Galatia 6:9-11: Dua Perintah untuk Memuliakan Allah dengan Berbuat Baik

Galatia 6:9-11: Dua Perintah untuk Memuliakan Allah dengan Berbuat Baik

Pendahuluan

Dalam kehidupan Kristen, berbuat baik bukan hanya sekadar kebajikan moral, tetapi juga merupakan panggilan dan perintah dari Allah. Dalam Galatia 6:9-11, Rasul Paulus menegaskan pentingnya ketekunan dalam berbuat baik, terutama dalam konteks komunitas iman.

"Jangan kita menjadi lelah berbuat baik. Jika musimnya tiba, kita akan menuai asalkan kita tidak menyerah." (Galatia 6:9, AYT)

"Karena itu, jika kita mendapat kesempatan, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, khususnya kepada keluarga dalam iman." (Galatia 6:10, AYT)

"Lihatlah betapa besarnya huruf-huruf yang kutulis untukmu dengan tanganku sendiri." (Galatia 6:11, AYT)

Dalam artikel ini, kita akan mengupas lebih dalam tentang dua perintah utama yang dapat kita ambil dari ayat ini untuk memuliakan Allah:

  1. Tetap tekun dalam berbuat baik (Galatia 6:9).

  2. Gunakan setiap kesempatan untuk berbuat baik kepada semua orang, terutama kepada sesama orang percaya (Galatia 6:10).

Selain itu, kita akan melihat konteks historis dan tafsiran dari beberapa ahli teologi Reformed mengenai ayat-ayat ini.

Konteks Galatia 6:9-11

Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia, yang saat itu sedang menghadapi pengaruh ajaran sesat dari kaum Yudaisme yang mengajarkan bahwa keselamatan harus disertai dengan ketaatan pada hukum Taurat. Paulus menegaskan bahwa keselamatan hanya melalui iman kepada Kristus, bukan karena usaha manusia (Galatia 2:16).

Dalam pasal 6, Paulus memberikan ajakan praktis tentang bagaimana kehidupan Kristen seharusnya dijalankan, yaitu dengan menabur dalam Roh dan tidak menjadi lelah dalam berbuat baik.

Tafsiran Ahli Teologi Reformed

1. John Calvin: Ketekunan dalam Berbuat Baik sebagai Bukti Iman

John Calvin menafsirkan Galatia 6:9 sebagai dorongan bagi orang percaya untuk tetap berbuat baik meskipun mereka menghadapi tantangan dan penderitaan.

“Paulus mengingatkan kita bahwa jalan menuju kehidupan kekal adalah jalan yang penuh dengan tantangan. Namun, orang percaya harus berpegang pada janji Allah bahwa mereka akan menuai pada waktunya.”

Menurut Calvin, kebaikan yang dilakukan orang percaya adalah buah dari Roh (Galatia 5:22) dan merupakan tanda bahwa mereka benar-benar hidup dalam iman. Ketekunan dalam berbuat baik membuktikan bahwa iman seseorang bukanlah sesuatu yang sementara, tetapi merupakan bagian dari kehidupan yang diperbarui oleh Roh Kudus.

2. Charles Hodge: Berbuat Baik adalah Bagian dari Pekerjaan Rohani

Charles Hodge menekankan bahwa Galatia 6:10 adalah perintah untuk hidup dalam kasih kepada sesama sebagai bukti bahwa kita adalah ciptaan baru dalam Kristus.

“Berbuat baik bukanlah usaha manusiawi semata, tetapi merupakan pekerjaan Roh Kudus dalam diri orang percaya. Itu adalah ekspresi dari kasih yang kita terima dari Kristus.”

Hodge juga mengingatkan bahwa kesempatan untuk berbuat baik tidak selalu ada, sehingga orang percaya harus menggunakan setiap peluang yang ada dengan bijaksana.

3. R.C. Sproul: Konteks Komunitas dalam Berbuat Baik

R.C. Sproul menyoroti aspek komunitas dalam ayat ini. Ia menegaskan bahwa meskipun kita harus berbuat baik kepada semua orang, ada penekanan khusus pada keluarga iman, yaitu sesama orang percaya.

“Paulus tidak hanya berbicara tentang amal secara umum, tetapi tentang komitmen yang lebih dalam terhadap saudara-saudari seiman. Orang Kristen harus memprioritaskan kesejahteraan komunitas iman.”

Sproul juga memperingatkan agar kita tidak salah memahami konsep ini sebagai ‘perbuatan baik untuk mendapatkan keselamatan.’ Sebaliknya, perbuatan baik adalah respons terhadap kasih karunia Allah yang telah kita terima dalam Kristus.

Dua Perintah untuk Memuliakan Allah dengan Berbuat Baik

1. Tetap Tekun dalam Berbuat Baik (Galatia 6:9)

Paulus menasihati jemaat di Galatia agar tidak menjadi lelah dalam berbuat baik. Ini menunjukkan bahwa dalam perjalanan iman, ada tantangan yang bisa membuat orang percaya kehilangan semangat dalam melakukan kehendak Tuhan.

Mengapa Kita Bisa Lelah Berbuat Baik?

  • Kurangnya hasil yang terlihat – Kadang-kadang kita merasa upaya kita sia-sia karena tidak melihat perubahan segera.

  • Kelelahan secara emosional dan fisik – Melayani Tuhan dan sesama membutuhkan energi dan sering kali kita merasa terbebani.

  • Godaan untuk berfokus pada kepentingan pribadi – Dunia mengajarkan kita untuk mencari keuntungan sendiri daripada berkorban untuk orang lain.

Janji Tuhan bagi Mereka yang Tekun

Paulus mengatakan bahwa “jika musimnya tiba, kita akan menuai.” Ini mengacu pada prinsip menabur dan menuai yang ia jelaskan dalam Galatia 6:7-8. Tuhan menjanjikan bahwa mereka yang setia dalam berbuat baik akan melihat hasilnya pada waktu yang ditentukan-Nya.

Sebagaimana petani harus sabar menunggu panen setelah menanam benih, orang percaya juga harus bersabar dan percaya bahwa Tuhan akan memberikan hasil pada waktu yang tepat.

2. Gunakan Setiap Kesempatan untuk Berbuat Baik (Galatia 6:10)

Paulus mengingatkan bahwa kita harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk berbuat baik. Ini berarti bahwa berbuat baik bukan hanya sesuatu yang dilakukan sesekali, tetapi harus menjadi gaya hidup.

Kepada Siapa Kita Harus Berbuat Baik?

  1. Kepada Semua Orang – Kita dipanggil untuk menunjukkan kasih kepada semua orang, termasuk mereka yang belum percaya.

  2. Kepada Keluarga Iman – Ada prioritas khusus dalam mendukung saudara-saudari seiman. Ini berarti kita harus peduli terhadap kesejahteraan gereja dan komunitas Kristen.

Bagaimana Kita Bisa Berbuat Baik?

  • Dengan memberi secara materi – Seperti jemaat mula-mula yang saling berbagi untuk memenuhi kebutuhan sesama (Kisah Para Rasul 2:44-45).

  • Dengan memberikan waktu dan tenaga – Melayani di gereja dan membantu mereka yang membutuhkan.

  • Dengan doa dan dukungan spiritual – Mendoakan dan menguatkan saudara-saudari seiman yang sedang mengalami kesulitan.

Penerapan dalam Kehidupan Kristen

1. Bertekun dalam Kebaikan Meski Tidak Langsung Melihat Hasilnya

Ketika kita merasa lelah atau putus asa dalam melayani Tuhan, ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah mengabaikan perbuatan baik kita. Dia akan memberikan hasil pada waktu yang tepat.

2. Jadilah Saluran Berkat dalam Setiap Kesempatan

Kita harus terus mencari cara untuk menolong orang lain, baik secara materi, emosional, maupun spiritual.

3. Prioritaskan Komunitas Iman

Kita dipanggil untuk memperhatikan kebutuhan sesama orang percaya terlebih dahulu. Ini berarti kita harus mendukung gereja, pelayanan, dan saudara-saudari seiman dalam perjalanan iman mereka.

Kesimpulan

Galatia 6:9-11 mengajarkan dua perintah penting untuk memuliakan Allah dengan berbuat baik:

  1. Tetap tekun dalam berbuat baik meskipun menghadapi tantangan.

  2. Gunakan setiap kesempatan untuk berbuat baik kepada semua orang, terutama kepada keluarga iman.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk berbuat baik bukan sebagai upaya mendapatkan keselamatan, tetapi sebagai respons terhadap kasih karunia yang telah kita terima dalam Kristus.

"Jangan kita menjadi lelah berbuat baik. Jika musimnya tiba, kita akan menuai asalkan kita tidak menyerah." (Galatia 6:9, AYT)

Semoga kita semua semakin bertekun dalam berbuat baik dan menjadi berkat bagi orang lain, untuk kemuliaan Allah.

Next Post Previous Post