Injil dalam Kitab Keluaran

Pendahuluan
Banyak orang Kristen mengasosiasikan Injil (kabar baik) hanya dengan Perjanjian Baru—terutama kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Namun, dalam tradisi teologi Reformed, Injil sesungguhnya telah tertanam sejak awal Alkitab, termasuk dalam Kitab Keluaran (Exodus), kitab kedua dalam Alkitab. Kitab ini tidak hanya mencatat peristiwa keluarnya bangsa Israel dari perbudakan Mesir, tetapi juga menyimpan gambaran mendalam mengenai penebusan, penyelamatan, dan perjanjian Allah—inti dari Injil itu sendiri.
Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana Injil tercermin dalam Kitab Keluaran melalui eksposisi teks dan tema sentral seperti penebusan, perjanjian, pengantara, hukum, dan kehadiran Allah. Semua ditinjau dari sudut pandang teologi Reformed klasik dengan merujuk pada pemikiran tokoh-tokoh seperti John Calvin, Herman Bavinck, Geerhardus Vos, R.C. Sproul, dan lainnya.
Bagian I: Konteks Narasi Kitab Keluaran
Kitab Keluaran (Exodus) dimulai dengan penggambaran penderitaan umat Allah di bawah penindasan Firaun di Mesir. Namun, penderitaan itu bukan akhir cerita. Allah mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub (Kel. 2:24), dan bertindak menyelamatkan umat-Nya.
Dalam kerangka Reformed, Kitab Keluaran adalah kisah Injil dalam bentuk "bayangan" (types and shadows), sebagaimana dijelaskan dalam Confessio Belgica Pasal 25: "Hukum seremonial... telah digenapi dalam Kristus." Artinya, peristiwa dalam Keluaran mengarah kepada Kristus dan karya keselamatan-Nya.
Bagian II: Eksodus sebagai Gambaran Penebusan
2.1 Dari Perbudakan kepada Kebebasan
Keluaran 3:7-8 menyatakan bahwa Allah melihat penderitaan umat-Nya dan turun untuk menyelamatkan mereka dari Mesir dan membawa ke Tanah Perjanjian. Ini adalah gambaran awal dari Injil.
Menurut Geerhardus Vos, eksodus adalah model arketipal dari penebusan dalam Perjanjian Lama. Ia menulis bahwa penebusan Israel adalah "miniatur dari karya keselamatan dalam Kristus." Israel tidak dapat membebaskan dirinya sendiri; mereka membutuhkan intervensi ilahi, sama seperti manusia berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diri tanpa anugerah Allah.
2.2 Anak Domba Paskah (Keluaran 12)
Anak domba Paskah adalah pusat dari peristiwa eksodus. Tanpa darah anak domba, tidak ada perlindungan dari malaikat maut.
John Calvin menyatakan bahwa darah anak domba bukan hanya sarana kelepasan dari kematian jasmani, tetapi simbol dari darah Kristus, "Anak Domba Allah" (Yohanes 1:29), yang menebus kita dari murka Allah.
R.C. Sproul menyebut Paskah sebagai proto-Evangelium, yaitu bayangan pertama dari pengganti penebusan. Darah di ambang pintu melambangkan bahwa keselamatan datang bukan karena keberanian atau kekuatan umat, tetapi karena pengorbanan pengganti yang tidak bersalah.
Bagian III: Musa sebagai Tipe Kristus
3.1 Musa Sebagai Pengantara
Dalam teologi Reformed, tokoh Musa dipahami sebagai type dari Kristus—seorang pengantara antara Allah dan umat. Musa menyampaikan Firman Tuhan, membawa hukum, dan berdoa syafaat bagi bangsa Israel (Kel. 32:11-14).
Menurut Herman Bavinck, peran Musa sebagai nabi dan pengantara memperlihatkan kebutuhan manusia akan satu perantara sempurna. Dalam Perjanjian Baru, Kristus adalah Pengantara yang sejati (Ibrani 3:1-6). Di sinilah Injil dalam Keluaran menjadi jelas: perantara manusia hanya bayangan dari karya Kristus.
3.2 Doa Syafaat Musa: Cermin dari Doa Kristus
Dalam Keluaran 32, ketika Israel menyembah anak lembu emas, Musa memohon belas kasihan Allah agar tidak membinasakan bangsa itu. Tindakan ini menggambarkan doa syafaat Kristus bagi kita (Roma 8:34).
Bagian IV: Hukum Taurat dan Injil
4.1 Hukum Taurat Sebagai Anugerah
Banyak orang salah memahami hukum Taurat sebagai sistem legalistik. Namun, menurut pandangan Reformed, Taurat diberikan setelah pembebasan dari Mesir, bukan sebagai syarat keselamatan, tetapi sebagai bentuk perjanjian dan respons atas kasih karunia.
John Calvin menjelaskan bahwa hukum Taurat bukan jalan keselamatan, tetapi sarana untuk menuntun umat kepada kehidupan yang sesuai dengan kehendak Allah. Ini adalah bagian dari pengudusan, bukan pembenaran.
4.2 Hukum dan Injil dalam Harmoni
Dalam teologi Reformed, terdapat pembedaan yang jelas antara hukum dan Injil, tetapi tidak pemisahan. Hukum menunjukkan standar Allah, sedangkan Injil menyediakan kekuatan untuk memenuhinya.
Michael Horton menulis bahwa hukum mempersiapkan jalan bagi Injil dengan menunjukkan kebutuhan manusia akan penebusan. Dalam konteks Keluaran, hukum menunjuk ke kesempurnaan Kristus yang akan menggenapinya.
Bagian V: Kemah Suci dan Kehadiran Allah
5.1 Kemah Suci Sebagai Tempat Allah Berdiam
Dari Keluaran 25 dan seterusnya, penekanan beralih kepada pembangunan tabernakel (kemah suci)—tempat tinggal Allah di tengah-tengah umat. Ini menggambarkan bahwa tujuan penebusan bukan hanya membebaskan dari dosa, tetapi membawa kembali kehadiran Allah.
Geerhardus Vos menulis bahwa kemah suci adalah “mikrokosmos kerajaan Allah.” Itu adalah tempat ibadah, kehadiran ilahi, dan persekutuan.
5.2 Kristus, Tabernakel Sejati
Yohanes 1:14 menyatakan bahwa “Firman menjadi daging dan tinggal di antara kita.” Kata “tinggal” dalam bahasa Yunani (skenoo) berarti “berkemah” atau “tabernakel.” Ini menunjukkan bahwa Kristus adalah penggenapan dari tabernakel di Keluaran.
Menurut Sinclair Ferguson, Kristus bukan hanya Imam, tetapi juga Kemah dan Korban itu sendiri—semua simbol dalam Keluaran menunjuk kepada-Nya.
Bagian VI: Eksposisi Ayat-Ayat Kunci dan Penggalian Reformed
Berikut adalah beberapa ayat penting dari Kitab Keluaran yang diekspos berdasarkan tafsiran Reformed:
Keluaran 3:14 — “AKU ADALAH AKU”
“Allah berfirman kepada Musa: 'AKU ADALAH AKU.'”
R.C. Sproul menjelaskan bahwa pernyataan ini mengungkapkan kemahakuasaan dan eksistensi diri Allah. Ini adalah dasar mengapa Dia layak untuk dipercayai dalam penebusan.
Keluaran 6:6-7 — Janji Penebusan
“... Aku akan menebus kamu dengan tangan yang teracung... Aku akan mengambil kamu menjadi umat-Ku, dan Aku akan menjadi Allahmu...”
Ini adalah janji Injil: relasi perjanjian antara Allah dan umat-Nya. Herman Ridderbos menyatakan bahwa janji ini menunjuk pada hubungan kekal yang digenapi dalam Kristus.
Keluaran 34:6-7 — Karakter Allah
“Tuhan, Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar...”
Ini menjadi pusat teologi Perjanjian Lama dan diulang dalam seluruh Alkitab. Tim Keller menyebutnya “kunci untuk memahami hati Allah dalam Injil.”
Bagian VII: Keluaran dan Injil dalam Keseluruhan Narasi Alkitab
7.1 Eksodus sebagai Tipologi Penebusan
Eksodus secara konsisten digunakan dalam Perjanjian Baru sebagai kiasan untuk keselamatan di dalam Kristus. Paulus menulis bahwa bangsa Israel adalah “teladan” (1 Korintus 10:6) agar kita belajar dari mereka.
7.2 Injil adalah Tentang Penebusan, Bukan Hanya Pengampunan
Banyak orang memandang Injil hanya sebagai pengampunan dosa, tetapi eksodus mengajarkan bahwa Injil juga adalah pembebasan dari kuasa dosa—sebuah perjalanan dari perbudakan menuju penyembahan yang sejati.
Bagian VIII: Aplikasi bagi Orang Kristen Masa Kini
8.1 Penebusan Kristus adalah Eksodus Baru
Kristus tidak hanya membebaskan dari dosa, tapi memimpin kita seperti Musa memimpin Israel. Kita sedang dalam perjalanan ke “Tanah Perjanjian”—yaitu Surga baru dan bumi baru.
8.2 Injil Membangun Komunitas yang Kudus
Eksodus bukan sekadar pembebasan individu, tetapi pembentukan komunitas. Gereja adalah umat yang dipanggil keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Petrus 2:9).
8.3 Hadirnya Allah Mengubah Segalanya
Sebagaimana Allah hadir di tengah umat-Nya dalam kemah suci, demikian juga Roh Kudus hari ini berdiam dalam hati umat percaya. Kehidupan Kristen adalah kehidupan dalam kehadiran Allah.
Kesimpulan: Injil dalam Keluaran adalah Bayangan Kristus
Kitab Keluaran menyatakan bahwa Allah bukan hanya Pencipta, tetapi juga Penebus. Setiap elemen dalam kisah eksodus—dari darah anak domba Paskah, Musa sang pengantara, hukum Taurat, sampai tabernakel—menunjuk kepada Yesus Kristus.
Poin Penting:
-
Penebusan di Mesir adalah gambaran dari penebusan dalam Kristus.
-
Anak domba Paskah menunjuk kepada pengorbanan Yesus.
-
Musa sebagai pengantara melambangkan Kristus sebagai Pengantara sejati.
-
Tabernakel melambangkan kehadiran Kristus di tengah umat-Nya.
-
Keluaran mengajarkan bahwa Injil bukan hanya untuk pengampunan, tetapi juga untuk pembentukan umat yang kudus.
“Sebab Kristus, Anak Domba Paskah kita, telah dikorbankan.”
(1 Korintus 5:7)