Ibrani 3:7: Panggilan untuk Tidak Mengeraskan Hati

Pendahuluan
Surat Ibrani adalah kitab yang penuh dengan peringatan bagi umat Tuhan agar tetap bertekun dalam iman. Dalam Ibrani 3:7, kita menemukan sebuah ajakan serius dari penulis Ibrani yang berbunyi:
"Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: ‘Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya,’" (Ibrani 3:7, AYT)
Ayat ini merupakan bagian dari peringatan lebih luas yang mencakup Ibrani 3:7-19, di mana penulis mengutip Mazmur 95 untuk mengingatkan umat Tuhan agar tidak mengeraskan hati mereka seperti yang terjadi dalam sejarah bangsa Israel di padang gurun. Eksposisi ini akan membahas makna ayat ini dari perspektif teologi Reformed dengan merujuk pada beberapa ahli teologi terkemuka.
1. Konteks Historis dan Teologis
a. Kutipan dari Mazmur 95
Ibrani 3:7 mengutip Mazmur 95:7-8, yang berbunyi:
“Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun.” (Mazmur 95:7b-8, AYT)
Mazmur ini merujuk pada peristiwa di Keluaran 17:1-7 dan Bilangan 20:2-13, di mana bangsa Israel mengeluh dan meragukan Allah meskipun telah melihat mukjizat-mukjizat-Nya.
John Calvin dalam komentarnya menekankan bahwa penulis Ibrani menggunakan peristiwa ini untuk memperingatkan orang percaya agar tidak jatuh dalam ketidakpercayaan yang sama. Bangsa Israel gagal masuk ke Tanah Perjanjian karena ketidaktaatan dan ketidakpercayaan mereka. Demikian pula, kita harus berhati-hati agar tidak jatuh dalam ketidakpercayaan yang sama terhadap janji-janji Allah dalam Kristus.
2. Peringatan dari Roh Kudus
a. Roh Kudus sebagai Pembicara
Penulis Ibrani dengan tegas menyatakan bahwa kata-kata ini berasal dari Roh Kudus:
"Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus…"
Ini menunjukkan bahwa Kitab Suci adalah firman Allah yang hidup dan berotoritas.
John Owen menyoroti bahwa penggunaan frasa "seperti yang dikatakan Roh Kudus" menunjukkan bahwa Kitab Suci bukan sekadar tulisan manusia, tetapi wahyu ilahi yang tetap berbicara kepada generasi masa kini. Oleh karena itu, ayat ini menegaskan otoritas dan relevansi firman Allah bagi semua orang percaya di segala zaman.
R.C. Sproul juga menekankan bahwa peringatan dari Roh Kudus ini bukan hanya bagi orang Israel di masa lalu, tetapi juga bagi gereja di zaman sekarang. Tuhan berbicara melalui firman-Nya, dan orang percaya dipanggil untuk menanggapi dengan ketaatan.
3. Panggilan untuk Menanggapi Suara Allah
a. "Pada Hari Ini"
Frasa "pada hari ini" menunjukkan urgensi. Tuhan berbicara kepada umat-Nya sekarang, dan respons mereka harus segera.
Jonathan Edwards dalam khotbahnya Sinners in the Hands of an Angry God memperingatkan bahwa menunda respons terhadap panggilan Tuhan bisa berakibat fatal. Banyak orang berpikir mereka masih memiliki waktu untuk bertobat, tetapi kebenarannya adalah kita tidak tahu kapan kesempatan itu akan berakhir.
b. Mendengar Suara Tuhan
Mendengar suara Tuhan tidak sekadar mendengar secara fisik, tetapi juga menanggapi dengan iman dan ketaatan. Yesus sering berkata, “Siapa yang bertelinga, hendaklah ia mendengar!” (Matius 11:15).
Charles Spurgeon menekankan bahwa banyak orang mendengar firman Tuhan tetapi tidak bertindak atasnya. Mereka seperti orang yang melihat cermin tetapi tidak mengubah apa pun (Yakobus 1:23-24). Mendengar firman Tuhan tanpa ketaatan berarti menolak suara-Nya.
4. Bahaya Mengeraskan Hati
a. Apa Arti "Mengeraskan Hati"?
Dalam Alkitab, "mengeraskan hati" berarti bersikap keras kepala, menolak pertobatan, dan tidak mempercayai firman Tuhan. Ini adalah kondisi spiritual yang serius yang dapat membawa kepada kehancuran.
Augustinus dalam tulisannya Confessions menyatakan bahwa mengeraskan hati berarti menolak bekerja sama dengan anugerah Allah. Orang yang terus-menerus menolak panggilan Tuhan akhirnya akan kehilangan kepekaan terhadap suara-Nya.
b. Contoh dalam Sejarah Israel
Bangsa Israel di padang gurun adalah contoh utama dari orang-orang yang mengeraskan hati. Mereka telah menyaksikan mukjizat besar—pembelahan Laut Merah, manna dari surga, air dari batu—tetapi tetap saja mereka bersungut-sungut dan meragukan Allah.
Menurut John MacArthur dalam The MacArthur Study Bible, dosa utama Israel bukanlah kekurangan bukti tentang kuasa Allah, tetapi sikap hati yang terus-menerus menolak percaya kepada-Nya. Ketidakpercayaan mereka membuat mereka dihukum, sehingga seluruh generasi yang keluar dari Mesir tidak diizinkan masuk ke Tanah Perjanjian.
5. Implikasi bagi Gereja Masa Kini
a. Firman Tuhan Masih Berbicara "Hari Ini"
Ibrani 3:7 mengingatkan kita bahwa suara Tuhan masih berbicara hari ini melalui Kitab Suci. Gereja tidak boleh mengabaikan peringatan firman Tuhan, melainkan harus mendengarkan dan menaati-Nya.
Martyn Lloyd-Jones dalam bukunya Preaching and Preachers menekankan bahwa khotbah yang benar harus selalu menantang pendengar untuk merespons firman Tuhan dengan iman dan pertobatan. Firman Tuhan bukan hanya untuk dipelajari, tetapi untuk dihidupi.
b. Menjaga Hati agar Tidak Menjadi Keras
Orang percaya harus berhati-hati agar tidak mengeraskan hati mereka terhadap panggilan Tuhan. Ini bisa terjadi ketika seseorang terus-menerus mengabaikan suara Tuhan, hidup dalam dosa tanpa pertobatan, atau menjadi kebal terhadap kebenaran firman.
John Piper dalam tulisannya tentang Desiring God menekankan pentingnya hidup dalam persekutuan yang sehat dan disiplin rohani agar hati tetap lembut terhadap Tuhan. Kita harus secara aktif mencari Tuhan dalam doa, membaca firman-Nya, dan bersekutu dengan orang percaya.
c. Panggilan untuk Bertobat dan Beriman
Karena peringatan ini masih relevan "hari ini", kita harus merespons dengan pertobatan dan iman. Tuhan memanggil kita untuk percaya kepada-Nya, dan menolak panggilan ini adalah tindakan yang berbahaya.
R.C. Sproul mengingatkan bahwa kesempatan untuk bertobat tidak akan selalu ada. Jika seseorang terus-menerus menolak suara Tuhan, akan tiba saatnya ketika Tuhan tidak lagi berbicara kepada mereka, seperti yang terjadi pada Firaun di Mesir.
Kesimpulan: Menanggapi Panggilan Tuhan dengan Iman
Ibrani 3:7 adalah panggilan yang serius bagi setiap orang percaya untuk tidak mengeraskan hati mereka terhadap suara Tuhan. Beberapa poin utama dari ayat ini adalah:
- Roh Kudus masih berbicara hari ini melalui Kitab Suci, dan kita harus mendengarkan dengan hati yang terbuka.
- Mengeraskan hati adalah dosa yang serius, yang ditunjukkan oleh bangsa Israel di padang gurun dan berdampak pada kehancuran mereka.
- Firman Tuhan harus ditanggapi dengan ketaatan, bukan hanya dengan mendengar, tetapi juga dengan hidup dalam pertobatan dan iman.
- Setiap orang percaya harus menjaga hati mereka agar tetap lembut terhadap panggilan Tuhan dengan bertekun dalam doa, firman, dan persekutuan.
Ayat ini mengingatkan kita akan urgensi untuk merespons Tuhan dengan sungguh-sungguh. Jangan menunda-nunda pertobatan, karena "pada hari ini" adalah waktu anugerah.
"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu." (Ibrani 3:7, AYT)