Jalan Menuju Berkat: Panduan Alkitab

 Pendahuluan:

Alkitab merupakan buku panduan utama untuk iman dan praktik hidup Kristen. Di dalamnya terdapat rencana dan kehendak Tuhan untuk hidup kita (Mazmur 1:1-3). Alkitab seperti peta yang memandu kita menuju tujuan akhir. Meskipun Alkitab sendiri tidak dapat menyelamatkan kita, ia memberikan petunjuk penting agar kita dapat diselamatkan. 

Seperti yang Yesus katakan kepada orang Yahudi dalam Yohanes 5:39-40, “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.”

Jalan Menuju Berkat: Panduan Alkitab
Rasul Paulus juga menjelaskan kepada Timotius bahwa “dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus” (2 Timotius 3:15). Oleh karena itu, apa yang akan saya bagikan ini adalah peta jalan yang akan menuntun Anda pada jalan Alkitabiah menuju berkat.

I. Titik Awal yang Penting

1. Tuhan Menginginkan Kita Hidup dalam Berkat-Nya

Langkah awal yang penting adalah memahami bahwa Tuhan benar-benar menginginkan kita diberkati. Dia menginginkan kehidupan kita berhasil (Yosua 1:8). Dua hal yang meyakinkan kita tentang keinginan Tuhan untuk memberkati dan memberi kita kesuksesan adalah: 

Pertama, Tuhan menjanjikan masa depan yang penuh harapan, seperti yang tertulis dalam Yeremia 29:11: “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” 

Kedua, Tuhan memberikan kekuatan untuk berhasil. Ia tidak hanya memberikan kekayaan, tetapi kekuatan untuk memperoleh kekayaan, seperti yang tertulis dalam Ulangan 8:18: “Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.” 

Paulus mengingatkan kita bahwa “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya” (2 Korintus 8:9).

2. Tuhan Memberikan Prinsip-prinsip Untuk Hidup dalam Berkat-Nya

Alkitab mencatat dalam Mazmur 103:7 bahwa “Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.” Tuhan menunjukkan jalan-Nya, yaitu kehendak-Nya kepada Musa, tetapi kepada orang Israel hanya perbuatan-perbuatan-Nya. Banyak orang ingin melihat mukjizat spektakuler tetapi tidak mendalami isi hati Tuhan. Itulah sebabnya, meskipun bangsa Israel melihat perbuatan Tuhan yang ajaib, mereka tetap memberontak karena tidak mengenal kehendak-Nya. 

Pengenalan akan Tuhan dan kehendak-Nya adalah proses yang memerlukan penyerahan dan ketaatan. Kita harus menyadari bahwa hidup kita bergantung pada Tuhan, bukan pada kekayaan (Lukas 12:15). Jangan biarkan kekhawatiran dan tipu daya kekayaan menghalangi firman Tuhan (Markus 4:18-19).

3. Melibatkan Tuhan dalam Segala Hal

Keberhasilan yang tidak melibatkan Tuhan adalah bentuk penghinaan terhadap Tuhan, yang adalah Pencipta dan Pemilik segala sesuatu (Mazmur 24:1; Mazmur 50:10, 12). Keberhasilan bukan hanya masalah sekuler tetapi juga masalah spiritual yang berdampak kekal. Kekayaan adalah milik Tuhan, dan kita tidak dapat membicarakannya tanpa perspektif Tuhan. 

Keberhasilan yang berasal dari Tuhan bernilai kekal dan harus digunakan untuk memenuhi tujuan-Nya. Jika kita menggunakan berkat Tuhan untuk tujuan-Nya, maka Tuhan memiliki alasan untuk memberkati kita lebih banyak.

II. Jalan Alkitabiah Menuju Berkat

1. Membayar kepada Tuhan Apa yang Menjadi Milik-Nya (Amsal 3:9-10; Maleakhi 3:6-10)

Langkah bijaksana adalah membayar kepada Tuhan terlebih dahulu. Tuhan sangat ingin memberkati kita sampai melimpah, tetapi kita akan kehilangan berkat-Nya jika kita tidak menunjukkan kasih kita melalui ketaatan. Ketaatan dalam membayar kepada Tuhan, berupa buah sulung dan persepuluhan, mencerminkan hati kita dan kasih kita kepada Tuhan (Matius 6:21; Lukas 12:34). 

Buah sulung adalah yang pertama dari penghasilan kita (Amsal 3:9-10; Bilangan 18:12-13), sedangkan persepuluhan adalah 10 persen dari pendapatan kita (Maleakhi 3:6-10; Imamat 27:30, 32; Ulangan 14:22). 

Pembayaran ini melindungi benih yang kita tabur dan menunjukkan kasih dan harapan kita kepada Tuhan yang ingin memberkati kita lebih dari yang kita doakan (Efesus 3:20). Bahkan sebelum hukum Taurat ada, Abraham telah memberikan sepersepuluhnya kepada Melkisedek (Kejadian 14:18-20), dan orang Kristen mengikuti teladan ini karena Kristus adalah Imam menurut peraturan Melkisedek (Ibrani 6:19-20; 7:1-17).

2. Bekerja dengan Rajin (Amsal 10:4; 13:4; 22:29; Ulangan 28:8)

Dunia sering mengajarkan bahwa cara terbaik untuk mendapatkan harta adalah dengan bekerja sedikit namun mendapatkan banyak. Namun, prinsip Allah tentang bekerja adalah bekerja dengan iman dan etika Alkitab. Bekerja dengan iman berarti kita bekerja sebagai bagian dari perjanjian Allah (Kejadian 2:3; 15:19; Ulangan 28:1-8). 

Semakin kita setia bekerja keras di dalam perjanjian Allah, semakin besar kekuatan kita untuk menarik berkat-Nya. Etika Alkitab dalam bekerja termasuk bekerja dengan segenap hati seperti untuk Tuhan (Kolose 3:22-25) dan mematuhi prinsip-prinsip ketaatan dan rasa takut akan Tuhan.

3. Membuat Rencana dan Anggaran Belanja (Amsal 21:5)

Mengerti kasih Tuhan dan menyerahkan diri kepada-Nya melibatkan kebijaksanaan dalam merencanakan keuangan. Membuat rencana dan anggaran belanja adalah bentuk kebijaksanaan untuk melacak uang masuk dan keluar. Prinsip-prinsip pengaturan keuangan meliputi memahami kondisi keuangan kita, membuat anggaran, membedakan pengeluaran, dan hidup sederhana. 

Cara-cara pengaturan keuangan termasuk menghitung kebutuhan bulanan, menghindari kartu kredit, mengurangi makan di luar, menghemat biaya transportasi, menghindari kebiasaan jajan, menabung secara teratur, dan menghindari belanja impulsif.

4. Bertanggung Jawab untuk Mencukupkan Kebutuhan Keluarga Sendiri (1 Timotius 5:8; Titus 3:14; Kisah Para Rasul 18:1-3)

Suami istri yang bekerja harus bertanggung jawab atas keluarga mereka. Jika Anda memiliki tanggungan, pastikan untuk mencukupi kebutuhan mereka. Jika Anda mencari pekerjaan, teruslah berusaha; jika Anda di-PHK, carilah pekerjaan lain. Tuhan akan membuka jalan bagi mereka yang bertanggung jawab terhadap keluarga mereka. 

Meskipun tantangan ekonomi modern besar, kebenaran firman Tuhan tetap berlaku: “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti” (Mazmur 37:25-27).

5. Belajar Memberi dan Menabur Benih (Amsal 11:24; 2 Korintus 9:6)

Dunia mungkin mengajarkan untuk menghemat dan mengambil, tetapi prinsip Allah adalah memberi dan menabur (Amsal 11:24). Memberi harus dilakukan dengan sukacita dan iman, dan ada berbagai macam benih yang dapat kita tabur, seperti untuk pekerjaan misi, pendeta, pengajaran firman, fasilitas rumah Tuhan, orang miskin, dan kebutuhan lainnya (2 Korintus 9:6; Roma 10:14-15; Galatia 6:6-7).

Penutup

Semua orang menginginkan kesuksesan dan berkat dalam karier, keuangan, dan keluarga. Namun, kesuksesan bukan hanya impian; ia memerlukan tindakan nyata sesuai dengan jalan Tuhan. Banyak buku menawarkan teori sukses yang instan dan menghalalkan cara-cara yang tidak benar. Sebagai orang Kristen, kita harus mengikuti "peta" yang telah diberikan oleh Alkitab untuk mencapai berkat. Marilah kita mengikuti petunjuk tersebut dan berjalan di jalan-jalan Tuhan menuju berkat yang telah dijanjikan-Nya dalam PERJANJIAN BERKATNYA.
Next Post Previous Post