Efesus 1:9-10: Mengenal Rahasia Kehendak Allah

Pendahuluan:

Surat Efesus, salah satu surat yang ditulis oleh Rasul Paulus, memberikan pengajaran yang mendalam mengenai rencana Allah bagi umat-Nya. Dalam Efesus 1:9-10, Paulus menyatakan bahwa Allah telah memberitahukan kepada kita "rahasia kehendak-Nya," sesuai dengan rencana baik-Nya yang dinyatakan dalam Kristus. Dalam ayat ini, kita melihat bagaimana Allah merencanakan segala sesuatu dalam kesatuan melalui Kristus, baik di surga maupun di bumi.
Efesus 1:9-10: Mengenal Rahasia Kehendak Allah
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang makna ayat ini dan bagaimana rencana Allah mempengaruhi iman serta kehidupan kita sebagai orang percaya.

Teks Efesus 1:9-10

Dalam Efesus 1:9-10 (AYT), tertulis:

  • "Ia memberitahukan kepada kita rahasia kehendak-Nya sesuai dengan maksud baik yang Ia rencanakan dalam Kristus," (Efesus 1:9).
  • "yang akan dijalankan ketika waktu kepenuhannya tiba untuk mempersatukan segala sesuatu dalam Kristus, yang ada di surga dan yang ada di bumi." (Efesus 1:10).

Dua ayat ini menyajikan konsep teologis yang kaya tentang tujuan Allah, kehendak-Nya, dan peran Yesus Kristus dalam sejarah keselamatan umat manusia.

1. Rahasia Kehendak Allah

a. Pengertian "Rahasia"

Dalam Alkitab, istilah "rahasia" sering kali mengacu pada sesuatu yang tersembunyi sebelumnya, tetapi kini dinyatakan. Dalam Perjanjian Baru, "rahasia" mengacu pada rencana Allah yang dulunya tidak diketahui, tetapi sekarang telah diungkapkan melalui Yesus Kristus dan pewahyuan Injil. Rahasia ini bukan hanya sekadar informasi, melainkan adalah pengungkapan kehendak Allah yang mendalam bagi dunia, termasuk umat-Nya.

Efesus 1:9 mengungkapkan bahwa Allah memberitahukan kepada kita rahasia kehendak-Nya. Ini adalah tindakan kasih karunia, karena manusia tidak akan pernah dapat memahami kehendak Allah tanpa pewahyuan dari-Nya. Allah, dalam anugerah-Nya, memilih untuk membuka rencana-Nya kepada kita, rencana yang telah ditetapkan sebelum penciptaan dunia.

b. Rencana Allah dalam Kristus

Bagian ini menekankan bahwa rencana Allah berpusat pada Kristus. Seluruh kehendak Allah dan rencana keselamatan dinyatakan melalui Yesus. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran Kristus dalam sejarah keselamatan. Segala sesuatu yang Allah lakukan, termasuk penciptaan, penebusan, dan pemulihan, berfokus pada Yesus. Kristus adalah pusat dari semua yang Allah lakukan di alam semesta ini.

2. Waktu Kepenuhan

a. "Waktu Kepenuhan"

Dalam Efesus 1:10, Paulus menyebut "waktu kepenuhannya," yang merujuk pada waktu yang telah ditetapkan oleh Allah ketika semua rencana-Nya akan digenapi. Di sepanjang sejarah, Allah bekerja dengan cara yang misterius, sering kali tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh manusia. Namun, ada waktu tertentu di mana rencana Allah akan dinyatakan dengan jelas dan segala sesuatu akan dipersatukan di bawah otoritas Kristus.

Frasa "waktu kepenuhan" ini juga memiliki makna eskatologis, menunjuk pada akhir zaman ketika Kristus akan datang kembali untuk memerintah secara penuh. Seluruh sejarah mengarah ke satu titik waktu yang telah ditentukan oleh Allah, di mana segala sesuatu akan menemukan pemenuhan dan tujuan akhirnya dalam Kristus.

b. Pemahaman Waktu dalam Kerangka Allah

Waktu bagi Allah berbeda dari waktu bagi manusia. Dalam pandangan manusia, waktu terbatas dan linear, tetapi bagi Allah, waktu adalah sesuatu yang dikuasai-Nya. Ia merencanakan segala sesuatu dengan sempurna, dan segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak-Nya pada saat yang tepat. Pemahaman ini mengingatkan kita untuk mempercayai rencana Allah, bahkan ketika kita tidak dapat sepenuhnya memahaminya atau melihatnya saat ini.

3. Penyatuan Segala Sesuatu dalam Kristus

a. Kristus Sebagai Pusat Penyatuan

Efesus 1:10 menjelaskan bahwa rencana Allah adalah untuk mempersatukan segala sesuatu di dalam Kristus, baik yang ada di surga maupun yang ada di bumi. Ini adalah pernyataan luar biasa tentang peran Kristus dalam menyatukan seluruh ciptaan. Tidak hanya manusia yang akan dipersatukan dalam Kristus, tetapi segala sesuatu—termasuk elemen-elemen kosmis dan spiritual—akan menemukan kesatuan di dalam Dia.

Hal ini menegaskan bahwa Kristus bukan hanya Juruselamat individu, tetapi juga Raja atas seluruh ciptaan. Segala sesuatu yang terpecah akibat dosa dan kejatuhan manusia akan dipulihkan melalui Kristus. Penyatuan ini mengimplikasikan bahwa kedamaian, keadilan, dan kebenaran akan ditegakkan sepenuhnya ketika Kristus memerintah sebagai Raja.

b. Apa yang Dipersatukan?

Penyatuan yang dimaksud mencakup segala sesuatu yang ada di surga dan di bumi. Di surga, ini berarti para malaikat dan makhluk surgawi yang lain akan tunduk di bawah otoritas Kristus. Di bumi, ini melibatkan manusia dan segala aspek ciptaan lainnya. Seluruh alam semesta akan dikuasai dan diperintah oleh Kristus dengan sempurna.

Ini mengingatkan kita bahwa seluruh penciptaan—baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan—adalah bagian dari rencana besar Allah. Kehidupan di bumi bukanlah satu-satunya fokus dari rencana Allah, tetapi seluruh kosmos, yang pada akhirnya akan dipulihkan dalam kesatuan di bawah Kristus.

4. Implikasi Bagi Orang Percaya

a. Mengetahui Kehendak Allah

Mengetahui bahwa Allah telah memberitahukan kepada kita rahasia kehendak-Nya memberi penghiburan dan keyakinan yang mendalam. Sebagai orang percaya, kita dapat memahami bahwa hidup kita bukanlah kebetulan, tetapi bagian dari rencana Allah yang lebih besar. Allah, dalam kasih karunia-Nya, telah mengungkapkan rencana-Nya kepada kita, dan melalui firman-Nya kita dapat mengerti tujuan hidup kita dalam Kristus.

Ini juga mengajak kita untuk hidup dengan tujuan, memahami bahwa hidup kita memiliki makna yang lebih dalam daripada hanya menjalani kehidupan sehari-hari. Kita dipanggil untuk berpartisipasi dalam rencana Allah, menjadi bagian dari penyatuan segala sesuatu dalam Kristus.

b. Harapan Akan Pemulihan

Penyatuan segala sesuatu dalam Kristus memberi kita harapan eskatologis. Meskipun dunia ini penuh dengan ketidakadilan, penderitaan, dan dosa, kita memiliki janji bahwa pada akhirnya segala sesuatu akan dipulihkan dalam Kristus. Harapan ini memberikan keteguhan dalam iman kita, karena kita tahu bahwa Allah sedang bekerja untuk memulihkan ciptaan-Nya dan mengakhiri segala bentuk kejahatan.

Baca Juga: Efesus 1:8: Kelimpahan Hikmat dan Pengertian dari Allah

Sebagai orang percaya, kita juga dipanggil untuk menjadi agen pemulihan, berusaha mempersatukan orang-orang di dalam Kristus dan menjadi saksi kasih-Nya di dunia yang terpecah-pecah ini.

c. Kristus Sebagai Pusat Hidup Kita

Kesadaran bahwa Kristus adalah pusat dari segala sesuatu mengubah cara kita menjalani kehidupan kita sehari-hari. Kristus bukan hanya pusat sejarah, tetapi juga pusat kehidupan setiap orang percaya. Kita dipanggil untuk mengarahkan hidup kita kepada-Nya, menghormati dan melayani-Nya dalam segala aspek kehidupan kita. Baik dalam pekerjaan, keluarga, pelayanan, maupun kehidupan pribadi, kita harus menjadikan Kristus sebagai pusat dan tujuan hidup kita.

5. Kesimpulan

Dalam Efesus 1:9-10, Paulus menggambarkan rencana Allah yang besar dan misterius, yang kini dinyatakan kepada umat-Nya melalui Kristus. Allah, dalam kasih karunia-Nya, memberitahukan kepada kita rahasia kehendak-Nya, dan pada waktunya, segala sesuatu akan dipersatukan di bawah pemerintahan Kristus. Ini memberi kita pengharapan yang kuat bahwa Allah sedang bekerja untuk memulihkan segala sesuatu dan membawa kesatuan yang sempurna dalam Kristus.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam terang pewahyuan ini, mengetahui bahwa hidup kita adalah bagian dari rencana besar Allah. Kita juga diajak untuk menjadikan Kristus sebagai pusat hidup kita, berpartisipasi dalam rencana Allah untuk mempersatukan segala sesuatu di dalam Dia. Dengan keyakinan penuh akan janji-Nya, kita dapat menantikan hari ketika Kristus akan memerintah sebagai Raja atas segala sesuatu, di surga dan di bumi.

Next Post Previous Post