Keselamatan Tidak Bisa Hilang: Sebuah Pandangan Alkitab

 Pendahuluan:

Dalam teologi Kristen, salah satu topik yang paling sering diperdebatkan adalah apakah seorang yang telah menerima keselamatan dapat kehilangan statusnya sebagai orang yang diselamatkan. Beberapa orang percaya bahwa keselamatan bisa hilang jika seseorang jatuh dalam dosa yang terus-menerus atau berpaling dari iman. Di sisi lain, ada kelompok yang yakin bahwa keselamatan tidak bisa hilang, dan 
mereka yang telah menerima anugerah keselamatan dari Allah akan tetap diselamatkan sampai akhir.

Keselamatan Tidak Bisa Hilang: Sebuah Pandangan Alkitab
Artikel ini akan membahas pandangan bahwa keselamatan tidak bisa hilang, dengan landasan dari Alkitab dan dukungan teologis yang kuat.

1. Dasar Teologis: Anugerah Allah yang Tak Terbatas

Sebelum kita membahas lebih lanjut, penting untuk memahami bahwa keselamatan adalah anugerah Allah yang diberikan secara cuma-cuma. Dalam Efesus 2:8-9, dikatakan:

"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."

Ayat ini menunjukkan bahwa keselamatan bukanlah hasil dari perbuatan manusia, melainkan pemberian Allah melalui kasih karunia-Nya. Karena keselamatan diberikan oleh Allah berdasarkan kasih karunia, maka tidak ada yang bisa "mendapatkan" atau "kehilangan" keselamatan berdasarkan usaha atau kegagalan manusia. Jika keselamatan diberikan sebagai anugerah, maka hanya Allah yang dapat menentukan status keselamatan seseorang.

2. Keamanan dalam Kristus: Janji dari Yohanes 10:28-29

Salah satu ayat paling jelas yang mendukung pandangan bahwa keselamatan tidak bisa hilang terdapat dalam Yohanes 10:28-29. Yesus berkata:

"Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya; dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar daripada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa."

Dalam ayat ini, Yesus secara langsung menyatakan bahwa mereka yang telah menerima hidup kekal tidak akan pernah binasa. Frasa "tidak akan binasa sampai selama-lamanya" menegaskan kepastian keselamatan yang diberikan. Tidak ada satu pun kekuatan, baik dari luar maupun dari dalam diri kita, yang dapat merebut kita dari tangan Kristus atau dari tangan Bapa. Ini menegaskan bahwa keselamatan adalah sesuatu yang dijaga oleh Allah sendiri, bukan oleh manusia.

3. Jaminan Roh Kudus: Meterai Penebusan

Dalam Efesus 1:13-14, Paulus berbicara tentang Roh Kudus sebagai meterai jaminan keselamatan kita:

"Di dalam Dia kamu juga—karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu—di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagi kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya."

Roh Kudus digambarkan sebagai "meterai" atau "jaminan" bahwa keselamatan kita akan terwujud sepenuhnya pada saat penebusan. Kata "jaminan" di sini memiliki makna seperti uang muka yang tidak dapat ditarik kembali, yang menandakan bahwa apa yang dimulai oleh Allah akan diselesaikan oleh-Nya. Ini berarti bahwa ketika seseorang menerima Roh Kudus, mereka telah menerima jaminan keselamatan yang tidak dapat dicabut.

4. Perseverance of the Saints: Ketekunan Orang-Orang Kudus

Dalam teologi Reformed, ada doktrin yang dikenal sebagai "Perseverance of the Saints" atau Ketekunan Orang-Orang Kudus. Doktrin ini menyatakan bahwa mereka yang dipilih dan diselamatkan oleh Allah akan bertahan sampai akhir, dan tidak ada yang bisa memisahkan mereka dari kasih Allah. Roma 8:38-39 memberikan pernyataan yang kuat mengenai hal ini:

"Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."

Paulus menjelaskan bahwa tidak ada kekuatan yang mampu memisahkan orang percaya dari kasih Allah. Ini mencakup segala sesuatu, baik yang bersifat fisik, rohani, maupun situasi dalam hidup. Pandangan ini sejalan dengan keyakinan bahwa keselamatan tidak bisa hilang, karena Allah yang memegang kita dalam kasih-Nya.

5. Pertobatan yang Sejati dan Buah Roh

Meskipun keselamatan tidak bisa hilang, ini tidak berarti bahwa seorang Kristen dapat hidup semena-mena tanpa memperhatikan perintah Allah. Mereka yang sungguh-sungguh diselamatkan akan menunjukkan buah pertobatan dalam hidup mereka. Dalam Matius 7:16-20, Yesus berkata bahwa kita akan mengenali orang Kristen sejati dari buah-buah yang mereka hasilkan:

"Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, tetapi pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, dan pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka."

Seorang yang benar-benar diselamatkan akan menghasilkan buah Roh dalam kehidupannya (Galatia 5:22-23), yang merupakan tanda bahwa Roh Kudus bekerja dalam dirinya. Kehidupan orang percaya yang sejati akan mencerminkan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.

6. Tantangan: Bagaimana dengan Mereka yang Jatuh dalam Dosa?

Salah satu tantangan terhadap pandangan bahwa keselamatan tidak bisa hilang adalah bagaimana menjelaskan kasus orang-orang yang pernah tampak sebagai orang percaya, tetapi kemudian meninggalkan iman atau hidup dalam dosa. Bagaimana kita memahami hal ini?

Dalam 1 Yohanes 2:19, Rasul Yohanes menulis:

"Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita. Sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa mereka semua tidak termasuk pada kita."

Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang tampaknya pernah menjadi bagian dari komunitas orang percaya, tetapi kemudian meninggalkan iman, sebenarnya tidak pernah benar-benar diselamatkan. Mereka mungkin telah mengalami keyakinan sementara atau emosi keagamaan, tetapi mereka tidak memiliki iman yang sejati.

Hal ini juga diperkuat dalam perumpamaan tentang penabur (Matius 13:3-9), di mana Yesus menjelaskan bahwa ada orang-orang yang menerima firman dengan sukacita, tetapi karena akar imannya tidak dalam, mereka dengan cepat murtad ketika menghadapi kesulitan atau penganiayaan.

7. Filipi 1:6: Allah yang Memulai, Allah yang Menyelesaikan

Filipi 1:6 memberikan janji yang indah bahwa Allah akan menyelesaikan apa yang telah Dia mulai dalam kehidupan orang percaya:

"Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus."

Ini menunjukkan bahwa Allah yang memulai karya keselamatan dalam diri orang percaya juga akan menyelesaikannya. Bukan manusia yang bertanggung jawab atas keberlanjutan keselamatannya sendiri, tetapi Allah yang menjaga, memelihara, dan mengarahkan orang percaya sampai pada akhirnya.

8. Implikasi Praktis: Hidup dalam Keyakinan dan Pengharapan

Jika kita meyakini bahwa keselamatan tidak bisa hilang, bagaimana hal ini mempengaruhi cara kita hidup? Beberapa mungkin beranggapan bahwa ini bisa menjadi alasan bagi orang percaya untuk hidup sembrono, karena mereka merasa bahwa keselamatannya tidak akan hilang. Namun, respons yang benar terhadap keyakinan ini bukanlah kehidupan yang sembrono, tetapi kehidupan yang penuh syukur dan penghormatan kepada Allah.

Kesadaran bahwa Allah telah menyelamatkan kita dengan kasih karunia yang tak terbatas harus mendorong kita untuk hidup dalam ketaatan. Dalam Roma 6:1-2, Paulus dengan tegas menjawab pertanyaan apakah anugerah Allah berarti kita boleh terus hidup dalam dosa:

"Jika demikian, apakah yang akan kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?"

Seorang yang benar-benar diselamatkan akan memiliki keinginan untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah, bukan karena takut kehilangan keselamatan, tetapi karena kasih yang tulus kepada Allah yang telah menyelamatkannya.

Kesimpulan: Kepastian Keselamatan dalam Kristus.

Berdasarkan Alkitab, kita dapat menyimpulkan bahwa keselamatan tidak bisa hilang bagi mereka yang benar-benar diselamatkan oleh Allah. Keselamatan adalah anugerah yang diberikan melalui kasih karunia Allah, yang tidak bisa direbut atau hilang karena perbuatan manusia. Janji-janji Yesus dalam Yohanes 10:28-29, jaminan Roh Kudus dalam Efesus 1:13-14, dan doktrin ketekunan orang-orang kudus dalam Roma 8:38-39 menegaskan bahwa keselamatan yang dimulai oleh Allah akan diselesaikan oleh-Nya.

Namun, penting untuk diingat bahwa kehidupan seorang Kristen yang sejati akan mencerminkan buah-buah pertobatan dan karya Roh Kudus dalam dirinya. Bagi mereka yang sungguh-sungguh telah diselamatkan, kehidupan mereka akan menjadi bukti dari keselamatan yang tidak bisa hilang. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam keyakinan dan pengharapan yang penuh, sambil bersyukur atas anugerah keselamatan yang telah diberikan kepada kita oleh Allah.
Next Post Previous Post