Markus 2:13-14 Panggilan Lewi (Matius) Sang Pemungut Cukai

Markus 2:13-14 Panggilan Lewi (Matius) Sang Pemungut Cukai

“Kemudian Yesus pergi lagi ke pantai dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. Kemudian ketika Ia berjalan lewat, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: ‘Ikutlah Aku!’ Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia.” (Markus 2:13-14, LAI)

Pendahuluan

Injil Markus sering disebut sebagai Injil yang penuh aksi cepat. Markus menggambarkan pelayanan Yesus dengan kata “segera” atau “langsung” yang berulang kali dipakai untuk menunjukkan urgensi misi Kristus. Dalam bagian ini kita menyaksikan salah satu peristiwa penting: Yesus memanggil Lewi (Matius), seorang pemungut cukai, untuk mengikut Dia.

Perikop singkat ini mengandung kebenaran yang dalam tentang inisiatif anugerah Allah, kuasa panggilan Kristus, dan respons iman yang sejati. Peristiwa ini bukan sekadar catatan sejarah tentang bagaimana seorang pemungut cukai bertobat, tetapi juga gambaran tentang bagaimana Allah memanggil orang berdosa—termasuk kita—untuk mengikuti Kristus.

Hari ini kita akan merenungkan teks ini melalui tiga pokok besar:

  1. Yesus yang Mengajar dan Menyatakan Otoritas Firman-Nya (ayat 13).

  2. Panggilan Yesus yang Berdaulat kepada Lewi (ayat 14a).

  3. Respons Iman dan Ketaatan Lewi (ayat 14b).

Kita akan mendalaminya dengan bantuan pemikiran para pakar teologi Reformed, lalu melihat aplikasinya bagi kehidupan kita.

1. Yesus yang Mengajar dan Menyatakan Otoritas Firman-Nya (Markus 2:13)

Markus menulis: “Kemudian Yesus pergi lagi ke pantai dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka.”

a. Latar belakang

Pantai danau Galilea sering menjadi tempat pelayanan Yesus. Di sana banyak orang berkumpul untuk mendengar pengajaran-Nya. Markus tidak hanya ingin menekankan tempat, tetapi juga menunjukkan bahwa Yesus memiliki otoritas unik sebagai Guru yang dari Allah.

b. Kristus sebagai Guru Agung

John Calvin dalam Commentary on the Synoptic Gospels menekankan bahwa Yesus terus-menerus mengajar karena Firman Allah adalah sarana utama keselamatan. Kristus tidak hanya melakukan mukjizat, tetapi terutama memberitakan kebenaran agar orang percaya.

Herman Ridderbos menambahkan bahwa pengajaran Yesus bukan sekadar etika atau motivasi moral, melainkan pewahyuan Kerajaan Allah yang telah hadir. Setiap kali Yesus mengajar, Ia sedang membuka realitas ilahi yang membawa manusia berdosa kepada Allah.

c. Relevansi bagi kita

Firman yang diberitakan Yesus adalah dasar bagi segala panggilan. Tidak ada pertobatan sejati tanpa mendengar Firman. Paulus berkata: “Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus” (Roma 10:17). Dengan demikian, sebelum Yesus memanggil Lewi, Ia lebih dahulu menyatakan otoritas Firman-Nya di tengah orang banyak.

2. Panggilan Yesus yang Berdaulat kepada Lewi (Markus 2:14a)

Markus melanjutkan: “Ketika Ia berjalan lewat, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: ‘Ikutlah Aku!’”

a. Kondisi Lewi

Lewi adalah seorang pemungut cukai. Dalam konteks Yahudi, pemungut cukai dipandang sebagai pengkhianat bangsa dan orang berdosa publik. Mereka bekerja untuk pemerintah Romawi yang menjajah Israel, seringkali memeras rakyat, dan dianggap najis secara religius.

RC Sproul menyebutkan bahwa panggilan terhadap Lewi adalah gambaran nyata tentang anugerah Allah yang memilih orang yang paling hina di mata manusia. Panggilan ini menunjukkan bahwa Kerajaan Allah bukan untuk orang benar menurut pandangan dunia, tetapi bagi orang berdosa yang diselamatkan oleh kasih karunia.

b. Panggilan yang Berdaulat

Perhatikan bahwa Yesus tidak berdiskusi panjang dengan Lewi. Ia hanya berkata: “Ikutlah Aku!” Kata ini singkat, tetapi penuh kuasa. Dalam teologi Reformed, ini disebut panggilan yang efektif (effectual calling).

Louis Berkhof menjelaskan bahwa panggilan efektif adalah pekerjaan Roh Kudus yang membawa manusia dari kematian rohani kepada hidup baru, sehingga ia dengan sukarela dan segera merespons panggilan Allah. Firman Kristus bukan sekadar ajakan, melainkan kuasa yang membangkitkan kehidupan baru.

c. Kristus yang memilih siapa yang Ia kehendaki

John MacArthur menekankan bahwa pemilihan Lewi adalah bukti bahwa Yesus tidak melihat kelayakan moral manusia, tetapi kedaulatan-Nya menentukan siapa yang Ia panggil. Sama seperti murid-murid lain yang dipanggil bukan karena kehebatan mereka, demikian pula Lewi dipanggil karena kasih karunia Allah semata.

3. Respons Iman dan Ketaatan Lewi (Markus 2:14b)

Markus menutup perikop: “Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia.”

a. Respons segera

Lewi tidak menunda, ia langsung meninggalkan rumah cukai. Tindakan ini menunjukkan pertobatan yang nyata. Ia rela meninggalkan pekerjaannya, sumber penghasilan, bahkan reputasinya, demi mengikuti Kristus.

William Hendriksen dalam New Testament Commentary menjelaskan bahwa tindakan berdiri dan mengikuti adalah tanda ketaatan radikal. Mengikuti Yesus berarti menyerahkan seluruh hidup, bukan sekadar menambahkan Yesus ke dalam kesibukan lama.

b. Pertobatan sejati menghasilkan transformasi

Setelah mengikuti Yesus, Lewi bahkan mengadakan perjamuan di rumahnya untuk memperkenalkan Kristus kepada teman-teman seprofesinya (Lukas 5:29). Pertobatan sejati tidak berhenti pada pengalaman pribadi, tetapi meluas dalam kesaksian kepada orang lain.

c. Aplikasi bagi kita

  • Mengikuti Yesus berarti rela meninggalkan dosa dan kelekatan dunia.

  • Mengikuti Yesus berarti menyerahkan seluruh hidup untuk menjadi murid-Nya.

  • Mengikuti Yesus berarti menjadi saksi yang membawa orang lain kepada Kristus.

Aplikasi Teologis dan Praktis

  1. Anugerah Allah itu bebas dan berdaulat.
    Jika Lewi dipanggil, maka tidak ada dosa atau masa lalu yang dapat menghalangi kasih karunia Allah. Seperti kata John Stott: “Kasih karunia selalu menemukan kita di tempat kita berada, tetapi tidak pernah membiarkan kita tetap di sana.”

  2. Panggilan Kristus menuntut ketaatan penuh.
    Mengikuti Yesus bukan sekadar aktivitas keagamaan, melainkan penyerahan total.

  3. Pemberitaan Firman adalah sarana utama panggilan Allah.
    Gereja harus setia pada pengajaran Firman, sebab melalui Firman itulah orang berdosa dipanggil kepada Kristus.

Penutup

Saudara-saudara, Markus 2:13-14 memperlihatkan bagaimana Kristus memanggil seorang pemungut cukai untuk menjadi murid-Nya. Lewi, orang yang hina di mata masyarakat, dipanggil oleh kasih karunia. Panggilan itu berkuasa, efektif, dan menghasilkan ketaatan yang radikal.

Kiranya kita semua belajar bahwa tidak ada seorang pun terlalu jauh dari jangkauan kasih Kristus, dan panggilan untuk mengikut Dia adalah panggilan untuk menyerahkan seluruh hidup kita bagi kemuliaan-Nya.

Seperti Lewi yang segera berdiri dan mengikuti Yesus, marilah kita pun dengan rendah hati menjawab panggilan-Nya: “Tuhan, aku ikut Engkau.”

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post