Arti Berpegang pada Perintah dan Ketetapan Tuhan: Ulangan 10:13
Pendahuluan:
Dalam kitab Ulangan, Musa memberikan berbagai instruksi penting kepada bangsa Israel menjelang mereka memasuki Tanah Perjanjian. Ulangan 10:12-13 secara khusus menyoroti apa yang Tuhan minta dari umat-Nya: takut akan Tuhan, mengasihi-Nya, hidup menurut jalan-Nya, serta berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya. Ayat Ulangan 10:13 berbunyi:
“Taatilah perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu hari ini untuk kebaikanmu sendiri.” (AYT)Bagian ini menegaskan bahwa perintah dan ketetapan Tuhan diberikan untuk kebaikan umat-Nya. Namun, apa arti sebenarnya dari "berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan"? Mengapa hal ini sangat penting dalam kehidupan orang percaya? Artikel ini akan membahas arti, makna teologis, serta implikasi praktis dari berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan, dengan pandangan dari beberapa pakar teologi dan ayat-ayat pendukung lainnya.
1. Definisi Berpegang pada Perintah dan Ketetapan Tuhan
Dalam bahasa Ibrani, kata yang digunakan untuk “perintah” adalah mitzvah, yang merujuk pada perintah atau instruksi ilahi. Sedangkan kata “ketetapan” diterjemahkan dari chuqqah, yang berarti aturan atau dekret yang harus diikuti. Kedua kata ini menunjukkan bahwa Allah telah menetapkan pedoman hidup yang jelas bagi umat-Nya. Perintah dan ketetapan ini tidak dimaksudkan sebagai beban, tetapi sebagai panduan yang memberikan hidup dan berkat.
Menurut Wayne Grudem dalam bukunya Systematic Theology, perintah Allah tidak hanya bersifat otoritatif, tetapi juga dirancang untuk membawa kebaikan bagi mereka yang menaati-Nya. Berpegang pada perintah Tuhan berarti hidup sesuai dengan kehendak-Nya dan menjadikan Firman-Nya sebagai panduan hidup.
2. Konteks Teologis dari Ulangan 10:13
Kitab Ulangan ditulis sebagai bagian dari Torah, yang memuat hukum-hukum dan instruksi bagi bangsa Israel. Dalam Ulangan 10:12-13, Musa menjelaskan bahwa Tuhan meminta umat-Nya untuk:
- Takut akan Tuhan.
- Mengasihi Tuhan.
- Hidup menurut jalan-Nya.
- Berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya.
Instruksi ini diberikan setelah bangsa Israel menyaksikan keajaiban dan penyertaan Allah di padang gurun. Tuhan ingin agar umat-Nya memahami bahwa ketaatan kepada perintah-Nya adalah untuk kebaikan mereka sendiri, bukan sekadar tuntutan hukum yang kaku.
Charles Spurgeon, seorang pengkhotbah besar, menjelaskan bahwa berpegang pada perintah Tuhan adalah bukti dari kasih dan penghormatan kita kepada-Nya. Tuhan tidak memerintahkan umat-Nya untuk taat demi otoritas-Nya semata, tetapi karena Dia menginginkan yang terbaik bagi kita.
3. Arti dan Makna Berpegang pada Perintah Tuhan
a. Tanda Kasih kepada Tuhan
Dalam Yohanes 14:15, Yesus berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Ini menunjukkan bahwa ketaatan adalah bukti nyata dari kasih kita kepada Tuhan. Orang yang benar-benar mengasihi Tuhan akan dengan sukarela mengikuti perintah dan ketetapan-Nya.
Menurut J.I. Packer dalam Knowing God, berpegang pada perintah Tuhan adalah tanda hubungan yang hidup antara Allah dan umat-Nya. Ketika kita menaati Tuhan, kita menunjukkan kepercayaan bahwa apa yang Dia perintahkan adalah untuk kebaikan kita.
b. Jalan Menuju Berkat dan Kehidupan
Ulangan 10:13 menyatakan bahwa perintah Tuhan adalah “untuk kebaikanmu sendiri.” Ini berarti bahwa Tuhan menetapkan perintah-Nya bukan untuk menekan kita, tetapi untuk membimbing kita kepada hidup yang penuh berkat. Dalam Mazmur 119:105, dinyatakan, “Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menegaskan bahwa perintah Allah adalah seperti peta jalan yang membantu kita hidup dengan bijaksana dan benar di dunia yang penuh dengan kegelapan dan kesesatan.
4. Berpegang pada Ketetapan Tuhan dalam Kehidupan Sehari-hari
Berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan bukan hanya tentang kepatuhan legalistik, tetapi tentang hidup yang dituntun oleh kasih dan hikmat Allah. Berikut adalah beberapa cara untuk menerapkannya:
a. Mengembangkan Kehidupan yang Kudus
Orang yang berpegang pada perintah Tuhan akan berusaha hidup kudus. Dalam 1 Petrus 1:15-16, kita diperintahkan untuk hidup kudus karena Allah adalah kudus. Ketaatan kepada perintah Tuhan akan membentuk karakter kita dan membuat kita semakin serupa dengan Kristus.
John Stott dalam The Cross of Christ menyatakan bahwa ketaatan yang sejati adalah cerminan dari kasih kepada Tuhan yang mengasihi kita terlebih dahulu. Hidup yang taat akan membawa kita lebih dekat kepada Tuhan dan memperdalam hubungan kita dengan-Nya.
b. Menjaga Integritas dan Kebenaran
Ketaatan kepada perintah Tuhan juga berarti menjaga integritas dalam segala aspek kehidupan. Dalam Mazmur 119:11, pemazmur berkata, “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.” Ketika kita berpegang pada Firman Tuhan, kita menjauhkan diri dari dosa dan hidup dalam kebenaran.
c. Menjadi Kesaksian bagi Dunia
Ketika kita hidup menurut perintah Tuhan, kita menjadi terang dan garam bagi dunia (Matius 5:13-16). Kehidupan yang taat dan setia kepada perintah Tuhan akan menjadi kesaksian bagi orang-orang di sekitar kita. Orang Kristen dipanggil untuk menjadi contoh hidup dari kasih dan kebenaran Allah.
5. Atribut Allah yang Terkait dengan Ketaatan pada Perintah-Nya
a. Kasih dan Kesetiaan Allah
Ulangan 10:13 menunjukkan bahwa perintah Tuhan adalah untuk kebaikan kita sendiri. Tuhan yang penuh kasih tidak akan memberikan perintah yang akan merugikan umat-Nya. Dalam Yeremia 29:11, Tuhan berjanji, “Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, ... yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan.”
b. Keadilan Allah
Allah adalah Tuhan yang adil, dan perintah-perintah-Nya mencerminkan keadilan-Nya. Berpegang pada ketetapan Tuhan berarti hidup dengan adil dan benar, sesuai dengan standar kebenaran yang ditetapkan oleh Tuhan.
c. Kemahakuasaan dan Kebijaksanaan Allah
Ketika kita berpegang pada perintah Tuhan, kita mengakui bahwa Dia lebih bijaksana daripada kita dan bahwa perintah-Nya adalah jalan terbaik bagi hidup kita. Dalam Amsal 3:5-6, kita diajak untuk mempercayai Tuhan dengan segenap hati dan tidak bersandar pada pengertian kita sendiri.
6. Tantangan dalam Berpegang pada Perintah dan Ketetapan Tuhan
Di tengah dunia yang semakin sekuler, berpegang pada perintah Tuhan menjadi tantangan tersendiri. Banyak orang lebih memilih untuk mengikuti arus dunia daripada menaati Firman Tuhan. Namun, sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup berbeda dan setia kepada Tuhan, meskipun itu berarti kita harus berdiri sendiri.
Menurut Tim Keller, dalam The Reason for God, tantangan terbesar bagi orang Kristen adalah mengutamakan kehendak Tuhan di atas kehendak diri sendiri dan tekanan budaya. Tetapi ketika kita tetap setia, kita akan mengalami kedamaian dan sukacita yang tidak dapat diberikan oleh dunia.
Kesimpulan
Berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan, sebagaimana dinyatakan dalam Ulangan 10:13, adalah panggilan bagi setiap orang percaya untuk hidup dalam ketaatan yang penuh kasih kepada Tuhan. Ketaatan ini bukanlah beban, tetapi jalan menuju hidup yang penuh berkat dan sukacita. Tuhan memberikan perintah-Nya untuk kebaikan kita, agar kita dapat hidup dalam damai sejahtera dan kemuliaan-Nya.
Sebagai umat Tuhan, marilah kita terus berpegang teguh pada Firman Tuhan, tidak hanya sebagai aturan, tetapi sebagai panduan hidup yang membawa kita kepada pengenalan yang lebih dalam akan kasih dan kebaikan Tuhan. Hidup yang taat kepada Tuhan akan membawa kita kepada hidup yang bermakna, penuh sukacita, dan memuliakan nama-Nya.
Amin.