Pra-Pengetahuan Allah dalam Perspektif Teologi Reformed
Pra-pengetahuan Allah adalah salah satu doktrin teologi yang menggambarkan keagungan dan kedaulatan Allah atas segala sesuatu. Dalam tradisi teologi Reformed, pra-pengetahuan Allah tidak hanya dipahami sebagai kemampuan-Nya untuk mengetahui segala sesuatu sebelum terjadi, tetapi juga
sebagai aspek dari kehendak-Nya yang sempurna, yang menentukan seluruh ciptaan sejak kekekalan.
Artikel ini akan membahas doktrin pra-pengetahuan Allah dalam perspektif teologi Reformed berdasarkan pandangan para tokoh seperti John Calvin, R.C. Sproul, dan Herman Bavinck. Kita juga akan mengeksplorasi bagaimana pra-pengetahuan Allah memengaruhi pandangan tentang keselamatan, kedaulatan Allah, dan tanggung jawab manusia.
I. Definisi Pra-Pengetahuan Allah
- Apa Itu Pra-Pengetahuan Allah?
Dalam bahasa aslinya, istilah "pra-pengetahuan" diterjemahkan dari kata Yunani prognosis, yang berarti "pengetahuan sebelumnya." Namun, dalam pemahaman teologi Reformed, pra-pengetahuan Allah tidak hanya merujuk pada kemampuan Allah untuk mengetahui sebelumnya, tetapi juga mencakup hubungan erat dengan kehendak-Nya yang menentukan.
John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menulis:"Ketika kita berbicara tentang pengetahuan Allah, kita tidak hanya berbicara tentang pemahaman pasif, tetapi juga kehendak aktif Allah yang mengatur segala sesuatu menurut rencana-Nya."
- Pra-Pengetahuan sebagai Aspek Kedaulatan Allah
Pra-pengetahuan Allah bukan sekadar kemampuan Allah untuk melihat masa depan, tetapi merupakan bagian integral dari rencana kekal-Nya. Dalam teologi Reformed, Allah tidak hanya mengetahui apa yang akan terjadi, tetapi Dia juga menentukan segala sesuatu yang terjadi.
Herman Bavinck, dalam Reformed Dogmatics, menulis:"Pengetahuan Allah tidak terpisah dari kehendak-Nya. Apa yang Allah ketahui, Dia ketahui karena Dia telah menetapkannya menurut kehendak-Nya yang kekal."
II. Dasar Alkitabiah Pra-Pengetahuan Allah
Roma 8:29-30 – Pra-Destinasi dan Pra-Pengetahuan
Ayat ini menunjukkan bahwa pra-pengetahuan Allah terkait erat dengan doktrin predestinasi. Allah memilih umat-Nya berdasarkan pengetahuan-Nya yang sempurna dan kehendak-Nya yang kekal.Mazmur 139:1-6 – Allah yang Mahatahu
Pemazmur berkata:"TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku. Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh."
Ayat ini menunjukkan bahwa pengetahuan Allah mencakup segala aspek hidup manusia, bahkan pikiran dan niat hati.
- Yesaya 46:9-10 – Allah yang Menentukan Akhir dari Awal
"Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian, dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan."
Ayat ini menggarisbawahi hubungan antara pengetahuan Allah tentang masa depan dan kehendak-Nya yang menentukan.
III. Pandangan Para Tokoh Teologi Reformed tentang Pra-Pengetahuan Allah
- John Calvin: Pra-Pengetahuan sebagai Bagian dari Predestinasi
Calvin menekankan bahwa pra-pengetahuan Allah tidak hanya tentang mengetahui siapa yang akan diselamatkan, tetapi juga menentukan siapa yang akan diselamatkan. Dalam Institutes, dia menulis:"Allah memilih mereka yang Dia kehendaki untuk diselamatkan, bukan berdasarkan apa yang Dia lihat dalam diri mereka, tetapi berdasarkan kehendak-Nya yang bebas dan kasih karunia-Nya yang murni."
Calvin juga mengingatkan bahwa doktrin ini harus membawa kita kepada kekaguman akan kedaulatan Allah, bukan kepada spekulasi yang tidak perlu.
Herman Bavinck: Pra-Pengetahuan dan Hubungan dengan Kehendak Allah
Bavinck menekankan bahwa pra-pengetahuan Allah tidak bersifat pasif. Dalam Reformed Dogmatics, dia menjelaskan:"Pengetahuan Allah tidak pernah terpisah dari tindakan-Nya. Apa yang Allah ketahui adalah apa yang Dia kehendaki, dan apa yang Dia kehendaki adalah apa yang Dia lakukan."R.C. Sproul: Kedaulatan Allah dalam Pengetahuan dan Kehendak
R.C. Sproul, dalam Chosen by God, menulis bahwa pra-pengetahuan Allah adalah bagian dari kedaulatan-Nya yang mutlak. Dia berkata:"Tidak ada yang terjadi di luar pengetahuan dan rencana Allah. Bahkan detail terkecil dari hidup kita adalah bagian dari rencana kekal-Nya."
Sproul juga menekankan bahwa pra-pengetahuan Allah tidak mengurangi tanggung jawab manusia, tetapi justru mempertegas perlunya kita hidup dalam ketaatan kepada kehendak-Nya.
IV. Hubungan antara Pra-Pengetahuan, Predestinasi, dan Tanggung Jawab Manusia
- Pra-Pengetahuan dan Predestinasi
Dalam teologi Reformed, pra-pengetahuan dan predestinasi tidak dapat dipisahkan. Allah mengetahui siapa yang akan diselamatkan karena Dia telah menetapkan mereka untuk diselamatkan. Roma 8:29-30 dengan jelas menunjukkan hubungan ini.
Namun, ini tidak berarti bahwa Allah hanya "melihat ke depan" dan memilih berdasarkan apa yang akan dilakukan manusia. Sebaliknya, Allah memilih berdasarkan kehendak-Nya yang bebas.
- Tanggung Jawab Manusia
Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah: Jika Allah telah mengetahui dan menentukan segala sesuatu, apakah manusia masih memiliki tanggung jawab?
Teologi Reformed menegaskan bahwa tanggung jawab manusia tetap ada. Allah yang menentukan segala sesuatu juga menetapkan sarana untuk mencapai tujuan-Nya, termasuk tanggapan iman manusia terhadap Injil.
Filipi 2:12-13 berkata:"Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya."
Calvin menulis:"Meskipun Allah telah menentukan segala sesuatu, manusia tetap bertanggung jawab atas tindakannya karena mereka bertindak dengan kehendak bebas yang ditetapkan oleh Allah."
V. Aplikasi Praktis Doktrin Pra-Pengetahuan Allah
- Membangun Kepercayaan pada Kedaulatan Allah
Mengetahui bahwa Allah mengetahui dan menentukan segala sesuatu membawa penghiburan besar bagi orang percaya. Tidak ada yang terjadi di luar rencana Allah, bahkan dalam situasi yang tampaknya kacau.
Mazmur 139:16 berkata:"Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya."
Aplikasi Praktis:
- Dalam menghadapi kesulitan, ingatlah bahwa Allah mengetahui semua hal dan memiliki rencana yang baik bagi Anda.
- Berdoalah agar Anda dapat mempercayai kedaulatan Allah dalam setiap aspek hidup Anda.
- Mendorong Hidup dalam Ketaatan
Doktrin pra-pengetahuan Allah mengingatkan kita bahwa setiap tindakan kita ada dalam pengawasan Allah. Ini seharusnya mendorong kita untuk hidup dalam ketaatan dan kesalehan.
1 Petrus 1:15-16 berkata:"Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu."
Aplikasi Praktis:
- Renungkan bagaimana hidup Anda mencerminkan kehendak Allah.
- Jadikan firman Tuhan sebagai pedoman untuk keputusan sehari-hari.
- Menginspirasi Penginjilan
Meskipun Allah mengetahui siapa yang akan diselamatkan, Dia memanggil kita untuk menjadi alat dalam rencana keselamatan-Nya. Penginjilan adalah tanggapan kita terhadap kehendak Allah untuk menyelamatkan orang-orang yang telah Dia pilih.
Matius 28:19 berkata:"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku."
Aplikasi Praktis:
- Berdoalah agar Tuhan memberikan keberanian untuk bersaksi kepada orang lain.
- Ingat bahwa hasil penginjilan ada di tangan Allah, bukan pada usaha manusia.
Kesimpulan: Keindahan dan Keagungan Pra-Pengetahuan Allah
Pra-pengetahuan Allah adalah doktrin yang mengungkapkan keagungan dan kedaulatan Allah atas seluruh ciptaan. Dalam teologi Reformed, pra-pengetahuan Allah tidak hanya tentang pengetahuan sebelumnya, tetapi juga tentang kehendak Allah yang menentukan segala sesuatu sesuai dengan rencana-Nya yang sempurna.
Sebagai orang percaya, doktrin ini mengajarkan kita untuk:
- Percaya pada kedaulatan Allah dalam segala situasi.
- Hidup dalam ketaatan dan kekudusan.
- Berpartisipasi dalam rencana keselamatan Allah melalui penginjilan.
Seperti yang ditulis dalam Yesaya 46:9-10:
"Akulah Allah, dan tidak ada yang seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian, dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan."
Mari kita merespons doktrin ini dengan rasa kagum, iman yang teguh, dan ketaatan yang penuh sukacita kepada Allah yang mengetahui segala sesuatu.