ALLAH BAPA MAHA PENGAMPUN

Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “pengampunan” adalah pembebasan dari tuntutan karena melakukan kesalahan atau kekeliruan (KBBI, 1992, 34). Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru terdapat dua kata kerja, yaitu kharizomai (melakukan secara anugerah) dan kata benda aphesis (melepaskan (Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, 1999, 45). Dengan demikian pengampunan berarti pembebasan atau pelepasan dari kesalahan atau dosa. Mengampuni berarti melepaskan atau membebaskan seseorang dari kesalahan atau dosa.
ALLAH BAPA MAHA PENGAMPUN
gadget, bisnis, otomotif
Allah Bapa Maha Pengampun

Dalam Lukas 15 ada tiga perumpamaan yang menunjukkan kebaikan Allah Bapa, Allah Bapa adalah Allah yang suka mengampuni. Ketiga perumpamaan itu adalah perumpamaan tentang domba yang hilang (Lukas 15:3-7), perumpamaan tentang dirham yang hilang (Lukas 15:8-10) dan perumpamaan tentang anak yang hilang (Lukas 15:11-32). 

Ketiga perumpamaan ini melukiskan tentang kehilangan: sesuatu atau orang dan bahwa Allah mencari yang hilang dengan perhatian dan kasih. Perumpamaan-perumpamaan ini menunjukan sikap gembala (domba yang hilang), wanita (dirham yang hilang), ayah (anak yang hilang). Sikap yang sulit dimengerti, sikap yang mengheranlan dan membawa kebahagiaan. Allah Bapa yang Maha Pengampun memperhatikan setiap manusia seakan dia satu-satunya, unik, seakan berkata:Anda penting untukku, saya kehilangan anda, untukmu saya berani pertaruhkan hidupku.

Melalui perumpamaan tersebut Yesus mau menggarisbawahi sukacita karena menemukan kembali yang hilang: Ketika si gembala menemukan kembali domba “ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangganya” agar bergembira bersama dia (Lukas 15:5-6). Wanita yang menemukan kembali dirham “memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya” (Lukas 15:9). 

Sang Ayah berkata kepada hamba-hamba: “Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersuka cita. Maka mulailah mereka bersukaria”(Lukas 15:22-23). Kegembiraan, pesta, perjamuan, musik dan tarian adalah ungkapan sukacita sesudah penemuan kembali akan yang hilang 

Perumpamaan tentang domba yang hilang dan dirham yang hilang merupakan perumpamaan tentang suka cita Allah yang mengampuni orang-orang berdosa, lebih daripada sukacita orang benar yang tidak memerlukan pengampunan. Seperti seorang gembala yang bersukacita karena menemukan dombanya yang hilang atau seorang perempuan yang bersukacita karena menemukan dirhamnya yang hilang, betapalah Allah akan lebih bersukacita bilamana Ia menemukan kembali seorang berdosa yang bertobat. 

Allah, adalah Allah Bapa yang baik hati, yang tidak berubah betapa pun mengejutkan konsekuensinya bagi kita. Dia adalah Allah yang rahim. Ini terlibat pada ayah bagi dua anak itu. Baik sebelum berdosa, maupun sesudah parah dosanya, anak bungsu tetap diperlakukan dan diterima dengan kehangatan yang menakjubkan. Tiada kata cercaan terlontar dari mulut sang ayah. Kepada anak sulung pun ayah berusaha merangkulnya, berdialog dengannya. 

Kasihnya tidak berubah. Yang keliru adalah konsep anak sulung tentang hubungannya dengan ayah, bahwa dia bukan melayani bertahun-tahun melainkan berada dalam rumah bapa. Dalam perumpamaan ini mau diwahyukan bahwa Allah adalah Bapa yang baik hati yang suka mengampuni. Kerinduan Allah ialah membawa kembali ke rumah, anak yang bungsu dan anak sulung. Sebab di rumah Bapa ada banyak tempat tinggal (Yohanes 14:2)
Next Post Previous Post