Siapakah "Semua Orang" dalam 2 Petrus 3:9?
Ayat 2 Petrus 3:9 sering menjadi topik diskusi dan perdebatan di antara para teolog, khususnya dalam lingkup teologi Reformed. Ayat ini berbunyi:"Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki
supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."
Konsep Konteks: Pendekatan Hermeneutik Reformed
Para teolog Reformed menekankan pentingnya memahami konteks suatu ayat untuk menghindari kesalahpahaman. Dr. R.C. Sproul, seorang tokoh terkemuka dalam teologi Reformed, menegaskan bahwa kita harus membaca Alkitab sesuai dengan konteks historis, literatur, dan teologisnya. Dalam konteks 2 Petrus 3, Rasul Petrus sedang menulis kepada jemaat Kristen yang menghadapi ejekan dari para pencemooh mengenai kedatangan Kristus yang kedua.
Sproul menunjukkan bahwa dalam surat ini, Petrus menggunakan istilah “kamu” untuk merujuk kepada orang percaya (lih. 2 Petrus 3:1). Karena itu, ketika Petrus menyebut bahwa Tuhan “sabar terhadap kamu” dan “menghendaki supaya semua orang berbalik,” kita harus memahami bahwa subjek utama dalam pembahasan ini adalah orang percaya, bukan seluruh umat manusia tanpa kecuali.
"Semua Orang" dan Kesabaran Allah
John Calvin, dalam tafsirannya terhadap ayat ini, menjelaskan bahwa kesabaran Allah ditujukan kepada umat pilihan-Nya. Calvin menulis:"Allah memperpanjang waktu-Nya, bukan karena Ia menunda janji-Nya, tetapi karena Ia mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari segala bangsa. Frasa 'semua orang' tidak merujuk kepada setiap individu, tetapi kepada semua yang telah dipilih-Nya untuk diselamatkan."
Calvin melihat kesabaran Allah dalam konteks ini sebagai bentuk kasih karunia yang memungkinkan setiap orang pilihan untuk bertobat. Pandangan ini konsisten dengan doktrin predestinasi, yang menyatakan bahwa keselamatan tidak diberikan kepada semua orang secara universal, tetapi hanya kepada mereka yang telah dipilih oleh Allah sejak kekekalan.
Analisis Frasa "Semua Orang" dalam Teologi Reformed
Teolog Reformed lainnya, seperti Herman Bavinck, menekankan bahwa frasa "semua orang" dalam Alkitab sering kali digunakan secara kontekstual dan tidak selalu merujuk pada semua individu tanpa kecuali. Dalam 2 Petrus 3:9, Bavinck berpendapat bahwa "semua orang" yang disebutkan adalah semua orang yang termasuk dalam umat Allah, baik dari kalangan Yahudi maupun non-Yahudi. Ini sejalan dengan pengertian Perjanjian Baru tentang perluasan janji keselamatan kepada bangsa-bangsa lain (Roma 9-11).
Selain itu, Dr. John Piper, dalam esainya tentang 2 Petrus 3:9, menyoroti bahwa ayat ini tidak berbicara tentang kehendak yang bersifat determinatif (kehendak kedaulatan Allah), tetapi kehendak yang bersifat normatif (apa yang Allah sukai). Piper menjelaskan bahwa Allah menginginkan semua orang bertobat, tetapi dalam kedaulatan-Nya, Ia menentukan siapa yang akan diselamatkan sesuai dengan rencana-Nya.
Kesabaran Allah dalam Menggenapi Rencana-Nya
Teologi Reformed menempatkan kesabaran Allah sebagai manifestasi kasih karunia-Nya. Dr. Michael Horton, seorang teolog Reformed, menulis bahwa kesabaran Allah bukanlah tanda kelemahan atau ketidakmampuan, melainkan bukti kasih setia-Nya terhadap umat pilihan. Dalam konteks 2 Petrus 3:9, Horton menyatakan bahwa kesabaran Allah menunjukkan kesetiaan-Nya untuk memastikan bahwa tidak satu pun dari umat pilihan-Nya akan binasa.
Horton juga menekankan pentingnya memahami ayat ini dalam terang doktrin providensia Allah. Allah tidak hanya mengetahui masa depan, tetapi Ia juga secara aktif bekerja dalam sejarah untuk menggenapi rencana keselamatan-Nya. Kesabaran-Nya dalam menunda kedatangan Kristus adalah bagian dari rencana itu, memastikan bahwa setiap orang pilihan-Nya dipanggil pada waktu yang telah ditentukan.
Kontras dengan Pandangan Arminian
Pandangan Reformed terhadap 2 Petrus 3:9 sering kali dibandingkan dengan pandangan Arminian. Dalam teologi Arminian, "semua orang" dalam ayat ini dipahami secara universal, merujuk kepada seluruh umat manusia. Pandangan ini berakar pada keyakinan bahwa Allah menghendaki keselamatan setiap individu, tetapi keputusan akhir ada pada kehendak bebas manusia.
Teolog Reformed, seperti Louis Berkhof, menolak pandangan ini karena dianggap tidak sesuai dengan kedaulatan Allah. Berkhof menulis bahwa jika keselamatan bergantung pada kehendak bebas manusia, maka kehendak Allah akan menjadi terbatas oleh keputusan manusia. Sebaliknya, doktrin Reformed menegaskan bahwa keselamatan sepenuhnya adalah karya Allah dari awal hingga akhir.
Relevansi Ayat Ini bagi Orang Percaya Hari Ini
2 Petrus 3:9 memiliki relevansi yang mendalam bagi orang percaya dalam kehidupan sehari-hari. Ayat ini mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan yang sabar, setia, dan penuh kasih karunia. Dr. Sinclair Ferguson, seorang teolog Reformed, menekankan bahwa kesabaran Allah dalam ayat ini seharusnya mendorong orang percaya untuk bersabar dalam menjalani hidup mereka, menantikan penggenapan janji-Nya dengan iman yang teguh.
Selain itu, Ferguson mengingatkan bahwa kebenaran tentang kesabaran Allah tidak boleh dijadikan alasan untuk menunda pertobatan atau pelayanan. Sebaliknya, kesabaran Allah adalah kesempatan untuk bertumbuh dalam iman dan mempersembahkan hidup sepenuhnya bagi kemuliaan-Nya.
Kesimpulan: Siapa "Semua Orang" Itu?
Berdasarkan analisis dari pandangan para teolog Reformed, dapat disimpulkan bahwa frasa "semua orang" dalam 2 Petrus 3:9 tidak merujuk pada setiap individu di dunia, tetapi kepada umat Allah yang telah dipilih-Nya. Kesabaran Allah adalah bukti kasih setia-Nya kepada umat pilihan, memastikan bahwa mereka akan bertobat dan menerima keselamatan.
Dalam terang doktrin Reformed, ayat ini meneguhkan kedaulatan Allah dalam keselamatan sekaligus menunjukkan kasih dan kesabaran-Nya yang tak terbatas. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk merespons kesabaran Allah dengan pertobatan yang tulus, iman yang teguh, dan hidup yang memuliakan nama-Nya.