Memfokuskan Diri pada Kekekalan: Mengarahkan Hidup Sesuai Perspektif Kerajaan Allah
Pendahuluan:
Di tengah kehidupan modern yang penuh dengan kesibukan, ambisi, dan berbagai tuntutan duniawi, kita sering kali kehilangan fokus pada apa yang benar-benar penting. Banyak orang menghabiskan hidup mereka untuk mengejar kesuksesan, kenyamanan materi, atau status sosial, namun lupa bahwa semua itu bersifat sementara. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk hidup dengan perspektif yang berbeda: perspektif kekekalan.Apa artinya memfokuskan diri pada kekekalan? Bagaimana kita dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan kesadaran bahwa apa yang kita lakukan di dunia ini akan berdampak pada kehidupan yang akan datang? Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi konsep memfokuskan diri pada kekekalan melalui pandangan Alkitab, wawasan dari para teolog, dan bagaimana kita dapat mengaplikasikannya dalam hidup kita.
1. Perspektif Kekekalan dalam Ajaran Alkitab
Ketika kita berbicara tentang kekekalan, kita berbicara tentang sesuatu yang jauh melampaui kehidupan sementara di dunia ini. Dalam Kolose 3:1-2, Rasul Paulus menasihati kita:
"Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."
Ayat ini memberikan arahan yang jelas bagi kita sebagai orang percaya: fokuskan pikiran kita pada perkara surgawi dan bukan pada hal-hal duniawi yang bersifat sementara. Menurut teolog C.S. Lewis, "Jika Anda membaca sejarah, Anda akan menemukan bahwa orang-orang Kristen yang paling banyak berkontribusi untuk dunia ini adalah mereka yang paling memikirkan dunia yang akan datang." Dengan kata lain, ketika kita memfokuskan diri pada kekekalan, kita justru dapat lebih efektif dalam membawa dampak di dunia ini.
2. Konsep Kekekalan dalam Kehidupan Kristen: Menyelaraskan Prioritas
Dunia saat ini terus mendorong kita untuk mengejar kesuksesan materi, karier yang cemerlang, dan kenikmatan hidup. Namun, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa semua hal di dunia ini bersifat sementara. Dalam 1 Yohanes 2:17, tertulis:
"Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya."
Ayat ini menegaskan bahwa hanya kehendak Allah yang memiliki nilai kekal, sementara semua yang kita kumpulkan di dunia ini akan hilang. Teolog John Piper dalam bukunya Desiring God menekankan bahwa kita dipanggil untuk mengejar kebahagiaan sejati di dalam Tuhan, bukan dalam hal-hal duniawi yang tidak abadi.
Sebagai pengikut Kristus, kita perlu bertanya kepada diri sendiri: Apa yang menjadi prioritas utama dalam hidup kita? Apakah kita lebih sibuk mengejar hal-hal yang sementara, ataukah kita sungguh-sungguh berinvestasi dalam hal-hal yang memiliki nilai kekal, seperti mengasihi sesama, melayani orang lain, dan memperkenalkan Injil kepada dunia?
3. Memfokuskan Diri pada Kekekalan: Apa Artinya Secara Praktis?
Untuk memfokuskan diri pada kekekalan, kita perlu melakukan beberapa perubahan dalam cara kita memandang hidup dan bagaimana kita menjalani hari-hari kita:
a. Menetapkan Tujuan Hidup yang Kekal
Banyak orang menetapkan tujuan hidup yang berorientasi pada dunia, seperti memiliki rumah besar, mobil mewah, atau jabatan tinggi. Namun, Yesus mengajarkan kita untuk mengumpulkan harta di surga:
"Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga, di mana ngengat dan karat tidak merusakkannya dan di mana pencuri tidak membongkar serta mencurinya." (Matius 6:20)
Tujuan hidup kita seharusnya berpusat pada melakukan kehendak Tuhan dan melayani sesama dengan kasih.
b. Mengelola Waktu dengan Bijaksana
Waktu adalah salah satu sumber daya yang paling berharga yang kita miliki, namun sering kali kita menyia-nyiakannya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bagi kekekalan. Dalam Mazmur 90:12, Daud berdoa:
"Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, sehingga kami beroleh hati yang bijaksana."
Kita diajak untuk menggunakan waktu kita dengan bijaksana, melakukan hal-hal yang memiliki dampak kekal, seperti mendoakan orang lain, membaca Alkitab, dan melayani sesama.
c. Mengembangkan Hati yang Berorientasi pada Surga
Memfokuskan diri pada kekekalan berarti mengembangkan hati yang selalu tertuju pada Tuhan. Yesus berkata:
"Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21)
Jika kita menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama, hati kita akan lebih mudah diarahkan pada hal-hal yang kekal.
4. Tantangan dalam Memfokuskan Diri pada Kekekalan
Tidak dapat dipungkiri bahwa hidup di dunia yang materialistis dan serba cepat ini menantang kita untuk memfokuskan diri pada kekekalan. Ada beberapa tantangan yang perlu kita sadari:
a. Godaan untuk Mengejar Keinginan Dunia
Kita terus dibombardir oleh iklan dan media sosial yang mendorong kita untuk membeli lebih banyak, memiliki lebih banyak, dan menjadi lebih sukses menurut standar dunia. Namun, Tuhan memanggil kita untuk hidup berbeda dan tidak terperangkap dalam kesia-siaan dunia.
b. Kekhawatiran tentang Masa Depan
Banyak orang merasa cemas tentang masa depan mereka, apakah itu dalam hal keuangan, pekerjaan, atau kesehatan. Namun, Yesus mengingatkan kita dalam Matius 6:34 untuk tidak khawatir tentang hari esok, karena Allah yang setia akan menyediakan segala kebutuhan kita.
5. Aplikasi Praktis: Mengarahkan Hidup dengan Fokus Kekekalan
Bagaimana kita bisa mempraktikkan fokus pada kekekalan dalam kehidupan sehari-hari?
Melayani dengan Kasih
Mulailah dengan melayani orang di sekitar Anda. Setiap tindakan kasih yang kita lakukan, sekecil apa pun, memiliki nilai kekal di mata Tuhan.Berinvestasi dalam Hubungan Rohani
Bangun hubungan yang mendalam dengan Tuhan melalui doa, membaca firman-Nya, dan bersekutu dengan sesama orang percaya. Pertumbuhan rohani adalah investasi kekal yang tidak akan pernah sia-sia.Bersyukur dan Berpuas Diri
Belajarlah untuk bersyukur dengan apa yang kita miliki dan tidak tergoda untuk terus mengejar hal-hal duniawi. Kepuasan sejati ditemukan dalam Kristus, bukan dalam harta dunia.
Kesimpulan
Hidup dengan fokus pada kekekalan adalah panggilan bagi setiap orang Kristen yang sejati. Memfokuskan diri pada kekekalan berarti menyadari bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, dan apa yang benar-benar penting adalah hubungan kita dengan Tuhan serta bagaimana kita hidup untuk memuliakan-Nya.
Kita dipanggil untuk mengubah prioritas hidup kita sehingga apa yang kita lakukan bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk kekekalan. Dengan demikian, kita dapat menjalani hidup yang bermakna, berbuah, dan memuliakan Tuhan dalam segala hal.
Kiranya kita semua dapat memusatkan hati dan pikiran kita pada perkara yang kekal, mengarahkan hidup kita untuk menyenangkan Tuhan, dan menjalani setiap hari dengan kesadaran bahwa hidup kita di dunia ini hanyalah sementara, tetapi kehidupan bersama Tuhan adalah untuk selamanya.
Amin.