DOA MINTA PENGANPUNAN SEPERTI KITA MENGAMPUNI ORANG LAIN (MATIUS 6:12)

Pengampunan yang kita terima dari Allah membawa konsekuensi supaya kita pun bersedia mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Hal ini tampak dalam Dalam doa Bapa Kami dan perumpamaan tentang pengampunan. 
DOA MINTA PENGANPUNAN SEPERTI KITA MENGAMPUNI ORANG LAIN (MATIUS 6:12)
gadget, bisnis, otomotif
Dalam doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus ada ungkapan: “Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (Matius 6:12). Matius mengajak kita untuk mengampuni semua orang yang bersalah kepada kita.

Namun sebelum itu kita sendiri perlu menyadari kesalahan atau dosa-dosa kita dan memohon pengampunan dari Tuhan. Yang merupakan kesalahan kita yaitu bila kita tidak memberikan ampun kepada mereka yang meminta ampun. Sebab jika kita meminta pengampunan, kita juga ingin mendapatkan pengampunan dari Bapa kita yang Maha baik

Maka dari itu kita harus mengakui bahwa dosa-dosa yang dilakukan orang terhadap kita, harus kita ampuni, jika kita ingin agar Bapa mengampuni kesalahan kita. Lebih lanjut kesediaan kita untuk mengampuni orang lain karena kita telah diampuni juga dalam perumpamaan tentang pengampunan Matius 18:23-35). Perumpamaan tentang raja yang mengadakan perhitungan dengan hambanya mulai dengan “Sebab....”, artinya bermaksud menjelaskan mengapa harus mengampuni saudaranya yang bersalah.

Dalam perumpamaan ini mau diungkapkan salah satu aspek dari Kerajaan Allah, yaitu ciri khas pengampunan. Raja dalam perumpamaan ini adalah Allah Bapa sendiri (bdk Matius 18:35). Raja meminta hambanya melunasi uang 10.000 Talenta. Satu talenta sama dengan enam ribu dinar. Kalau satu dinar kita samakan dengan upah minimun satu hari sebesar 50.000. Maka 10.000 talenta sama dengan 3.000.000.000.000 (tiga triliun).

Hal itu mau menggambarkan utang yang bahkan tak akan dapat dilunasi oleh seorang gubernur atau pegawai tinggi kerajaan kepada sang maharaja. Dalam dunia bukan Yahudi waktu itu seorang yang tidak dapat melunasi hutang akan dijual sebagai budak, bahkan termasuk istri dan anak-anaknya. 

Dalam perumpamaan itu hamba tersebut tidak mampu melunasi hutangnya maka ia sujud menyembah untuk meminta kesabaran dan berjanji untuk melunaskan hutangnya yang tak mungkin dilunasi itu. Dan hati tuannya itu tergerak dan membebaskan atau menghapuskan seluruh hutangnya yang berarti mengampuni.

Dalam adegan berikutnya dikisahkan bahwa hamba itu bertemu dengan hamba lain yang berutang padanya sebesar 100 dinar (=5.000.000, lima juta). Sangat jauh dibandingkan dengan hutang hamba itu kepada sang Maharaja.

Namun demikian hamba itu menuntut pelunasan. Meskipun hamba yang berutang itu telah sujud dan memohon kesabaran dan berjanji akan melunaskan. Dalam kesejajaran itu mau ditonjolkan kontras tajam antara utang yang amat besar yang tadi seluruhnya telah dihapus oleh tuannya yang membebaskan hambanya itu, dan utang kecil kawan yang kini tidak mau penjara sampai lunas

Dalam adegan yang ketiga kita, peristiwa itu dilaporkan kepada tuan, dan tuan itu menjadi marah kemudian menghukum hamba yang tidak mengasihi kawannya, yaitu tidak dengan menjual dia beserta keluarga dan miliknya, tetapi penyiksaan sampai seluruh hutangnya yang tidak mungkin dilunasi sudah luas, artinya penyiksaan kekal. Hukuman yang tanpa batas ini mengacu kepada hukuman di akhir zaman. Akan ada hukuman di akhir zaman apabila para murid Yesus tidak mengampuni saudaranya.

Pada pengadilan terakhir, Tuhan tidak akan mengampuni orang yang hanya menerima pengampunan tetapi tidak rela meneruskan kepada sesama yang bersalah terhadapnya. Apakah orang yang tak tergerak oleh kelimpahan pengampunan dari Tuhan, akan digerakkan oleh ketakutan akan akibat fatal itu?

Pesan yang mau disampaikan kepada kita adalah mengapa sering kali sulit bagi kita untuk memberikan pengampunan kepada saudara-saudara atau orang lain yang bersalah kepada kita. Seharusnya kita mengampuni sesama kita yang bersalah kepada kita, karena Allah telah mengampuni dosa-dosa kita. Jika kita tidak mau mengampuni kesalahan orang lain, maka hukuman telah disediakan.

Pengampunan harus ikhlas, seperti pengampunan Kristus terhadap kita yang merupakan sumbernya: ampunilah seorang akan yang lain sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu (Kolose 3:13). Seperti Kristus sungguh-sungguh memberikan pengampunan kepada kita, maka kita pun harus saling mengampuni satu sama lain.

Dengan demikian pedoman atau landasan pengampunan yang kita lakukan adalah Kristus sendiri. Seperti Kristus telah memberikan pengampunan kepada kita dengan ikhlas hati dan penuh kasih, maka kitapun harus saling mengampuni dengan ikhlas hati dan penuh kasih.
Next Post Previous Post