Roma 15:25–28 Pelayanan Kasih dan Koinonia Tubuh Kristus

Roma 15:25–28 Pelayanan Kasih dan Koinonia Tubuh Kristus

Pendahuluan

Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus bukan hanya berbicara tentang doktrin keselamatan (justification by faith), tetapi juga tentang realita pelayanan praktis yang lahir dari iman yang hidup. Dalam Roma 15:25–28, Paulus mengungkapkan rencananya untuk mengunjungi Yerusalem guna membawa bantuan keuangan bagi orang-orang kudus yang miskin di sana.

Ayat ini menyingkapkan perpaduan yang indah antara doktrin dan diakonia—antara iman dan kasih, antara pengakuan Reformed dan tindakan nyata.

Teks Roma 15:25–28 (TB)

25 Tetapi sekarang aku hendak pergi ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada orang-orang kudus.26 Sebab Makedonia dan Akhaya telah mengambil keputusan untuk mengadakan pengumpulan bagi orang-orang miskin di antara orang-orang kudus di Yerusalem.27 Keputusan itu telah mereka ambil karena mereka memang berhutang kepada orang-orang Yerusalem itu. Sebab jika bangsa-bangsa lain telah mendapat bagian dalam hal-hal rohani yang berasal dari orang-orang Yahudi, maka sudah sepatutnya mereka juga melayani orang Yahudi dalam hal-hal jasmani.28 Jadi sesudah menyelesaikan pengumpulan itu dan menyerahkan hasilnya dengan resmi kepada mereka, aku akan melanjutkan perjalananku ke Spanyol melalui Roma.

I. Latar Belakang Historis dan Konteks Surat

A. Jemaat Yerusalem dan Kemiskinan

Orang-orang percaya di Yerusalem mengalami tekanan ekonomi dan sosial yang berat, sebagian besar karena:

  1. Penganiayaan oleh otoritas Yahudi

  2. Pengucilan sosial oleh komunitas mereka

  3. Ketergantungan pada dukungan internal karena hilangnya akses pekerjaan

B. Paulus dan Misi Global

Roma 15 menunjukkan rencana pelayanan Paulus:

  • Mengunjungi Yerusalem untuk mengantar bantuan

  • Melewati Roma dalam perjalanannya ke Spanyol

  • Melayani bukan hanya dalam pengajaran, tetapi juga diakonia antar jemaat

II. Eksegesis Ayat demi Ayat

Roma 15:25: “Aku hendak pergi ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan...”

Paulus menunjukkan komitmen terhadap kebutuhan nyata tubuh Kristus. Ini mencerminkan:

  • Kesatuan jemaat Yahudi dan bukan Yahudi

  • Pentingnya mengaplikasikan Injil melalui tindakan kasih

John Calvin menulis:

“Paulus menempatkan pelayanan diakonia sebagai buah iman. Mereka yang percaya tidak bisa tidak bergerak membantu saudara seiman yang membutuhkan.”

Roma 15:26: “Makedonia dan Akhaya telah mengambil keputusan…”

Wilayah ini mayoritas adalah jemaat non-Yahudi. Inisiatif ini menekankan:

  • Sukacita dalam memberi, bukan karena paksaan (bdk. 2 Korintus 9:7)

  • Kesatuan gereja universal, melintasi latar belakang budaya

Herman Ridderbos:

“Koinonia orang percaya tidak mengenal batas geografis. Pemberian mereka adalah ekspresi dari kesatuan dalam tubuh Kristus yang satu.”

Roma 15:27: “... mereka memang berhutang ... dalam hal-hal rohani…”

Ini adalah argumen teologis dan etis Paulus:

  • Bangsa-bangsa bukan Yahudi menerima Injil dari Yerusalem

  • Sebagai balasannya, mereka memberi dalam hal jasmani

R.C. Sproul menjelaskan:

“Paulus menegaskan bahwa Injil bukanlah hasil kebaikan manusia, tetapi berakar dalam sejarah Yahudi. Oleh karena itu, gentiles (bukan Yahudi) memiliki tanggung jawab moral terhadap jemaat Yahudi.”

Roma 15:28: “Sesudah menyelesaikan pengumpulan itu...”

Ayat ini menunjukkan integritas dan akuntabilitas pelayanan Paulus:

  • Ia menunggu hingga seluruh proses penyaluran bantuan selesai

  • Baru kemudian melanjutkan misi ke wilayah lain

John Stott menyoroti pentingnya aspek ini:

“Paulus tidak melompat ke proyek baru sebelum menuntaskan tanggung jawabnya. Ini menjadi contoh kepemimpinan yang setia dan dapat dipercaya.”

III. Tema Besar: Teologi Reformed dan Diakonia

A. Kesatuan Tubuh Kristus

Salah satu nilai sentral dalam Reformed adalah kesatuan dalam perjanjian anugerah. Roma 15 menunjukkan bagaimana Injil mengikat umat dari latar belakang Yahudi dan Yunani.

Louis Berkhof:

“Gereja adalah satu tubuh yang tidak dibatasi ras atau status. Persekutuan adalah perpanjangan dari persekutuan dengan Kristus.”

B. Kasih sebagai Buah Iman

Teologi Reformed tidak menolak perbuatan baik, tetapi melihatnya sebagai buah dari iman yang sejati (lih. Efesus 2:10, Yakobus 2:14–26).

John Calvin dalam Institutes berkata:

“Iman yang sejati tidak akan pernah mandul. Ia selalu disertai dengan kasih dan perbuatan baik.”

C. Prinsip “Debt of Gratitude” atau Hutang Kasih

Jemaat non-Yahudi merasa memiliki “hutang” karena telah menerima Injil. Paulus menanamkan etos syukur sebagai pendorong untuk memberi.

Michael Horton:

“Semangat Reformed mendorong kehidupan yang penuh syukur, bukan karena harus menyenangkan Allah, tetapi karena Allah sudah lebih dahulu memberi segalanya.”

IV. Implikasi Etis dan Pastoral

1. Pemberian adalah Tindakan Rohani

Dalam dunia modern, pelayanan sosial sering dipisahkan dari pemberitaan Injil. Namun, Paulus menunjukkan bahwa pelayanan kasih adalah wujud Injil yang hidup.

2. Gereja Lokal Perlu Terlibat dalam Kebutuhan Global

Roma 15 mengajarkan gereja lokal untuk:

  • Peduli terhadap jemaat di belahan dunia lain

  • Terlibat dalam bantuan misi dan aksi kemanusiaan Kristen

3. Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pengelolaan Dana

Paulus tidak hanya mengumpulkan dana, tetapi menyampaikan dengan resmi (ayat 28). Ini menjadi model:

  • Transparansi keuangan gereja

  • Integritas pelayanan

V. Konteks Paulus: Antara Misi, Kasih, dan Penantian

Roma 15 menggambarkan tegangan antara visi misi global dan tanggung jawab lokal. Paulus ingin ke Spanyol, tetapi lebih dahulu menyelesaikan kewajibannya ke Yerusalem.

Sinclair Ferguson:

“Hati Paulus tidak hanya terbakar untuk Injil, tetapi juga dipenuhi belas kasihan yang praktis. Di sinilah Injil menjadi nyata.”

VI. Kristus sebagai Teladan dalam Memberi

Yesus Kristus adalah teladan utama dalam memberi:

“...sekalipun Ia kaya, oleh karena kamu Ia menjadi miskin...” (2 Korintus 8:9)

Pemberian kita kepada orang lain tidak pernah terlepas dari:

  • Kasih pengorbanan Kristus

  • Teladan kehidupan-Nya yang melayani

Jonathan Edwards:

“Seseorang tidak dapat menyebut dirinya pengikut Kristus jika hatinya tertutup bagi kebutuhan sesama.”

VII. Penerapan Bagi Gereja Masa Kini

AspekAplikasi Praktis
Kebutuhan jemaat lainGereja mendukung misi dan bantuan
Hutang kasihMenghidupi Injil melalui pemberian
Koinonia sejatiMenembus batas budaya dan etnis
TransparansiPengelolaan dana gereja yang bertanggung jawab
Kasih dan kebenaranMenyatukan doktrin dan tindakan nyata

VIII. Doa Respon

“Tuhan, bentuklah kami menjadi gereja yang murah hati, yang bukan hanya percaya kebenaran-Mu tetapi juga hidup di dalamnya. Tolong kami memberi bukan karena beban, tetapi sebagai ungkapan kasih. Kiranya kami meneladani Kristus dalam melayani dengan tangan terbuka. Amin.”

Penutup: Injil yang Hidup dalam Tindakan

Roma 15:25–28 adalah lebih dari catatan perjalanan Paulus. Ini adalah manifestasi Injil dalam tindakan nyata:

  • Iman → kasih → pelayanan

  • Pengakuan → kesatuan → pemberian

  • Injil → gereja → dunia

Paulus menghidupi Injil, dan ia mengajak gereja Roma (dan kita hari ini) untuk melakukan hal yang sama.

Previous Post