Penebusan yang Selesai: Ibrani 7:27

Penebusan yang Selesai: Ibrani 7:27
Pendahuluan: Penebusan yang Selesai dalam Kristus

Ibrani 7:27 merupakan salah satu ayat yang sangat penting dalam memahami karya Yesus sebagai Imam Besar dalam Perjanjian Baru. Penulis Surat Ibrani mengontraskan pelayanan Yesus dengan pelayanan imam-imam besar dalam Perjanjian Lama. Jika para imam dalam sistem keimaman Lewi harus mempersembahkan kurban berulang kali untuk menebus dosa mereka sendiri dan umat, Yesus mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban yang sempurna satu kali untuk selama-lamanya.

Konsep ini sering disebut sebagai finished redemption atau "penebusan yang selesai." Ayat ini tidak hanya menegaskan kesempurnaan pengorbanan Yesus, tetapi juga mengungkapkan inti dari Injil, yaitu bahwa penebusan dosa telah diselesaikan secara sempurna melalui karya Kristus. Artikel ini akan 
menguraikan makna Ibrani 7:27, mendalami implikasinya, serta membahas pandangan beberapa pakar
teologi tentang topik ini.

"Ia tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan kurban, pertama-tama untuk dosa mereka sendiri dan kemudian untuk dosa umat mereka. Sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri."

(Ibrani 7:27, TB)

I. Konteks Ibrani 7: Imam Besar Melkisedekian

Untuk memahami Ibrani 7:27, kita perlu melihat konteks pasalnya. Pasal 7 membahas tentang Yesus sebagai Imam Besar menurut peraturan Melkisedek, bukan Lewi. Penulis Surat Ibrani menunjukkan bahwa Yesus memiliki keimaman yang lebih tinggi daripada keimaman Lewi.

1. Melkisedek sebagai Tipe Yesus

Melkisedek adalah raja sekaligus imam yang muncul dalam Kejadian 14:18-20. Ia digambarkan sebagai figur misterius yang tidak memiliki garis keturunan keimaman seperti Lewi, tetapi diakui sebagai imam Allah yang Maha Tinggi. Penulis Ibrani menggunakan Melkisedek untuk menunjukkan bahwa keimaman Yesus bersifat kekal, universal, dan lebih unggul daripada sistem keimaman Lewi.

2. Kelemahan Keimaman Lewi

Keimaman Lewi memiliki keterbatasan besar, seperti yang dijelaskan dalam ayat-ayat sebelumnya:

  • Imam-imam besar harus mempersembahkan kurban setiap hari (Ibrani 7:27).
  • Mereka adalah manusia berdosa yang juga membutuhkan pengampunan (Ibrani 7:28).
  • Kurban yang mereka persembahkan adalah binatang, yang tidak bisa menghapus dosa secara permanen (Ibrani 10:1-4).

3. Keimaman Yesus yang Sempurna

Yesus sebagai Imam Besar menurut peraturan Melkisedek melampaui kelemahan-kelemahan ini:

  • Ia tidak berdosa (Ibrani 4:15).
  • Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban yang sempurna.
  • Pengorbanan-Nya dilakukan satu kali untuk selama-lamanya, membawa penebusan yang sempurna.

II. Penebusan yang Selesai dalam Ibrani 7:27

1. "Ia tidak seperti imam-imam besar lain..."

Frasa ini menyoroti perbedaan mendasar antara Yesus dan imam-imam besar dalam sistem keimaman Lewi. Para imam besar dalam Perjanjian Lama adalah manusia biasa yang memiliki dosa. Mereka harus mempersembahkan kurban untuk dosa mereka sendiri sebelum bisa mempersembahkan kurban untuk umat. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak sempurna dan terbatas.

Menurut John Owen, seorang teolog Puritan, sistem keimaman Lewi adalah bayangan dari sesuatu yang lebih baik, yaitu keimaman Kristus. Kurban-kurban yang terus-menerus dipersembahkan menunjukkan bahwa dosa belum sepenuhnya dihapuskan.

2. "Sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya..."

Pernyataan ini adalah inti dari ayat ini. Yesus mempersembahkan diri-Nya satu kali untuk selama-lamanya. Tidak seperti imam-imam besar dalam sistem keimaman Lewi yang harus mempersembahkan kurban berulang kali, Yesus hanya perlu melakukannya sekali. Ini karena pengorbanan-Nya sempurna dan cukup untuk menebus dosa manusia.

R.C. Sproul, dalam bukunya The Holiness of God, menjelaskan bahwa kurban Yesus satu kali adalah pernyataan tentang kesempurnaan kekudusan dan keadilan Allah. Dosa menuntut hukuman, tetapi pengorbanan Yesus memenuhi tuntutan itu secara sempurna.

3. "Ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri..."

Yesus tidak mempersembahkan kurban binatang seperti imam-imam besar dalam Perjanjian Lama. Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri. Pengorbanan ini menunjukkan kasih Allah yang luar biasa dan ketaatan Yesus yang sempurna kepada kehendak Bapa.

Menurut Louis Berkhof, tindakan Yesus mempersembahkan diri-Nya sendiri adalah bukti bahwa Dia adalah Imam sekaligus Kurban. Dalam Perjanjian Lama, imam dan kurban adalah entitas yang terpisah. Namun, dalam Yesus, kedua peran itu disatukan secara sempurna.

III. Implikasi Teologis dari Penebusan yang Selesai

1. Kesempurnaan Pengorbanan Kristus

Pengorbanan Yesus berbeda dengan kurban-kurban dalam sistem keimaman Lewi karena sifatnya yang sempurna. Dalam Ibrani 10:14, penulis menegaskan:
"Sebab oleh satu kurban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan."

Kesempurnaan ini berarti bahwa tidak ada lagi kurban yang diperlukan untuk pengampunan dosa. Kristus telah menanggung semua dosa kita di kayu salib.

2. Penghapusan Dosa Secara Penuh

Pengorbanan Yesus bukan hanya menutupi dosa (seperti yang dilakukan kurban dalam Perjanjian Lama), tetapi menghapus dosa secara permanen. Dalam Yohanes 1:29, Yohanes Pembaptis berkata:
"Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia!"

Para teolog seperti Charles Hodge menjelaskan bahwa karya Kristus di salib membebaskan orang percaya dari hukuman dosa, kuasa dosa, dan akhirnya dari keberadaan dosa itu sendiri pada akhir zaman.

3. Kehidupan yang Baru dalam Kristus

Penebusan yang selesai membawa orang percaya ke dalam hubungan yang baru dengan Allah. Dalam Roma 6:10-11, Paulus menjelaskan bahwa karena Kristus telah mati untuk dosa sekali untuk selama-lamanya, orang percaya sekarang dapat hidup bagi Allah dalam Yesus Kristus.

IV. Aplikasi Praktis dari Penebusan yang Selesai

1. Keyakinan dalam Keselamatan

Penebusan yang selesai memberikan keyakinan kepada orang percaya bahwa keselamatan mereka tidak bergantung pada usaha mereka sendiri, tetapi pada karya Kristus yang sempurna. Dalam Yohanes 19:30, Yesus berkata, "Sudah selesai." Ini adalah deklarasi bahwa karya penebusan telah selesai dan tidak ada lagi yang perlu ditambahkan.

2. Panggilan untuk Hidup Kudus

Meskipun keselamatan adalah anugerah, penebusan yang selesai memanggil kita untuk hidup dalam kekudusan. Ibrani 10:22 mengundang orang percaya untuk mendekat kepada Allah dengan hati yang tulus dan tubuh yang telah dibasuh dengan air yang murni.

3. Pelayanan yang Berpusat pada Kristus

Yesus sebagai Imam Besar dan Kurban yang sempurna memanggil orang percaya untuk menjadikan Dia pusat dari ibadah dan pelayanan mereka. Dalam 1 Petrus 2:5, orang percaya disebut sebagai "imam-imam kudus" yang mempersembahkan kurban rohani yang berkenan kepada Allah melalui Yesus Kristus.

V. Pandangan Beberapa Pakar Teologi

1. John Calvin

Calvin menekankan bahwa pengorbanan Yesus tidak hanya menebus dosa, tetapi juga membuka jalan bagi orang percaya untuk mendekat kepada Allah. Dalam komentarnya tentang Ibrani, ia menulis bahwa keimaman Kristus adalah dasar bagi hubungan yang baru antara Allah dan manusia.

2. Martin Luther

Luther melihat pengorbanan Yesus sebagai dasar dari doktrin pembenaran oleh iman. Ia menegaskan bahwa karya Kristus satu kali untuk selama-lamanya menghapus kebutuhan akan perbuatan manusia untuk mencapai keselamatan.

3. N.T. Wright

Wright menekankan dimensi kerajaan dari karya Kristus. Ia mencatat bahwa penebusan yang selesai bukan hanya tentang pengampunan dosa individu, tetapi juga tentang pemulihan seluruh ciptaan di bawah pemerintahan Allah.

Penutup: Penebusan yang Selesai untuk Selama-lamanya

Ibrani 7:27 adalah pengingat yang kuat tentang kesempurnaan karya Yesus sebagai Imam Besar kita. Melalui pengorbanan-Nya yang satu kali untuk selama-lamanya, Dia telah menyelesaikan penebusan dosa dan membuka jalan bagi kita untuk hidup dalam hubungan yang baru dengan Allah.

Baca Juga: Ibrani 7:25: Keselamatan yang Lebih Baik Melalui Yesus Kristus

Penebusan yang selesai bukan hanya doktrin teologis, tetapi juga dasar bagi kehidupan iman kita sehari-hari. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam keyakinan, kekudusan, dan pelayanan yang berpusat pada Kristus.

Next Post Previous Post