Arti Berjalan dalam Hikmat

Arti Berjalan dalam Hikmat

Pendahuluan:

Hikmat adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan orang percaya. Berjalan dalam hikmat berarti hidup dalam kebijaksanaan yang berasal dari Allah, bukan sekadar kepintaran manusia. Namun, banyak orang Kristen memiliki pemahaman yang keliru tentang hikmat, menganggapnya hanya sebagai kecerdasan intelektual atau pengalaman hidup belaka.

Dalam teologi Reformed, hikmat sejati datang dari takut akan Tuhan dan ketaatan kepada Firman-Nya. John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, dan Jonathan Edwards menekankan bahwa hikmat bukan sekadar kemampuan berpikir dengan baik, tetapi hidup sesuai dengan kehendak Allah.

Dalam artikel ini, kita akan membahas apa arti berjalan dalam hikmat menurut teologi Reformed, bagaimana cara memperolehnya, ciri-ciri hidup dalam hikmat, serta bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

1. Apa Itu Hikmat dalam Pandangan Teologi Reformed?

A. Hikmat Berasal dari Tuhan, Bukan dari Manusia

Banyak orang menganggap hikmat hanya sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalaman hidup. Namun, dalam Alkitab, hikmat sejati adalah pemberian dari Tuhan.

Ayat Kunci:
"Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian." (Amsal 9:10)

Menurut John Calvin, hikmat sejati hanya bisa ditemukan ketika seseorang mengenal Tuhan dan tunduk kepada-Nya.

R.C. Sproul menambahkan bahwa hikmat bukan sekadar tahu yang benar, tetapi juga hidup dalam kebenaran itu.

Aplikasi: Jika kita ingin hidup dalam hikmat, kita harus mengenal Tuhan dan hidup dalam takut akan Dia.

B. Hikmat Bukan Sekadar Kecerdasan, tetapi Hidup dalam Kebenaran

Hikmat sering disalahartikan sebagai pengetahuan akademis atau kecerdasan intelektual. Namun, dalam teologi Reformed, hikmat adalah kemampuan untuk menerapkan kebenaran Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Ayat Kunci:
"Janganlah kamu menjadi bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." (Efesus 5:17)

Menurut Jonathan Edwards, hikmat sejati tidak hanya tentang mengetahui Firman Tuhan, tetapi juga tentang menaati-Nya dengan penuh iman.

Aplikasi: Jangan hanya menjadi orang yang tahu tentang Alkitab, tetapi hiduplah sesuai dengan Firman Tuhan dalam setiap keputusan dan tindakan kita.

2. Bagaimana Orang Percaya Memperoleh Hikmat?

A. Hikmat Diberikan oleh Tuhan kepada Mereka yang Memintanya

Hikmat sejati bukanlah sesuatu yang kita peroleh hanya melalui belajar, tetapi diberikan oleh Tuhan kepada mereka yang mencari-Nya dengan rendah hati.

Ayat Kunci:
"Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya." (Yakobus 1:5)

Menurut John Piper, Allah rindu memberi hikmat kepada anak-anak-Nya, tetapi kita harus mencarinya dalam doa dan kerendahan hati.

Aplikasi: Jika kita ingin bertumbuh dalam hikmat, kita harus berdoa meminta hikmat kepada Tuhan setiap hari.

B. Hikmat Diperoleh Melalui Firman Tuhan

Ayat Kunci:
"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Mazmur 119:105)

John MacArthur menekankan bahwa Firman Tuhan adalah sumber hikmat tertinggi. Kita tidak bisa hidup dalam hikmat tanpa mengisi pikiran kita dengan kebenaran Alkitab.

Aplikasi: Bacalah Alkitab secara rutin dan renungkan kebenarannya dalam setiap aspek kehidupan kita.

C. Hikmat Tumbuh dalam Persekutuan dengan Orang Percaya

Hikmat juga diperoleh melalui komunitas orang percaya yang saling menasihati dan membangun.

Ayat Kunci:
"Besilah menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." (Amsal 27:17)

Menurut R.C. Sproul, gereja adalah tempat di mana kita bertumbuh dalam hikmat melalui pengajaran dan persekutuan.

Aplikasi: Jangan hidup sendiri—carilah komunitas Kristen yang sehat untuk bertumbuh dalam hikmat bersama-sama.

3. Ciri-Ciri Orang yang Berjalan dalam Hikmat

A. Hidup dalam Takut akan Tuhan

Ayat Kunci:
"Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan." (Amsal 1:7)

Menurut John Calvin, takut akan Tuhan berarti hidup dengan kesadaran bahwa kita bertanggung jawab kepada-Nya dalam setiap aspek kehidupan.

Aplikasi: Apakah kita selalu mempertimbangkan Tuhan dalam setiap keputusan yang kita buat?

B. Memiliki Kerendahan Hati

Ayat Kunci:
"Orang yang rendah hati akan dipimpin-Nya dalam keadilan, dan orang yang lemah lembut akan diajari-Nya jalan-Nya." (Mazmur 25:9)

Jonathan Edwards menekankan bahwa orang yang benar-benar bijaksana tidak sombong, tetapi selalu mencari kebenaran Tuhan dengan rendah hati.

Aplikasi: Jangan merasa paling benar. Selalu siap belajar dan menerima koreksi dari Firman Tuhan dan sesama orang percaya.

C. Berbicara dengan Bijak dan Penuh Kasih

Ayat Kunci:
"Orang yang bijak hati disebut berpengertian, dan berbicara manis lebih dapat meyakinkan." (Amsal 16:21)

John MacArthur mengajarkan bahwa hikmat sejati terlihat dalam cara seseorang berbicara—apakah penuh kasih atau merusak?

Aplikasi: Apakah perkataan kita membangun atau justru menyakiti orang lain?

4. Tantangan dalam Berjalan dalam Hikmat dan Cara Mengatasinya

A. Godaan untuk Mengandalkan Hikmat Duniawi

Banyak orang percaya tergoda untuk lebih mengandalkan hikmat duniawi daripada hikmat Tuhan.

Ayat Kunci:
"Sebab hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah." (1 Korintus 3:19)

R.C. Sproul menegaskan bahwa kita harus selalu menilai apakah cara berpikir kita sesuai dengan Firman Tuhan atau hanya mengikuti tren dunia.

Solusi: Bandingkan setiap keputusan dengan prinsip Alkitab, bukan hanya logika duniawi.

B. Kurangnya Kedekatan dengan Firman Tuhan

Banyak orang Kristen ingin hidup dalam hikmat, tetapi jarang membaca Alkitab.

Ayat Kunci:
"Orang yang bijak mendengar, lalu menambah ilmu, dan orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan." (Amsal 1:5)

Solusi: Disiplinkan diri untuk membaca dan merenungkan Firman Tuhan setiap hari.

Kesimpulan: Berjalan dalam Hikmat adalah Hidup dalam Kebenaran Tuhan

Berjalan dalam hikmat bukan hanya tentang menjadi cerdas, tetapi hidup dalam takut akan Tuhan dan menaati kehendak-Nya.

Ringkasan Utama:

  1. Hikmat sejati berasal dari Tuhan, bukan dari manusia.
  2. Hikmat diperoleh melalui doa, Firman Tuhan, dan komunitas orang percaya.
  3. Ciri-ciri orang bijaksana adalah takut akan Tuhan, rendah hati, dan berbicara dengan kasih.
  4. Tantangan terbesar dalam berjalan dalam hikmat adalah mengandalkan hikmat dunia dan kurangnya kedekatan dengan Firman Tuhan.

Sebagai orang percaya, marilah kita berjalan dalam hikmat Tuhan setiap hari, sehingga hidup kita memuliakan Dia dan menjadi terang bagi dunia!

Soli Deo Gloria! (Kemuliaan hanya bagi Allah!)

Next Post Previous Post