Natur Manusia dalam Empat Keadaan

Natur Manusia dalam Empat Keadaan

Pendahuluan:

Salah satu topik yang sangat penting dalam teologi Reformed adalah kondisi natur manusia dalam kaitannya dengan Allah. Thomas Boston, seorang teolog Reformed abad ke-18, dalam bukunya The Fourfold State, menjelaskan bahwa manusia mengalami empat keadaan yang berbeda dalam hubungannya dengan Allah:

  1. Keadaan manusia sebelum kejatuhan (State of Innocence)
  2. Keadaan manusia setelah kejatuhan (State of Nature)
  3. Keadaan manusia setelah ditebus oleh Kristus (State of Grace)
  4. Keadaan manusia dalam kemuliaan kekal (State of Glory)

Teologi Reformed, yang diajarkan oleh tokoh-tokoh seperti John Calvin, Jonathan Edwards, R.C. Sproul, Wayne Grudem, dan John Piper, sangat menekankan bagaimana manusia berpindah dari satu keadaan ke keadaan lainnya berdasarkan karya Allah dalam sejarah keselamatan.

Artikel ini akan mengupas lebih dalam empat keadaan natur manusia ini berdasarkan ajaran Alkitab dan perspektif teologi Reformed.

1. Keadaan Manusia sebelum Kejatuhan: Keadaan Tak Berdosa dan Sempurna

a. Manusia Diciptakan dalam Kebenaran dan Kekudusan

Ketika Allah menciptakan manusia, Dia menciptakan mereka dalam keadaan yang sempurna, tanpa dosa, dan dalam hubungan yang harmonis dengan-Nya.

“Maka Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kejadian 1:27, AYT)

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam keadaan benar dan mampu menjalani hidup yang sepenuhnya berkenan kepada Allah. Adam dan Hawa tidak memiliki dosa dan hidup dalam ketaatan kepada hukum Allah.

b. Kehidupan di Taman Eden sebagai Gambaran Kesempurnaan

Manusia diberikan mandat untuk berkuasa atas ciptaan dan menikmati hubungan yang sempurna dengan Allah:

“TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya di taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” (Kejadian 2:15, AYT)

Thomas Boston menjelaskan bahwa dalam keadaan ini, manusia memiliki kebebasan sejati—yaitu kebebasan untuk memilih kebaikan karena kehendaknya tidak diperbudak oleh dosa.

Namun, keadaan ini tidak bertahan lama.

2. Keadaan Manusia setelah Kejatuhan: Perbudakan di Bawah Dosa

a. Kejatuhan Manusia dan Masuknya Dosa ke Dunia

Ketika Adam dan Hawa memakan buah terlarang, mereka jatuh ke dalam dosa, dan natur manusia berubah secara drastis.

“Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan melalui dosa itu juga maut, demikianlah maut telah menjalar kepada semua orang karena semua orang telah berbuat dosa.” (Roma 5:12, AYT)

Jonathan Edwards dalam Original Sin menegaskan bahwa sejak kejatuhan Adam, semua manusia dilahirkan dalam keadaan berdosa dan tidak mampu menyenangkan Allah dengan kekuatan mereka sendiri.

b. Natur Manusia yang Rusak Total (Total Depravity)

Doktrin Kerusakan Total (Total Depravity) dalam teologi Reformed menyatakan bahwa dosa telah merusak setiap aspek kehidupan manusia:

  • Akal budi menjadi gelap (Roma 1:21)
  • Hati menjadi keras dan memberontak (Yeremia 17:9)
  • Kehendak diperbudak oleh dosa (Yohanes 8:34)

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menegaskan bahwa manusia dalam keadaan ini tidak hanya melakukan dosa, tetapi juga menikmati dosa dan tidak memiliki kemampuan untuk memilih kebenaran.

c. Tidak Ada Kebaikan dalam Manusia yang Dapat Menyelamatkan Dirinya

Paulus dengan jelas menyatakan bahwa dalam keadaan ini, manusia tidak mencari Allah:

“Tidak ada seorang pun yang benar, tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah.” (Roma 3:10-11, AYT)

Thomas Boston menggambarkan kondisi ini sebagai perbudakan total di bawah dosa, di mana manusia tidak mampu datang kepada Allah kecuali Allah sendiri yang bertindak untuk menyelamatkan.

3. Keadaan Manusia dalam Anugerah: Kehidupan dalam Kristus

a. Keselamatan Hanya oleh Kasih Karunia

Karena manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri, Allah dalam kasih-Nya mengutus Yesus Kristus untuk menebus mereka.

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman—itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah—bukan hasil pekerjaanmu, supaya tidak ada seorang pun yang boleh memegahkan diri.” (Efesus 2:8-9, AYT)

Wayne Grudem dalam Systematic Theology menegaskan bahwa kelahiran baru (regeneration) adalah karya Roh Kudus, bukan hasil usaha manusia.

b. Kehidupan Baru dalam Kristus

Ketika seseorang dilahirkan kembali, ia diberikan hati yang baru yang mampu mengasihi Allah:

“Aku akan memberikan kepadamu hati yang baru dan roh yang baru di dalam batinmu.” (Yehezkiel 36:26, AYT)

John Piper menekankan bahwa dalam keadaan ini, orang percaya masih bisa berdosa, tetapi mereka tidak lagi diperbudak oleh dosa.

c. Pertumbuhan dalam Kekudusan (Sanctification)

Setelah diselamatkan, orang percaya mengalami proses pengudusan:

“Kamu harus meninggalkan manusia lama... dan mengenakan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah dalam kebenaran dan kekudusan yang sejati.” (Efesus 4:22-24, AYT)

Thomas Boston menggambarkan tahap ini sebagai pemulihan parsial di mana kita mulai menikmati kebebasan sejati di dalam Kristus, meskipun kita masih bergumul dengan dosa.

4. Keadaan Manusia dalam Kemuliaan Kekal: Kesempurnaan yang Dipulihkan

a. Keselamatan yang Disempurnakan

Ketika Kristus datang kembali, orang percaya akan mengalami pemuliaan (glorification), di mana mereka akan terbebas dari dosa sepenuhnya.

“Ia akan mengubah tubuh kita yang hina ini sehingga menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia.” (Filipi 3:21, AYT)

Jonathan Edwards menekankan bahwa dalam keadaan ini, manusia akan memiliki kebebasan sejati yang sempurna, yaitu kebebasan untuk memilih kebaikan tanpa kemungkinan jatuh dalam dosa lagi.

b. Hidup dalam Kemuliaan Bersama Allah

Dalam keadaan kemuliaan ini, manusia akan mengalami hubungan yang sempurna dengan Allah:

“Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama mereka.” (Wahyu 21:3, AYT)

Thomas Boston menggambarkan ini sebagai pemulihan penuh dari semua yang hilang akibat kejatuhan, di mana manusia akan menikmati kebahagiaan kekal bersama Allah.

Kesimpulan: Pemahaman yang Benar tentang Keadaan Manusia

  1. Manusia awalnya diciptakan dalam keadaan benar, tetapi jatuh ke dalam dosa.
  2. Setelah kejatuhan, manusia berada dalam perbudakan total di bawah dosa dan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.
  3. Melalui Kristus, manusia dapat mengalami pemulihan melalui anugerah Allah.
  4. Dalam kemuliaan, manusia akan mengalami kebebasan sempurna untuk menikmati Allah selamanya.

Sebagaimana R.C. Sproul berkata:

“Keselamatan adalah perjalanan dari perbudakan dosa menuju kebebasan di dalam Kristus, dan akhirnya menuju kemuliaan bersama Allah.”

Semoga kita semua semakin memahami karya besar Allah dalam menebus manusia dan hidup dalam anugerah-Nya.

Next Post Previous Post