Allah Memilih Kedua Belas Rasul
Pendahuluan:
Pemilihan kedua belas rasul oleh Yesus Kristus adalah salah satu momen penting dalam pelayanan-Nya di dunia. Dalam peristiwa ini, Yesus secara khusus memilih orang-orang tertentu untuk menjadi pengikut-Nya yang dekat dan untuk diutus sebagai saksi serta pelayan dalam pekerjaan Kerajaan Allah. Para rasul tidak dipilih karena kehebatan, status sosial, atau pendidikan mereka, tetapi karena kehendak Allah yang berdaulat untuk memakai mereka sebagai alat-Nya.
Artikel ini akan mengeksplorasi makna teologis dari pemilihan kedua belas rasul, peran mereka dalam rencana penyelamatan Allah, dan implikasi pemilihan ini bagi kehidupan Kristen. Dengan mengacu pada Alkitab, serta pandangan teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul, kita akan melihat bagaimana Allah bekerja melalui individu-individu yang lemah untuk melaksanakan maksud-Nya yang besar.
1. Pemilihan Kedua Belas Rasul dalam Alkitab
a. Pemilihan oleh Yesus Kristus
Dalam Markus 3:13-14, kita membaca tentang pemilihan kedua belas rasul:"Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya, dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil."
Pemilihan ini sepenuhnya adalah tindakan kedaulatan Yesus. Dia memilih "yang dikehendaki-Nya," menunjukkan bahwa keputusan ini bukan berdasarkan kehendak manusia, tetapi pada rencana Allah yang telah ditentukan sebelumnya.
John Calvin dalam komentarnya menulis:"Yesus memilih kedua belas rasul bukan karena mereka memiliki keunggulan tertentu, tetapi karena Dia dalam kedaulatan-Nya ingin menunjukkan bahwa kuasa-Nya bekerja melalui kelemahan manusia."
b. Latar Belakang Para Rasul
Kedua belas rasul datang dari latar belakang yang beragam. Ada nelayan seperti Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes; seorang pemungut cukai seperti Matius; dan seorang nasionalis seperti Simon orang Zelot. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak terbatas oleh status sosial atau profesi manusia dalam memilih alat-Nya.
Louis Berkhof menulis bahwa pemilihan para rasul dari berbagai latar belakang menunjukkan inklusivitas panggilan Allah dan bagaimana Dia mempersatukan orang-orang yang berbeda untuk tujuan yang sama.
2. Tugas dan Peran Para Rasul
a. Menyertai Yesus dalam Pelayanan-Nya
Salah satu tugas utama para rasul adalah untuk menyertai Yesus selama pelayanan-Nya di dunia. Dalam Markus 3:14, disebutkan bahwa Yesus memilih mereka "untuk menyertai Dia." Ini menunjukkan pentingnya hubungan pribadi dengan Kristus sebagai dasar dari pelayanan mereka.
Herman Bavinck menekankan bahwa hubungan para rasul dengan Kristus adalah inti dari panggilan mereka. Ia berkata:"Para rasul dipanggil untuk pertama-tama mengenal Kristus secara pribadi, karena hanya dari persekutuan dengan Dia, mereka dapat menjalankan misi mereka dengan kuasa."
b. Memberitakan Injil
Para rasul diutus untuk memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah. Dalam Matius 10:7, Yesus berkata kepada mereka:"Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat."
Tugas ini mencakup pengajaran, penginjilan, dan pelaksanaan tanda-tanda mukjizat untuk menguatkan pesan mereka.
R.C. Sproul menulis bahwa tugas para rasul mencerminkan panggilan universal gereja untuk menjadi saksi Kristus di dunia. Namun, sebagai rasul pertama, mereka memiliki otoritas khusus yang diberikan langsung oleh Kristus.
c. Menjadi Saksi Kebangkitan Kristus
Setelah kebangkitan Yesus, para rasul menjadi saksi mata dari kebangkitan-Nya. Dalam Kisah Para Rasul 1:8, Yesus berkata kepada mereka:"Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Keberadaan para rasul sebagai saksi kebangkitan adalah dasar dari otoritas mereka dalam memberitakan Injil dan mendirikan gereja.
3. Karakteristik Pemilihan Para Rasul
a. Pemilihan Berdasarkan Kasih Karunia
Pemilihan para rasul adalah tindakan kasih karunia Allah. Mereka bukanlah orang-orang yang sempurna atau memiliki kualitas luar biasa. Petrus, misalnya, sering kali impulsif dan bahkan menyangkal Yesus tiga kali. Namun, Allah memakai kelemahan mereka untuk menunjukkan kuasa-Nya.
John Calvin menulis:"Pemilihan para rasul menunjukkan bahwa Allah memilih mereka yang tidak layak, agar kemuliaan-Nya semakin nyata melalui kelemahan manusia."
b. Ketergantungan pada Kuasa Allah
Para rasul dipanggil untuk menjalankan tugas yang mustahil dilakukan dengan kekuatan manusia. Namun, mereka diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus. Dalam Kisah Para Rasul 2:4, kita membaca bahwa para rasul dipenuhi dengan Roh Kudus pada hari Pentakosta, yang memberi mereka keberanian dan hikmat untuk memberitakan Injil.
Herman Bavinck menekankan bahwa pelayanan para rasul adalah bukti bahwa keberhasilan dalam misi Allah tidak tergantung pada kemampuan manusia, tetapi pada kuasa Allah yang bekerja melalui mereka.
4. Para Rasul sebagai Dasar Gereja
a. Gereja yang Didirikan di atas Dasar Para Rasul
Dalam Efesus 2:20, Paulus menulis bahwa gereja didirikan di atas "dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru." Para rasul memiliki peran unik dalam mendirikan gereja dan menyebarkan Injil ke seluruh dunia.
Louis Berkhof menjelaskan bahwa para rasul adalah fondasi dari gereja universal, bukan hanya karena pelayanan mereka, tetapi juga karena ajaran mereka yang tercatat dalam Perjanjian Baru menjadi dasar iman Kristen.
b. Otoritas Khas Para Rasul
Sebagai rasul yang dipilih langsung oleh Kristus, mereka memiliki otoritas khusus yang tidak dimiliki oleh generasi berikutnya. Dalam 2 Korintus 12:12, Paulus menyebutkan "tanda-tanda rasul," termasuk mukjizat dan pengajaran yang diilhami.
R.C. Sproul menekankan bahwa otoritas para rasul adalah unik, dan ajaran mereka yang tercatat dalam Alkitab memiliki otoritas mutlak bagi gereja sepanjang masa.
5. Implikasi Pemilihan Kedua Belas Rasul bagi Kehidupan Kristen
a. Panggilan untuk Mengikut Kristus
Seperti para rasul yang dipanggil untuk menyertai Yesus, orang percaya juga dipanggil untuk hidup dalam persekutuan yang intim dengan Kristus. Dalam Matius 16:24, Yesus berkata:
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku."
b. Menjadi Saksi Kristus
Para rasul adalah saksi Kristus yang diutus untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. Sebagai pengikut Kristus, orang percaya juga dipanggil untuk menjadi saksi-Nya, sebagaimana dinyatakan dalam Kisah Para Rasul 1:8.
c. Hidup dalam Ketergantungan pada Roh Kudus
Keberhasilan pelayanan para rasul bergantung pada kuasa Roh Kudus. Demikian juga, orang percaya dipanggil untuk hidup dalam ketergantungan pada Roh Kudus untuk menjalankan panggilan mereka. Dalam Galatia 5:16, Paulus berkata:"Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging."
Kesimpulan
Pemilihan kedua belas rasul oleh Yesus Kristus adalah bukti dari kedaulatan dan kasih karunia Allah dalam menggunakan manusia yang lemah untuk melaksanakan rencana-Nya yang besar. Para rasul dipilih untuk menyertai Kristus, memberitakan Injil, dan menjadi saksi kebangkitan-Nya, serta mendirikan gereja di atas dasar pengajaran mereka.
Dalam perspektif teologi Reformed, pemilihan para rasul menegaskan bahwa keberhasilan dalam pekerjaan Allah tidak bergantung pada kemampuan manusia, tetapi pada kuasa Allah yang bekerja melalui mereka. Sebagai orang percaya, kita diundang untuk mengikuti teladan para rasul dengan hidup dalam persekutuan dengan Kristus, menjadi saksi-Nya di dunia, dan bergantung pada kuasa Roh Kudus.
Catatan: Kiranya kisah pemilihan kedua belas rasul menginspirasi kita untuk hidup dalam ketaatan kepada Kristus dan menjalankan panggilan kita sebagai saksi-Nya dengan setia.