Panggilan Allah yang Terbuka untuk Semua: Lukas 14:16-24

 Pendahuluan:

Perumpamaan tentang Perjamuan Besar dalam Lukas 14:16-24 adalah salah satu ajaran Yesus yang mengungkapkan sifat kasih karunia dan undangan keselamatan Allah. Dalam perumpamaan ini, Yesus menceritakan tentang seorang tuan yang mengadakan perjamuan besar dan mengundang banyak orang untuk hadir. Namun, banyak dari mereka yang diundang menolak undangan tersebut dengan berbagai alasan. Sebagai gantinya, tuan itu mengirim pelayannya untuk mengundang orang-orang miskin, lumpuh, buta, dan pincang, serta siapa pun yang ditemukan di jalan-jalan raya. Ajaran ini mengandung pesan mendalam tentang keselamatan, penolakan, dan kasih karunia Allah yang terbuka untuk semua orang.
Panggilan Allah yang Terbuka untuk Semua: Eksposisi Lukas 14:16-24
Perikop ini berbunyi sebagai berikut:

"Akan tetapi, kata Yesus kepada orang itu, 'Ada seseorang yang mengadakan jamuan makan malam yang besar dan ia mengundang banyak orang, dan ketika waktu makan malam sudah tiba, orang itu menyuruh hambanya untuk berkata kepada para tamu yang sudah diundang itu, “Datanglah, karena semuanya sudah siap.” Namun, semua tamu undangan itu mulai membuat alasan-alasan...Aku berkata kepadamu, tidak seorang pun dari mereka yang aku undang sebelumnya itu akan menikmati makanan sajianku.'” (Lukas 14:16-24, AYT)_

Artikel ini akan membahas makna perumpamaan ini, pandangan dari beberapa pakar teologi, dan penerapan praktis bagi kehidupan orang percaya.

1. Undangan Keselamatan yang Terbuka untuk Semua (Lukas 14:16-17)

Dalam perumpamaan ini, Yesus menggambarkan undangan perjamuan besar sebagai metafora untuk undangan Allah kepada manusia untuk menerima keselamatan. Ketika sang tuan mengundang banyak orang untuk hadir dalam perjamuan, hal ini melambangkan kemurahan hati Allah yang membuka jalan keselamatan bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang atau status sosial mereka.

John Stott, dalam The Cross of Christ, menjelaskan bahwa undangan Allah kepada manusia adalah hasil dari kasih karunia-Nya yang melampaui batas-batas manusia. “Undangan Allah dalam perjamuan ini adalah lambang dari kemurahan hati-Nya yang besar,” tulis Stott. Dengan demikian, Yesus menekankan bahwa Allah merindukan semua orang untuk datang kepada-Nya dan menerima keselamatan.

R.C. Sproul, dalam Chosen by God, menambahkan bahwa undangan ini menunjukkan inisiatif Allah dalam menyelamatkan manusia. “Allah adalah Pemberi anugerah yang memanggil setiap orang kepada-Nya, dan keselamatan adalah hasil dari kasih karunia yang tak terbatas,” tulis Sproul. Allah membuka kesempatan bagi semua orang untuk merasakan kasih dan pengampunan-Nya melalui undangan ini.

2. Alasan-Alasan Penolakan (Lukas 14:18-20)

Menariknya, banyak dari mereka yang diundang oleh tuan itu menolak undangan dengan berbagai alasan. Ada yang mengaku baru membeli ladang, yang lain membeli sapi, dan ada pula yang baru menikah. Alasan-alasan ini menggambarkan bahwa dunia sering kali dipenuhi dengan kesibukan dan prioritas yang menghalangi manusia untuk merespon undangan Allah.

N.T. Wright, dalam Jesus and the Victory of God, menekankan bahwa alasan-alasan ini mencerminkan sikap manusia yang lebih mengutamakan hal-hal duniawi daripada hal-hal rohani. “Penolakan terhadap undangan Allah menunjukkan bagaimana manusia sering kali lebih memilih keinginan duniawi daripada panggilan rohani,” tulis Wright. Yesus menggambarkan bahwa fokus pada hal-hal materi dapat menjadi penghalang untuk menerima keselamatan yang ditawarkan Allah.

John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menyatakan bahwa alasan-alasan ini menunjukkan keinginan manusia untuk hidup bagi dirinya sendiri. Calvin menulis, “Manusia cenderung mengutamakan keinginan pribadi di atas panggilan Allah yang membawa keselamatan.” Dengan demikian, penolakan terhadap undangan Allah merupakan tanda dari ketidaktaatan yang mengabaikan panggilan kasih karunia-Nya.

3. Undangan yang Ditujukan kepada Orang-Orang yang Terpinggirkan (Lukas 14:21)

Setelah undangan pertama ditolak, tuan itu mengirim hambanya untuk mengundang orang-orang miskin, lumpuh, buta, dan pincang. Undangan kepada mereka yang terpinggirkan ini menggambarkan sifat kasih Allah yang inklusif, yang merangkul mereka yang sering kali dianggap rendah oleh masyarakat.

J.I. Packer, dalam Knowing God, menjelaskan bahwa undangan ini menunjukkan kasih Allah yang tidak membedakan orang. “Kasih Allah mencakup semua orang, terutama mereka yang sering kali dilupakan oleh dunia,” tulis Packer. Perumpamaan ini menggambarkan bahwa keselamatan tidak hanya terbatas pada mereka yang memiliki status sosial atau keagamaan tertentu, tetapi terbuka bagi semua orang.

John Stott menambahkan bahwa undangan ini menunjukkan bahwa Allah memiliki tempat khusus bagi mereka yang tertindas. “Allah memanggil orang-orang yang dipinggirkan karena kasih-Nya yang besar bagi setiap orang, tanpa memandang latar belakang,” tulis Stott. Perumpamaan ini menunjukkan bahwa undangan keselamatan adalah bukti dari kemurahan hati Allah yang melampaui batas-batas sosial dan budaya.

4. Menyambut Orang-Orang di Jalanan (Lukas 14:22-23)

Ketika tempat dalam perjamuan masih belum terisi, tuan itu memerintahkan hambanya untuk pergi ke jalan-jalan raya dan gang-gang, untuk mengundang siapa saja yang ditemui. Tindakan ini menunjukkan bahwa Allah tidak hanya menunggu manusia datang kepada-Nya, tetapi aktif mencari mereka yang tersesat.

R.C. Sproul menekankan bahwa inisiatif Allah dalam mengundang setiap orang adalah tanda dari kasih karunia-Nya. “Allah tidak menunggu orang datang kepada-Nya, tetapi Dia mencari dan mengundang mereka kepada-Nya,” tulis Sproul. Allah menunjukkan bahwa kasih dan keselamatan-Nya terbuka bagi siapa saja yang bersedia merespon.

N.T. Wright menambahkan bahwa perintah untuk mengundang orang-orang dari jalanan menunjukkan bahwa Injil adalah untuk semua orang, termasuk mereka yang dianggap tidak layak. “Injil adalah kabar baik yang harus diberitakan kepada semua orang, tanpa pengecualian,” tulis Wright. Allah memberikan kesempatan kepada siapa pun yang mau menerima undangan-Nya untuk datang kepada-Nya.

5. Penolakan bagi Mereka yang Menolak Undangan (Lukas 14:24)

Pada akhir perumpamaan, tuan itu menyatakan bahwa mereka yang menolak undangannya tidak akan menikmati perjamuan yang telah disediakan. Ini adalah peringatan bahwa kesempatan untuk menerima kasih karunia Allah tidak akan selalu tersedia. Yesus mengingatkan bahwa mereka yang terus-menerus menolak panggilan Allah akan kehilangan kesempatan untuk merasakan kebaikan-Nya.

John Calvin menjelaskan bahwa penolakan terhadap undangan Allah adalah tanda dari ketidaksetiaan kepada panggilan-Nya. “Penolakan terhadap kasih karunia Allah menunjukkan hati yang keras yang menolak keselamatan,” tulis Calvin. Dengan demikian, peringatan ini mengingatkan bahwa kasih karunia harus diterima dengan hati yang rendah dan bersyukur.

J.I. Packer menambahkan bahwa peringatan ini adalah pengingat bagi orang percaya untuk merespon panggilan Allah dengan sungguh-sungguh. “Mereka yang menolak kasih karunia Allah mengabaikan anugerah yang tak ternilai,” tulis Packer. Penolakan ini adalah pengingat bahwa kesempatan untuk menerima keselamatan tidak boleh dianggap enteng.

Penerapan Praktis dari Perumpamaan Perjamuan Besar

Perumpamaan dalam Lukas 14:16-24 memberikan pelajaran praktis bagi kehidupan orang percaya untuk merespon undangan Allah dengan sungguh-sungguh:

  1. Mengutamakan Panggilan Allah di Atas Hal Duniawi
    Yesus menunjukkan bahwa banyak orang mengutamakan hal-hal duniawi yang menghalangi mereka untuk merespon panggilan Allah. Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam prioritas yang benar, mengutamakan kehendak Allah di atas segala hal.

  2. Mengasihi dan Menerima Semua Orang
    Undangan yang terbuka bagi semua orang, terutama mereka yang terpinggirkan, adalah panggilan bagi orang percaya untuk mengasihi dan menerima semua orang tanpa diskriminasi. Allah menginginkan setiap orang mengalami kasih-Nya tanpa memandang status atau latar belakang mereka.

  3. Aktif Mengundang Orang Lain untuk Mengenal Allah
    Perintah tuan untuk mengundang orang-orang di jalanan adalah panggilan bagi orang percaya untuk aktif memberitakan Injil kepada semua orang. Injil adalah kabar baik yang harus disebarkan kepada dunia tanpa batas.

  4. Menjawab Panggilan Allah dengan Rendah Hati
    Allah mengingatkan bahwa kesempatan untuk menerima keselamatan tidak akan selalu tersedia. Kita dipanggil untuk menjawab panggilan-Nya dengan rendah hati dan rasa syukur, tidak menunda atau mengabaikan undangan-Nya.

  5. Menjadi Teladan Kasih dalam Komunitas
    Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjadi teladan kasih dalam komunitas kita, mengundang semua orang untuk merasakan kasih Allah yang berlimpah. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk menunjukkan kasih Allah yang tanpa syarat kepada dunia.

Kesimpulan

Lukas 14:16-24 adalah perumpamaan yang mengajarkan kasih karunia dan kemurahan hati Allah dalam undangan keselamatan. Yesus menggambarkan bahwa Allah mengundang semua orang untuk datang kepada-Nya, tanpa memandang status atau latar belakang mereka. Meskipun banyak yang menolak undangan ini dengan alasan-alasan duniawi, Allah tidak berhenti untuk mencari mereka yang mau merespon panggilan-Nya. Perumpamaan ini adalah panggilan untuk merespons panggilan Allah dengan hati yang rendah, mengutamakan kehendak-Nya di atas hal-hal duniawi, dan memberitakan Injil kepada semua orang.

Pandangan dari para teolog seperti John Stott, R.C. Sproul, John Calvin, dan J.I. Packer memperkaya pemahaman kita tentang kasih Allah yang terbuka untuk semua orang. Mereka menekankan pentingnya merespon panggilan Allah dengan sungguh-sungguh dan menunjukkan kasih Allah dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk merespons undangan Allah dengan hati yang tulus dan rendah hati, serta mengundang orang lain untuk merasakan kasih karunia-Nya. Dengan menjadi saksi yang hidup, kita dapat menjadi alat yang membawa orang lain kepada Allah dan menjadi bagian dari perjamuan-Nya yang kekal.

Next Post Previous Post