Karunia Nubuat dan Bahasa Roh (1 Korintus 14:5)

Karunia Nubuat dan Bahasa Roh (1 Korintus 14:5)

Pendahuluan:

1 Korintus 14:5 berbunyi: "Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih daripada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga daripada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali jika orang itu juga menafsirkannya, supaya jemaat dapat dibangun." Ayat ini merupakan salah satu bagian penting dari surat Paulus kepada jemaat Korintus yang berfokus pada penggunaan karunia rohani di dalam gereja. Dalam artikel ini, kita akan mendalami ayat ini melalui perspektif teologi Reformed, menggali aplikasinya, dan bagaimana kita dapat menghidupinya dalam konteks gereja masa kini.

1. Konteks Surat Paulus kepada Jemaat Korintus

Surat 1 Korintus ditulis untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi oleh jemaat di kota Korintus, termasuk penyalahgunaan karunia rohani. Dalam pasal 12 hingga 14, Paulus membahas pentingnya karunia rohani dalam membangun gereja. Pasal 12 menjelaskan bahwa semua karunia berasal dari Roh Kudus untuk kepentingan bersama. Pasal 13 menekankan bahwa kasih harus menjadi dasar dalam penggunaan karunia tersebut, sedangkan pasal 14 memberikan panduan praktis, khususnya mengenai bahasa roh dan nubuat.

Teolog Reformed seperti John Calvin mengamati bahwa jemaat Korintus cenderung menyalahgunakan karunia bahasa roh untuk menunjukkan spiritualitas pribadi, sehingga melupakan tujuan utama yaitu membangun tubuh Kristus. Calvin menekankan bahwa "karunia rohani harus selalu digunakan untuk kepentingan jemaat, bukan untuk memuaskan ego pribadi."

2. Bahasa Roh: Karunia yang Indah tetapi Terbatas

Dalam 1 Korintus 14:5, Paulus tidak menolak karunia bahasa roh. Ia bahkan menyatakan bahwa ia suka jika semua orang memilikinya. Namun, ia memberikan batasan yang jelas. Bahasa roh adalah karunia yang indah, tetapi jika tidak ditafsirkan, hanya bermanfaat bagi orang yang mengucapkannya.

Menurut teologi Reformed, bahasa roh sering dipahami sebagai tanda dari pekerjaan Roh Kudus yang meneguhkan firman Allah. Namun, para teolog seperti Herman Bavinck memperingatkan bahwa bahasa roh dapat menjadi batu sandungan jika tidak digunakan dengan bijaksana. "Karunia ini," kata Bavinck, "harus digunakan dengan tujuan yang jelas untuk membangun gereja, bukan untuk menciptakan kekacauan atau kebingungan."

3. Prioritas pada Nubuat: Mengapa Lebih Penting?

Paulus menyatakan bahwa nubuat lebih penting daripada bahasa roh karena dampaknya langsung terhadap jemaat. Nubuat memiliki tiga fungsi utama: membangun, menasihati, dan menghibur (1 Korintus 14:3). Teolog Reformed seperti R.C. Sproul menekankan bahwa nubuat dalam konteks Perjanjian Baru bukan hanya tentang meramalkan masa depan, tetapi juga tentang menyampaikan firman Allah yang relevan dengan kebutuhan jemaat.

Sproul menulis, "Nubuat adalah alat Allah untuk menyampaikan kebenaran-Nya secara langsung kepada umat-Nya. Ini adalah pemberitaan firman yang mengarahkan hati manusia kepada Allah." Dengan kata lain, nubuat adalah sarana untuk membawa jemaat lebih dekat kepada Tuhan, membangun iman, dan memberikan penghiburan dalam situasi sulit.

4. Membangun Tubuh Kristus: Tujuan Utama Karunia Rohani

Fokus utama Paulus dalam 1 Korintus 14 adalah pembangunan tubuh Kristus. Ia menekankan bahwa semua karunia, termasuk bahasa roh dan nubuat, harus digunakan untuk tujuan ini. Jika karunia hanya digunakan untuk kepentingan pribadi, maka tujuannya telah diselewengkan.

Teologi Reformed sangat menekankan pentingnya edifikasi jemaat. Jonathan Edwards, seorang teolog besar dalam tradisi Reformed, menulis bahwa "tujuan akhir dari karunia rohani adalah untuk memperkuat iman dan kasih jemaat." Dalam praktiknya, ini berarti bahwa gereja harus selalu memastikan bahwa penggunaan karunia rohani membawa manfaat bagi seluruh tubuh Kristus, bukan hanya individu tertentu.

5. Kasih Sebagai Dasar Segala Karunia

Kasih adalah inti dari penggunaan karunia rohani. Pasal 13 yang mendahului pembahasan ini dikenal sebagai "pasal kasih" dan menekankan bahwa tanpa kasih, karunia apa pun tidak ada artinya. Paulus ingin memastikan bahwa jemaat Korintus memahami bahwa motivasi dalam menggunakan karunia haruslah kasih.

John Piper, seorang pengkhotbah Reformed kontemporer, menekankan bahwa "kasih adalah bukti terbesar dari kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan seorang percaya." Ketika kasih menjadi motivasi utama, maka penggunaan karunia rohani akan selalu membawa berkat dan membangun jemaat.

6. Tantangan dalam Penggunaan Karunia Rohani

Meskipun prinsip-prinsip dalam 1 Korintus 14:5 jelas, tantangan tetap ada. Gereja sering kali menghadapi perbedaan pandangan tentang bagaimana karunia rohani harus digunakan. Dalam situasi ini, penting untuk kembali kepada Alkitab sebagai pedoman utama dan mencari hikmat dari Roh Kudus.

Teolog Reformed seperti B.B. Warfield memperingatkan bahwa "karunia rohani dapat menjadi alat untuk memuliakan Allah atau menjadi alat untuk memuliakan diri sendiri." Oleh karena itu, gereja harus selalu menjaga hati dan motivasi dalam menggunakan karunia ini.

7. Pandangan Pakar Teologi Reformed

John Calvin
Calvin menekankan pentingnya nubuat sebagai sarana Allah untuk membangun jemaat. Ia percaya bahwa karunia ini berkaitan erat dengan pengajaran firman Tuhan. Bahasa roh, menurut Calvin, harus digunakan dengan sangat hati-hati dan hanya jika bermanfaat bagi komunitas.

R.C. Sproul
Sproul melihat ayat ini sebagai penekanan Paulus pada kejelasan dalam komunikasi rohani. Baginya, nubuat lebih diutamakan karena melibatkan pewahyuan yang dapat dimengerti dan diaplikasikan oleh jemaat.

B.B. Warfield
Warfield menolak penggunaan bahasa roh dalam konteks modern, menganggapnya sebagai tanda yang terbatas pada gereja mula-mula. Namun, ia mendukung pengajaran firman Tuhan sebagai bentuk nubuat yang membangun.

Martyn Lloyd-Jones
Lloyd-Jones membuka kemungkinan penggunaan bahasa roh dan nubuat, tetapi dengan batasan ketat berdasarkan Alkitab. Ia menekankan bahwa semua karunia harus membawa kemuliaan bagi Allah dan membangun jemaat.

Kesimpulan

1 Korintus 14:5 memberikan panduan yang sangat relevan bagi gereja masa kini tentang bagaimana menggunakan karunia rohani. Bahasa roh adalah karunia yang indah, tetapi nubuat lebih penting karena dampaknya yang langsung terhadap jemaat. Paulus mengingatkan kita bahwa tujuan utama dari semua karunia adalah membangun tubuh Kristus, dengan kasih sebagai dasar segalanya.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menggunakan karunia kita dengan bijaksana dan penuh kasih, sehingga gereja dapat bertumbuh dalam iman, kesatuan, dan kasih. Kiranya kita semua dapat menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan kita, untuk kemuliaan Allah dan kebaikan jemaat-Nya. Amin.

Next Post Previous Post