Hidup untuk Kristus, Mati sebagai Keuntungan: Filipi 1:21
Pendahuluan:
Di tengah dunia yang penuh dengan tantangan, masalah, dan ketidakpastian, pernyataan Rasul Paulus dalam Filipi 1:21, "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan," memberikan panduan yang luar biasa bagi setiap orang percaya. Pernyataan ini tidak hanya mencerminkan iman yang mendalam, tetapi juga menunjukkan perspektif hidup yang radikal dan penuh pengharapan.
1. Konteks Surat Filipi dan Latar Belakang Ayat Filipi 1:21
Surat Filipi ditulis oleh Paulus ketika dia berada di penjara, kemungkinan besar di Roma. Terlepas dari situasi yang sulit, surat ini penuh dengan sukacita, kasih, dan dorongan bagi jemaat di Filipi. Pada saat itu, jemaat Filipi sangat mengasihi Paulus dan mendukung pelayanannya. Paulus menulis untuk menyemangati mereka agar tetap teguh dalam iman, bahkan di tengah penderitaan.
Ayat utama:
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” (Filipi 1:21 TB)
Menurut teolog D.A. Carson dalam "Basics for Believers: An Exposition of Philippians," Paulus mengajarkan jemaat bahwa hidup di dunia ini adalah kesempatan untuk melayani Kristus, sementara kematian adalah awal dari sukacita yang lebih besar karena itu berarti bersama dengan Tuhan. Carson menekankan bahwa pernyataan ini mencerminkan fokus hidup Paulus yang sepenuhnya terpusat pada Kristus.
John MacArthur dalam "The MacArthur New Testament Commentary: Philippians" menyoroti bahwa bagi Paulus, kehidupan ini bukan tentang kenyamanan, kesenangan, atau ambisi pribadi. Sebaliknya, hidupnya seluruhnya didedikasikan untuk Kristus. MacArthur menekankan bahwa pengertian “hidup adalah Kristus” berarti setiap aspek dari hidup Paulus, termasuk penderitaannya, digunakan untuk memuliakan Tuhan.
2. Definisi dan Makna: "Hidup adalah Kristus"
Ketika Paulus mengatakan bahwa hidup adalah Kristus, ia tidak sekadar berbicara tentang aktivitas keagamaan atau pelayanan. Sebaliknya, hidup Paulus adalah Kristus sendiri — Dia adalah pusat, tujuan, dan alasan keberadaan Paulus. Kristus adalah motivasi utama di balik setiap keputusan dan tindakan Paulus.
Ayat terkait:
“Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.” (Filipi 3:7 TB)
Menurut J.I. Packer dalam "Knowing God," pernyataan Paulus ini menunjukkan bahwa iman Kristen sejati bukan hanya tentang percaya pada Kristus, tetapi hidup sepenuhnya untuk Kristus. Packer menjelaskan bahwa bagi Paulus, Kristus bukan hanya Juru Selamat, tetapi juga tujuan dan pusat dari setiap aspek kehidupan.
Timothy Keller dalam "The Reason for God" menekankan bahwa ketika hidup kita adalah Kristus, kita tidak lagi mencari identitas, tujuan, atau makna dari hal-hal duniawi. Keller menjelaskan bahwa Kristus menjadi segalanya bagi kita, dan semua yang kita lakukan adalah demi memuliakan Dia. Ketika kita hidup dengan fokus seperti ini, hidup kita akan dipenuhi dengan sukacita yang tidak tergantung pada keadaan.
3. Makna "Mati adalah Keuntungan"
Pernyataan Paulus bahwa "mati adalah keuntungan" tampaknya aneh bagi dunia yang melihat kematian sebagai sesuatu yang menakutkan dan harus dihindari. Namun, bagi Paulus, kematian berarti bersama Kristus, yang lebih baik daripada segala sesuatu yang ditawarkan dunia ini. Baginya, kematian bukanlah akhir, melainkan awal dari kehidupan yang lebih sempurna dan kekal bersama Tuhan.
Ayat terkait:
“Sebab bagiku lebih baik pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus, itu memang jauh lebih baik.” (Filipi 1:23 TB)
Menurut R.C. Sproul dalam "The Holiness of God," Paulus memiliki pandangan yang benar tentang hidup dan mati. Sproul menjelaskan bahwa kematian adalah keuntungan bagi orang percaya karena itu berarti masuk ke hadirat Allah. Orang Kristen tidak perlu takut akan kematian, karena kematian adalah pintu menuju kehidupan yang lebih baik.
John Stott dalam "The Cross of Christ" juga menyoroti bahwa kematian bagi orang percaya adalah pertemuan yang penuh sukacita dengan Tuhan. Stott menjelaskan bahwa pemahaman ini memberikan keberanian bagi orang Kristen untuk menghadapi penderitaan dan kematian dengan sukacita, karena mereka tahu bahwa akhir hidup ini hanyalah awal dari kehidupan kekal bersama Kristus.
4. Bagaimana Paulus Menerapkan Prinsip Ini dalam Hidupnya?
Paulus tidak hanya mengucapkan kata-kata ini, tetapi dia hidup dengan keyakinan yang mendalam bahwa hidupnya adalah untuk Kristus dan kematian adalah keuntungan. Ini terlihat dari semua yang dia lakukan — dari pelayanan misionarisnya, pengajaran, hingga penulisannya di penjara. Meskipun dia dipenjarakan, Paulus tetap bersukacita karena dia tahu bahwa situasinya digunakan untuk kemajuan Injil.
Ayat terkait:
“Aku hendak kamu tahu, saudara-saudara, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil.” (Filipi 1:12 TB)
Menurut Dallas Willard dalam "The Divine Conspiracy," hidup Paulus adalah teladan dari bagaimana kita seharusnya hidup sebagai orang percaya. Willard menekankan bahwa hidup Kristen bukan tentang kenyamanan, tetapi tentang kesetiaan kepada Tuhan. Paulus tidak terganggu oleh keadaan eksternal karena dia tahu bahwa hidupnya berada di tangan Tuhan.
John Piper dalam "Desiring God," menekankan bahwa hidup yang berfokus pada Kristus akan membawa sukacita yang tidak tergantung pada keadaan. Piper menjelaskan bahwa ketika Kristus menjadi pusat hidup kita, kita akan menemukan kepuasan yang tidak dapat diberikan oleh hal-hal duniawi.
5. Penerapan Praktis dari Filipi 1:21 dalam Kehidupan Kita
Bagaimana kita bisa menerapkan prinsip "hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan" dalam kehidupan sehari-hari? Berikut adalah beberapa cara:
Menempatkan Kristus sebagai Prioritas Utama: Dalam setiap keputusan, baik itu pekerjaan, hubungan, atau kegiatan sehari-hari, tanyakan pada diri sendiri apakah hal tersebut memuliakan Kristus. Ingatlah bahwa hidup kita adalah milik-Nya.
Menghadapi Penderitaan dengan Sukacita: Seperti Paulus, kita dipanggil untuk melihat penderitaan sebagai kesempatan untuk lebih dekat dengan Kristus dan menjadi saksi bagi orang lain. Ketika kita menghadapi tantangan dengan iman, kita memuliakan Tuhan.
Memiliki Perspektif Kekekalan: Ingatlah bahwa hidup ini hanyalah sementara, dan kematian bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Sebaliknya, itu adalah kesempatan untuk bertemu dengan Kristus dan menikmati hidup kekal bersama-Nya.
Ayat pendukung:
“Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan.” (1 Korintus 15:58 TB)
Menurut Richard J. Foster dalam "Celebration of Discipline," hidup dengan fokus pada Kristus berarti mempraktekkan disiplin rohani, seperti doa, studi Alkitab, dan pelayanan. Foster menjelaskan bahwa disiplin ini membantu kita untuk tetap fokus pada Kristus dan hidup dengan sukacita, meskipun ada tantangan di dunia ini.
6. Menghadapi Kematian dengan Iman dan Sukacita
Salah satu pelajaran terbesar dari Filipi 1:21 adalah bagaimana orang percaya dapat menghadapi kematian tanpa rasa takut. Bagi Paulus, kematian bukanlah akhir yang menakutkan, tetapi awal dari kehidupan yang lebih baik. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk memiliki pengharapan yang sama.
Ayat terkait:
“Dan Aku akan menyambut kamu, dan kamu akan bersama-sama dengan Aku di tempat Aku berada.” (Yohanes 14:3 TB)
Wayne Grudem dalam "Systematic Theology," menekankan bahwa iman kepada Kristus membawa kita pada keyakinan akan kehidupan kekal. Grudem menjelaskan bahwa bagi orang percaya, kematian adalah kemenangan karena itu berarti bersatu dengan Kristus.
A.W. Tozer dalam "The Pursuit of God" juga menyoroti bahwa hidup bagi Kristus berarti kita tidak lagi terikat pada hal-hal duniawi. Tozer menekankan bahwa ketika kita hidup sepenuhnya untuk Kristus, kematian menjadi keuntungan karena kita akan bersama-Nya selamanya.
Kesimpulan: Hidup yang Berpusat pada Kristus dan Pengharapan dalam Kematian
Filipi 1:21 mengajarkan kepada kita perspektif hidup yang radikal, di mana Kristus adalah pusat dari segala sesuatu. Hidup ini bukanlah tentang mengejar kenyamanan, kekayaan, atau prestasi, tetapi tentang melayani dan memuliakan Tuhan. Ketika Kristus menjadi segalanya bagi kita, kematian tidak lagi menjadi sesuatu yang menakutkan, melainkan pintu menuju kehidupan yang lebih baik.
Para teolog seperti John Stott, J.I. Packer, Timothy Keller, dan John Piper menekankan bahwa hidup yang berfokus pada Kristus membawa sukacita yang melampaui keadaan duniawi. Dengan menempatkan Kristus sebagai prioritas utama, kita dapat hidup dengan penuh sukacita dan keyakinan, baik dalam hidup maupun mati.
Sebagai orang percaya, mari kita berkomitmen untuk hidup seperti Paulus — di mana Kristus adalah pusat dari segala sesuatu, dan kematian adalah keuntungan karena kita akan bertemu dengan Tuhan. Dengan cara ini, kita dapat menjadi saksi yang hidup tentang kasih dan anugerah Tuhan yang tak terbatas.