Doktrin Praktis dan Kehidupan Kristen: Kolose 1:22-29

Pendahuluan:

Surat Paulus kepada jemaat di Kolose adalah salah satu bagian Alkitab yang dipenuhi dengan pengajaran mendalam tentang doktrin Kristen dan implikasinya bagi kehidupan sehari-hari. Dalam Kolose 1:22-29, Paulus menjelaskan pengajaran praktis yang relevan bagi orang percaya, termasuk 
panggilan untuk hidup kudus, melayani dengan setia, dan bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus.

Doktrin Praktis dan Kehidupan Kristen: Kolose 1:22-29
Artikel ini akan mengulas doktrin-doktrin praktis dalam Kolose 1:22-29, pandangan dari beberapa pakar teologi, serta relevansi pengajaran ini bagi kehidupan kita saat ini sebagai orang percaya.

Teks Kolose 1:22-29 (TB)

Berikut adalah teks Kolose 1:22-29:

Rekonsiliasi oleh Kristus:
"Sekarang Ia telah mendamaikan kamu dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya, asalkan kamu tetap bertekun di dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil yang telah kamu dengar dan yang telah diberitakan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya."
(Kolose 1:22-23)

Pelayanan Paulus:
"Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan apa yang masih kurang dalam penderitaan Kristus, aku tambahkan dalam dagingku untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya."
(Kolose 1:24-25)

Misteri yang Telah Dinamakan:
"Yaitu rahasia yang tersembunyi berabad-abad dan turun-temurun, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Kepada mereka Allah mau memberitahukan betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!"
(Kolose 1:26-27)

Melayani dengan Teguh:
"Dialah yang kami beritakan, sambil menasihati setiap orang dan mengajar setiap orang dalam segala hikmat, untuk memimpin setiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga, sesuai dengan kuasa-Nya yang bekerja dengan kuat di dalam aku."
(Kolose 1:28-29)

Doktrin Praktis dalam Kolose 1:22-29

1. Rekonsiliasi oleh Kristus (Kolose 1:22)

Paulus menegaskan bahwa melalui kematian-Nya di kayu salib, Kristus telah mendamaikan umat manusia dengan Allah. Rekonsiliasi ini adalah dasar dari keselamatan orang percaya, yang memungkinkan mereka untuk berdiri kudus, tak bercela, dan tak bercacat di hadapan Allah.

Pandangan Teolog:

  • John Stott dalam The Cross of Christ menekankan bahwa rekonsiliasi adalah inti dari Injil. Kematian Kristus mendamaikan manusia yang berdosa dengan Allah yang kudus.
  • Leon Morris dalam The Apostolic Preaching of the Cross mencatat bahwa rekonsiliasi adalah karya kasih Allah yang menghapus permusuhan antara manusia dan Allah.

Refleksi:
Rekonsiliasi dengan Allah melalui Kristus adalah dasar kehidupan Kristen. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup kudus sebagai respons terhadap kasih Allah yang besar.

2. Bertekun dalam Iman (Kolose 1:23)

Paulus mendorong jemaat Kolose untuk tetap bertekun dalam iman, tidak bergoncang oleh ajaran palsu, dan terus berpegang pada pengharapan Injil.

Pandangan Teolog:

  • William Barclay dalam Daily Study Bible: Colossians mencatat bahwa iman yang teguh adalah bukti dari hubungan yang mendalam dengan Kristus.
  • John MacArthur dalam Colossians and Philemon menekankan pentingnya ketekunan iman untuk melawan godaan dan pengajaran sesat.

Refleksi:
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk terus bertekun dalam iman, meskipun menghadapi tantangan dan godaan. Pengharapan dalam Injil memberi kita kekuatan untuk tetap teguh.

3. Panggilan untuk Hidup Kudus (Kolose 1:22-23)

Tujuan rekonsiliasi adalah agar orang percaya dapat hidup kudus, tak bercela, dan tak bercacat di hadapan Allah. Kekudusan adalah panggilan bagi setiap orang percaya.

Pandangan Teolog:

  • R. C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan bahwa kekudusan adalah sifat Allah yang paling mendasar dan bahwa umat-Nya dipanggil untuk mencerminkan kekudusan-Nya.
  • A. W. Tozer dalam The Pursuit of Holiness menyebutkan bahwa kekudusan adalah hasil dari penyerahan total kepada Allah.

Refleksi:
Kehidupan Kristen adalah panggilan untuk hidup kudus, yang mencerminkan karakter Allah dalam setiap aspek kehidupan kita.

4. Melayani dengan Sukacita di Tengah Penderitaan (Kolose 1:24)

Paulus bersukacita dalam penderitaan yang dia alami karena pelayanannya bagi jemaat. Dia melihat penderitaannya sebagai bagian dari rencana Allah untuk membangun tubuh Kristus, yaitu gereja.

Pandangan Teolog:

  • Dietrich Bonhoeffer dalam The Cost of Discipleship menyebutkan bahwa penderitaan adalah bagian tak terpisahkan dari panggilan Kristen untuk mengikuti Kristus.
  • F. F. Bruce dalam The Epistle to the Colossians mencatat bahwa sukacita Paulus di tengah penderitaan menunjukkan pengabdiannya yang penuh kepada Injil.

Refleksi:
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk melayani dengan sukacita, bahkan di tengah penderitaan, karena kita tahu bahwa pekerjaan kita dalam Tuhan tidak sia-sia.

5. Misteri yang Telah Dinamakan: Kristus di Tengah Kamu (Kolose 1:26-27)

Paulus menjelaskan bahwa misteri yang tersembunyi selama berabad-abad sekarang dinyatakan: Kristus ada di tengah-tengah umat-Nya, menjadi pengharapan akan kemuliaan.

Pandangan Teolog:

  • N. T. Wright dalam Paul for Everyone: Colossians menekankan bahwa kehadiran Kristus di tengah-tengah umat-Nya adalah pusat dari iman Kristen.
  • Timothy Keller dalam King’s Cross mencatat bahwa misteri ini menunjukkan bahwa keselamatan bukan hanya untuk orang Yahudi, tetapi juga untuk bangsa-bangsa lain.

Refleksi:
Kristus yang tinggal di dalam kita adalah sumber kekuatan dan pengharapan kita. Kehadiran-Nya memberi kita keyakinan untuk hidup dalam iman dan kebenaran.

6. Menasihati dan Mengajar dalam Hikmat (Kolose 1:28)

Paulus menyatakan bahwa tugasnya adalah memberitakan Kristus dengan menasihati dan mengajar setiap orang untuk membawa mereka kepada kesempurnaan dalam Kristus.

Pandangan Teolog:

  • Charles Spurgeon dalam Lectures to My Students menekankan bahwa pengajaran Kristen harus dilakukan dengan hikmat untuk membangun iman dan kehidupan orang percaya.
  • John Piper dalam Desiring God mencatat bahwa pengajaran Kristen harus fokus pada Kristus sebagai pusat dari seluruh kebenaran.

Refleksi:
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk saling menasihati dan mengajar dalam hikmat, membantu sesama bertumbuh dalam iman dan kedewasaan rohani.

7. Berusaha dengan Kekuatan Allah (Kolose 1:29)

Paulus menyatakan bahwa dia berusaha dan berjuang dalam pelayanannya dengan mengandalkan kuasa Allah yang bekerja di dalam dirinya.

Pandangan Teolog:

  • Leon Morris mencatat bahwa pelayanan Kristen yang sejati hanya dapat dilakukan dengan kekuatan dari Allah, bukan dari usaha manusia semata.
  • A. W. Tozer menekankan bahwa kuasa Roh Kudus adalah sumber dari semua keberhasilan dalam pelayanan rohani.

Refleksi:
Sebagai pelayan Kristus, kita harus mengandalkan kekuatan Allah dalam setiap aspek pelayanan kita, karena hanya dengan kuasa-Nya kita dapat menghasilkan buah yang kekal.

Relevansi Kolose 1:22-29 untuk Kehidupan Modern

  1. Hidup dalam Rekonsiliasi dengan Allah
    Kita dipanggil untuk hidup dalam damai dengan Allah melalui Kristus, yang memungkinkan kita untuk berdiri kudus di hadapan-Nya.

  2. Bertekun di Tengah Godaan
    Dalam dunia yang penuh dengan ajaran palsu dan godaan, kita dipanggil untuk tetap teguh dalam iman dan pengharapan Injil.

  3. Melayani dengan Sukacita
    Melayani dengan sukacita, bahkan di tengah penderitaan, adalah tanda dari kehidupan Kristen yang sejati.

  4. Mewartakan Misteri Kristus
    Kita dipanggil untuk menjadi saksi bagi Kristus, menunjukkan kehadiran-Nya dalam hidup kita kepada dunia yang membutuhkan pengharapan.

  5. Mengandalkan Kekuatan Allah
    Setiap tugas dan pelayanan kita harus dilakukan dengan mengandalkan kuasa Allah yang bekerja dalam diri kita.

Kesimpulan

Kolose 1:22-29 adalah pengajaran yang sangat kaya tentang doktrin praktis dalam kehidupan Kristen. Rekonsiliasi oleh Kristus, panggilan untuk hidup kudus, bertekun dalam iman, dan melayani dengan sukacita adalah inti dari pengajaran ini.

Pandangan dari para teolog seperti John Stott, R. C. Sproul, dan A. W. Tozer memperdalam pemahaman kita tentang bagaimana pengajaran ini relevan untuk kehidupan kita saat ini. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam damai dengan Allah, melayani dengan sukacita, dan mengandalkan kuasa-Nya dalam segala hal.

Kiranya pengajaran dalam Kolose 1:22-29 mendorong kita untuk hidup setia, bertumbuh dalam iman, dan membawa kemuliaan bagi Allah melalui kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati!

Next Post Previous Post