Lukas 24:9 Kesaksian Perempuan, Kuasa Berita Kebangkitan, dan Kepercayaan

“Setelah mereka kembali dari kubur Yesus, mereka menceritakan seluruh peristiwa itu kepada kesebelas rasul serta para pengikut Yesus yang lainnya.”Lukas 24:9
Pendahuluan
Lukas 24:9 adalah bagian dari narasi kebangkitan Yesus, salah satu pilar sentral dalam iman Kristen. Setelah mengunjungi kubur dan menemukan bahwa tubuh Yesus tidak ada di sana, para perempuan yang pertama kali menemukan kubur kosong segera kembali dan memberitakan kabar tersebut kepada para rasul dan pengikut lainnya.
Bagi banyak orang, ayat ini hanya bagian kecil dari rangkaian kisah Paskah. Namun bagi kita yang menelaahnya melalui lensa teologi Reformed, ini adalah ayat yang menyimpan kedalaman makna teologis: tentang pewartaan Injil, kesaksian sebagai bagian dari anugerah, dan respon umat Allah terhadap kabar keselamatan.
Eksposisi ini akan menelaah Lukas 24:9 dengan membandingkan pemahaman dari berbagai teolog Reformed terkemuka seperti John Calvin, R.C. Sproul, Michael Horton, John Piper, dan Sinclair Ferguson.
I. Konteks Historis dan Naratif Lukas 24:9
Lukas 24:9 berada di tengah narasi penting setelah kematian Yesus:
-
Lukas 24:1-8: Beberapa perempuan (Maria Magdalena, Yohana, Maria ibu Yakobus, dan lainnya) pergi ke kubur Yesus dan menemukan bahwa tubuh-Nya tidak ada.
-
Mereka bertemu dengan dua malaikat yang memberitahu bahwa Yesus telah bangkit, seperti yang telah Ia katakan sebelumnya.
-
Ayat 9 mencatat bagaimana mereka merespons pengalaman itu, yakni dengan membagikan kabar tersebut kepada para murid dan pengikut Yesus.
Dengan demikian, ay. 9 menjadi transisi penting dari pengalaman pribadi kepada pewartaan publik.
II. Eksposisi Lukas 24:9
“Setelah mereka kembali dari kubur Yesus, mereka menceritakan seluruh peristiwa itu kepada kesebelas rasul serta para pengikut Yesus yang lainnya.”
A. “Setelah mereka kembali dari kubur Yesus...”
Makna: Para perempuan ini tidak hanya menyaksikan kubur kosong, tetapi juga menerima pewahyuan ilahi melalui malaikat, yang menjelaskan bahwa Yesus telah bangkit.
R.C. Sproul menyatakan:
“Apa yang terjadi di kubur bukan hanya sebuah peristiwa historis, tetapi momen pewahyuan di mana Allah menyatakan kebenaran-Nya kepada para saksi-Nya.”
Implikasi Reformed:
-
Allah memilih untuk menyatakan kebenaran-Nya kepada mereka yang dianggap lemah oleh dunia.
-
Pewahyuan Injil tidak datang melalui kekuasaan dunia, melainkan melalui anugerah Allah.
B. “...mereka menceritakan seluruh peristiwa itu...”
Makna: Respons terhadap pewahyuan ilahi adalah pewartaan. Mereka tidak menyimpan pengalaman itu, melainkan segera memberitakan kepada orang lain.
John Calvin menekankan:
“Ketika Allah menyatakan diri-Nya kepada kita, tugas kita bukan menyimpannya dalam hati, tetapi menyebarkannya kepada tubuh Kristus dan dunia.”
Makna spiritual:
-
Iman bukanlah sesuatu yang bersifat pribadi saja, melainkan harus diungkapkan dalam tindakan dan perkataan.
-
Menceritakan peristiwa ini adalah bagian dari ketaatan pada mandat pemberitaan Injil.
Sinclair Ferguson menambahkan:
“Kesaksian para perempuan ini adalah gambaran awal dari apa yang kemudian menjadi mandat gereja sepanjang zaman: memberitakan Kristus yang hidup.”
C. “...kepada kesebelas rasul serta para pengikut Yesus yang lainnya.”
Makna: Meski para rasul adalah figur utama dalam pelayanan Yesus, saat ini mereka menjadi pendengar, bukan pelaku utama. Injil disampaikan melalui perempuan, bukan pemimpin resmi.
Michael Horton menggarisbawahi:
“Allah membalikkan struktur sosial manusia dan menyatakan bahwa penyataan ilahi bisa datang dari siapa saja yang telah melihat dan mengenal Kristus yang bangkit.”
Implikasi teologis:
-
Setiap orang percaya, tanpa memandang gender atau status, dipanggil untuk menjadi saksi Injil.
-
Kesaksian iman bukan monopoli para pemimpin, tapi panggilan seluruh umat Tuhan.
III. Ajaran Teologi Reformed Terkait Lukas 24:9
1. Anugerah Pewahyuan (Revelation by Grace)
Allah menyatakan kebangkitan Kristus pertama-tama kepada perempuan, bukan karena mereka lebih rohani, tetapi karena anugerah Allah memilih mereka.
John Calvin menulis:
“Pewahyuan bukanlah hak manusia, tetapi pemberian Allah. Dan kepada siapa Dia berkenan menyatakannya, di sanalah terang Injil bersinar.”
2. Pemberitaan Injil Sebagai Tanggapan Alami terhadap Iman
Setelah mereka menerima kabar tentang kebangkitan, para perempuan tidak bisa tinggal diam. Mereka pergi dan bersaksi. Inilah prinsip Reformed:
-
Iman sejati selalu menghasilkan tindakan.
-
Tindakan pertama dari iman yang hidup adalah memberitakan Injil.
Piper menyebut ini sebagai:
“Buah iman adalah mulut yang tidak bisa diam karena telah melihat kemuliaan Kristus.”
3. Kesaksian sebagai Tindakan Gereja
Lukas 24:9 adalah bentuk awal dari apa yang menjadi misi gereja:
-
Menjadi saksi Kristus yang hidup.
-
Menjangkau sesama dengan berita Injil.
Bavinck menyatakan:
“Gereja hidup bukan dari kekuatannya sendiri, tetapi dari kabar Injil yang diwartakannya.”
IV. Kontras Reaksi dan Tindakan: Mengapa Kesaksian Itu Penting?
Dalam ayat 10–11 (lanjutan dari ayat 9), kita melihat bahwa kesaksian perempuan tidak langsung dipercaya. Ini menunjukkan:
-
Natur hati manusia yang lambat percaya.
-
Kesaksian Injil sering ditolak—tapi harus tetap disampaikan.
Aplikasi:
-
Jangan menilai efektivitas penginjilan dari respons awal.
-
Kesetiaan dalam menyampaikan Injil adalah tanda iman, bukan keberhasilan duniawi.
V. Aplikasi Spiritualitas dan Kehidupan Kristen
A. Jadilah Saksi Kristus dalam Dunia yang Penuh Ketakutan
-
Dunia modern penuh kekacauan dan skeptisisme.
-
Namun, seperti para perempuan itu, kita dipanggil untuk membawa kabar kebangkitan ke dalam kekelaman.
B. Tuhan Memakai yang Lemah untuk Menyampaikan yang Terbesar
-
Jangan meremehkan diri kita karena status, pendidikan, atau posisi.
-
Allah memakai yang sederhana untuk pekerjaan kekal.
C. Setiap Orang Percaya Adalah Pemberita Injil
-
Pemberitaan Injil bukan hanya tugas pengkhotbah.
-
Setiap murid Yesus yang telah melihat “kubur kosong”—yang telah mengenal Kristus yang hidup, dipanggil untuk bersaksi.
Kesimpulan: Misi, Kesaksian, dan Kuasa Injil dalam Lukas 24:9
Lukas 24:9 menyatakan kepada kita:
-
Bahwa pewahyuan Allah mengubah cara hidup.
-
Bahwa kesaksian adalah tanggapan iman.
-
Bahwa Allah memakai siapa pun yang percaya kepada-Nya untuk memberitakan kabar keselamatan.
Dalam terang teologi Reformed, ayat ini mengajarkan:
-
Keselamatan adalah inisiatif Allah.
-
Pewartaan adalah tanggapan yang dikerjakan Roh Kudus dalam orang percaya.
-
Gereja hidup karena dan untuk pewartaan Injil yang hidup.
John Calvin merangkum:
“Siapa yang telah melihat Tuhan yang bangkit, tidak akan bisa diam. Mereka akan berseru, bahkan di tengah ketidakpercayaan.”