KEHIDUPAN NABI-NABI PALSU (YUDAS 1:8-13)

Pdt. Budi Asali, M.Div.

Yudas 1:8-13 - “(8) Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga. (9) Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’ (10) Akan tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka. (11) Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah. (12) Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali. (13) Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri; mereka bagaikan bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya.”.
KEHIDUPAN NABI-NABI PALSU (YUDAS 1:8-13)
Kehidupan nabi-nabi palsu itu:

A) Dalam menghina / menghujat ( Yudas 1:8,10).

1)  Yudas 1:8: “Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga.”.

Setelah membahas 3 contoh orang berdosa / murtad dan hukumannya ( Yudas 1:5-7), sekarang dalam ay 8 Yudas kembali kepada orang-orang Kristen KTP / guru-guru palsu yang tadi sudah ia bicarakan dalam ay 4.

a) ‘Namun demikian’.

NASB: ‘Yet in the same manner’ [= Tetapi dengan cara yang sama].

NIV: ‘In the very same way’ [= Dengan cara yang persis sama].

Ini menghubungkan ay 8 ini dengan Yudas 1: 7. Jadi artinya adalah: orang-orang ini berbuat dosa dengan cara yang sama dengan orang-orang Sodom dan Gomora. Mereka tidak mau belajar dari sejarah!

b) ‘Orang yang bermimpi-mimpian ini’.

Beberapa kemungkinan arti:

1. Mungkin orang-orang ini menganggap diri / mengaku mendapat wahyu / pesan dari Tuhan melalui mimpi yang menyokong ajaran sesat mereka.

Bdk. Yeremia 23:25-27 - “(25) Aku telah mendengar apa yang dikatakan oleh para nabi, yang bernubuat palsu demi namaKu dengan mengatakan: Aku telah bermimpi, aku telah bermimpi! (26) Sampai bilamana hal itu ada dalam hati para nabi yang bernubuat palsu dan yang menubuatkan tipu rekaan hatinya sendiri, (27) yang merancang membuat umatKu melupakan namaKu dengan mimpi-mimpinya yang mereka ceritakan seorang kepada seorang, sama seperti nenek moyang mereka melupakan namaKu oleh karena Baal?”.

2. Hubungan antara ajaran mereka dan kebenaran sama seperti hubungan antara mimpi dan kenyataan.

3. Ajaran mereka adalah hasil imaginasi mereka.

4. Mereka berkhayal yang tidak-tidak (bdk. 2Petrus 2:14 - ‘mata mereka penuh nafsu zinah’).

5. Mimpi, sekalipun enak, tidaklah nyata, dan bersifat sementara (bdk. Yes 29:8).

Yesaya 29:8 - “seumpama seorang yang lapar bermimpi ia sedang makan, pada waktu terjaga, perutnya masih kosong, atau seumpama seorang yang haus bermimpi ia sedang minum, pada waktu terjaga, sesungguhnya ia masih lelah, kerongkongannya masih dahaga, demikianlah halnya dengan segala pasukan bangsa-bangsa yang berperang melawan gunung Sion.”.

6. Mimpi menunjukkan tidur.

Orang berdosa memang sering digambarkan sebagai tidur (bdk. 1Tes 5:6).

1Tesalonika 5:6 - “Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.”.

Tetapi perlu diingat bahwa bagi mereka ‘kebinasaan tidak akan tertunda’ (2Pet 2:3).

2Pet 2:3 - “Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.”.

NIV / Lit: ‘their destruction has not been sleeping’ [= kehancuran mereka tidaklah tidur].

7. Thomas Manton: “Others dream of attaining the end without using the means; they live in sin, and yet hope to die comfortably, and go to heaven at length for all that, as if it were but an easy and sudden leap from Delilah’s lap to Abraham’s bosom;” [= Orang-orang lain bermimpi untuk mencapai tujuan tanpa menggunakan sarana / cara; mereka hidup dalam dosa, tetapi berharap untuk mati dengan senang, dan akhirnya pergi ke surga untuk semua itu, seakan-akan merupakan suatu loncatan yang mudah dan tiba-tiba dari pangkuan Delila ke dada Abraham;] - hal 232.

Catatan: ‘pangkuan Delila’ diambil dari Hakim 16:19, sedangkan ‘dada Abraham’ diambil dari Luk 16:22-23 (kata ‘pangkuan Abraham’ seharusnya adalah ‘dada Abraham’).

Hakim 16:19 - “Sesudah itu dibujuknya Simson tidur di pangkuannya, lalu dipanggilnya seorang dan disuruhnya mencukur ketujuh rambut jalinnya, sehingga mulailah Simson ditundukkan oleh perempuan itu, sebab kekuatannya telah lenyap dari padanya.”.

c) ‘Mencemarkan tubuh mereka’.

Thomas Manton: “Impurity of religion is usually joined with uncleanness of body,” [= Ketidak-murnian agama / kepercayaan biasanya berhubungan dengan kenajisan tubuh,] - hal 233.

Hal seperti ini bisa terjadi:

1. Sebagai hukuman Allah (bdk. Hos 4:12-13 Ro 1:24-dst).

Hos 4:12-13 - “(12) UmatKu bertanya kepada pohonnya, dan tongkatnya akan memberitahu kepadanya, sebab roh perzinahan menyesatkan mereka, dan mereka berzinah meninggalkan Allah mereka. (13) Mereka mempersembahkan korban di puncak gunung-gunung dan membakar korban di atas bukit-bukit, di bawah pohon besar dan pohon hawar dan pohon rimbun, sebab naungannya baik. Itulah sebabnya anak-anakmu perempuan berzinah dan menantu-menantumu perempuan bersundal.”.

Ro 1:24-28 - “(23) Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. (24) Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. (25) Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. (26) Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. (27) Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka. (28) Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas:”.

2. Karena kepercayaan yang salah / sesat itu membengkokkan hati dan hidup mereka kepada dosa. Sebaliknya, kebenaran menguduskan hidup kita (Yoh 17:17).

Yoh 17:17 - “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firmanMu adalah kebenaran.”.

Calvin (tentang Yohanes 17:17): “he points out the means of sanctification, and not without reason; for there are fanatics who indulge in much useless prattle about sanctification, but who neglect the truth of God, ... Again, as there are others who chatter quite as foolishly about the truth, and yet disregard the word, Christ expressly says that the truth, by which God sanctifies his sons, is not to be found any where else than in the word.” [= Ia menunjukkan cara / jalan dari pengudusan, dan bukannya tanpa alasan; karena ada orang-orang fanatik yang menuruti hatinya dengan banyak ocehan yang tak berguna tentang pengudusan, tetapi yang mengabaikan kebenaran Allah, ... Juga karena ada orang-orang lain yang mengoceh secara sama bodohnya tentang kebenaran, tetapi yang mengabaikan firman, maka Kristus secara explicit menyatakan bahwa kebenaran, dengan mana Allah menguduskan / menyucikan anak-anakNya, tidak akan ditemukan di tempat lain selain dalam firman.] - hal 179-180.

3. Karena perzinahan rohani itu sering melibatkan perzinahan jasmani dalam upacara-upacara mereka.

Hos 4:12-14 - “(12) UmatKu bertanya kepada pohonnya, dan tongkatnya akan memberitahu kepadanya, sebab roh perzinahan menyesatkan mereka, dan mereka berzinah meninggalkan Allah mereka. (13) Mereka mempersembahkan korban di puncak gunung-gunung dan membakar korban di atas bukit-bukit, di bawah pohon besar dan pohon hawar dan pohon rimbun, sebab naungannya baik. Itulah sebabnya anak-anakmu perempuan berzinah dan menantu-menantumu perempuan bersundal. (14) Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun mereka berzinah, atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal; sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan perempuan-perempuan sundal dan mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang tidak berpengertian akan runtuh.”.

KJV: “harlots” [= pelacur-pelacur].

RSV: “cult prostitutes” [= pelacur-pelacur yang berhubungan dengan sekte sesat].

NIV: “shrine prostitutes” [= pelacur-pelacur kuil].

NASB: “temple prostitutes” [= pelacur-pelacur kuil].

Bdk. Bil 25:1-2 - “(1) Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab. (2) Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu.”.

Penafsir-penafsir modern membantah hal-hal itu.

https://en.wikipedia.org/wiki/Sacred_prostitution

4. ‘Menghina kekuasaan Allah’.

KJV: ‘despise dominion’ [= memandang rendah kedaulatan].

NIV/NASB/RSV: ‘reject authority’ [= menolak otoritas].

Macam-macam arti:

a. Mereka menolak semua otoritas, baik dalam gereja, keluarga, negara, pekerjaan dsb.

b. Mereka menyangkal ke-Tuhan-an Yesus.

c. Thomas Manton: mereka menolak semua pemerintahan dunia.

Bandingkan dengan Ro 13:1-dst Tit 3:1 1Pet 2:13-14,17 yang menunjukkan bahwa orang kristen harus tunduk kepada pemerintah. Hanya kalau pemerintah bertentangan dengan Firman Tuhan, barulah orang kristen boleh menentangnya (bdk. Kis 5:29).

Ro 13:1-2 - “(1) Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. (2) Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.”.

Tit 3:1 - “Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik.”.

1Pet 2:13-14,17 - “(13) Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, (14) maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. ... (17) Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!”.

Kis 5:27-29 - “(27) Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka, (28) katanya: ‘Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.’ (29) Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: ‘Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.”.

5. ‘Menghujat semua yang mulia di surga’.

KJV: ‘speak evil of dignities’ [= berbicara jelek / jahat tentang orang-orang berposisi tinggi / agung].

RSV: ‘revile the glorious ones’ [= mencerca / mencaci maki makhluk-makhluk yang mulia].

NIV: ‘slander celestial beings’ [= memfitnah makhluk-makhluk surgawi].

NASB: ‘revile angelic majesties’ [= mencerca / mencaci maki keagungan malaikat].

Macam-macam arti:

a. Mereka menghujat malaikat yang baik.

b. Thomas Manton: mereka menolak semua pemerintahan gereja.

Alasannya: kata DOXA [= glory / kemuliaan] yang digunakan di sini dalam 2Kor 8:23 menunjuk pada pejabat gereja.

2Kor 8:23 - “Titus adalah temanku yang bekerja bersama-sama dengan aku untuk kamu; saudara-saudara kami yang lain itu adalah utusan jemaat-jemaat dan suatu kemuliaan bagi Kristus.”.

Orang Kristen harus tunduk kepada pemimpin gereja (1Tes 5:12-13 1Tim 5:17,19 Ibr 13:17), tentu saja sepanjang para pemimpin gereja itu tidak menentang Firman Tuhan (bdk. Kis 5:29).

1Tes 5:12-13a - “(12) Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; (13a) dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka.”.

1Tim 5:17,19 - “(17) Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. ... (19) Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi.”.

Ibr 13:17 - “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.”.

2) Yudas 1:10: “Akan tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka.”.

Dalam ay 10 ini dikontraskan 2 hal:

a) Segala sesuatu yang tidak mereka ketahui (ay 10a). Ini mereka hujat (ay 10a).

Tentang ‘segala sesuatu yang tidak mereka ketahui’ (ay 10a) ada yang menafsirkan bahwa ini bukan menunjuk pada kebenaran tetapi kepada malaikat-malaikat, dan dengan demikian ay 10a ini mengulangi ay 8.

Orang yang tidak mengerti seharusnya berdiam diri (bdk. Amsal 17:28) dan mencari pengetahuan (Amsal 1:22-23 8:5-10). Tetapi orang bodoh biasanya justru berani bicara (Amsal 18:2,13).

Amsal 17:28 - “Juga orang bodoh akan disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya.”.

Amsal 1:22-23 - “(22) ‘Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan? (23) Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu.”.

Amsal 18:2,13 - “(2) Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya. ... (13) Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya.”.

Pulpit Commentary: “None are so ready to speak as the ignorant.” [= Tidak ada yang lebih siap untuk berbicara dari pada orang yang bodoh / tidak mempunyai pengertian.] - hal 26.

Mungkin ini menjelaskan mengapa dalam persekutuan / kebaktian Kharismatik lebih banyak orang yang berani sharing, padahal sharingnya ngawur!

Yang dibicarakan oleh Yudas 10 ini lebih extrim lagi. Orang bodoh itu bukan hanya berbicara, tetapi bahkan menghujat apa yang tidak mereka mengerti.

Thomas Manton mengatakan bahwa memang biasanya orang mengecam / menghujat kebenaran karena mereka tidak mengerti hal itu. Ia juga menambahkan bahwa setan selalu berusaha supaya kita jauh dari kebenaran. Ini akan menyebabkan kita mempunyai prasangka buruk terhadap kebenaran itu, sehingga kita bukannya menyelidikinya tetapi mencurigainya dan mengecamnya / menghujatnya.

Contoh penghujat kebenaran seperti ini:

1. Paulus sebelum bertobat (1Tim 1:13).

1Timotius 1:13 - “aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihaniNya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.”.

2. Para perusak gereja yang menulisi tembok dengan makian / kata-kata kotor yang ditujukan kepada Yesus.

Tetapi surat Yudas ini bukannya membicarakan orang atheis yang anti kristen, tetapi membicarakan nabi palsu dalam gereja (bdk. ay 4,12). Bukan sesuatu yang aneh kalau seorang atheis / anti kristen menghujat kekristenan / orang kristen, tetapi adalah sesuatu yang mengejutkan bahwa seorang ‘hamba Tuhan’ melakukan hal semacam itu.

Contoh penghujat kebenaran di dalam ‘gereja’:

a. Gereja Roma Katolik yang mengecam pemberlakuan kebenaran Kristus terhadap diri kita yang percaya (imputed righteousness) dan keyakinan keselamatan.

b. Orang-orang Liberal yang mengecam ‘inerrancy of the Bible’ [= ketidak-bersalahan Alkitab], kepercayaan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga, dsb.

c. Orang Kharismatik tertentu mengecam pengetahuan dan bahkan mengatakan bahwa orang yang menekankan pengetahuan Kitab Suci itu seperti orang Farisi dan ahli Taurat.

Thomas Manton: “Nazianzen speaks of some ignorant people that condemn learning ... that their own deficiency being the more common, might be less odious;” [= Nazianzen berbicara tentang beberapa orang yang bodoh / tidak mempunyai pengertian yang mengecam pengetahuan ... supaya kekurangan mereka itu menjadi lebih umum sehingga tidak terlalu menjijikkan;] - hal 206.

Sikap berani bicara sekalipun tidak mengerti, dan sikap menghujat apa yang tidak dimengerti ini, kontras sekali dengan sikap Kristus yang berkata dalam Yoh 3:11 - “... kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat”.

Bandingkan juga dengan 1Yoh 1:1-3.

1Yoh 1:1-3 - “(1) Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup - itulah yang kami tuliskan kepada kamu. (2) Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. (3) Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan AnakNya, Yesus Kristus.”.

Sikap Kristus / Yohanes ini yang seharusnya kita tiru.

Penerapan:

(1) Semua pemberita Firman (guru sekolah minggu, penginjil pribadi, pengkhotbah awam, guru agama), lebih-lebih hamba Tuhan (pendeta, penginjil, dosen sekolah theologia), harus banyak belajar Firman Tuhan (untuk hamba Tuhan harus sekolah theologia), untuk bisa mengajarkan Firman Tuhan dengan baik! Kalau tidak, bisa-bisa mereka menjadi orang bodoh yang banyak bicara sekalipun tidak mengerti! Dan memang yang seperti ini banyak sekali.

(2) Kalau kita sudah banyak belajar dan mengerti Firman Tuhan, kita harus berani berbicara. Dunia, bahkan gereja, penuh dengan orang bodoh yang berani berbicara. Kalau orang yang pandai / berpengetahuan tidak berani berbicara, bisakah saudara bayangkan akibatnya?

b) ‘Apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka’ (ay 10b).

1. Ada 2 pandangan tentang pengetahuan mereka ini:

a. Ada yang menganggap bahwa pengetahuan ini adalah betul-betul pengetahuan yang benar, misalnya pengetahuan tentang adanya Allah, yang jelas ditanamkan oleh Allah dalam diri setiap orang sejak kecil (Ro 1:19-20).

Thomas Manton kelihatannya setuju dengan pandangan ini dan ia berkata: “wicked men, left to themselves, do but abuse and corrupt that natural goodness and knowledge which they have in them. ... We are so far from improving ourselves, that we ‘corrupt ourselves in what we know naturally,’” [= orang jahat kalau dibiarkan akan menyalahgunakan dan merusak kebaikan dan pengetahuan alamiah yang mereka miliki dalam diri mereka. ... Kita begitu jauh dari memperbaiki diri sendiri, sehingga kita ‘merusak diri kita sendiri dalam apa yang kita ketahui secara alamiah’,]. - hal 267.

Ini penting diperhatikan dalam pendidikan anak! Tidak ada anak yang bisa beres dengan sendirinya, kalau tidak dididik. Orang tua tidak boleh membiarkan anak terus menuruti kemauannya sendiri.

b. Ada yang menafsirkan bahwa ini menunjuk pada ‘superficial knowledge’ [= pengetahuan semu / tidak sungguh-sungguh], atau menunjuk pada pengertian menurut perkiraan mereka. Jadi mereka mengira mereka mengerti padahal mereka salah. Bahkan ada yang secara specific menganggap bahwa orang-orang sesat ini menganut Gnosticism, yang beranggapan bahwa manusia diselamatkan karena pengetahuannya.

Alasan mengapa pengetahuan mereka ini dianggap sebagai pengetahuan yang salah:

(1) Pembedaan kata ‘tahu’ dan ‘mengerti’.

KJV: ‘But these speak evil of those things which they know not: but what they know naturally, as brute beasts, in those things they corrupt themselves’ [= Tetapi mereka berbicara jahat tentang hal-hal yang mereka tidak tahu: tetapi apa yang mereka ketahui secara alamiah, seperti binatang yang kasar, dalam hal-hal itu mereka merusak diri mereka sendiri].

NIV: ‘Yet these men speak abusively against whatever they do not understand; and what things they do understand by instinct, like unreasoning animals - these are the very things that destroy them’ [= Tetapi orang-orang ini berbicara secara menghina menentang apapun yang mereka tidak mengerti; dan hal-hal yang mereka mengerti secara naluri, seperti binatang yang tak berakal - ini adalah hal-hal yang menghancurkan mereka].

RSV: ‘But these men revile whatever they do not understand, and by those things that they know by instinct as irrational animals do, they are destroyed’ [= Tetapi orang-orang ini mencerca apapun yang tidak mereka mengerti, dan oleh hal-hal yang mereka ketahui secara naluri seperti binatang yang tak berakal, mereka dihancurkan]. Ini mirip dengan NASB.

Berbeda dengan Kitab Suci Indonesia yang menggunakan 2 x kata ‘ketahui’, dan KJV yang menggunakan 2 x kata ‘know’ [= tahu], dan NIV yang menggunakan 2 x kata ‘understand’ [= mengerti], maka RSV dan NASB menggunakan ‘know’ [= tahu] dan ‘understand’ [= mengerti].

Mungkin pembedaan ini memang harus ditekankan karena bahasa Yunaninya juga menggunakan 2 kata yang berbeda (OIDASIN dan EPISTANTAI).

(2) Adanya kata-kata ‘mereka ketahui dengan nalurinya’.

RSV/NIV/NASB: ‘by instinct’ [= dengan / oleh naluri].

KJV: ‘naturally’ [= secara alamiah].

Pengetahuan yang benar tentang keselamatan pasti tidak akan ada pada diri kita secara alamiah (bdk. 1Kor 2:14), tetapi bagaimanapun ada pengetahuan tentang kebenaran yang bisa ada dalam diri kita secara alamiah, misalnya pengetahuan akan adanya Allah (Ro 1:19-20). Jadi dasar ini saja masih kurang kuat. Karena itu perhatikan dasar yang lain di bawah ini.

(3) Adanya tambahan kata-kata ‘seperti binatang yang tidak berakal’.

Ini rasa-rasanya tidak memungkinkan bahwa pengetahuan itu adalah pengetahuan yang benar.

2. Pengetahuan yang salah ini membinasakan / merusak mereka.

Kitab Suci Indonesia: ‘kebinasaan’.

RSV/NIV/NASB: ‘destroy / destroyed’ [= menghancurkan].

KJV: ‘corrupt’ [= merusak / membuat jadi jahat].

Saya lebih setuju dengan KJV.

Pengetahuan yang salah selalu membawa akibat buruk. Karena itu jangan tiru nabi-nabi palsu yang mempunyai pengetahuan yang sesat. Rajinlah dalam belajar Kitab Suci, dan dengan hati yang tulus dan rendah hati, selalulah berdoa meminta pengertian yang benar dari Tuhan.

Keberanian nabi-nabi palsu itu dalam menghina / menghujat dibandingkan dengan sikap / cara Mikhael dalam hal ini.

 Yudas 1:9: “Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’”.

1) ‘Penghulu malaikat’.

NIV/NASB: ‘the archangel’.

Yunani: HO ARCHANGGELOS.

Kata ARCH berarti chief [= kepala / ketua].

Contoh: ‘archbishop’ = ‘a chief bishop’ [= bishop kepala], ‘a bishop of the highest rank’ [= bishop yang tingkatnya tertinggi].

Istilah archangel ini menunjukkan adanya hierarchy / tingkatan dalam kalangan malaikat.

Demikian juga dalam kalangan setan juga ada hierarchy. Ini terlihat secara implicit dari Mat 25:41 Mat 12:43-45 Mark 9:28-29.

Mat 12:43-45 - “(43) ‘Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. (44) Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur. (45) Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini.’”.

Mark 9:28-29 - “(28) Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-muridNya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: ‘Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?’ (29) JawabNya kepada mereka: ‘Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.’”.

Ada yang beranggapan bahwa Mikhael ini menunjuk kepada Yesus / merupakan simbol Yesus. Tetapi ini salah karena:

a) Kata-kata ‘tidak berani menghakimi Iblis’ tidak cocok untuk Yesus.

b) Bahwa Yesus bisa bertengkar dengan Iblis, juga merupakan sesuatu yang merendahkan Yesus. Bandingkan dengan sikap setan terhadap Yesus dalam Markus 5:6-13.

Mark 5:6-13 - “(6) Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkanNya lalu menyembahNya, (7) dan dengan keras ia berteriak: ‘Apa urusanMu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!’ (8) Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: ‘Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!’ (9) Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: ‘Siapa namamu?’ Jawabnya: ‘Namaku Legion, karena kami banyak.’ (10) Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. (11) Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, (12) lalu roh-roh itu meminta kepadaNya, katanya: ‘Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!’ (13) Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.”.

Jelas bahwa setan sangat takut kepada Yesus sehingga tidak terbayangkan bahwa ia berani ‘bertengkar’ dengan Yesus!

c) Bagian paralel dari ayat ini, yaitu dalam 2Pet 2:11, berkata ‘malaikat-malaikat’.

2Pet 2:11 - “padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah.”.

2) ‘ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa’ (ay 9a).

a) Problem bagian ini.

Bagian ini (dan lebih-lebih ay 14-15) menimbulkan problem besar, sampai-sampai ada orang yang tidak mau menerima surat Yudas ini dalam kanon Kitab Suci gara-gara adanya bagian ini (Catatan: ada yang mengatakan bahwa surat Yudas baru dipastikan masuk ke kanon Alkitab pada abad ke 4). Apa problemnya?

1. Dalam Perjanjian Lama, tidak ada cerita ini.

Ul 34:5-6 memang hanya menceritakan bahwa setelah Musa mati, ia dikuburkan oleh Tuhan di suatu lembah di tanah Moab, dan tidak ada orang yang tahu kuburannya.

Ul 34:5-6 - “(5) Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. (6) Dan dikuburkanNyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.”.

Tetapi sebetulnya bukan sesuatu yang aneh kalau penulis Perjanjian Baru melengkapi Perjanjian Lama. Contoh-contoh lain:

a. 2Tim 3:8 memberikan nama Yanes dan Yambres, yang dianggap sebagai nama ahli-ahli sihir Mesir, yang tidak ada dalam Kel 7:11.

2Tim 3:8 - “Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji.”.

b. Ibr 12:21 mengatakan Musa gemetar dan takut; ini tidak ada dalam Kel 19-20 dan Ul 5.

Ibr 12:21 - “Dan sangat mengerikan pemandangan itu, sehingga Musa berkata: ‘Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar.’”.

c. Kis 7:22 yang mengatakan bahwa ‘Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir’, juga melengkapi Perjanjian Lama.

Kis 7:22 - “Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.”.

d. Yak 5:17 mengatakan bahwa Elia berdoa supaya hujan jangan turun, sehingga akhirnya tidak turun hujan selama 3,5 tahun. Ini juga merupakan bagian yang melengkapi cerita tentang Elia dalam 1Raja 17-18.

Yak 5:17 - “Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.”.

e. Mirip dengan ini adalah Kis 20:35 dimana Paulus mengutip kata-kata Yesus, yang berbunyi ‘Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima’ yang tidak pernah ada dalam kitab-kitab Injil. Jelas bahwa bagian ini juga harus dianggap sebagai bagian yang melengkapi kitab-kitab Injil.

2. Cerita ini berbau dongeng-dongeng Yahudi.

Tetapi dalam Zakh 3:1-2 juga ada cerita yang seperti ini, dan itu jelas adalah Firman Tuhan. Cerita dalam Ayub 1-2 juga berbau dongeng, tetapi semua orang yang Injili dan Alkitabiah menerimanya bukan sebagai dongeng, tetapi sebagai fakta sejarah dan sebagai Firman Tuhan.

Zakh 3:1-2 - “(1) Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia. (2) Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: ‘TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?’”.

Ayub 1-2 menceritakan dialog antara Tuhan dengan Iblis.

3. William Barclay mengatakan bahwa dalam buku Apocrypha yang berjudul ‘The Assumption of Moses’.

Catatan: sekarang buku ini sudah tidak ada / hanya tersisa sedikit, karena banyak bagian yang hilang - https://www.gotquestions.org/Assumption-of-Moses.html

Dalam buku itu ada cerita bahwa Mikhael diberi tugas untuk menguburkan mayat Musa. Iblis mencoba menghalangi dan menuntut tubuh Musa itu untuk dirinya sendiri.

Persoalannya adalah: apakah Yudas memang menggunakan Apocrypha?

Ada beberapa penafsiran / pandangan tentang hal ini:

a. Yudas memang mengakui otoritas dari Apocrypha sehingga ia lalu mengutipnya.

Keberatan terhadap penafsiran ini: Tidak terbayangkan bahwa ada penulis Kitab Suci yang percaya dan mengutip Apocrypha.

b. Yudas memang mengutip Apocrypha, karena guru-guru palsu dalam ay 4 itu mempercayai otoritas Apocrypha itu. Jadi, sekalipun Yudas sendiri tidak menyetujui Apocrypha, tetapi ia tetap mau menggunakannya demi mempertobatkan mereka.

Illustrasi / analogi: ada orang kristen yang kalau menginjili orang agama lain lalu menggunakan Kitab Suci mereka.

Keberatan terhadap penafsiran ini:

(1) Yudas menuliskan ay 9 ini sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh terjadi.

(2) Saat ini Yudas tidak sedang berbicara kepada guru-guru palsu itu, tetapi ia sedang berbicara kepada orang-orang kristen tentang guru-guru palsu itu.

c. Yudas mengutip bagian ini bukan dari Apocrypha, tetapi dari tradisi [= cerita turun temurun dari mulut ke mulut] Yahudi yang beredar saat itu.

Tradisi memang tidak selalu benar, tetapi ada yang benar, dan Yudas mengutip yang benar.

Banyak orang yang berpendapat bahwa pada waktu Paulus menyebutkan nama Yanes dan Yambres (sebagai nama-nama para ahli sihir Mesir) dalam 2Tim 3:8, ia juga mendapatkan nama-nama itu dari tradisi yang beredar.

d. Yudas tidak mengutip dari Apocrypha ataupun tradisi tetapi mendapatkan wahyu ilahi tentang hal ini.

b) Pembahasan bagian ini:

1. Mengapa ada pertengkaran antara Mikhael dengan Iblis karena mayat Musa? Ada sedikitnya 2 pandangan:

a. Karena Musa muncul pada waktu Yesus dimuliakan di atas gunung (Mat 17:3), maka ada orang yang berpendapat bahwa Musa mengalami kebangkitan. Mikhael menjaga mayat Musa supaya tidak busuk, sehingga bisa dibangkitkan, sedangkan Iblis ingin membusukkan mayat Musa itu.

Saya tidak menerima pandangan / tafsiran ini karena:

(1) Kalau Musa dibangkitkan, ia dibangkitkan dengan tubuh apa? Tidak mungkin ia dibangkitkan dengan tubuh kebangkitan / tubuh kemuliaan, karena kalau demikian Kristus tidak bisa dikatakan sebagai yang pertama / yang sulung yang bangkit dari antara orang mati (1Kor 15:20,23 Kol 1:18 Wah 1:5).

(2) Kalau mayat Musa itu busukpun Tuhan tetap bisa membangkitkannya.

b. Kebanyakan orang berpendapat bahwa Tuhan menguburkan mayat Musa sehingga tidak ada orang yang tahu kuburannya, karena Tuhan tidak mau orang Israel menyembah Musa / menjadikan mayat Musa sebagai relics. Dan mungkin sekali karena itu Tuhan lalu menugaskan Mikhael untuk menguburkan dan menjaga mayat Musa itu. Sebaliknya, setan menghendaki mayat Musa itu, supaya bisa ia gunakan untuk menjatuhkan bangsa Israel dalam penyembahan berhala terhadap mayat Musa tersebut.

Kalau ini benar, maka ini menunjukkan bahwa setan sangat ingin menjatuhkan anak-anak Tuhan ke dalam penyembahan berhala! Ingat bahwa penyembahan berhala merupakan dosa yang paling dikutuk / dibenci Tuhan dalam Perjanjian Lama, sehingga tidak aneh kalau setan justru ingin kita jatuh ke dalam dosa itu. Karena itu hati-hatilah dengan:

(1) Pemberhalaan terhadap Kitab Suci (menghormati bukunya), salib Kristus, foto Yesus, patung Yesus dsb.

(2) Pemberhalaan terhadap pendeta / gereja.

(3) Pemberhalaan terhadap roti dan anggur dalam Perjamuan Kudus.

(4) Pemberhalaan terhadap uang. Kitab Suci 2 x menyebutkan ketamakan / keserakahan sebagai pemberhalaan, yaitu dalam Ef 5:5 dan Kol 3:5, karena hal ini membelokkan cinta, perhatian, penghargaan, kepercayaan (trust) kita dari Allah kepada uang.

Charles Haddon Spurgeon: “Anything becomes an idol when it keeps us away from God:” [= Apapun menjadi berhala kalau hal itu menjauhkan kita dari Allah:] - ‘Morning & Evening’, 16 Oktober, evening.

Karena itu selain uang, waspadai juga TV, hobby, pacar, teman, keluarga / anak, pekerjaan, study, bahkan pelayanan, supaya hal-hal itu tidak menjadi berhala bagi kita, yang menjauhkan kita dari Allah!

Bdk. 1Yoh 5:21 - “Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.”.

(5) Kepercayaan yang tidak sesuai dengan Kitab Suci, seperti takhyul.

(6) Penyembahan kepada Allah tanpa melalui Kristus, seperti yang dilakukan oleh orang beragama lain.

Thomas Manton: “It is idolatry not only to worship false gods in the place of the true God, but to worship the true God in a false manner, and both sorts do gratify the devil.” [= Adalah merupakan penyembahan berhala bukan hanya menyembah allah-allah palsu menggantikan tempat Allah yang benar, tetapi juga menyembah Allah yang benar dengan cara yang palsu / salah, dan kedua jenis penyembahan itu memuaskan setan.] - hal 252.

2. Mikhael berselisih / bertengkar dengan Iblis.

Ada beberapa hal yang perlu dibahas:

a. Yang dimaksud dengan perselisihan / pertengkaran di sini adalah pertengkaran mulut. Kata Yunani yang diterjemahkan ‘perselisihan’ di sini juga digunakan dalam Kis 11:2.

Kis 11:2 - “Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia.”.

b. Kitab Suci banyak menceritakan konfrontasi antara Mikhael / malaikat dengan setan:

(1) Daniel 10:12-14,20-21 - “(12) Lalu katanya kepadaku: ‘Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu. (13) Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia. (14) Lalu aku datang untuk membuat engkau mengerti apa yang akan terjadi pada bangsamu pada hari-hari yang terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu.’ ... (20) Lalu katanya: ‘Tahukah engkau, mengapa aku datang kepadamu? Sebentar lagi aku kembali untuk berperang dengan pemimpin orang Persia, dan sesudah aku selesai dengan dia, maka pemimpin orang Yunani akan datang. (21) Namun demikian, aku akan memberitahukan kepadamu apa yang tercantum dalam Kitab Kebenaran. Tidak ada satupun yang berdiri di pihakku dengan tetap hati melawan mereka, kecuali Mikhael, pemimpinmu itu,”.

(2) Zakh 3:1-2 - “(1) Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia. (2) Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: ‘TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?’”.

(3) Wah 12:7-9 - “(7) Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, (8) tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. (9) Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.”.

c. Seringkali kita juga harus bertengkar demi Tuhan (bukan berkelahi secara fisik!).

Bdk. Mat 10:34-36 - “(34) ‘Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.”.

Orang kristen yang memang mempunyai jiwa pengecut, atau tidak mempunyai semangat yang cukup untuk mau geger demi Tuhan, seringkali menggunakan istilah ‘cinta damai’ sebagai kedok, tetapi bahwa ini jelas merupakan hal yang salah, terbukti dari teladan Mikhael di sini!

3) “tidak berani menghakimi Iblis dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’” (ay 9b).

a) ‘tidak berani menghakimi Iblis dengan kata-kata hujatan’.

1. ‘menghakimi Iblis dengan kata-kata hujatan’.

NIV: ‘to bring a slanderous accusation against him’ [= memberikan tuduhan yang bersifat fitnah terhadapnya].

NASB: ‘pronounce against him a railing judgment’ [= menyatakan terhadapnya suatu penghakiman yang pahit / mencela].

KJV: ‘bring against him a railing accusation’ [= memberikan tuduhan yang pahit / mencela terhadapnya].

RSV: ‘to pronounce a reviling judgment upon him’ [= menyatakan suatu penghakiman yang mencela / memaki-maki kepadanya].

Thomas Manton menafsirkan bahwa ini menunjukkan bahwa Mikhael tidak mau menggunakan kata-kata yang kasar pada waktu marah.+

2. Kalau tadi kita lihat bahwa demi Tuhan Mikhael berani geger / bertengkar, maka sekarang kita melihat ia tidak berani melakukan hal yang kelewat batas dalam gegeran itu. Ia tidak berani melakukan hal itu bukan karena ia takut kepada Iblis, tetapi karena ia takut kepada Allah. Jadi, pada waktu gegeran dengan Iblis, Mikhael bukan hanya memperhatikan Iblis, tetapi memperhatikan Allah! Boleh dikatakan bahwa Mikhael punya motto: ‘Jangan bertindak brengsek terhadap orang brengsek!’.

3. Sikap Mikhael ini kontras sekali dengan sikap guru-guru palsu / orang-orang kristen KTP yang dibicarakan oleh Yudas itu, yang begitu berani dalam melakukan hujatan (ay 8,10).

Penerapan: Kita tidak boleh meniru orang-orang brengsek ini, sebaliknya kita harus meniru Mikhael. Dalam geger demi Tuhan, kita harus tetap memandang kepada Tuhan, dan tahu batasnya, misalnya:

a. Jangan sampai berkelahi.

b. Jangan sampai melontarkan kata-kata kotor / makian.

c. Jangan berdusta / memfitnah.

Thomas Manton: “The God of peace will not be served with a wrathful spirit, and Christ’s warfare needeth no carnal weapons.” [= Allah perdamaian tidak akan dilayani dengan roh kemarahan, dan perang Kristus tidak membutuhkan senjata yang bersifat daging / jasmani.] - hal 259.

Kalau dalam gegeran yang dilakukan demi Tuhan saja kita tidak boleh melakukan hal-hal ini, lebih-lebih dalam gegeran yang bukan demi Tuhan!

b) ‘tetapi berkata: Kiranya Tuhan menghardik engkau!’.

1. Ini menunjukkan bahwa Mikhael tetap mengeluarkan kata-kata yang menyerang / mengecam Iblis, tetapi dalam batas yang diijinkan. Jadi, Kitab Suci mengijinkan penggunaan kata-kata keras terhadap orang-orang sesat / jahat (bdk. Mat 3:7 Mat 23:13-36 Luk 13:32 Gal 1:6-9 Fil 3:2).

Mat 3:7 - “Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: ‘Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?”.+

Mat 23:15,17,33 - “(15) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. ... (17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? ... (33) Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?”.

Luk 13:32 - “Jawab Yesus kepada mereka: ‘Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.”.

Gal 1:8-9 - “(8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.”.

Fil 3:2 - “Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,”.

2. Kata-kata ini juga menunjukkan bahwa Mikhael menyerahkan penghakiman terhadap Iblis itu kepada Allah (bdk. Ro 12:19 Yak 4:11-12).

Ro 12:19 - “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hakKu. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.”.

Yak 4:11-12 - “(11) Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya. (12) Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?”.

3)  Yudas 1:11: “Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah.”.

a) ‘Celakalah mereka’.

1. Mengecam orang salah seperti ini, yang juga dilakukan oleh semua rasul dan nabi dan bahkan Yesus sendiri, tidaklah bertentangan dengan larangan menghakimi (Mat 7:1-5)!

Mat 7:1-5 - “(1) ‘Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. (2) Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. (3) Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? (4) Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. (5) Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.’’.

Bdk. Yoh 7:24 - “Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil.’”.

2. Tujuan Yudas di sini adalah mengingatkan mereka nasib apa yang menanti mereka, dan juga supaya orang lain tidak mengikuti kesalahan mereka.

b) Yudas memberikan 3 contoh yaitu:

1. Kain (Yudas 1:11a).

a. Kesalahan Kain: mempersembahkan korban tanpa iman, iri hati, marah, tak peduli teguran Allah, membunuh orang benar, kejam (bdk. Ibr 11:4 1Yoh 3:12).

Kej 4:3-8 - “(3) Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; (4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, (5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkanNya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. (6) Firman TUHAN kepada Kain: ‘Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? (7) Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.’ (8) Kata Kain kepada Habel, adiknya: ‘Marilah kita pergi ke padang.’ Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.”.

Ibrani 11:4 - “Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.”.

1Yoh 3:12 - “bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.”.

b. Pulpit Commentary: “He who cared not how he served God regarded not how he used his brother. Cain begins with sacrifice and ends with murder.” [= Ia yang tidak peduli bagaimana ia melayani Allah juga tidak akan peduli bagaimana ia memperlakukan saudaranya. Kain mulai dengan korban dan mengakhirinya dengan pembunuhan.] - hal 26.

c. Kain dipakai sebagai contoh karena ia adalah orang pertama yang keluar dari gereja yang benar. Tertullian menganggap Kain sebagai ‘keturunan ular’ (bdk. Kej 3:15), yang memulai penganiayaan terhadap orang benar.

2. Bileam (ay 11b).

Yudas 1: 11: “Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah.”.

a. Kesalahan Bileam.

Kesalahan Bileam adalah tamak, mau melakukan hal yang salah demi uang. Dalam masa resesi ekonomi seperti saat ini, hal ini harus diwaspadai. Bileam juga punya kesalahan yang lain, yaitu memberi nasehat untuk menggoda Israel menggunakan perempuan-perempuan Moab (Bil 25:1-18 bdk. Bil 31:16 Wah 2:14).

Bil 31:16 - “Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap TUHAN dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat TUHAN.”.

Wahyu 2:14 - “Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.”.

Juga sekalipun ia disebut nabi dalam 2Pet 2:16, tetapi dalam Yos 13:22 ia disebut ‘juru tenung’.

2Pet 2:16 - “Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu.”.

Yos 13:22 - “Juga Bileam bin Beor, juru tenung itu, telah dibunuh oleh orang Israel dengan pedang, beserta orang-orang yang telah mati tertikam oleh mereka.”.

Tetapi karena dalam Yudas 11 ini ada kata-kata ‘oleh sebab upah’ maka jelas bahwa kesalahan Bileam yang dibandingkan dengan para nabi palsu dalam gereja pada jaman Yudas itu hanyalah ketamakan, dan maunya berbuat dosa demi uang.

Untuk saudara yang tamak / ingin kaya, renungkan 2 text Kitab Suci di bawah ini:

Amsal 28:20 - “Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.”.

1Tim 6:6-10 - “(6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. (7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apapun ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. (8) Asal ada makanan dan pakaian cukuplah. (9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. (10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”.

b. ‘menceburkan diri’.

NIV: ‘have rushed’ [= telah lari].

NASB: ‘have rushed headlong’ [= telah lari dengan kepala di depan / lari sembarangan / ngawur].

Pulpit Commentary: “How sad that the saints of God should not run as eagerly in the way of God as sinners in the way of wickedness and folly!” [= Betapa menyedihkan bahwa orang-orang kudus Allah tidak lari dengan keinginan yang sangat besar dalam jalan Allah seperti orang-orang berdosa dalam jalan kejahatan dan kebodohan!] - hal 27.

3. Korah (ay 11c).

Ay 11: “Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah.”.

a. Kesalahan Korah.

Kitab Suci Indonesia: ‘kedurhakaan seperti Korah’.

Kata ‘seperti’ ini seharusnya tidak ada, dan kata ‘kedurhakaan’ diterjemahkan berbeda-beda.

RSV/NIV/NASB: ‘rebellion’ [= pemberontakan].

KJV: ‘gainsaying’ [= tindakan membantah dengan kata-kata].

Yunani: ANTILOGIAI.

A. T. Robertson: “The word ANTILOGIA is originally answering back (Heb. 6:16), but it may be by act also (Rom. 10:21) as here.” [= Kata ANTILOGIA semula berarti membantah (Ibr 6:16), tetapi itu juga bisa dilakukan dengan tindakan (Ro 10:21) seperti di sini.].

Ibr 6:16 - “Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan.”.

Kata ‘bantahan’ diterjemahkan dari kata Yunani ANTILOGIAS.

Ro 10:21 - “Tetapi tentang Israel ia berkata: ‘Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tanganKu kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah.’”.

Kata ‘membantah’ diterjemahkan dari kata Yunani ANTILEGONTAS.

Ini menunjuk pada kesalahan Korah dalam Bil 16:1-3, dimana ia iri hati kepada Musa sebagai pemimpin dan ia menentang pemilihan dan pengangkatan Musa oleh Tuhan.

Bil 16:1-3 - “(1) Korah bin Yizhar bin Kehat bin Lewi, beserta Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, dan On bin Pelet, ketiganya orang Ruben, mengajak orang-orang (2) untuk memberontak melawan Musa, beserta dua ratus lima puluh orang Israel, pemimpin-pemimpin umat itu, yaitu orang-orang yang dipilih oleh rapat, semuanya orang-orang yang kenamaan. (3) Maka mereka berkumpul mengerumuni Musa dan Harun, serta berkata kepada keduanya: ‘Sekarang cukuplah itu! Segenap umat itu adalah orang-orang kudus, dan TUHAN ada di tengah-tengah mereka. Mengapakah kamu meninggi-ninggikan diri di atas jemaah TUHAN?’”.

Contoh lain yang boleh dikatakan persis seperti Korah adalah Diotrefes (3Yoh 9-10).

3Yoh 9-10 - “(9) Aku telah menulis sedikit kepada jemaat, tetapi Diotrefes yang ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami. (10) Karena itu, apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia meleter melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami; dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara yang datang, tetapi juga mencegah orang-orang, yang mau menerima mereka dan mengucilkan orang-orang itu dari jemaat.”.

Thomas Manton: “It is Korah’s sin to invade offices without a call, and to destroy that order which God hath established.” [= Dosa Korah adalah masuk / menyerbu suatu jabatan tanpa suatu panggilan, dan menghancurkan urut-urutan / pengaturan yang telah ditegakkan / ditetapkan Allah.] - hal 272.

Penerapan: Jangan sembarangan bertindak kurang ajar terhadap hamba Tuhan, kecuali kalau saudara melihat bahwa hamba Tuhan itu adalah seorang nabi palsu.

Kalau saudara menganggapnya sebagai hamba Tuhan yang sejati, saudara harus menghormatinya. Bahkan kalau ia berbuat kesalahan, sekalipun saudara boleh menegurnya / menasehatinya, saudara harus melakukannya dengan hormat.

Bdk. Maz 105:15 - “‘Jangan mengusik orang-orang yang Kuurapi, dan jangan berbuat jahat kepada nabi-nabiKu!’”.

b. Hukuman Korah: ia mati ditelan bumi yang terbelah (Bil 16:23-33).

Thomas Manton: “Those that made a cleft in the congregation, the earth cleaved to swallow them up.” [= Mereka yang membuat perpecahan dalam jemaat, bumi terpecah untuk menelan mereka.] - hal 273.

Karena itu hati-hati untuk tidak memecah gereja!

Tentang penggunaan contoh orang-orang jaman dulu (Kain, Bileam dan Korah) dengan dosa-dosa mereka, Pulpit Commentary memberikan komentar sebagai berikut:

“Sin only repeats itself as it perpetuates itself. Under many new forms we recognize only the old sins of envy, avarice, and pride.” [= Dosa hanya mengulang dirinya sendiri pada waktu ia melestarikan dirinya sendiri. Dalam banyak bentuk yang baru kita mengenali dosa-dosa lama belaka yaitu iri hati, ketamakan, dan kesombongan.] - hal 18.

Karena itu hati-hati terhadap dosa-dosa ini!

c) Penggunaan 3 kata kerja yang berbeda dalam 3 contoh ini:

1. ‘Mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain’.

2. ‘Menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam’.

NIV: ‘they have rushed’ [= mereka cepat-cepat / mereka lari].

3. ‘Mereka binasa karena kedurhakaan (seperti) Korah’.

Ini menunjukkan suatu perkembangan yang progresif. Mula-mula mereka masuk / mengikuti jalan yang sesat, lalu mereka lari di jalan itu, dan akhirnya mereka binasa di jalan itu!

Ada 2 hal lain yang harus diperhatikan tentang kebinasaan mereka ini:

a. Kata-kata ‘Mereka binasa’.

NIV: ‘they have been destroyed’ [= mereka telah dibinasakan / dihancurkan].

NASB: ‘perished’ [= telah binasa].

Digunakan bentuk lampau (aorist tense) sekalipun belum terjadi, untuk menunjukkan kepastian.

b. Semua orang jahat yang dipakai sebagai contoh oleh Yudas mempunyai akhir yang mengerikan, yaitu orang Israel yang tidak percaya (ay 5), malaikat yang jatuh (ay 6), orang Sodom dan Gomora (ay 8), Kain, Bileam dan Korah (ay 11).

Bandingkan ini dengan Maz 73, yang mula-mula menceritakan enaknya orang jahat (Maz 73:3-14) tetapi lalu menunjukkan akhir dari orang jahat (Maz 73:17-20). Ini menyebabkan pemazmur tidak mau mengikuti orang jahat itu tetapi sebaliknya ingin tetap dekat dengan Tuhan (ay 28).

Karena itu setiap kali saudara iri hati kepada orang jahat dan mau mengikuti mereka, renungkan akhir hidup mereka!

4) Ay 12-13: “(12) Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali. (13) Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri; mereka bagaikan bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya.”.

Dalam ay 12-13 ini Yudas memberikan bermacam-macam penggambaran tentang orang-orang sesat itu:

a) ‘Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri’ (ay 12a).

1. ‘Perjamuan kasihmu’.

a. Pada abad-abad awal dari kekristenan, dalam gereja ada perjamuan kasih yang disebut ‘love feast’ [= pesta kasih]. Ini diadakan demi persekutuan, dan juga demi orang miskin, sebagai ketaatan terhadap kata-kata Kristus dalam Luk 14:12-13.

Luk 14:12-14 - “(12) Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: ‘Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. (13) Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. (14) Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.’”.

Jadi, setiap orang membawa makanan, orang yang kaya membawa banyak, orang yang miskin membawa sedikit, dan semua makanan itu lalu dimakan bersama-sama.

Tetapi lalu terjadi hal-hal yang buruk seperti dalam 1Kor 11:21-22 dan Yudas 12 ini.

1Kor 11:21-22 - “(21) Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk. (13) Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji.”.

 Yudas 1:12: “Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali.”.

b. Sama seperti ay 4, ay 12 ini menunjukkan bahwa orang-orang sesat itu menyusup ke dalam gereja. Ay 12a ini bahkan menunjukkan bahwa mereka aktif dalam gereja.

2. ‘noda’.

Benarkah terjemahan ‘noda’ ini?

a. Ada penafsir yang menganggap bahwa terjemahan ‘noda’ ini tepat.

Orang-orang ini disebut ‘noda’ bukan hanya karena mereka itu kotor dalam diri mereka sendiri, tetapi juga karena mereka menodai / mempermalukan seluruh gereja (bdk. Ibr 12:15 - ‘mencemarkan banyak orang’).

Dalam gereja yang paling murnipun pasti ada noda seperti ini. Untuk mengurangi orang-orang seperti ini, maka gereja harus mempunyai ketegasan terhadap orang-orang brengsek dalam gereja.

Calvin: “And at this day I wish there were more judgment in some good men, who, by seeking to be extremely kind to wicked men, bring great damage to the whole church.” [= Dan pada saat ini saya berharap bahwa ada kemampuan menilai / menghakimi yang lebih baik dalam beberapa orang baik, yang, dengan berusaha berbuat sangat baik kepada orang-orang jahat, membawa kerusakan besar bagi seluruh gereja.].

Ada penafsir yang membandingkan sebutan ‘noda’ di sini dengan Ul 32:5 - “Berlaku busuk terhadap Dia, mereka bukan lagi anak-anakNya, yang merupakan noda, suatu angkatan yang bengkok dan belat-belit.”.

b. Kebanyakan penafsir menganggap terjemahan ‘noda’ ini kurang tepat.

Bdk. 2Pet 2:13 - “dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu.”.

Dalam 2Pet 2:13 kata Yunani yang dipakai adalah SPILOI, yang artinya memang adalah ‘noda’, tetapi dalam Yudas 12 ini kata Yunani yang dipakai adalah SPILADES yang sekalipun juga bisa berarti ‘noda’ tetapi juga bisa berarti ‘batu karang yang tersembunyi’.

NASB: ‘hidden reefs’ [= batu karang yang tersembunyi].

ASV: ‘hidden rocks’ [= batu-batu karang yang tersembunyi].

Ini menunjuk pada batu karang yang ada di laut, yang bagian atasnya hanya sedikit di bawah permukaan air. Karena itu tentu saja batu karang seperti ini sangat berbahaya bagi kapal yang tidak berhati-hati.

c. Saya jauh lebih setuju dengan terjemahan ‘batu karang yang tersembunyi’ dari pada terjemahan ‘noda’, karena dalam ay 12-13 ini Yudas memberikan 5 penggambaran. 4 penggambaran yang terakhir semuanya diambil dari ‘nature’ [= alam], yaitu awan, pohon, ombak dan bintang. Kalau penggambaran pertama ini adalah ‘noda’, maka itu menjadi tidak sesuai dengan 4 penggambaran yang terakhir, karena ‘noda’ tidak termasuk ‘nature’ [= alam]. Tetapi kalau penggambaran pertama ini adalah ‘batu karang’, maka itu sesuai dengan 4 penggambaran yang terakhir, karena ‘batu karang’ jelas termasuk ‘nature’ [= alam].

3. ‘mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri’.

a. Kata Yunani yang diterjemahkan ‘tidak malu-malu’ adalah APHOBOS, dan NASB secara hurufiah menterjemahkannya ‘without fear’ [= tanpa takut]. Ini bisa diartikan:

(1) Tanpa takut kepada Allah.

(2) Tanpa takut / malu kepada jemaat yang lain.

b. Sedangkan kata-kata ‘hanya mementingkan dirinya sendiri’ terjemahan seharusnya adalah: ‘feeding themselves’ [= memberi makan diri mereka sendiri].

Dalam perjamuan kasih yang harus dipentingkan sebetulnya adalah persekutuan / perhatian terhadap orang lain, bukan makannya. Tetapi orang-orang sesat ini menunjukkan keegoisan mereka dengan tidak malu-malu untuk makan sebanyak-banyaknya, dan mereka melakukan hal ini tanpa mempedulikan apakah orang lain kebagian makanan atau tidak. Orang-orang seperti ini jelas merusak / memalukan gereja!

Mestinya orang kristen memikirkan apa yang bisa mereka berikan untuk Tuhan / gereja, bukan apa yang bisa mereka ambil dari gereja!

Bandingkan dengan kata-kata Presiden John F. Kennedy: “Ask not what your country can do for you - ask what you can do for your country” [= Jangan bertanya apa yang negaramu bisa lakukan bagimu - tanyakan apa yang kamu bisa lakukan bagi negaramu] - https://www.jfklibrary.org/learn/education/teachers/curricular-resources/ask-not-what-your-country-can-do-for-you

Bandingkan keegoisan orang-orang sesat itu dengan kasih dalam persekutuan dalam Kis 2:44-47 & Kis 4:32-37.

Kis 2:44-47 - “(44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, (45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. (46) Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, (47) sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.”.

Kis 4:32-37 - “(32) Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. (33) Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. (34) Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa (35) dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. (36) Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. (37) Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.”.

Penerapan:

(a) Gereja jaman sekarang juga sering mengadakan perjamuan kasih, sekalipun mungkin dalam pelaksanaannya bukan setiap jemaat membawa makanan ke gereja, tetapi gereja yang menyediakan makanannya. Atau kadang-kadang dalam acara seperti Natal, atau HUT gereja dsb, gereja mengadakan pesta. Dalam acara makan bersama seperti itu apakah saudara mengutamakan makanannya atau persekutuannya? Dan kalau saudara makan apakah saudara juga mengambil sebanyak-banyaknya tanpa mempedulikan orang lain kebagian atau tidak?

Saya tahu dalam satu gereja bahkan ada majelis yang setiap acara makan selalu membawa satu susun rantang, dan begitu acara makan dimulai ia langsung mengisi rantangnya untuk nanti dibawa pulang, dan setelah itu ia masih makan lagi di sana. Kalau saudara adalah orang seperti itu, bertobatlah dari sikap tidak tahu malu itu, dan kalau dalam gereja ada orang seperti itu, pendeta atau majelis wajib menegur orang seperti itu!

Dan dalam gereja kitapun sekarang ada orang-orang brengsek dan tidak tahu malu seperti itu!

(b) Kadang-kadang gereja membiayai makan dari para pekerja gereja yang sedang melayani, misalnya dalam rapat atau dalam pelayanan penginjilan / paduan suara keluar kota, dsb. Ini memang sesuai dengan kata-kata Musa yang dikutip oleh Paulus “Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik” (1Korintus 9:9).

Tetapi hal ini lalu disalahgunakan oleh banyak orang kristen dengan makan makanan yang mahal-mahal mumpung dibiayai gereja! Bahkan ada gereja yang mengadakan rapat majelis di luar kota, di hotel, dengan mengajak seluruh keluarganya, atas biaya gereja. Ini tidak berbeda dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang sesat di sini.

(c) Ada banyak gereja yang membayar rekening telpon dan listrik untuk hamba Tuhannya. Tetapi ada banyak hamba Tuhan yang lalu menyalahgunakan hal ini dengan menggunakan telpon dan listrik seenaknya karena toh gereja yang membayar. Hamba Tuhan yang seperti ini tidak berbeda dengan orang-orang sesat pada jaman Yudas!

4. Perhatikan beberapa komentar di bawah ini.

Thomas Manton:

a. “it is an odious filthiness to make religion serve our bellies, and to turn charity into luxury.” [= merupakan suatu kekotoran yang menjijikkan kalau kita membuat agama melayani perut kita, dan kalau kita mengubah kemurahan hati menjadi kemewahan.] - hal 275.

b. “When men aim at nothing but their own ease and pleasure, they set the belly in God’s stead.” [= Pada waktu orang hanya mengincar kesenangan dan kenikmatan mereka sendiri, mereka meletakkan perut sebagai pengganti Allah.] - hal 275.

Bandingkan kata-kata Manton ini dengan 2 ayat di bawah ini:

Ro 16:18a - “sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri.”.

Fil 3:19b - “Tuhan mereka ialah perut mereka,”.

Thomas Manton: “In the use of pleasures and outward comforts there should be much caution.” [= Dalam penggunaan kenikmatan dan kesenangan lahiriah harus ada kewaspadaan.] - hal 277.

Bandingkan dengan Ayub, yang setiap kali anak-anaknya selesai mengadakan pesta, lalu mempersembahan korban (Ayub 1:5).

Bdk. juga Luk 21:34 - “‘Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.”.

Penerapan: apakah saudara waspada pada saat sedang mengalami kesenangan / kemewahan?

b) ‘mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin’ (ay 12b).

Awan menjanjikan hujan, tetapi ternyata tidak memberikan setetes airpun. Artinya: orang-orang itu kelihatannya hebat dan menjanjikan, tetapi tidak memberikan / menghasilkan apapun yang baik.

Bdk. Amsal 25:14 - “Awan dan angin tanpa hujan, demikianlah orang yang menyombongkan diri dengan hadiah yang tidak pernah diberikannya.”.

Kata-kata yang saya garis-bawahi itu oleh KJV diterjemahkan ‘false gift’ [= hadiah / karunia palsu].

Bandingkan juga dengan Ul 32:2 - “Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan.”.

Ayat ini membandingkan pengajaran Firman Tuhan dengan hujan.

Jadi sepertinya orang-orang sesat ini menjanjikan dalam pengajaran Firman, tetapi ternyata nol besar.

Penerapan: Ada banyak orang yang kelihatannya menjanjikan dalam pengajaran Firman, misalnya orang yang pandai / ber-IQ tinggi, mempunyai gelar doktor theologia (Ph. D.), dsb, tetapi ternyata sama sekali tidak ada gunanya dalam gereja, dan bahkan merusak gereja dengan ajaran sesatnya.

Karena itu jangan terlalu cepat terpikat dengan kepandaian / IQ yang tinggi maupun gelar theologia. Sekalipun 2 hal ini memang penting, tetapi harus disertai kwalitas yang lain, seperti hikmat, theologia yang benar, karunia berkhotbah / mengajar, kerohanian yang baik, dsb.

c) ‘mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali’ (ay 12c).

1. Kata-kata ‘mati sama sekali’ terjemahan hurufiahnya adalah ‘twice dead’ [= mati dua kali], tetapi mungkin sekali artinya memang adalah ‘mati sama sekali’.

2. ‘yang terbantun dengan akar-akarnya’.

NIV/NASB: ‘uprooted’ [= tercabut dengan akar-akarnya].

Kata-kata ini seharusnya terletak pada akhir ay 12, setelah kata-kata ‘twice dead’ [= mati dua kali / mati sama sekali].

3. Pohon seharusnya menghasilkan buah, tetapi pohon pada musim gugur kehilangan semua daun dan buah. Ini masih ditambahi istilah ‘twice dead’ [= mati dua kali / mati sama sekali] dan ‘uprooted’ [= tercabut dengan akar-akarnya]. Semua ini menunjukkan betapa tidak bergunanya pohon itu.

Sebetulnya dalam gereja tidak ada orang yang tidak berguna. Hanya ada dua golongan orang: yang berguna dan yang merusak (bukan sekedar tidak berguna)! Bdk. Mat 12:30.

d) ‘Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri’ (ay 13a).

‘Ombak laut’ adalah sesuatu yang kelihatan hebat, tetapi hanya menghasilkan buih dan bahkan kotoran di pantai.

‘Ombak laut’ juga menunjukkan keadaan hati yang gelisah, tanpa damai.

Bdk. Yes 57:20-21 - “(20) Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur. (21) Tiada damai bagi orang-orang fasik itu, firman Allahku.”.

Jadi, orang-orang sesat ini bukan saja hatinya sendiri yang tidak damai, tetapi mereka juga merusak damai dalam gereja yang mereka masuki.

e) ‘mereka bagaikan bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya’ (Yudas 1: 13b).

1. Kata-kata ‘bintang-bintang’ terjemahannya kurang.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘wandering stars’ [= bintang-bintang yang mengembara].

Pulpit Commentary: “We are to think of comets, whose course strikes us as erratic, and that after shining for a time, are lost in the darkness.” [= Kita harus berpikir tentang komet, yang lintasannya kelihatannya tak teratur / tak menentu, dan yang setelah bersinar untuk suatu waktu, hilang dalam kegelapan.] - hal 41.

Jadi penafsir ini beranggapan bahwa yang dimaksud ‘bintang yang mengembara’ di sini adalah sebuah komet, karena komet sepertinya mempunyai lintasan yang tidak beraturan, muncul sekali selama beberapa saat, lalu lenyap dalam kegelapan untuk selama-lamanya.

Catatan: Memang sebetulnya komet bukanlah bintang, dan komet tidak hilang selama-lamanya. Ia muncul setiap beberapa puluh atau beberapa ratus tahun sekali. Tetapi perlu diingat bahwa Kitab Suci bukan kitab ilmu pengetahuan, dan karena itu Kitab Suci menggambarkan sesuai dengan pandangan dan pengertian orang jaman itu. Bagi mereka komet adalah bintang, dan setelah muncul sementara waktu lalu terhilang selama-lamanya.

2. Bagian terakhir dari ay 13b ini menunjukkan akhir dari orang-orang sesat itu, yaitu masuk ke dalam kegelapan kekal.

Jadi berbeda dengan ke 4 penggambaran sebelumnya yang hanya menunjukkan kondisi / kebrengsekan / ketidakbergunaan orang-orang sesat itu, maka penggambaran yang ke 5 ini juga menunjukkan akhir mereka.

Seorang penafsir membandingkan bagian ini dengan kata-kata ‘siksaan api kekal’ dalam ay 7, dan mengatakan bahwa neraka memang digambarkan sebagai api kekal maupun kegelapan kekal.

Berbeda dengan banyak penafsir yang menganggap bahwa api adalah simbol, penafsir ini menganggap bahwa api adalah sesuatu yang hurufiah / bukan simbol. Argumentasinya:

“Fire is evidently the only word in human language which can suggest the anguish of perdition. It is the only word in the parable of the wheat and the tares which our Lord did not interpret (Matt. 13:36-43). He said: ‘The field is the world,’ ‘the enemy ... is the devil,’ ‘the harvest is the end of the world,’ ‘the reapers are the angels.’ But we look in vain for such a statement as, ‘the fire is ...’ The only reasonable explanation is that fire is not a symbol. It perfectly describes the reality of the eternal burnings.” [= Api jelas merupakan satu-satunya kata dalam bahasa manusia yang bisa menunjukkan penderitaan dari penghukuman akhir / neraka. Itu adalah satu-satunya kata dalam perumpamaan gandum dan lalang yang tidak ditafsirkan oleh Tuhan kita (Matius 13:36-43). Ia berkata: ‘ladang ialah dunia’, ‘musuh ... ialah Iblis’, ‘waktu menuai ialah akhir zaman’, para penuai ialah malaikat’. Tetapi kita mencari dengan sia-sia pernyataan seperti ini, ‘api ialah ...’. Satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah bahwa api bukanlah simbol. Itu secara sempurna menggambarkan kenyataan dari pembakaran kekal.] - S. Maxwell Coder, ‘Jude: The Acts of The Apostates’, hal 82.

Catatan: sebetulnya argumentasi orang ini mudah untuk dipatahkan. Tidak ada kata-kata ‘api adalah ...’ karena dalam dunia ini memang barangnya tidak ada! Semua yang ada di surga atau neraka memang sangat berbeda dengan apapun yang ada dalam dunia ini!

Kelima point / penggambaran tentang orang-orang sesat itu menunjukkan bahwa sekalipun mereka kelihatannya hebat, tetapi mereka bukan hanya tidak berguna, tetapi bahkan merugikan gereja / kekristenan.

Coba renungkan tentang diri saudara sendiri: saudara berguna bagi gereja / kekristenan, atau tidak berguna, atau merugikan?

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post