Segala yang Yesus Perintahkan: Ketaatan dalam Terang Teologi Reformed
Pendahuluan:
Yesus Kristus bukan hanya Juruselamat kita, tetapi juga Tuhan yang memberi perintah kepada murid-murid-Nya. Dalam Matius 28:19-20, Yesus berkata:
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Perintah Yesus mencakup seluruh aspek kehidupan Kristen—iman, kasih, ketaatan, penginjilan, dan kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus. Namun, pertanyaannya adalah: Apa saja yang Yesus perintahkan? Bagaimana kita dapat menaati perintah-perintah-Nya? Apakah ketaatan kita merupakan syarat keselamatan atau buah dari iman?
Dalam teologi Reformed, ketaatan kepada Yesus bukanlah cara untuk mendapatkan keselamatan, tetapi merupakan bukti bahwa kita telah diselamatkan oleh anugerah-Nya. John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul menegaskan bahwa iman sejati selalu menghasilkan ketaatan yang sejati.
Artikel ini akan membahas perintah-perintah Yesus, dasar teologis ketaatan dalam teologi Reformed, dan bagaimana kita bisa hidup dalam ketaatan kepada-Nya.
1. Apa yang Yesus Perintahkan?
Yesus mengajarkan banyak perintah kepada murid-murid-Nya. Secara umum, perintah-perintah Yesus dapat dikategorikan dalam beberapa aspek berikut:
a. Perintah untuk Mengasihi Allah dan Sesama
Matius 22:37-39:"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Herman Bavinck menekankan bahwa kasih kepada Allah adalah dasar dari semua perintah Yesus. Tanpa kasih kepada Allah, ketaatan kita akan menjadi legalisme kosong.
b. Perintah untuk Percaya dan Mengikuti Yesus
Yohanes 14:1:"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku."
Mengikut Yesus berarti hidup dalam iman kepada-Nya dan menyerahkan seluruh hidup kita kepada kehendak-Nya. John Calvin menegaskan bahwa iman sejati bukan hanya kepercayaan intelektual, tetapi juga penyerahan diri sepenuhnya kepada Kristus.
c. Perintah untuk Bertobat dan Hidup dalam Kekudusan
Markus 1:15:"Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
Yesus memanggil semua orang untuk bertobat dan meninggalkan kehidupan lama mereka. Louis Berkhof menjelaskan bahwa pertobatan sejati adalah perubahan hati dan pikiran yang membawa kepada kehidupan yang baru dalam Kristus.
d. Perintah untuk Berdoa dan Mengandalkan Allah
Matius 6:9-13: Doa Bapa Kami adalah model doa yang Yesus ajarkan kepada murid-murid-Nya.
R.C. Sproul menegaskan bahwa doa bukan hanya sebuah kewajiban, tetapi juga cara untuk mengalami anugerah Allah secara nyata dalam kehidupan kita.
e. Perintah untuk Menginjil dan Membuat Murid
Matius 28:19-20:"Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku..."
Membagikan Injil dan membimbing orang lain untuk mengenal Yesus adalah perintah utama bagi setiap murid Kristus.
2. Dasar Teologis Ketaatan dalam Teologi Reformed
a. Ketaatan sebagai Buah Keselamatan, Bukan Syarat Keselamatan
Efesus 2:8-9:"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."
Teologi Reformed menegaskan bahwa ketaatan bukanlah syarat untuk mendapatkan keselamatan, tetapi merupakan bukti dari iman yang sejati.
John Calvin menulis bahwa iman yang sejati selalu menghasilkan perubahan hidup. Jika seseorang mengaku percaya kepada Yesus tetapi tidak menunjukkan ketaatan kepada perintah-perintah-Nya, maka imannya patut dipertanyakan.
b. Roh Kudus yang Memampukan Ketaatan
Roma 8:13:"Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup."
Tanpa Roh Kudus, kita tidak mungkin bisa menaati perintah Yesus. Herman Bavinck menjelaskan bahwa ketaatan Kristen bukanlah usaha manusia semata, tetapi hasil dari pekerjaan Roh Kudus yang mengubah hati kita dari dalam.
c. Ketaatan sebagai Bagian dari Kekudusan yang Berkelanjutan
Ibrani 12:14:"Kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan."
Pengudusan (sanctification) adalah proses seumur hidup di mana orang percaya semakin dikuduskan oleh Allah. Louis Berkhof menegaskan bahwa ketaatan kepada Yesus adalah bukti nyata dari proses pengudusan ini.
3. Bagaimana Kita Bisa Hidup dalam Ketaatan kepada Yesus?
a. Mengenal Firman Tuhan dan Menghidupinya
Mazmur 119:105:"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."
Tidak mungkin kita menaati perintah Yesus jika kita tidak mengetahui apa yang Dia perintahkan. Merenungkan dan memahami Firman Tuhan adalah langkah pertama dalam ketaatan.
b. Berdoa agar Dikuatkan oleh Roh Kudus
Filipi 4:13:"Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."
R.C. Sproul menekankan bahwa doa adalah sarana yang Allah berikan agar kita dapat menerima kekuatan untuk taat kepada-Nya.
c. Hidup dalam Komunitas Orang Percaya
Ibrani 10:24-25:"Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita."
Ketaatan kepada Kristus tidak bisa dijalani sendirian. Kita membutuhkan saudara seiman untuk saling membangun dan meneguhkan dalam iman.
d. Mengandalkan Anugerah, Bukan Diri Sendiri
Titus 2:11-12:"Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita untuk meninggalkan kefasikan dan keinginan duniawi dan untuk hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini."
Ketaatan bukanlah beban yang harus kita pikul sendiri, tetapi anugerah yang dikerjakan Allah dalam kita.
4. Apa yang Terjadi Jika Kita Gagal dalam Ketaatan?
a. Kita Harus Bertobat dan Kembali kepada Allah
1 Yohanes 1:9:"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."
John Calvin menegaskan bahwa pertobatan harus menjadi bagian dari kehidupan Kristen. Jika kita jatuh, kita harus segera kembali kepada Tuhan dan meminta kekuatan untuk hidup dalam ketaatan.
b. Allah Menjaga Umat-Nya agar Tidak Terhilang
Filipi 1:6:"Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang telah memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus."
Louis Berkhof mengajarkan bahwa Allah yang memulai pekerjaan baik dalam kita akan memastikan bahwa kita bertahan dalam iman dan ketaatan sampai akhir.
Kesimpulan
Yesus memerintahkan banyak hal kepada murid-murid-Nya, termasuk mengasihi Allah dan sesama, percaya dan mengikuti-Nya, bertobat, berdoa, hidup dalam kekudusan, dan menginjil.
Dalam teologi Reformed, ketaatan bukanlah syarat keselamatan, tetapi merupakan bukti dari iman yang sejati. Roh Kuduslah yang memampukan kita untuk hidup dalam ketaatan.
Jika kita benar-benar adalah murid Kristus, kita harus hidup dalam ketaatan kepada segala yang Yesus perintahkan, bukan dengan kekuatan sendiri, tetapi dengan anugerah Allah yang mengerjakan-Nya dalam kita. Soli Deo Gloria!