LIMA POIN CALVINIS BAGI PENGINJILAN

Implikasi The Five Point Of Calvinism (TULIP) Bagi Penginjilan

Lima Poin Calvinis adalah rumusan yang memberikan dasar tentang keselamatan yang pasti. Namun keselamatan yang pasti tersebut memiliki implikasi penting dalam penginjilan, berikut akan dipaparkan implikasi dari akronim TULIP bagi penginjilan.
LIMA POIN CALVINIS BAGI PENGINJILAN
bisnis, otomotif
1. Total Depravity of Man ((Kerusakan Total Manusia)

Total depravity of man memiliki pemahaman bahwa manusia rusak secara total. Maksud rusak secara total tidak berarti manusia rusak secara mutlak dalam arti sama dengan iblis. Kerusakan total tidak berarti manusia tidak dapat melakukan kebaikkan relatif.

Kerusakan total ini adalah dampak dari kejatuhan manusia ke dalam dosa. Kerusakan total secara positif adalah manusia yang berdosa selalu dan semata-mata berbuat dosa dan secara negatif adalah ketidakmampuan total, artinya manusia yang berdosa tidak dapat melakukan kebaikkan sejati, tidak dapat memahami kebaikan dan tidak dapat menginginkan kebaikkan.

Doktrin kerusakan total ini berimplikasi secara positif bagi misi dan penginjilan. Pemahaman keadaan manusia yang diinjili akan memurnikan semua motif penginjilan. Kerusakan atau ketidakberdayaan manusia berdosa mengharuskan adanya kelahiran kembali, sehingga memungkinkan orang berdosa datang dan percaya kepada Tuhan Yesus. 

Karena itu, selain penginjil tidak memiliki kemampuan untuk mempertobatkan orang yang di Injili, juga penginjil tidak diperkenankan untuk memanipulasi semua cara-cara penginjilan yang lebih banyak muatan psikologis dan sosiologis. Ketidaberdayaan manusia karena dosa bukan melemahkan semangat penginjilan memberitakan Injil, melainkan membangkitkan semangat

Penginjil memberitakan Injil. Edwin Palmeer menjelaskan ”kerusakan total manusia merupakan sumber dari masalah-masalah yang terjadi di dunia.” Selanjutnya ia juga menuliskan: ”dunia membutuhkan lebih dari pertobatan, dunia membutuhkan orang-orang Kristen yang menjalankan prinsip-prinsip Kristen dalam bidang politik, bidang ekonomi, dalam pekerjaan dan dalam semua kegiatan di tengah-tengah masyarakat.” Dengan demikian jelas implikasi dari kejatuhan manusia berdampak pada alam semesta yang lain.

Dengan demikian mission cosmic adalah impact dari manusia yang telah dipulihkan dan sadar untuk melakukan tindakan memulihkan sesama dan lingkungannya.

2. Unconditional Election (Pemilihan yang Tak Bersyarat)

Pemilihan tanpa syrat (unconditional election) mengajarkan bahwa manusia dipilih Allah semata-mata karena kedaulatan Allah. Pemilihan tersebut tidak didasarkan dengan apa yang ada pada manusia. Tetapi pemilihan tersebut didasarkan pada Allah sendiri. Konsep pemilihan Allah mendukung point pertama tentang kerusakan total. Karena manusia yang rusak total tidak ada keinginan mencari Allah apalagi memilih Allah. Oleh karena itu manusia dipilih Allah untuk diselamatkan.

Pemilihan Allah telah terjadi sebelum dunia diciptakan. Pengakuan iman Gereja Belanda menuliskan: Kita percaya, bahwa setelah seluruh keturunan Adam, oleh dosa manusia pertama, takluk pada kebinasaan dan keruntuhan, Allah menyatakan diri-Nya sebagaimana ada-Nya, yaitu penyayang dan adil. 

Penyayang, sebab dari kebinasaan itu ditarik-Nya dan dilepaskan-Nya mereka yang dalam rencana-Nya yang kekal dan tidak berubah-ubah telah dipilih-Nya dalam Yesus Kristus, Tuhan kita, hanya karena kebaikkan-Nya semata-mata, dengan tiada memperhitungkan sedikit pun perbuatan-perbuatan mereka. Adil, karena yang lain-lain ditinggalkan-Nya dalam kejatuhan dan kebinasaan tempat mereka telah menghamburkan diri.

Pemilihan Allah berkaitan erat dengan penetapan Allah sejak semula (Foreordination) yang didalamnya ada predestinasi. Di mana predestinasi terdiri dari pemilihan (election) dan reprobasi (reprobation). Pemilihan Tanpa Syarat juga memberikan implikasi penting dalam penginjilan. 

Hoekema menyatakan bahwa ”pada waktu seorang pengkhotbah atau missionaris memberitakan Injil, ia tidak dapat membatasi dirinya hanya kepada mereka yang dikatakan oleh Alkitab sebagai ’orang pilihan’, ia tidak mengetahui siapa mereka itu. Pengkhotbah harus mengalamatkan khotbahnya kepada setiap orang; ia mengundang setiap pendengar untuk diselamatkan.” Dengan demikian doktrin unconditional election membangkitkan semangat penginjilan yang bersifat Inklusif dan memurnikan penginjilan dari semua unsur diskriminasi (ethno-centric). 

Calvin menyatakan bahwa pemilihan diteguhkan oleh panggilan Allah, namun panggilan tersebut bergantung pada pemilihan, yang adalah semata-mata karya Allah. Dengan demikian, pemilihan tanpa syarat bukan berarti memperlemah Gereja-gereja dalam penginjilan, karena adanya efektivitas pemberitaan yang didorong oleh kerinduan atas keselamatan orang berdosa. Pemilihan menjamin adanya pertobatan yang sejati di antara orang-orang yang di Injili.

3. Limited Atonement (Penebusan Terbatas)

Poin ini mengajarkan tentang penebusan yang terbatas. Penebusan terbatas memiliki arti terbatas bukan pada kualitas, tetapi jangkauannya. Penebusan terbatas juga diartikan sebagai Limited Redemptive. Penebusan tersebut memiliki jangkauan hanya kepada orang yang telah dipilih Allah ke dalam keselamatan. Dan penebusan Yesus sangat efektif kepada Yesus akan datang dan percaya dengan sungguh-sungguh akan berita Injil.

4. Irresistible of Grace (Anugerah yang Tak Dapat Ditolak)

Anugerah yang tidak dapat ditolak. Pemahaman ini berdasarkan juga pada point-point sebelumnya. Manusia yang rusak total tidak akan mampu memilih Allah, maka Allahlah yang melakukan pemilihan, orang yang dipilih Allah akan menerima penebusan Yesus Kristus dan pastilah orang yang sudah dipilih telah mendapatkan anugerah. 

Palmer menjelaskan: Yang dimaksud dengan tidak dapat ditolak (irresistible) ialah bila Allah telah memilih orang-orang untuk diselamatkan dan bila Ia membiarkan Roh Kudus untuk mengubah mereka dari orang-orang yang penuh kebencian menjadi orang-orang yang penuh kasih, maka tak ada seorang pun yang dapat menahan-Nya.

Sistematis pemikiran demikian membuat anugerah yang diberikan Allah tidak dapat ditolak bagi manusia yang telah diselamatkan. Dengan demikian Allah tidak membiarkan hati manusia tidak diubahkan, Ia akan mengubahkan hati manusia untuk menariknya ke Surga dan manusia tidak merasa ia terpaksa jika berada di Surga, hal tersebut menunjukkan ada misteri yang menunjukkan bahwa anugerah yang tidak dapat ditolak tidak juga merusak kehendak manusia.

Anugerah Allah yang tidak dapat ditolak memiliki implikasi dalam penginjilan adalah memberikan keyakinan penginjil kepada pekerjaan Roh Kudus yang efektif dalam karya-Nya mengaplikasikan keselamatan. Penginjil tidak perlu tawar hati karena efektivitas keselamatan adalah karya Allah Roh Kudus. Selanjutnya jika karya Roh Kudus yang mengefektifkan Injil maka seorang penginjil tidak dapat menuntut balas jasa kepada orang yang telah di Injili.

5. Perserverance of The Saints  (Ketekunan Orang-orang Kudus)

Poin ini mengajarkan bahwa orang-orang yang telah diberikan anugerah oleh Allah tidak akan kehilangan keselamatan, mereka akan hidup bertekun kepada Allah. Ketekunan tersebut didasarkan kepada ketekunan Allah kepada umat pilihan-Nya.

Pengakuan Iman Westminster menuliskan: Mereka yang telah diterima Allah di dalam Yang Dikasihi-Nya, yang telah dipanggil-Nya dengan ampuh, dan yang telah dikuduskan-Nya oleh Roh-Nya, tidak mungkin jatuh seluruhnya dan untuk seterusnya... Mereka pasti akan bertekun dalam kedudukan itu sampai pada akhirnya dan akan memperoleh keselamatan kekal.

Baca Juga: 5 Pokok Calvinisme 

Dengan demikian manusia yang telah dipilih, ditebus dan diberikan anugerah tidak akan bisa kehilangan keselamatannya. Allah melakukan pemeliharaan kepada iman orang yang percaya sampai pada akhirnya. Ketekunan Allah yang memelihara iman orang percaya juga berimplikasi dalam memelihara iman. Pemeliharaan Allah ini membentuk orang percaya memiliki ketahanan dalam tantangan dunia dan penginjilan. Ketahanan sejati ini hanya terjadi karena Allah yang bertekun mempertahankan mereka.

Rangkuman

Ajaran the five points of Calvinism yaitu total depravity of man, unconditional election, limited atonement, irresistible of grace dan perseverance of the Saints adalah satu kesatuan rumusan yang saling mendukung dan mengikat. Rumusan akronim TULIP menekankan bahwa keselamatan adalah anugerah kedaulatan Allah. Allahlah yang memilih manusia, menebus manusia dan memberikan anugerah kepada manusia bahkan memelihara iman umat pilihan sampai pada pemuliaan adalah kedaulatan Allah. 

Keselamatan yang pasti adalah inti pengajaran the five point of Calvinism. Keselamatan yang pasti ini didasarkan dari kedaulatan Allah yang pasti menyelamatkan manusia. Lima Poin Calvinis memberikan implikasi bagi penginjilan. Implikasi tersebut mendorong manusia melakukan penginjilan yang murni, rendah hati, beriman, optimis dan memiliki daya juang yang tinggi.

Namun semua itu dimurnikan oleh karena keberhasilan penginjilan adalah karena anugerah Allah. Dan implikasi dari konsep TULIP ini mendorong manusia melakukan misi hanya bagi kemuliaan Allah. -Made Nopen Supriadi
Next Post Previous Post