Kolose 2:16-17: Kebebasan dalam Kristus dari Hukum Lama
Pendahuluan:
Kolose 2:16-17 adalah bagian dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose yang menekankan kebebasan orang percaya dari hukum-hukum Perjanjian Lama yang bersifat seremonial.
Kolose 2:16-17 (AYT)16 Karena itu, jangan biarkan seorang pun menghakimi kamu dengan masalah makanan dan minuman atau hari raya keagamaan, perayaan bulan baru, atau hari Sabat.17 Semuanya itu hanyalah bayangan tentang hal-hal yang akan datang, tetapi wujud yang sesungguhnya adalah Kristus.Paulus mengajarkan bahwa Kristus telah menggenapi hukum Taurat, sehingga orang percaya tidak lagi terikat oleh aturan-aturan seremonial yang hanya merupakan bayangan dari keselamatan sejati di dalam Kristus.
Dalam artikel ini, kita akan membahas konteks Kolose 2:16-17, eksposisi berdasarkan teologi Reformed, makna teologisnya, serta aplikasinya dalam kehidupan Kristen.
Konteks Kolose 2:16-17
1. Jemaat di Kolose dan Tantangan Mereka
Jemaat Kolose menghadapi pengaruh ajaran sesat, yang kemungkinan merupakan campuran mistisisme Yahudi, legalisme, dan filsafat Yunani.
John Calvin dalam Commentary on Colossians menjelaskan bahwa salah satu masalah utama di Kolose adalah tekanan dari kelompok yang masih ingin memberlakukan hukum Taurat kepada orang percaya.
Beberapa tantangan yang mereka hadapi:
- Tekanan untuk tetap menaati hukum makanan Yahudi.
- Kewajiban merayakan hari raya keagamaan dan hari Sabat.
- Pengaruh Gnostik yang mengajarkan bahwa keselamatan bergantung pada kepatuhan terhadap aturan tertentu.
Paulus menulis surat ini untuk menegaskan bahwa keselamatan hanya ada di dalam Kristus dan tidak tergantung pada hukum Taurat atau peraturan manusia.
2. Hubungan dengan Seluruh Pasal 2
Kolose 2 secara keseluruhan berisi peringatan Paulus terhadap ajaran sesat dan seruan untuk hidup dalam Kristus:
- Kolose 2:6-15 – Paulus menegaskan bahwa Kristus adalah pusat kehidupan orang percaya dan telah menghapus hukum Taurat melalui salib-Nya.
- Kolose 2:16-23 – Paulus menentang legalisme, ritualisme, dan asketisme yang mengancam kebebasan dalam Kristus.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menjelaskan bahwa keselamatan bukan berdasarkan ritual atau peraturan, tetapi hanya berdasarkan anugerah dalam Kristus.
Eksposisi Kolose 2:16-17
1. “Karena itu, jangan biarkan seorang pun menghakimi kamu dengan masalah makanan dan minuman atau hari raya keagamaan, perayaan bulan baru, atau hari Sabat.” (Kolose 2:16)
Paulus memperingatkan jemaat untuk tidak membiarkan diri mereka dihakimi berdasarkan aturan-aturan Yahudi.
- “Makanan dan minuman” – Mengacu pada hukum makanan dalam Imamat 11, yang menentukan makanan halal dan haram.
- “Hari raya keagamaan, perayaan bulan baru, atau hari Sabat” – Mengacu pada perayaan-perayaan Yahudi seperti Paskah, Hari Pendamaian, dan Sabat mingguan.
John MacArthur dalam The MacArthur Bible Commentary menjelaskan bahwa semua aturan ini adalah bagian dari sistem lama yang telah digenapi oleh Kristus, sehingga tidak lagi mengikat orang percaya.
Roma 14:17 berkata:“Sebab Kerajaan Allah bukanlah tentang makanan dan minuman, tetapi tentang kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita dalam Roh Kudus.”
2. “Semuanya itu hanyalah bayangan tentang hal-hal yang akan datang, tetapi wujud yang sesungguhnya adalah Kristus.” (Kolose 2:17)
Paulus menegaskan bahwa aturan-aturan Perjanjian Lama hanyalah bayangan dari Kristus yang adalah kenyataan yang sesungguhnya.
- “Bayangan” – Hukum Taurat dan peraturan Yahudi hanya menggambarkan apa yang akan digenapi dalam Kristus.
- “Wujud yang sesungguhnya adalah Kristus” – Kristus adalah penggenapan dari semua simbolisme dalam Perjanjian Lama.
B.B. Warfield dalam The Plan of Salvation menjelaskan bahwa Kristus bukan hanya menghapus hukum seremonial, tetapi juga membawa penggenapan sejati dari semua janji Allah.
Ibrani 10:1 berkata:“Sebab hukum Taurat hanyalah bayangan dari keselamatan yang akan datang, bukan gambaran yang sebenarnya.”
Makna Teologis Kolose 2:16-17
1. Keselamatan Ada di Dalam Kristus, Bukan dalam Hukum Taurat
Paulus mengajarkan bahwa keselamatan bukan bergantung pada perbuatan atau ritual, tetapi hanya melalui Kristus.
John Piper dalam Desiring God menegaskan bahwa Kristus telah menggenapi semua hukum Taurat, sehingga kita tidak lagi hidup di bawah hukum itu, tetapi di bawah anugerah.
Efesus 2:8-9 berkata:“Sebab oleh kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman, dan itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, bukan hasil pekerjaanmu, supaya tidak ada orang yang memegahkan diri.”
2. Kristus Adalah Penggenapan dari Perjanjian Lama
Paulus menjelaskan bahwa hukum Taurat hanya menunjuk kepada Kristus, dan sekarang kita memiliki kenyataan yang sejati di dalam Dia.
Martin Lloyd-Jones dalam God’s Ultimate Purpose menjelaskan bahwa segala sesuatu dalam Perjanjian Lama menemukan maknanya dalam pribadi dan karya Kristus.
Matius 5:17 berkata:“Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”
3. Legalistik dan Ritualisme Tidak Bisa Menyelamatkan
Paulus menegaskan bahwa tidak ada peraturan manusia atau sistem keagamaan yang bisa membawa keselamatan.
Timothy Keller dalam The Reason for God menjelaskan bahwa banyak orang mencoba mendapatkan keselamatan dengan menaati aturan agama, tetapi hanya iman kepada Kristus yang bisa menyelamatkan.
Galatia 5:1 berkata:“Kristus telah memerdekakan kita supaya kita benar-benar merdeka. Karena itu, berdirilah teguh dan jangan lagi dikenakan kuk perhambaan.”
Kesimpulan
Kolose 2:16-17 mengajarkan bahwa keselamatan hanya ada dalam Kristus, hukum Taurat adalah bayangan yang telah digenapi, dan orang percaya harus hidup dalam kebebasan Injil.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk:
- Hidup dalam kebebasan Injil.
- Fokus kepada Kristus, bukan pada ritual keagamaan.
- Tidak menghakimi orang lain berdasarkan tradisi manusia.
Mari kita hidup dalam anugerah Kristus, mengutamakan hubungan dengan Tuhan, dan menikmati kebebasan sejati dalam Injil!