Ibrani 7:11-12: Hukum dan Keimamatan yang Tak Berubah dalam Kristus
Ibrani 7:11-12 adalah bagian dari pembahasan panjang dalam kitab Ibrani tentang supremasi keimamatan Yesus Kristus. Penulis kitab Ibrani menunjukkan bahwa keimamatan Yesus, yang mengikuti tatanan Melkisedek, melampaui keimamatan Lewi. Ayat ini juga menyatakan bahwa dengan keimanan yang baru, hukum yang lama harus berubah, mengarahkan kepada tatanan ilahi yang lebih baik dan tidak berubah.
Artikel ini akan mengeksplorasi makna teologis Ibrani 7:11-12, membahas pandangan para pakar teologi, dan memberikan wawasan mendalam tentang relevansi keimamatan Kristus yang tidak berubah bagi kehidupan orang percaya masa kini.
Berikut adalah teks Ibrani 7:11-12 (TB): "Karena itu, andaikata oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan—sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima hukum Taurat—apakah sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang Dia tidak dikatakan menurut peraturan Harun? Sebab, jikalau imamat berubah, dengan sendirinya akan berubah pula hukum Taurat itu."
Konteks Ibrani 7:11-12
Surat Ibrani ditulis kepada jemaat Kristen Yahudi yang cenderung kembali kepada sistem hukum Taurat dan keimanan Lewi. Penulis berusaha menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar yang lebih tinggi daripada imam-imam Lewi, karena keimanan-Nya tidak bergantung pada garis keturunan, melainkan ditetapkan oleh Allah dalam tatanan Melkisedek.
Pasal 7 membahas keunggulan keimamatan Yesus dibandingkan keimamatan Lewi, menunjukkan bahwa keimamatan Lewi tidak dapat membawa kesempurnaan. Oleh karena itu, diperlukan keimamatan baru yang kekal dan sempurna, yaitu keimamatan Kristus.
Analisis Teologis Ibrani 7:11-12
1. "Andaikata oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan" (Ibrani 7:11)
Penulis kitab Ibrani menekankan bahwa keimamatan Lewi tidak mampu membawa kesempurnaan. Sistem keimanan ini bersifat sementara dan terbatas, karena hanya berfungsi sebagai bayangan dari keimamatan yang sempurna, yaitu keimamatan Kristus.
Menurut William Lane dalam Hebrews: A Word Biblical Commentary, kata "kesempurnaan" (Yunani: teleiosis) mengacu pada pemenuhan rencana Allah untuk mendamaikan manusia dengan diri-Nya. Keimamatan Lewi gagal mencapai tujuan ini karena hanya dapat menyelesaikan masalah dosa secara sementara melalui kurban binatang.
Refleksi:
Keimamatan Lewi menunjukkan kebutuhan akan solusi yang lebih baik, yang hanya dapat ditemukan dalam keimanan Kristus yang sempurna.
2. "Masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek" (Ibrani 7:11)
Penulis menunjukkan bahwa kehadiran Yesus sebagai Imam Besar dalam tatanan Melkisedek menunjukkan bahwa keimanan Lewi tidak memadai. Kristus tidak berasal dari suku Lewi tetapi dari suku Yehuda, menunjukkan keunikan dan keunggulan keimanan-Nya.
John Calvin dalam Commentary on Hebrews menekankan bahwa keimanan Kristus, yang tidak berasal dari garis keturunan manusia, ditetapkan oleh Allah sendiri. Hal ini menegaskan keimanan-Nya yang kekal dan tidak bergantung pada sistem hukum Taurat.
Refleksi:
Keimamatan Kristus adalah bukti kasih karunia Allah yang memberikan pengharapan baru di luar keterbatasan sistem keagamaan manusia.
3. "Sebab jikalau imamat berubah" (Ibrani 7:12)
Perubahan keimamatan dari tatanan Lewi ke tatanan Melkisedek membawa perubahan dalam hukum Taurat. Sistem Perjanjian Lama, termasuk hukum yang mengatur keimanan Lewi, digantikan oleh Perjanjian Baru dalam Kristus.
D. A. Carson dalam The Cross and Christian Ministry menjelaskan bahwa perubahan hukum ini bukan berarti hukum Taurat dibatalkan, tetapi digenapi dalam Kristus (Matius 5:17). Hukum baru yang ditetapkan oleh Kristus berfokus pada anugerah, iman, dan hubungan langsung dengan Allah.
Refleksi:
Keimanan Kristus membawa penggenapan hukum Taurat, mengarahkan kita kepada hubungan yang lebih intim dengan Allah melalui iman kepada-Nya.
Keimamatan Lewi vs. Keimamatan Kristus
Keimamatan Lewi | Keimamatan Kristus |
---|---|
Berdasarkan garis keturunan Harun | Berdasarkan tatanan Melkisedek |
Sementara dan terbatas | Kekal dan tidak berubah |
Bergantung pada hukum Taurat | Melampaui dan menggenapi hukum Taurat |
Menggunakan kurban binatang | Menggunakan diri-Nya sebagai kurban (Ibrani 7:27) |
Tidak membawa kesempurnaan | Membawa keselamatan kekal |
Pandangan Pakar Teologi tentang Ibrani 7:11-12
William Lane
Lane menyoroti bahwa kegagalan keimamatan Lewi untuk membawa kesempurnaan menunjukkan kebutuhan akan keimamatan baru yang kekal, yaitu keimamatan Kristus.John Calvin
Calvin menekankan bahwa keimanan Kristus, yang ditetapkan oleh Allah, menggantikan sistem keimamatan Lewi yang bersifat sementara dan terbatas.D. A. Carson
Carson menjelaskan bahwa perubahan hukum Taurat bukanlah pembatalan, tetapi penggenapan yang dilakukan oleh Kristus, membawa kita kepada hubungan langsung dengan Allah melalui iman.F. F. Bruce
Dalam The Epistle to the Hebrews, Bruce mencatat bahwa keimamatan Kristus menghapus kebutuhan akan sistem keimamatan manusia, karena Kristus menjadi pengantara yang sempurna bagi umat manusia.
Makna Teologis Ibrani 7:11-12
Kebutuhan Akan Keimamatan yang Sempurna
Keimamatan Lewi menunjukkan keterbatasan manusia dalam mendekati Allah. Keimamatan Kristus adalah solusi sempurna yang membawa umat manusia kepada Allah.Perubahan Hukum Taurat
Perubahan keimamatan dari Lewi ke Melkisedek membawa perubahan dalam hukum Taurat, yang digenapi dalam Kristus dan berfokus pada iman dan anugerah.Kristus Sebagai Penggenapan
Yesus Kristus adalah penggenapan dari semua sistem Perjanjian Lama, termasuk keimamatan dan hukum Taurat, membawa kita kepada hubungan yang kekal dengan Allah.Keimamatan yang Kekal
Keimamatan Kristus yang tidak berubah memberikan pengharapan kekal bagi umat-Nya, yang dapat mendekati Allah dengan keyakinan melalui pengorbanan-Nya.
Aplikasi Ibrani 7:11-12 dalam Kehidupan Orang Percaya
Mengandalkan Keimamatan Kristus
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengandalkan Yesus sebagai Imam Besar yang kekal, yang memberikan akses langsung kepada Allah.Hidup dalam Penggenapan Hukum Taurat
Melalui iman kepada Kristus, kita dipanggil untuk hidup dalam anugerah-Nya, yang menggenapi tuntutan hukum Taurat.Bersyukur atas Kesempurnaan Keimamatan Kristus
Keimamatan Kristus yang kekal adalah sumber pengharapan dan keselamatan bagi kita. Kita dipanggil untuk hidup dalam syukur atas karya-Nya yang sempurna.Melayani Berdasarkan Anugerah
Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk melayani berdasarkan anugerah, bukan dengan keterikatan pada aturan-aturan yang bersifat legalistik.
Relevansi Ibrani 7:11-12 untuk Hidup Modern
Kristus sebagai Penggenapan Sistem Keagamaan
Dalam dunia yang sering bergantung pada formalitas keagamaan, Ibrani 7:11-12 mengingatkan kita bahwa keselamatan hanya ditemukan dalam Kristus, bukan dalam sistem manusia.Hidup dalam Hubungan Langsung dengan Allah
Keimamatan Kristus membuka akses langsung kepada Allah, memberikan kita penghiburan dan kekuatan dalam kehidupan sehari-hari.Mengatasi Legalisme dalam Kehidupan Kristen
Orang percaya dipanggil untuk meninggalkan pola pikir legalistik dan hidup dalam anugerah Kristus yang menggenapi hukum Taurat.Pengharapan dalam Keimamatan yang Kekal
Keimamatan Kristus memberikan pengharapan kekal yang memungkinkan kita menghadapi tantangan hidup dengan keyakinan bahwa keselamatan kita aman di dalam Dia.
Kesimpulan
Ibrani 7:11-12 menegaskan bahwa keimamatan Yesus Kristus yang kekal melampaui keimamatan Lewi yang sementara dan terbatas. Dengan keimamatan yang baru ini, hukum Taurat yang lama digenapi dan digantikan oleh hubungan baru yang didasarkan pada iman dan anugerah dalam Kristus.
Baca Juga: Ibrani 7:15-17: Dasar yang Lebih Baik dalam Keimamatan Yesus Kristus
Pandangan para teolog seperti William Lane, John Calvin, D. A. Carson, dan F. F. Bruce memberikan wawasan mendalam tentang makna teologis ayat ini. Keimamatan Kristus yang tidak berubah adalah dasar pengharapan dan keselamatan bagi orang percaya.
Kiranya kita terus mengandalkan Yesus sebagai Imam Besar kita yang kekal, hidup dalam anugerah-Nya, dan bersyukur atas karya penebusan-Nya yang membawa kita kepada Allah. Tuhan Yesus memberkati!