Kemuliaan Kristus (The Glory of Christ)

Pendahuluan
Kemuliaan Kristus adalah salah satu tema sentral dalam teologi Reformed yang menegaskan supremasi dan keunggulan Kristus dalam seluruh rencana Allah. John Owen, salah satu teolog Reformed terkemuka, menulis sebuah karya klasik berjudul The Glory of Christ, di mana ia menyoroti bagaimana orang percaya harus memandang kemuliaan Kristus dengan iman di dunia ini dan secara langsung dalam kekekalan. Dalam artikel ini, kita akan membahas kemuliaan Kristus dalam tiga aspek utama: kemuliaan-Nya dalam prakeberadaan, kemuliaan-Nya dalam inkarnasi dan karya penebusan, serta kemuliaan-Nya dalam kemuliaan eskatologis.
1. Kemuliaan Kristus dalam Prakeberadaan-Nya
Sebelum dunia dijadikan, Kristus sudah ada dalam kemuliaan bersama dengan Bapa. Dalam Yohanes 17:5, Yesus berdoa:
“Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” (Yohanes 17:5, AYT)
Ayat ini menunjukkan bahwa Kristus memiliki kemuliaan yang kekal sebelum penciptaan dunia. Ini menegaskan doktrin keilahian Kristus yang merupakan bagian dari doktrin Trinitas yang sangat dijunjung dalam teologi Reformed.
A. Kemuliaan Kristus sebagai Pribadi Kedua dalam Tritunggal
Sebagai Pribadi Kedua dalam Allah Tritunggal, Kristus berbagi dalam esensi ilahi yang sama dengan Bapa dan Roh Kudus. Dalam Ibrani 1:3 dikatakan:
“Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah...” (Ibrani 1:3, AYT)
Frasa “cahaya kemuliaan Allah” menegaskan bahwa Kristus adalah perwujudan kemuliaan Allah yang sempurna. Teologi Reformed sangat menekankan keilahian Kristus sebagai bagian dari ajaran tentang solus Christus—bahwa hanya melalui Kristus seseorang dapat mengenal Allah.
B. Kristus sebagai Pencipta dan Pemelihara Alam Semesta
Kolose 1:16 menyatakan:
“Karena melalui Dialah segala sesuatu diciptakan, baik yang ada di surga maupun yang ada di bumi...” (Kolose 1:16, AYT)
Kristus bukan hanya eksis sebelum dunia ada, tetapi Ia juga adalah Pencipta dan Pemelihara seluruh ciptaan. Ini berarti bahwa segala sesuatu yang ada bergantung kepada-Nya. Dalam pemikiran Reformed, keagungan Allah (sovereignty of God) sangat erat kaitannya dengan kemuliaan Kristus sebagai Penguasa segala sesuatu.
2. Kemuliaan Kristus dalam Inkarnasi dan Karya Penebusan
Kemuliaan Kristus tidak hanya terlihat dalam keilahian-Nya, tetapi juga dalam inkarnasi-Nya. Yohanes 1:14 berkata:
“Firman itu telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yohanes 1:14, AYT)
Inkarnasi adalah titik balik sejarah di mana kemuliaan Allah dinyatakan dalam rupa manusia. Namun, kemuliaan ini bukan dalam bentuk keagungan duniawi, tetapi dalam kerendahan hati dan ketaatan Kristus hingga mati di kayu salib.
A. Kemuliaan dalam Kerendahan Hati
Filipi 2:6-8 menyatakan bahwa Kristus:
“...mengosongkan diri-Nya sendiri dengan mengambil rupa seorang hamba... Ia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib.” (Filipi 2:7-8, AYT)
Di dalam teologi Reformed, konsep kenosis atau pengosongan diri Kristus bukan berarti Ia meninggalkan keilahian-Nya, tetapi menunjukkan ketaatan-Nya sebagai Hamba yang menderita (Servant of Yahweh). Kemuliaan Kristus justru dinyatakan dalam kasih dan kerendahan hati-Nya.
B. Kemuliaan dalam Karya Penebusan
Di kayu salib, Kristus menyatakan kemuliaan kasih dan keadilan Allah secara bersamaan. Teologi Reformed sangat menekankan bahwa salib adalah tempat di mana murka Allah terhadap dosa dicurahkan, tetapi sekaligus merupakan puncak kasih Allah bagi orang-orang pilihan-Nya. Roma 3:25 menyatakan:
“Allah telah menetapkan Kristus sebagai pendamaian melalui darah-Nya, yang diterima oleh iman.” (Roma 3:25, AYT)
Salib adalah pusat dari sola gratia (keselamatan hanya oleh anugerah) dan sola fide (hanya oleh iman). Kemuliaan Kristus dalam penebusan ini terlihat dalam kebangkitan-Nya, di mana Ia menang atas dosa dan maut.
3. Kemuliaan Kristus dalam Eskatologi
Kemuliaan Kristus tidak berhenti pada kebangkitan, tetapi terus dinyatakan dalam kedatangan-Nya yang kedua.
A. Kemuliaan dalam Kebangkitan dan Kenaikan-Nya
Setelah bangkit dari kematian, Kristus naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah. Ibrani 1:3 menyatakan:
“Setelah Ia mengadakan penyucian dari dosa-dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar di tempat yang tinggi.” (Ibrani 1:3, AYT)
Dalam teologi Reformed, Kristus saat ini sedang memerintah sebagai Raja atas segala sesuatu (regnum Christi). Ia adalah Imam Besar kita yang terus-menerus menjadi pengantara bagi umat-Nya.
B. Kemuliaan dalam Kedatangan Kedua
Wahyu 1:7 menyatakan:
“Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat-Nya...” (Wahyu 1:7, AYT)
Kemuliaan Kristus akan dinyatakan sepenuhnya dalam kedatangan-Nya yang kedua. Pada saat itu, setiap orang akan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan. Filipi 2:10-11 menegaskan:
“Supaya dalam nama Yesus, bertekuk lutut segala yang ada di langit, di bumi, dan di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah Bapa.” (Filipi 2:10-11, AYT)
Kesimpulan
Kemuliaan Kristus adalah inti dari seluruh rencana Allah, dari kekekalan hingga kekekalan. Dalam teologi Reformed, kita memahami kemuliaan ini dalam tiga aspek utama:
-
Kemuliaan Kristus dalam Prakeberadaan-Nya – Ia adalah Allah yang kekal, Pencipta, dan Pemelihara segala sesuatu.
-
Kemuliaan Kristus dalam Inkarnasi dan Karya Penebusan – Ia merendahkan diri-Nya untuk menyelamatkan umat pilihan-Nya, dan kemuliaan-Nya dinyatakan dalam kasih dan ketaatan-Nya hingga mati di kayu salib.
-
Kemuliaan Kristus dalam Eskatologi – Ia akan datang kembali dalam kemuliaan sebagai Raja atas segala raja.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk melihat dan menikmati kemuliaan Kristus melalui iman, baik dalam kehidupan ini maupun dalam kekekalan. Seperti yang dikatakan oleh John Owen:
“Satu pandangan terhadap kemuliaan Kristus melalui iman akan memberi kita kebahagiaan dan ketenangan lebih dari apa pun di dunia ini.”
Kiranya kita semakin dipenuhi oleh kasih dan kekaguman akan kemuliaan Kristus, hingga tiba saat kita melihat Dia muka dengan muka dalam kemuliaan kekal.
Soli Deo Gloria!