Iman yang Berharga dalam Kristus

Iman yang Berharga dalam Kristus

Pendahuluan:

Iman adalah pusat dari kehidupan Kristen, sebagaimana dinyatakan dalam Efesus 2:8:"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah."

Dalam teologi Reformed, iman dianggap sebagai pemberian Allah yang berharga, bukan hasil usaha manusia. Iman memungkinkan orang percaya untuk menerima keselamatan, berjalan dalam ketaatan, dan hidup untuk kemuliaan Allah. Artikel ini akan membahas konsep iman yang berharga berdasarkan pandangan teologi Reformed, menjelaskan asal usul, sifat, dan hasil iman, serta bagaimana iman diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Apa itu Iman?

Iman, dalam pengertian Kristen, adalah kepercayaan yang hidup kepada Allah dan karya keselamatan-Nya dalam Yesus Kristus. Dalam Ibrani 11:1, iman didefinisikan sebagai:"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."

a. Iman sebagai Pemberian Allah

Teologi Reformed menekankan bahwa iman bukanlah hasil dari kemampuan manusia, melainkan pemberian anugerah Allah. Dalam Filipi 1:29, Paulus menyatakan:"Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita bagi Dia."

John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menulis bahwa iman adalah instrumen yang melaluinya orang percaya menerima keselamatan. Roh Kudus yang menanamkan iman dalam hati manusia, sehingga memungkinkan mereka untuk mengenal dan mempercayai Allah.

b. Elemen-Elemen Iman

Teologi Reformed membagi iman menjadi tiga elemen utama:

  1. Pengetahuan (notitia): Pemahaman tentang kebenaran Injil.
  2. Persetujuan (assensus): Keyakinan bahwa kebenaran itu nyata.
  3. Kepercayaan (fiducia): Penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah melalui Kristus.

R. C. Sproul menjelaskan bahwa iman sejati melibatkan ketiga elemen ini. Tanpa pengetahuan, iman akan menjadi buta; tanpa persetujuan, iman hanyalah intelektual; tanpa kepercayaan, iman tidak akan menyelamatkan.

2. Mengapa Iman Disebut Berharga?

a. Iman sebagai Instrumen Keselamatan

Efesus 2:8-9 menegaskan bahwa iman adalah sarana untuk menerima keselamatan, tetapi bukan sumbernya:"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."

Herman Bavinck menekankan bahwa iman berharga karena ia menghubungkan manusia dengan Kristus, Sumber segala berkat rohani. Melalui iman, orang percaya menerima pengampunan dosa, pembenaran, dan hidup yang kekal.

b. Iman Memuliakan Allah

Iman adalah respons yang memuliakan Allah. Roma 4:20-21 menggambarkan iman Abraham:
"Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan."

John Piper menulis bahwa iman yang sejati menghormati Allah dengan mempercayai karakter-Nya, janji-Nya, dan kuasa-Nya untuk menyelamatkan.

c. Iman sebagai Bukti Anugerah Allah

Iman yang sejati adalah bukti bahwa Allah telah bekerja dalam hati manusia. Dalam 2 Petrus 1:1, Petrus menyebut iman sebagai sesuatu yang "sangat berharga":"Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang memperoleh iman yang sangat berharga karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus."

Teologi Reformed menekankan bahwa iman adalah bukti kasih karunia Allah yang memungkinkan manusia berdosa untuk mendekat kepada-Nya.

3. Sifat-Sifat Iman yang Berharga

a. Iman yang Berakar pada Kristus

Iman Kristen memiliki objek yang jelas: Yesus Kristus. Yohanes 14:6 menegaskan:"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

R. C. Sproul menekankan bahwa iman sejati tidak bergantung pada perasaan atau pengalaman manusia, tetapi pada karya Kristus yang sempurna.

b. Iman yang Bertumbuh

Iman adalah sesuatu yang dinamis dan terus bertumbuh. Dalam 2 Tesalonika 1:3, Paulus menulis:
"Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Hal itu patut kami lakukan, sebab imanmu makin bertambah."

Herman Bavinck mencatat bahwa iman bertumbuh melalui pembelajaran firman Allah, doa, dan pengalaman berjalan bersama Allah dalam kehidupan sehari-hari.

c. Iman yang Bertahan dalam Pencobaan

Iman yang sejati diuji dalam pencobaan. Dalam 1 Petrus 1:6-7, Petrus menulis bahwa iman yang diuji adalah lebih berharga daripada emas yang fana.

Jonathan Edwards menekankan bahwa pencobaan mengungkapkan keaslian iman dan memperkuat ketergantungan orang percaya pada Allah.

4. Buah-Buah Iman yang Berharga

a. Pembenaran oleh Iman

Roma 5:1 berkata:"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh Tuhan kita, Yesus Kristus."

Teologi Reformed menegaskan bahwa pembenaran adalah anugerah Allah yang diterima melalui iman. Iman tidak menghasilkan kebenaran, tetapi adalah sarana untuk menerima kebenaran Kristus.

b. Hidup dalam Kekudusan

Iman yang sejati menghasilkan buah kekudusan. Dalam Galatia 5:6, Paulus menulis:"Sebab di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih."

Herman Bavinck menekankan bahwa iman yang sejati selalu menghasilkan kehidupan yang mencerminkan kasih dan kebenaran Allah.

c. Pengharapan yang Kekal

Iman memberikan pengharapan akan kehidupan kekal bersama Allah. Dalam Ibrani 6:19, dikatakan bahwa iman adalah jangkar yang teguh dan aman bagi jiwa.

John Calvin menjelaskan bahwa iman mengarahkan hati orang percaya kepada janji kekal Allah, memberikan penghiburan di tengah penderitaan.

5. Bagaimana Memelihara dan Menguatkan Iman?

a. Merenungkan Firman Allah

Roma 10:17 berkata:"Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."

R. C. Sproul menekankan pentingnya merenungkan firman Allah setiap hari sebagai cara untuk memelihara dan menguatkan iman.

b. Berdoa dengan Iman

Dalam Markus 9:24, seorang ayah yang anaknya kerasukan roh berkata:"Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!"

Herman Bavinck mencatat bahwa doa adalah sarana yang diberikan Allah untuk memperkuat iman dan membawa orang percaya lebih dekat kepada-Nya.

c. Bersekutu dalam Komunitas Iman

Ibrani 10:24-25 menasihati:"Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita."

John Piper menekankan bahwa iman dikuatkan melalui persekutuan dengan sesama orang percaya, yang saling mendorong dan membangun.

Kesimpulan: Iman sebagai Karunia Berharga

Iman yang berharga adalah anugerah Allah yang menghubungkan manusia dengan karya penebusan Kristus. Iman memungkinkan orang percaya menerima keselamatan, hidup dalam ketaatan, dan memiliki pengharapan yang kekal.

Sebagaimana 1 Petrus 1:8-9 menyatakan:
"Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada-Nya, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu."

"Segala kemuliaan bagi Allah, yang melalui iman membawa umat-Nya kepada kehidupan kekal dalam Yesus Kristus."

Next Post Previous Post