafkan sesama, seperti Kristus telah mengampuni kita.

(iv) Hidup bagi Kristus berarti tidak mencari kepentingan diri, tidak mencari kesenangan kita sendiri, tetapi melakukan apa yang memperkenan hati Tuhan. Karena mencari hormat bagi diri maka terjadi perseteruan dalam gereja.

(v) Hidup bagi Yesus berarti rela untuk diubah oleh Kristus dan rela untuk menjadi apa saja yang Kristus mau atas diri kita. Apa pun yang menjadi kehendak Tuhan atas kita maka kita harus taat dan tunduk. Seorang ibu rela melakukan apa saja demi anak, tidak peduli bau dan kotor dan ada kebahagiaan tersendiri ketika ia melakukannya. Demikian halnya Paulus, ia rela dibentuk Tuhan, berbuat apa saja demi Injil. Maukah dan relakah kita dibentuk oleh Tuhan? Hidup bagi Kristus berarti menyerahkan diri sepenuhnya dan itu justru mendatangkan kebahagiaan kekal. Inilah paradoks.

3 hal yang memungkinkan seseorang untuk dapat hidup bagi Kristus?

1. Mengalami kuasa penebusan Yesus Kristus

Jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka (2Kor. 5:14-15).

Seseorang baru bisa hidup bagi Kristus ketika kuasa penebusan Yesus Kristus bekerja dalam dirinya dan melahir barukan dia kembali menjadi anak Allah. Ketika kita datang kepada Kristus, kita adalah manusia berdosa dan dengan darah-Nya, Tuhan Yesus menebus kita, Ia mati karena dosa kita dan untuk melepaskan kita dari dosa. Waktu kita menerima Kristus, kita bertobat, meninggalkan dosa. Kita mati terhadap dosa. 

Kita mati bersama Kristus terhadap dosa, dan karena itulah kita bisa dibangkitkan bersama Kristus; atau memiliki hidup kebangkitan Kristus. Adalah mustahil, jika kita memakai tangan kita menyambut Yesus dan keselamatan-Nya, tapi tangan kita masih berpegang pada dosa. Kita harus mati terlebih dahulu terhadap diri dan dosa barulah ada kebangkitan. Seorang yang tidak mati mana bisa bangkit? Mati didalam Tuhan akan menghasilkan hidup kebangkitan di dalam diri kita dan inilah yang memungkinkan kita dapat hidup bagi Yesus. Ketika kita hidup bagi Kristus, maka tercapailah tujuan penebusan Kristus.

2. Telah dicerahkan oleh pengertian rohani: Menjadi milik Kristus

Pengertian bahwa kita adalah milik Kristus maka harus bagi Kristus. ”…kamu bukan milik kamu sendiri sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (1Kor 6:19-20). Sebelum Kristus menebus kita, kita adalah tawanan setan, orang berdosa yang terkutuk. Tetapi kini kita telah dibebaskan dan menjadi milik Tuhan. Darah-Nya yang mahal itu telah membebaskan kita dari kehancuran total. Karena itu, betapa bodohnya kita kalau kita kembali pada kehidupan kita yang lama.

Pengertian tentang paradoks diri manusia. Diri adalah diri yang harus dikasihi bukan dibenci; diri tidak lagi bersifat netral. Di satu sisi, kita bertanggung jawab untuk merawat diri dan mengarahkan untuk hidup benar dan menyerahkan diri kita dipakai untuk kemuliaan Allah. Di sisi lain, kita harus melawan “diri dosa” yang ada di dalam diri kita. Musuh terbesar setiap orang ialah dirinya sendiri. Jika kita membiarkan “diri dosa” ini bertumbuh dan menguasai hidup kita maka kita akan hancur.

Paulus pun bergumul akan hal ini, setelah mengenal Kristus, dia dibukakan untuk menyadari bahwa di dalam dirinya ada kuasa kejahatan yang harus ditaklukkan, tetapi ternyata tidak dapat dia kalahkan, dan jalan keluar itu ialah jika diri dosa itu mati baru dia lepas cengkeramannya (Baca Rm. 7:1-6). Memahami hal ini, Paulus berkata bahwa dia disalibkan bersama Kristus, sehingga sekarang Kristus yang hidup di dalam dirinya. Sekarang bukan lagi dia yang hidup, melainkan Kristus yang menghidupi hidup Kristus dalam diri kita (Gal. 2:19b-20).

Disalib bersama Kristus adalah kematian yang membahagiakan; kita mati terhadap diri dosa maka Kristus yang hidup dan memerintah kita. Pengertian mengenai paradoks dua macam kehidupan ini, menolong kita untuk tegas memilih pola hidup bagi Kristus dan bukan hidup bagi diri.

3. Dimotivasi oleh teladan dan kasih Kristus

Hendaklah kasih Kristus di atas kayu salib itu terus terngiang dalam hati kita dan itu mendorong kita untuk semakin mengasihi Dia melalui seluruh hidup kita. Apalah artinya seluruh harta dan kekuasaan kita kalau hidup kita dilaknat oleh Tuhan dan akhirnya binasa. Alangkah bahagia hidup kita kalau hidup kita ditangkap dan ditundukkan oleh kasih-Nya. 

Seorang budak perempuan dibeli oleh Abraham Lincoln untuk dibebaskan. Namun si budak ini malah tidak mau lepas dari sang tuan. Ia kembali dan menyerahkan surat kebebasannya karena ia tahu justru di tangan sang tuan yang baik hati inilah hidupnya akan merasa nyaman dan terjamin. Lincoln pun memperlakukan dia tidak sebagai budak tetapi seperti keluarga. Dia telah dibebaskan dari perbudakan dan menyerahkan diri untuk kembali “diperbudak” oleh sang tuan dan ia memperoleh kenikmatan.

Kalau si budak perempuan ini tahu memilih tuan mana yang baik bagaimana dengan Anda? Apakah kita ingin mendapatkan kebahagiaan sejati? Hanya dengan mati disalib bersama Kristuslah dan taat me lakukan apa yang menjadi kehendak-Nya kita akan mendapatkannya. Justru pada saat kita kehilangan diri demi Tuhan maka kita akan mendapatkan sukacita kekal. 

Utamakanlah Kristus dalam setiap aspek hidup kita, maka hidup akan terasa indah. Hati-hati dengan segala tawaran dunia, jangan tergiur oleh segala kenikmatan dunia sebab segala kenikmatan yang ditawarkan oleh dunia hanya semu belaka. Semua itu tidak dapat memberikan kepuasan sejati. Hanya hidup bagi Dia dan memperkenan hati-Nya maka kita akan mendapat kepuasan sejati.

Kita telah memahami dua macam kehidupan: 1) hidup untuk diri yang berdosa dan lemah yang akan membawa kita masuk dalam kehancuran; 2) hidup untuk Kristus, di mana kita harus mati terhadap diri tetapi justru akan memberikan sukacita kekal kepada kita. Dari dua macam kehidupan ini, manakah yang kita pilih? 3 HAL AGAR KITA DAPAT HIDUP BAGI KRISTUS (2 KORINTUS 5:9-15) -Amin
Next Post Previous Post