Penetapan Ilahi dalam Alkitab

Pendahuluan:

Penetapan ilahi (appointment), sarana (means), dan tujuan (end) adalah tiga konsep utama yang menjadi landasan dalam teologi Kristen untuk memahami bagaimana Allah bekerja dalam sejarah dan kehidupan umat-Nya. Allah tidak hanya menetapkan tujuan, tetapi juga memberikan sarana untuk mencapainya.

Penetapan Ilahi dalam Alkitab
Dalam artikel ini, kita akan menggali makna dari ketiga konsep ini berdasarkan Alkitab, pendapat para pakar teologi, dan wawasan dari berbagai buku teologi.

1. Penetapan: Rencana Ilahi bagi Hidup Kita

Penetapan ilahi adalah tindakan Allah yang berdaulat di mana Dia merancang rencana tertentu bagi umat-Nya sebelum penciptaan dunia. Dalam bahasa Yunani, kata "prothesis" yang berarti "tujuan atau rencana yang sudah ditetapkan" sering digunakan untuk menjelaskan ide ini.

a. Penetapan Allah dalam Alkitab

Allah telah menetapkan rancangan-Nya untuk setiap orang percaya sejak kekekalan. Dalam Efesus 1:4-5, Rasul Paulus menulis: "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya."

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah telah memilih dan menetapkan umat-Nya untuk menjadi bagian dari keluarga-Nya. Pilihan ini tidak didasarkan pada usaha manusia, tetapi pada kasih karunia-Nya yang kekal.

b. Perspektif Teologis tentang Penetapan

Jonathan Edwards, seorang teolog Puritan terkenal, menekankan bahwa penetapan Allah adalah tindakan yang bersifat mutlak dan berdasarkan hikmat-Nya yang tak terbatas. Dalam bukunya The Freedom of the Will, Edwards menyatakan bahwa "Allah menetapkan segala sesuatu berdasarkan tujuan-Nya yang agung untuk memuliakan diri-Nya dan membawa kebaikan bagi umat-Nya."

Teolog kontemporer seperti John Piper juga menyebut penetapan ilahi sebagai bagian dari "takdir kasih karunia," di mana Allah secara aktif bekerja dalam sejarah untuk menggenapi tujuan kekal-Nya. Piper menulis dalam Desiring God bahwa "rencana Allah adalah mengarah pada sukacita umat-Nya dalam memuliakan Dia."

c. Contoh Penetapan Ilahi dalam Alkitab

  1. Yeremia: Allah menetapkan Yeremia menjadi nabi bagi bangsa-bangsa bahkan sebelum ia lahir (Yeremia 1:5).
  2. Paulus: Rasul Paulus menyadari bahwa ia telah dipanggil untuk menjadi rasul bangsa-bangsa bukan karena kemampuannya, tetapi karena rencana Allah (Galatia 1:15-16).

2. Sarana: Cara Allah Menggenapi Rencana-Nya

Allah tidak hanya menetapkan tujuan, tetapi juga menyediakan sarana untuk mencapainya. Sarana ini bisa berupa firman-Nya, Roh Kudus, doa, atau peristiwa-peristiwa dalam hidup kita yang digunakan untuk membentuk karakter dan iman.

a. Firman Allah sebagai Sarana

Firman Allah adalah sarana utama yang digunakan untuk mengarahkan umat-Nya kepada kehendak-Nya. Dalam 2 Timotius 3:16-17, Paulus menulis: "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik."

Firman Allah adalah alat utama yang memimpin kita dalam menjalani penetapan-Nya.

b. Roh Kudus sebagai Penolong

Roh Kudus adalah sarana yang diberikan kepada orang percaya untuk membimbing, menguatkan, dan menghibur mereka dalam perjalanan iman. Yohanes 14:26 menyebut Roh Kudus sebagai "Penolong" yang mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan kita akan firman Kristus.

Teolog Wayne Grudem dalam Systematic Theology menyatakan bahwa pekerjaan Roh Kudus melibatkan "menghidupkan kembali hati orang percaya, memberikan hikmat, dan memampukan mereka untuk bertindak sesuai dengan kehendak Allah."

c. Peristiwa dalam Hidup sebagai Sarana

Allah sering menggunakan peristiwa-peristiwa hidup, baik yang menyenangkan maupun yang sulit, sebagai sarana untuk membentuk kita. Roma 8:28 menegaskan: "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."

John MacArthur, dalam komentarnya tentang Roma 8:28, menulis bahwa "Allah menggunakan setiap detail dalam hidup kita—baik maupun buruk—untuk melatih, mengajar, dan mengarahkan kita kepada keserupaan dengan Kristus."

3. Tujuan: Glorifikasi Allah dan Kebaikan Umat-Nya

Tujuan akhir dari rencana Allah adalah kemuliaan-Nya. Semua hal yang Allah tetapkan dan sarana yang Dia gunakan bertujuan untuk menyatakan kemuliaan-Nya di seluruh bumi. Pada saat yang sama, tujuan ini membawa kebaikan bagi umat-Nya, yang dipanggil untuk hidup dalam keserupaan dengan Kristus.

a. Kemuliaan Allah sebagai Tujuan Utama

Kemuliaan Allah adalah tujuan tertinggi dari semua ciptaan dan rencana-Nya. 1 Korintus 10:31 menegaskan: "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah."

Jonathan Edwards dalam The End for Which God Created the World menulis bahwa "kemuliaan Allah adalah alasan utama Allah menciptakan dan menebus manusia. Segala sesuatu ada untuk menyatakan betapa mulianya Allah."

b. Keserupaan dengan Kristus sebagai Tujuan Manusia

Tujuan Allah bagi umat-Nya adalah untuk membentuk mereka menjadi serupa dengan Kristus. Roma 8:29 mengatakan: "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya."

Menurut C.S. Lewis dalam Mere Christianity, "Allah tidak puas hanya menjadikan manusia baik; tujuan-Nya adalah menjadikan mereka sempurna dalam keserupaan dengan Anak-Nya."

c. Kehidupan Kekal sebagai Tujuan Akhir

Tujuan terakhir dari penetapan Allah adalah memberikan kehidupan kekal kepada umat-Nya. Yohanes 17:3 menuliskan: "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan Yesus Kristus yang telah Engkau utus."

Tujuan ini bukan hanya tentang menikmati surga, tetapi juga tentang mengalami hubungan yang intim dan kekal dengan Allah.

4. Keterkaitan Penetapan, Sarana, dan Tujuan

Ketiga konsep ini tidak dapat dipisahkan. Penetapan ilahi memberi kita keyakinan bahwa Allah memiliki rencana bagi hidup kita. Sarana yang Allah sediakan adalah cara-Nya untuk memimpin kita menuju tujuan tersebut, dan tujuan akhir dari semuanya adalah memuliakan Allah dan membawa kebaikan bagi umat-Nya.

a. Penerapan dalam Hidup Sehari-hari

  1. Percaya pada Penetapan Allah: Kita harus percaya bahwa Allah memiliki rencana untuk setiap aspek hidup kita, termasuk hal-hal yang tampaknya tidak signifikan.
  2. Menggunakan Sarana yang Allah Berikan: Kita dipanggil untuk membaca firman Allah, mendengarkan Roh Kudus, dan menggunakan setiap kesempatan untuk bertumbuh dalam iman.
  3. Berfokus pada Tujuan Kekal: Kita harus mengarahkan hidup kita untuk memuliakan Allah, bukan hanya mengejar hal-hal duniawi yang sementara.

b. Contoh Hidup

  1. Yesus Kristus: Yesus adalah teladan sempurna dari seseorang yang hidup sesuai dengan penetapan Allah, menggunakan sarana yang diberikan-Nya, dan berfokus pada tujuan akhir, yaitu menyelamatkan umat manusia dan memuliakan Bapa.
  2. Rasul Paulus: Paulus hidup dengan tujuan yang jelas untuk memberitakan Injil. Dia mengandalkan firman Allah dan Roh Kudus sebagai sarana untuk menggenapi penetapan-Nya.

Kesimpulan

Penetapan, sarana, dan tujuan adalah tiga elemen kunci dalam memahami bagaimana Allah bekerja dalam hidup umat-Nya. Penetapan Allah memberi kita keyakinan bahwa hidup kita memiliki makna dan tujuan. Sarana yang Allah sediakan membantu kita menjalani panggilan-Nya dengan setia. Tujuan akhir dari semua ini adalah untuk memuliakan Allah dan mengalami sukacita dalam hubungan kekal dengan-Nya.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam keyakinan bahwa Allah memegang kendali atas segalanya. Melalui penetapan-Nya, sarana-Nya, dan tujuan-Nya, kita dapat menjalani hidup yang penuh makna, kekuatan, dan pengharapan.

Next Post Previous Post