Inti Kekristenan: Kasih, Iman, dan Penebusan dalam Kristus
Pendahuluan:
Kekristenan adalah lebih dari sekadar sistem kepercayaan atau agama; ia adalah jalan hidup yang dibangun di atas kasih, iman, dan penebusan yang ditawarkan melalui Yesus Kristus. Inti Kekristenan terletak pada hubungan yang mendalam antara Allah dan manusia, di mana Allah, dalam kasih karunia-Nya, berinisiatif untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa melalui pengorbanan Yesus di kayu salib.Artikel ini akan mengupas elemen-elemen inti Kekristenan, seperti kasih Allah, iman kepada Yesus, karya penebusan, serta panggilan untuk hidup yang diubahkan dalam kasih dan ketaatan kepada Tuhan.
1. Allah sebagai Pencipta dan Sumber Kehidupan
Kekristenan dimulai dengan pengakuan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Kejadian 1:1 dengan jelas menyatakan, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Konsep bahwa Allah adalah Pencipta menjadi dasar dari iman Kristen, menekankan bahwa segala sesuatu berasal dari-Nya dan bahwa kita adalah bagian dari ciptaan-Nya. Sebagai pencipta, Allah memiliki otoritas dan kedaulatan penuh atas segala yang ada di dunia, termasuk kehidupan manusia.
Dalam Systematic Theology oleh Wayne Grudem, dinyatakan bahwa pengakuan akan Allah sebagai Pencipta membentuk fondasi bagi pemahaman kita tentang kedaulatan dan kasih Allah. Allah tidak hanya menciptakan dunia, tetapi juga memelihara dan memeliharanya, menunjukkan perhatian-Nya yang penuh kasih bagi segala ciptaan. Kehidupan manusia memiliki tujuan, dan tujuan itu adalah untuk memuliakan Allah.
2. Kasih Allah: Dasar dari Penebusan
Inti Kekristenan terletak pada kasih Allah yang tak terbatas bagi dunia ini. Yohanes 3:16, salah satu ayat yang paling terkenal dalam Alkitab, menyatakan, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Kasih Allah inilah yang menjadi alasan utama mengapa Ia berinisiatif untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa.
Dalam Knowing God oleh J.I. Packer, kasih Allah digambarkan sebagai kasih yang aktif dan penuh pengorbanan. Packer menjelaskan bahwa kasih Allah bukan sekadar perasaan, tetapi tindakan nyata yang diwujudkan dalam pengorbanan Yesus di kayu salib. Kasih ini adalah kasih yang tidak bersyarat, yang ditujukan untuk setiap orang, terlepas dari latar belakang atau dosa mereka.
3. Dosa dan Kebutuhan Akan Keselamatan
Menurut ajaran Kristen, dosa adalah pelanggaran terhadap kehendak Allah, dan akibatnya adalah pemisahan antara Allah dan manusia. Dalam Roma 3:23, Paulus menulis, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Dosa telah merusak hubungan antara Allah dan manusia, serta menciptakan kebutuhan akan penebusan. Kekristenan mengajarkan bahwa manusia tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri, dan bahwa keselamatan hanya bisa diperoleh melalui kasih karunia Allah.
Dalam The Cross of Christ oleh John Stott, dosa dijelaskan sebagai kondisi manusia yang membutuhkan penyelamatan. Stott menyatakan bahwa dosa tidak hanya merupakan tindakan, tetapi juga kondisi batin yang memisahkan kita dari Allah. Karena itulah, manusia membutuhkan seorang Penebus yang mampu menghapus dosa dan memperdamaikan manusia dengan Allah.
4. Yesus Kristus: Jalan, Kebenaran, dan Hidup
Yesus Kristus adalah inti dari Kekristenan. Ia adalah Tuhan yang menjadi manusia, yang datang ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia. Yohanes 14:6 menegaskan peran penting Yesus dalam rencana keselamatan dengan mengatakan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Yesus datang sebagai Juru Selamat yang mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa-dosa dunia, memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk menerima hidup yang kekal.
Dalam The Case for Christ oleh Lee Strobel, pentingnya Yesus sebagai Juru Selamat diuraikan melalui bukti-bukti historis dan spiritual. Strobel menunjukkan bahwa Yesus bukan hanya tokoh sejarah, tetapi juga pemenuhan dari nubuat Perjanjian Lama tentang Mesias. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus membuktikan bahwa Ia memiliki kuasa untuk menyelamatkan dan memberi kehidupan kekal bagi mereka yang percaya kepada-Nya.
a. Penebusan melalui Salib
Yesus datang untuk menanggung dosa manusia melalui kematian-Nya di kayu salib. Ini adalah pusat dari Injil Kristen. Paulus menulis dalam 1 Korintus 15:3-4 bahwa, “Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan pada hari yang ketiga.” Kematian Yesus di kayu salib adalah bentuk pengorbanan tertinggi, di mana Ia menanggung dosa kita sehingga kita dapat memperoleh pengampunan dan dibebaskan dari hukuman dosa.
Dalam Mere Christianity oleh C.S. Lewis, konsep penebusan dijelaskan sebagai pengorbanan kasih yang membebaskan kita dari belenggu dosa. Lewis menyatakan bahwa melalui salib, Yesus memenuhi keadilan Allah dan membuka jalan bagi kasih karunia Allah untuk dicurahkan atas umat manusia. Melalui iman kepada Yesus, manusia dapat menerima pengampunan dosa dan diperdamaikan dengan Allah.
b. Kebangkitan sebagai Bukti Kemenangan atas Dosa dan Kematian
Kebangkitan Yesus adalah dasar dari iman Kristen. Melalui kebangkitan-Nya, Yesus membuktikan bahwa Ia adalah Tuhan yang memiliki kuasa atas dosa dan kematian. Kebangkitan adalah bukti bahwa dosa telah dikalahkan dan bahwa hidup kekal tersedia bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Paulus menulis dalam 1 Korintus 15:17, “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.”
Kebangkitan ini juga menjadi dasar pengharapan Kristen akan kehidupan setelah kematian. Dalam Surprised by Hope oleh N.T. Wright, kebangkitan dijelaskan sebagai pusat dari kehidupan Kristen, yang memberikan pengharapan akan hidup baru dan kekekalan bersama Allah. Kebangkitan Yesus adalah jaminan bahwa setiap orang percaya akan dibangkitkan bersama-Nya pada waktu yang akan datang.
5. Iman sebagai Syarat untuk Menerima Keselamatan
Kekristenan mengajarkan bahwa keselamatan adalah anugerah yang diberikan Allah, dan anugerah ini hanya dapat diterima melalui iman kepada Yesus Kristus. Efesus 2:8-9 menyatakan, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, bukan hasil pekerjaanmu.” Iman adalah sarana yang dengannya seseorang menerima keselamatan dan masuk dalam hubungan yang benar dengan Allah.
Dalam The Pursuit of God oleh A.W. Tozer, iman dijelaskan sebagai respons manusia terhadap kasih karunia Allah. Iman adalah tindakan kepercayaan penuh kepada Tuhan, mengandalkan keselamatan yang disediakan melalui Yesus Kristus. Tanpa iman, seseorang tidak dapat menerima anugerah keselamatan yang ditawarkan oleh Allah.
a. Iman yang Disertai dengan Perbuatan
Yakobus 2:17 menyatakan, “Iman tanpa perbuatan adalah mati.” Kekristenan menekankan bahwa iman yang sejati harus disertai dengan tindakan nyata. Iman bukan hanya tentang percaya, tetapi juga tentang menjalani hidup yang mencerminkan ketaatan kepada Allah. Orang percaya dipanggil untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah dan menunjukkan kasih kepada sesama sebagai bukti dari iman mereka.
Dalam The Cost of Discipleship oleh Dietrich Bonhoeffer, iman dijelaskan sebagai panggilan untuk hidup dalam ketaatan kepada Kristus. Iman sejati menghasilkan perubahan dalam hidup seseorang, mengarahkan mereka untuk meninggalkan dosa dan hidup dalam kebenaran. Iman yang sejati membawa orang percaya untuk menunjukkan kasih kepada sesama dan mengikuti ajaran Kristus dengan penuh kesetiaan.
6. Hidup yang Diperbarui dalam Kasih dan Kebenaran
Kekristenan bukan hanya tentang keselamatan, tetapi juga tentang transformasi kehidupan. Setelah menerima keselamatan, orang percaya dipanggil untuk hidup dalam kasih dan kebenaran yang diajarkan oleh Yesus. Dalam 2 Korintus 5:17, Paulus mengatakan, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Ini adalah panggilan untuk hidup baru yang dipenuhi dengan kasih, kesetiaan, dan ketaatan kepada Tuhan.
a. Mengasihi Sesama sebagai Bukti Kasih kepada Allah
Yesus mengajarkan bahwa kasih kepada Allah harus diwujudkan dalam kasih kepada sesama. Dalam Matius 22:37-39, Yesus berkata bahwa hukum yang terutama adalah mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi, serta mengasihi sesama seperti diri sendiri. Kasih kepada sesama adalah cerminan dari kasih kita kepada Allah dan merupakan panggilan utama bagi setiap orang percaya.
b. Menghidupi Buah Roh dalam Kehidupan Sehari-hari
Galatia 5:22-23 menyebutkan buah Roh, seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri, sebagai tanda kehidupan Kristen yang sejati. Buah Roh adalah hasil dari pekerjaan Roh Kudus dalam hidup orang percaya, yang menunjukkan transformasi yang dilakukan oleh Tuhan dalam hati dan karakter mereka.
Dalam The Pursuit of Holiness oleh Jerry Bridges, dijelaskan bahwa kehidupan Kristen adalah proses pertumbuhan menuju kekudusan, di mana Roh Kudus bekerja untuk mengubah hati dan pikiran kita. Dengan hidup dalam kuasa Roh Kudus, orang percaya dapat mencerminkan karakter Kristus dan menjalani hidup yang memuliakan Allah.
7. Pengharapan akan Kehidupan Kekal
Salah satu aspek penting dari Kekristenan adalah pengharapan akan kehidupan kekal. Yesus menjanjikan bahwa mereka yang percaya kepada-Nya akan menerima hidup yang kekal bersama Allah. Yohanes 11:25-26 mengutip Yesus yang berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.” Kehidupan kekal adalah pengharapan yang memberi kekuatan dan kedamaian bagi orang percaya di tengah kehidupan dunia yang penuh tantangan.
Dalam Mere Christianity oleh C.S. Lewis, pengharapan akan kehidupan kekal dijelaskan sebagai pusat dari iman Kristen, yang mendorong orang percaya untuk hidup dengan tujuan yang lebih tinggi. Kehidupan kekal bukan hanya soal kehidupan setelah kematian, tetapi juga hidup dalam kehadiran Allah, dimulai sejak seseorang percaya kepada Yesus.
Kesimpulan
Inti Kekristenan terletak pada kasih Allah yang tak terbatas, yang dinyatakan melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, serta iman yang menyelamatkan yang membawa kita pada hidup kekal. Kekristenan adalah panggilan untuk hidup dalam kasih, kebenaran, dan ketaatan kepada Tuhan, di mana iman yang sejati menghasilkan perubahan dalam hidup seseorang dan membawa kasih serta berkat kepada sesama.
Sebagai orang percaya, kita diundang untuk hidup dalam relasi yang intim dengan Allah, menerima keselamatan yang ditawarkan melalui Yesus, dan menjalani hidup yang diubahkan oleh kuasa Roh Kudus. Dengan menghidupi nilai-nilai ini, kita dapat menjadi saksi kasih Allah di dunia ini dan membawa terang Kristus kepada orang lain.