Kasih kepada Sesama: 1 Yohanes 3:11-18
Pengantar:
Dalam 1 Yohanes 3:11-18, Rasul Yohanes menegaskan kembali pesan penting tentang kasih, yang telah menjadi tema utama dalam seluruh suratnya. Yohanes mengajak orang percaya untuk mengasihi saudara-saudara mereka dengan cara yang nyata, mengikuti teladan Yesus Kristus yang memberikan hidup-Nya bagi kita.
Melalui kasih yang sejati, kita menunjukkan bahwa kita telah berpindah dari kematian menuju kehidupan, sementara kebencian atau ketidakpedulian terhadap sesama merupakan tanda bahwa
seseorang masih hidup dalam kegelapan dan dosa.
- Kasih Sebagai Perintah Sejak Semula
- Kain dan Kebencian: Contoh Perilaku yang Harus Dihindari
- Kebencian Dunia Terhadap Orang Percaya
- Kasih: Bukti Pindah dari Kematian Menuju Kehidupan
- Kebencian Sama dengan Pembunuhan
- Teladan Kasih Kristus: Menyerahkan Hidup Bagi Orang Lain
- Kasih dalam Tindakan, Bukan Hanya dalam Kata-Kata
- Aplikasi Praktis: Menerapkan Kasih dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Kasih Sebagai Perintah Sejak Semula (1 Yohanes 3:11)
Yohanes mengawali bagian ini dengan mengingatkan bahwa pesan tentang kasih sudah diberikan sejak semula. Perintah untuk mengasihi sesama bukanlah hal yang baru dalam Kekristenan; itu adalah inti dari pengajaran Yesus sejak awal. Kasih adalah dasar dari semua hubungan Kristen dan merupakan perintah yang paling mendasar.
a. Kasih sebagai Dasar Kekristenan
Dalam Yohanes 13:34-35, Yesus memberikan perintah baru kepada murid-murid-Nya untuk saling mengasihi, seperti Dia telah mengasihi mereka. Ini adalah tanda yang membedakan orang Kristen dari dunia: mereka dikenal karena kasih mereka kepada sesama. Rasul Yohanes menekankan bahwa kasih adalah inti dari kehidupan iman Kristen dan perintah yang paling penting yang harus ditaati.
b. Mengasihi Sesama sebagai Panggilan Hidup
Mengasihi sesama bukanlah opsional bagi orang Kristen, melainkan panggilan yang harus dihidupi. Roma 13:8 menyatakan bahwa kasih adalah penggenapan hukum Taurat. Dengan demikian, orang percaya dipanggil untuk hidup dalam kasih, karena melalui kasih, mereka memenuhi perintah Allah.
2. Kain dan Kebencian: Contoh Perilaku yang Harus Dihindari (1 Yohanes 3:12)
Yohanes kemudian memberikan contoh negatif dengan mengacu pada Kain, yang membunuh saudaranya Habel. Kain adalah contoh dari seseorang yang tidak memiliki kasih, melainkan kebencian. Kebencian Kain terhadap Habel didorong oleh kecemburuan dan ketidakadilan, karena Kain tahu bahwa perbuatannya jahat sementara perbuatan Habel benar.
a. Kebencian dan Kematian
Kain adalah gambaran dari seseorang yang hidup dalam kegelapan dan kematian rohani. Kebencian dalam hati Kain mengarah pada tindakan yang ekstrem, yaitu pembunuhan. Yohanes menekankan bahwa kebencian terhadap sesama adalah akar dari kejahatan yang besar. Matius 5:21-22 juga mengajarkan bahwa kebencian di dalam hati sama seriusnya dengan pembunuhan.
b. Kasih Menghindari Kebencian dan Kekerasan
Kebencian adalah kebalikan dari kasih, dan orang percaya dipanggil untuk menjauh dari sikap hati seperti itu. Kasih yang sejati menuntun kita untuk mengampuni, memahami, dan melayani sesama, bukan untuk membenci atau memusuhi.
3. Kebencian Dunia Terhadap Orang Percaya (1 Yohanes 3:13)
Dalam ayat 13, Yohanes memperingatkan bahwa dunia akan membenci orang percaya. Dunia, yang diwarnai oleh dosa dan kegelapan, tidak akan menerima terang Kristus dan kasih yang dibawa oleh orang percaya.
a. Perlawanan Dunia Terhadap Kebenaran
Kebencian dunia terhadap orang Kristen bukanlah hal yang baru. Yesus sendiri sudah memperingatkan dalam Yohanes 15:18-19 bahwa jika dunia membenci kita, itu karena dunia terlebih dahulu membenci Dia. Dunia sering kali menolak kasih, kebenaran, dan keadilan yang dibawa oleh Kristus, dan oleh karena itu, para pengikut-Nya juga akan menghadapi perlawanan yang sama.
b. Tetap Mengasihi di Tengah Kebencian
Meskipun dunia mungkin membenci orang percaya, panggilan kita tetap untuk mengasihi. Kasih Kristen harus tetap ditunjukkan bahkan kepada musuh kita, seperti yang diajarkan oleh Yesus dalam Matius 5:44: "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." Dengan mengasihi di tengah kebencian, orang Kristen mencerminkan kasih Allah yang agung.
4. Kasih: Bukti Pindah dari Kematian Menuju Kehidupan (1 Yohanes 3:14)
Yohanes menyatakan bahwa kasih kepada saudara-saudara seiman adalah bukti bahwa kita sudah keluar dari kematian menuju kehidupan. Kasih bukan hanya perintah, tetapi juga tanda kehidupan rohani dalam diri seseorang.
a. Kehidupan Baru dalam Kristus
Dalam Yohanes 5:24, Yesus berkata bahwa siapa pun yang mendengar perkataan-Nya dan percaya kepada-Nya telah berpindah dari kematian menuju kehidupan. Kasih kepada sesama adalah bukti nyata bahwa seseorang telah mengalami kelahiran baru dan hidup dalam terang Kristus. Mereka yang tidak mengasihi, masih tinggal dalam kematian, yaitu keadaan terpisah dari Allah.
b. Kasih sebagai Buah dari Hidup Kekal
Orang percaya yang benar-benar mengalami keselamatan akan menunjukkan kasih dalam hidupnya. Kasih adalah buah dari Roh Kudus (Galatia 5:22), yang menjadi tanda bahwa seseorang telah menerima hidup kekal dan berdiam di dalam Allah.
5. Kebencian Sama dengan Pembunuhan (1 Yohanes 3:15)
Yohanes menyampaikan peringatan keras bahwa setiap orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh. Ini adalah pernyataan yang kuat, tetapi Yohanes ingin menunjukkan betapa seriusnya dosa kebencian di mata Allah.
a. Kebencian Menghancurkan Hubungan
Kebencian, bahkan jika tidak diungkapkan melalui tindakan fisik, adalah racun yang menghancurkan hubungan antara manusia dan merusak hati orang yang membenci. Kebencian bertentangan langsung dengan kasih, dan karena kasih adalah inti dari hukum Allah, kebencian dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap perintah Tuhan.
b. Tidak Ada Hidup Kekal dalam Kebencian
Yohanes menegaskan bahwa tidak ada pembunuh yang memiliki hidup kekal di dalam dirinya. Ini berarti bahwa kebencian dan kehidupan kekal tidak bisa berdampingan. Orang yang terus hidup dalam kebencian menunjukkan bahwa mereka belum mengalami kelahiran baru atau transformasi sejati yang datang dari Tuhan.
6. Teladan Kasih Kristus: Menyerahkan Hidup Bagi Orang Lain (1 Yohanes 3:16)
Yohanes memberikan Kristus sebagai teladan kasih yang paling sempurna: "Beginilah kita mengenal kasih, yaitu bahwa Yesus Kristus telah menyerahkan hidup-Nya untuk kita." Pengorbanan Kristus di kayu salib adalah contoh kasih yang sempurna, yang seharusnya menjadi standar kasih bagi orang percaya.
a. Kasih yang Berkorban
Kasih Kristus adalah kasih yang berkorban. Dia rela menyerahkan hidup-Nya untuk keselamatan manusia. Yohanes mengajarkan bahwa kita juga harus memiliki kasih yang rela berkorban demi sesama kita. Yohanes 15:13 mengatakan, "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."
b. Panggilan untuk Menyerahkan Diri
Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menyerahkan diri demi kepentingan orang lain. Ini berarti kita harus siap untuk mengorbankan kenyamanan, kepentingan pribadi, dan sumber daya kita demi kebaikan sesama. Kasih sejati melibatkan tindakan nyata yang menunjukkan komitmen kita terhadap orang lain.
7. Kasih dalam Tindakan, Bukan Hanya dalam Kata-Kata (1 Yohanes 3:17-18)
Yohanes menekankan pentingnya kasih yang nyata dan praktis. Dia menyatakan bahwa jika seseorang memiliki harta duniawi tetapi menutup hatinya terhadap saudara yang membutuhkan, maka kasih Allah tidak ada di dalam dirinya. Kasih yang sejati harus dinyatakan melalui tindakan, bukan hanya melalui kata-kata atau janji kosong.
a. Kasih yang Praktis dan Nyata
Kasih yang sejati harus melibatkan tindakan yang nyata. Ini berarti membantu orang yang membutuhkan, berbagi sumber daya kita dengan mereka yang kurang beruntung, dan menunjukkan perhatian yang tulus terhadap kesejahteraan orang lain. Yakobus 2:15-17 juga mengajarkan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Kasih yang tidak diwujudkan dalam tindakan hanyalah kata-kata kosong.
b. Mengasihi dengan Perbuatan dan Kebenaran
Yohanes mengakhiri bagian ini dengan mendorong kita untuk mengasihi dengan perbuatan dan kebenaran, bukan hanya dengan kata-kata atau lidah. Kasih yang sejati melibatkan integritas dan ketulusan. Kita tidak boleh hanya berbicara tentang kasih, tetapi harus mewujudkannya dalam cara kita hidup dan memperlakukan orang lain.
8. Aplikasi Praktis: Menerapkan Kasih dalam Kehidupan Sehari-hari
Dari pesan dalam 1 Yohanes 3:11-18, ada beberapa aplikasi praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang Kristen.
a. Mengasihi Sesama Seiman
Kita dipanggil untuk mengasihi saudara-saudara seiman dengan kasih yang tulus dan berkorban, seperti Kristus mengasihi kita. Ini berarti mendukung satu sama lain dalam waktu yang sulit, memberikan perhatian, dan menjaga hubungan yang penuh kasih di dalam gereja.
b. Menjaga Diri dari Kebencian
Kita harus menjaga hati kita dari kebencian dan ketidakpedulian. Kebencian, baik yang tersimpan dalam hati atau diungkapkan secara terbuka, adalah dosa yang serius di mata Allah. Sebaliknya, kita harus mencari jalan untuk memperbaiki hubungan, mengampuni, dan berdamai dengan orang lain.
c. Mengasihi dengan Tindakan Nyata
Kasih Kristen harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Ini berarti berbuat baik kepada orang lain, membantu mereka yang membutuhkan, dan memberikan waktu serta sumber daya kita untuk melayani sesama. Kasih yang sejati selalu diiringi dengan perbuatan, bukan hanya kata-kata.
Kesimpulan
1 Yohanes 3:11-18 memberikan pengajaran yang mendalam tentang pentingnya kasih kepada sesama sebagai tanda kehidupan Kristen yang sejati. Kasih kepada saudara-saudara seiman adalah bukti bahwa kita telah berpindah dari kematian menuju kehidupan, sementara kebencian dan ketidakpedulian merupakan tanda dari kehidupan yang masih terikat oleh dosa. Yohanes mendorong kita untuk mengikuti teladan kasih Kristus yang rela berkorban dan untuk mewujudkan kasih itu dalam tindakan nyata, bukan hanya dalam kata-kata.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kasih yang nyata, yang terlihat melalui perbuatan baik dan ketaatan kepada perintah Kristus. Kasih adalah inti dari kehidupan Kristen, dan melalui kasih itulah kita memuliakan Tuhan dan membawa terang kepada dunia yang membutuhkan kasih-Nya.