Mazmur 118:24: Hari yang Dijadikan Tuhan dan Sukacita Orang Percaya

Mazmur 118:24: Hari yang Dijadikan Tuhan dan Sukacita Orang Percaya

Pendahuluan

Mazmur 118 adalah salah satu mazmur yang paling sering dikutip dalam Perjanjian Baru dan memiliki makna teologis yang mendalam. Mazmur ini mengandung tema utama tentang kesetiaan, anugerah, dan kemenangan Tuhan dalam kehidupan umat-Nya.

Salah satu ayat paling terkenal dalam mazmur ini adalah Mazmur 118:24, yang menyatakan:

"Inilah hari yang telah TUHAN jadikan, mari kita bersorak dan bersuka di dalamnya." (Mazmur 118:24, AYT)

Ayat ini sering digunakan dalam berbagai konteks, seperti ibadah, perayaan, dan bahkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengingat bahwa setiap hari adalah pemberian Tuhan yang harus disyukuri. Namun, apa sebenarnya makna dari ayat ini dalam konteks aslinya? Bagaimana para teolog Reformed seperti John Calvin, Charles Spurgeon, Matthew Henry, dan R.C. Sproul memahami ayat ini?

Dalam artikel ini, kita akan membahas eksposisi Mazmur 118:24 secara mendalam dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan Kristen.

1. Konteks Mazmur 118:24 dalam Kitab Mazmur

A. Latar Belakang Mazmur 118

Mazmur 118 adalah bagian dari Hallel Besar (Mazmur 113-118), yang sering dinyanyikan dalam perayaan-perayaan besar Yahudi, seperti Paskah, Pentakosta, dan Hari Raya Pondok Daun.

Mazmur ini berbicara tentang kesetiaan Tuhan kepada Israel dan bagaimana Dia menyelamatkan umat-Nya dari musuh mereka. Tema utama dalam Mazmur 118 adalah:

  • Kemenangan dan keselamatan dari Tuhan (Mazmur 118:5-14).
  • Batu penjuru yang ditolak oleh tukang bangunan tetapi menjadi batu utama (Mazmur 118:22), yang dikutip dalam Perjanjian Baru sebagai nubuat tentang Yesus.
  • Sukacita dan rasa syukur karena Tuhan telah melakukan perbuatan besar (Mazmur 118:23-24).

B. Hubungan Mazmur 118:24 dengan Konteks Keseluruhan

Mazmur 118:24 muncul setelah ayat 22-23 yang berbunyi:

"Batu yang dibuang oleh tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari TUHAN, dan itu ajaib di mata kita."

Ayat-ayat ini adalah nubuat mesianis, yang kemudian dikutip dalam Matius 21:42, Kisah Para Rasul 4:11, dan 1 Petrus 2:7. Dengan demikian, Mazmur 118:24 dapat dilihat sebagai perayaan atas karya keselamatan Tuhan melalui Kristus.

John Calvin dalam Commentary on Psalms menulis:

"Mazmur ini bukan hanya berbicara tentang pembebasan Israel, tetapi juga tentang keselamatan besar yang digenapi dalam Kristus, batu penjuru yang ditolak tetapi menjadi fondasi iman kita."

2. Eksposisi Mendalam Mazmur 118:24

A. “Inilah Hari yang Telah TUHAN Jadikan”

Frasa ini sering dipahami sebagai setiap hari yang diberikan Tuhan, tetapi dalam konteks asli, ini lebih dari sekadar hari biasa.

  1. Makna Historis

    • Hari yang dimaksud bisa merujuk pada hari kemenangan bagi Israel, mungkin ketika Tuhan menyelamatkan mereka dari musuh.
    • Bisa juga menunjuk pada hari peresmian bait suci atau hari kemenangan raja yang diurapi Tuhan.
  2. Makna Mesianis

    • Dalam terang Perjanjian Baru, "hari yang dijadikan Tuhan" merujuk pada kedatangan Kristus dan khususnya hari kebangkitan-Nya.
    • Yesus menggenapi nubuat dalam Mazmur 118:22-23, sehingga Mazmur 118:24 bisa dipahami sebagai seruan sukacita atas kebangkitan Kristus dan kemenangan-Nya atas dosa dan maut.

Charles Spurgeon dalam The Treasury of David menulis:

"Hari yang telah Tuhan jadikan ini terutama mengacu pada hari kemenangan Kristus atas maut—hari kebangkitan-Nya, yang membawa sukacita terbesar bagi dunia."

B. “Mari Kita Bersorak dan Bersuka di Dalamnya”

Bagian ini adalah respon manusia terhadap karya Tuhan yang luar biasa.

  1. Sukacita sebagai Perintah

    • Tuhan tidak hanya memanggil umat-Nya untuk mengetahui karya-Nya, tetapi juga untuk bersukacita dan merayakannya.
    • Sukacita dalam Tuhan bukanlah sekadar emosi, tetapi merupakan tanggapan iman terhadap kedaulatan dan anugerah-Nya.
  2. Sukacita dalam Konteks Kristen

    • Bagi orang percaya, sukacita ini berkaitan dengan kemenangan Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya.
    • Filipi 4:4: "Bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!"
    • 1 Tesalonika 5:16-18: "Bersukacitalah senantiasa, berdoalah tanpa henti, dan bersyukurlah dalam segala hal."

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menulis:

"Sukacita sejati hanya ditemukan dalam pengenalan akan Tuhan dan karya-Nya yang besar dalam keselamatan."

3. Implikasi Teologis Mazmur 118:24

A. Kedaulatan Tuhan atas Waktu dan Peristiwa

Mazmur 118:24 mengajarkan bahwa semua hari berada dalam kendali Tuhan.

Dalam perspektif teologi Reformed:

  1. Tuhan mengendalikan sejarah dan semua peristiwa dalam hidup kita (Efesus 1:11).
  2. Setiap hari adalah pemberian Tuhan yang harus diterima dengan syukur.
  3. Tidak ada kejadian yang terjadi secara kebetulan, karena semua berada dalam rencana Tuhan.

John Calvin berkata:

"Karena Tuhan adalah penguasa waktu, kita harus belajar menerima setiap hari sebagai anugerah-Nya dan merespons dengan iman."

B. Sukacita sebagai Respon terhadap Anugerah Tuhan

  • Sukacita bukan tergantung pada keadaan, tetapi pada kebenaran bahwa Tuhan telah bertindak bagi umat-Nya.
  • Orang percaya harus belajar bersukacita dalam Tuhan, bahkan di tengah pencobaan (Yakobus 1:2-3).

Matthew Henry menulis:

"Sukacita dalam Tuhan adalah kekuatan bagi orang percaya. Jika kita melihat segala sesuatu dari perspektif kedaulatan-Nya, kita akan selalu menemukan alasan untuk bersyukur."

Kesimpulan

Mazmur 118:24 mengajarkan bahwa Tuhan adalah penguasa atas waktu dan sejarah, dan karena itu kita dipanggil untuk bersukacita dalam karya-Nya, terutama dalam kebangkitan Kristus.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk:
Menghargai setiap hari sebagai anugerah Tuhan.
Menjadikan kemenangan Kristus sebagai sumber sukacita utama kita.
Menghidupi kehidupan yang penuh syukur dan sukacita dalam Tuhan.

"Hari yang telah Tuhan jadikan ini adalah hari kemenangan Kristus—hari yang seharusnya dipenuhi dengan pujian dan syukur." – Charles Spurgeon

Next Post Previous Post