Mengenal Esensi Pekerjaan: Panggilan, Pengabdian, dan Persembahan

Pendahuluan;

Dalam perjalanan hidup ini, pekerjaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keberadaan kita. Dari pagi hingga senja, kita beraktivitas dalam berbagai bidang pekerjaan yang beragam. Namun, tahukah kita bahwa di balik rutinitas tersebut terdapat esensi yang mendalam? Mari kita eksplorasi lebih jauh mengenai esensi pekerjaan yang sejati: panggilan, pengabdian, dan persembahan.
Mengenal Esensi Pekerjaan: Panggilan, Pengabdian, dan Persembahan
1. Panggilan: Bekerja Sesuai dengan Kehendak Tuhan ( (Keluaran 20:9; Roma 6:22)

Pertama-tama, penting bagi kita untuk menyadari bahwa pekerjaan bukanlah sekadar kewajiban atau rutinitas semata, tetapi juga sebuah panggilan. Seperti yang diajarkan dalam Alkitab, setiap orang memiliki panggilan dari Tuhan untuk menjalani kehidupannya. Dalam Keluaran 20:9, ditegaskan bahwa enam hari lamanya kita diberikan untuk bekerja. Ini menunjukkan bahwa Tuhan mengizinkan kita untuk berperan aktif dalam menciptakan dan membangun dunia ini melalui pekerjaan kita.

Dalam budaya modern, terkadang kita cenderung menganggap beberapa jenis pekerjaan lebih mulia atau lebih terhormat daripada yang lain. Namun, Alkitab menegaskan bahwa semua jenis pekerjaan, mulai dari pekerjaan rohani hingga yang bersifat jasmani, dianggap sebagai panggilan dari Tuhan. Dengan demikian, baik menjadi seorang dokter, pengusaha, atau pun pengacara, setiap profesi memiliki nilai dan arti yang sama di hadapan Tuhan.

Tradisi ini telah berkembang sejak zaman Perjanjian Lama, di mana petani, pedagang, dan berbagai pekerja lainnya dianggap sebagai "pesuruh Allah". Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan menghargai semua bentuk usaha manusia untuk bekerja dan berkontribusi dalam membangun masyarakat dan dunia.

2. Pengabdian: Mempersembahkan Pekerjaan untuk Kebaikan Sesama ((Kejadian 1:28, 1 Petrus 4:10)

Selain sebagai panggilan, pekerjaan juga merupakan bentuk pengabdian kita kepada sesama. Sejak awal penciptaan, manusia diberikan tanggung jawab untuk mengelola dan merawat bumi serta isinya. Sebagaimana tertulis dalam Kejadian 1:28, kita diminta untuk memenuhi bumi dan menguasainya dengan penuh tanggung jawab.

Dalam konteks modern, pengabdian kepada sesama juga tercermin dalam cara kita menjalani profesi dan berkontribusi dalam masyarakat. Sebagai contoh, seorang dokter tidak hanya menyembuhkan penyakit, tetapi juga memberikan harapan dan dukungan kepada pasien. Begitu pula dengan profesi lainnya, seperti petani yang menyediakan makanan bagi banyak orang atau pengusaha yang menciptakan lapangan kerja bagi komunitasnya.

1 Petrus 4:10 mengajarkan kita untuk menggunakan karunia yang telah diberikan oleh Tuhan untuk melayani sesama kita. Hal ini menegaskan bahwa setiap individu memiliki peran yang unik dalam membangun dan memperkaya kehidupan orang lain. Dengan memanfaatkan kemampuan dan bakat yang dimiliki, kita dapat menjadi berkat bagi banyak orang di sekitar kita.

3. Persembahan: Membawa Pekerjaan sebagai Ibadah kepada Tuhan (Roma 12:1,Kolose 3:23 dan Efesus 6:6)

Terakhir, penting bagi kita untuk memahami bahwa pekerjaan juga merupakan bentuk ibadah yang dipersembahkan kepada Tuhan. Dalam Roma 12:1, kita diajak untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai korban hidup yang kudus dan berkenan kepada Allah. Ini menunjukkan bahwa setiap aspek kehidupan, termasuk pekerjaan, dapat menjadi wadah bagi kita untuk memuliakan nama Tuhan.

Sebagai orang percaya, kita diminta untuk bertindak sebagaimana seharusnya orang Kristen dalam setiap bidang kehidupan, termasuk di tempat kerja. Hal ini berarti bahwa cara kita bekerja, sikap kita, dan integritas kita sebagai seorang pekerja harus mencerminkan nilai-nilai dan ajaran Alkitab. Dengan demikian, pekerjaan yang kita lakukan bukan hanya untuk memenuhi tuntutan dunia, tetapi juga sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan.

Dalam Kolose 3:23, kita diajarkan untuk melakukan segala sesuatu dengan segenap hati, seakan-akan kita sedang melayani Tuhan. Ini menegaskan bahwa tidak ada pekerjaan yang terlalu kecil atau tidak berarti di hadapan Tuhan. Setiap tindakan dan usaha yang kita lakukan, jika dilakukan dengan penuh kesungguhan dan integritas, dapat menjadi persembahan yang berkenan bagi Tuhan.

Kesimpulan

Dalam menjalani kehidupan ini, pekerjaan memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar mencari nafkah atau memenuhi kebutuhan materi. Sebagai panggilan, pengabdian, dan persembahan, pekerjaan memungkinkan kita untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan memberkati bagi orang lain.

Melalui penghayatan akan esensi tersebut, mari kita bekerja dengan penuh dedikasi dan integritas, menjadikan setiap tindakan kita sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan. Dengan demikian, kita tidak hanya menjadi pekerja yang sukses di mata manusia, tetapi juga menjadi hamba yang setia dan berkenan di hadapan Tuhan.
Next Post Previous Post