Hari Penghakiman dan Kehancuran Dunia: 2 Petrus 3:7

Hari Penghakiman dan Kehancuran Dunia: 2 Petrus 3:7

Namun, oleh firman yang sama, langit dan bumi yang ada sekarang ini disimpan untuk dibakar dengan api pada hari penghakiman dan kehancuran orang-orang jahat.”—2 Petrus 3:7 (AYT)

Pendahuluan

Topik akhir zaman selalu menarik untuk dibahas, baik oleh orang percaya maupun oleh dunia sekuler. Ketika dunia membahasnya dari perspektif fiksi ilmiah atau bencana alam, Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa akhir dunia adalah suatu kepastian yang ditetapkan oleh Allah. Salah satu ayat kunci tentang hal ini terdapat dalam 2 Petrus 3:7.

Ayat ini menyatakan bahwa langit dan bumi disimpan untuk dibakar pada hari penghakiman dan kehancuran orang-orang fasik. Tetapi, bagaimana ayat ini dipahami dalam terang teologi Reformed, yang memegang erat prinsip Sola Scriptura, Soli Deo Gloria, dan eskatologi yang berakar kuat dalam janji-janji Allah?

Dalam artikel ini, kita akan mengupas makna 2 Petrus 3:7 secara mendalam: dari konteks historis, gramatikal, hingga teologis, dan juga bagaimana para tokoh teologi Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, Louis Berkhof, hingga Herman Bavinck menafsirkan pesan akhir zaman yang terkandung di dalamnya.

1. Konteks Historis Surat 2 Petrus

Surat 2 Petrus adalah salah satu surat yang paling eskatologis dalam Perjanjian Baru. Penulisnya menulis kepada jemaat yang mulai dirasuki oleh pengajaran sesat yang menyangkal kedatangan Tuhan yang kedua kali (parousia). Mereka berkata, “Semuanya tetap seperti semula,” sehingga mereka hidup tanpa takut akan penghakiman Allah.

Pasal 3 merupakan sanggahan langsung terhadap skeptisisme ini. Petrus mengingatkan bahwa Tuhan pernah menghakimi dunia melalui air (banjir Nuh), dan kali ini akan datang penghakiman yang lebih dahsyat: melalui api.

2. Eksposisi Ayat 2 Petrus 3:7

A. “Namun, oleh firman yang sama…”

Frasa ini menunjukkan bahwa firman Allah yang menciptakan alam semesta (Kejadian 1) adalah firman yang sama yang menjaga dan memelihara ciptaan sampai saat penghakiman. Dalam teologi Reformed, ini menunjukkan otoritas absolut dan kedaulatan Allah atas sejarah.

John Calvin menulis dalam komentarnya, “Apa pun keberadaan ciptaan sekarang, itu hanya tetap karena keputusan Allah — dan dengan firman-Nya yang sama, Ia akan mengakhirinya.”

B. “Langit dan bumi yang ada sekarang ini disimpan…”

Kata "disimpan" (Yunani: thēsaurizō) bermakna "disimpan dengan maksud tertentu." Ini bukan kebetulan atau proses alam, tapi suatu penyimpanan yang aktif oleh Allah, menuju pada hari tertentu yang telah ditetapkan.

R.C. Sproul mengaitkan ini dengan doktrin divine providence, bahwa segala sesuatu yang terjadi—termasuk akhir dunia—berada dalam tangan Allah yang berdaulat.

C. “...untuk dibakar dengan api...”

Ini menunjuk pada penghakiman eskatologis dengan simbol api. Dalam konteks Alkitab, api melambangkan:

  • Penghakiman (Yesaya 66:15-16)

  • Penyucian (1 Korintus 3:13-15)

  • Kehancuran final (Wahyu 20:14-15)

Namun, penting untuk dicatat: api ini bukan sekadar simbol, tapi nyata dalam wujud hukuman kekal, seperti yang ditekankan dalam ajaran Reformed tentang neraka dan murka Allah.

Louis Berkhof, dalam Systematic Theology, menjelaskan bahwa api di sini menunjuk pada "penghakiman definitif Allah terhadap ciptaan yang telah jatuh."

D. “...pada hari penghakiman dan kehancuran orang-orang jahat.”

Hari itu disebut sebagai “hari penghakiman” (hēmera kriseōs), sebuah istilah yang konsisten digunakan dalam Perjanjian Baru untuk merujuk pada kedatangan Kristus yang kedua kali (lihat Matius 25:31-46).

Kata "kehancuran" di sini menggunakan kata Yunani apōleia, yang juga digunakan dalam 2 Petrus 2:1, dan biasanya mengacu pada kebinasaan kekal, bukan penghapusan eksistensi.

3. Pandangan Teolog Reformed

A. John Calvin: Hari Tuhan dan Kepastian Penghakiman

Calvin menekankan bahwa dunia diciptakan untuk menunjukkan kemuliaan Allah, namun dosa menyebabkan murka Allah dinyatakan. Dalam komentarnya atas 2 Petrus, ia berkata:

"Seperti dunia dahulu dihancurkan oleh air karena dosa, dunia kini akan dihancurkan oleh api. Tetapi, bagi orang percaya, ini bukan ketakutan, melainkan harapan akan dunia baru."

Calvin menggarisbawahi pembedaan antara orang benar dan orang fasik, serta kepastian bahwa Allah akan menghakimi semua orang.

B. R.C. Sproul: Kedaulatan Tuhan dalam Eskatologi

Sproul, dalam bukunya The Last Days According to Jesus, menyatakan bahwa hari penghakiman adalah bagian dari providensi kekal Allah, dan bukan peristiwa yang dapat dinegosiasikan atau dimodifikasi oleh manusia.

“Kita tidak hidup dalam dunia yang netral secara moral. Setiap tindakan akan dihakimi, dan bumi ini akan diperbarui melalui penghakiman tersebut.”

Sproul juga menekankan pentingnya kesiapan moral dan spiritual untuk menghadapi hari itu.

C. Louis Berkhof: Doktrin Penghakiman Terakhir

Berkhof memberikan struktur sistematis: penghakiman terakhir melibatkan:

  1. Pernyataan keadilan Allah

  2. Pemisahan antara orang percaya dan orang jahat

  3. Pemberian upah kekal atau hukuman kekal

Ayat 2 Petrus 3:7 digunakan Berkhof untuk mendukung keyakinan bahwa penghakiman adalah puncak dari sejarah penebusan, bukan sekadar akibat dari kerusakan alam atau sosial.

D. Herman Bavinck: Pembaruan Kosmis melalui Api

Dalam Reformed Dogmatics, Bavinck berbicara tentang "cosmic regeneration", bahwa dunia ini tidak akan dimusnahkan secara total, tapi diperbarui melalui penghakiman.

"Api Tuhan bukan hanya membinasakan, tapi juga menyucikan."

Jadi, ayat ini juga berbicara tentang dunia baru yang akan muncul setelah penghakiman, sebagaimana dibahas dalam 2 Petrus 3:13: “Langit yang baru dan bumi yang baru di mana kebenaran berdiam.”

4. Makna Teologis dan Relevansi Bagi Gereja Masa Kini

A. Allah Masih Mengendalikan Sejarah

Meskipun dunia tampak kacau, 2 Petrus 3:7 mengajarkan bahwa Allah masih memegang kendali. Sejarah tidak mengarah ke kehampaan, tapi kepada puncak penghakiman dan pemulihan.

B. Hari Penghakiman Bukan Mitos

Di tengah budaya yang merelatifkan kebenaran, penghakiman Allah tampak ofensif. Namun, dalam teologi Reformed, penghakiman adalah ekspresi dari keadilan dan kekudusan Allah.

C. Panggilan untuk Bertobat

Jika dunia disimpan untuk dihancurkan oleh api, maka panggilan Injil sangat mendesak: percaya kepada Kristus dan hidup dalam kekudusan. Petrus sendiri menekankan hal ini dalam ayat-ayat selanjutnya (2 Petrus 3:9, 14).

D. Harapan bagi Orang Percaya

Meskipun dunia akan dihakimi, bagi orang percaya ini adalah awal dari dunia baru. Ini adalah pengharapan eskatologis, bukan ketakutan.

5. Perbandingan dengan Peristiwa Banjir Nuh

Petrus sebelumnya membandingkan akhir zaman dengan peristiwa air bah:

PeristiwaMediaTujuanHasil
Banjir NuhAirPenghakiman atas dosaKeselamatan bagi Nuh
Hari PenghakimanApiPenghakiman akhirDunia baru bagi umat-Nya

Dunia tidak akan hancur oleh manusia, tetapi oleh kehendak Allah.

6. Kaitan dengan Doktrin Lain dalam Teologi Reformed

A. Providence dan Decree

Tuhan telah menetapkan segala sesuatu dalam kekekalan. Ayat ini menunjukkan pemeliharaan aktif Allah atas ciptaan, bahkan menuju kehancurannya yang sementara demi pembaruan kekal.

B. Total Depravity dan Penghakiman

Karena manusia sepenuhnya jatuh dalam dosa, mereka layak menerima kehancuran, kecuali mereka menerima anugerah keselamatan dalam Kristus.

C. Perseverance of the Saints

Orang percaya tidak takut akan api penghakiman karena mereka dilindungi oleh darah Anak Domba, dan akan masuk ke langit dan bumi yang baru.

Kesimpulan

2 Petrus 3:7 mengingatkan kita akan kebenaran penting:

  • Allah yang menciptakan dunia adalah Allah yang akan mengakhiri dunia ini dalam keadilan.

  • Penghakiman dengan api adalah nyata, adil, dan pasti.

  • Hanya mereka yang berada dalam Kristus yang akan luput dari kebinasaan kekal.

  • Dunia ini tidak akan berakhir dengan kehancuran semata, tetapi akan diperbarui menjadi tempat di mana kebenaran berdiam.

Next Post Previous Post