Panggilan Murid Kedua: Markus 1:19–20

Panggilan Murid Kedua: Markus 1:19–20

Pendahuluan

Injil Markus mencatat secara singkat namun padat kisah panggilan Yesus kepada para murid pertama-Nya. Setelah mencatat panggilan Simon dan Andreas (Mrk. 1:16–18), Markus melanjutkan narasi dengan panggilan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya (Mrk. 1:19–20). Peristiwa ini bukan sekadar catatan sejarah, tetapi memiliki bobot teologis yang besar.

Ayat-ayat ini memperlihatkan kuasa panggilan Kristus, respons radikal para murid, serta dimensi relasional dalam mengikuti Yesus. Eksposisi teks ini membantu kita memahami bagaimana murid-murid Yesus dipanggil untuk meninggalkan jaring, pekerjaan, bahkan relasi keluarga, demi mengikut Sang Mesias.

Tulisan ini akan menguraikan Markus 1:19–20 secara akademis dengan pendekatan eksegetis, teologis, dan praktis, serta memperhatikan tafsiran para teolog Reformed seperti John Calvin, William Hendriksen, R.C. Sproul, dan lainnya.

I. Teks Alkitab dan Struktur Ayat

Markus 1:19–20 (TB):

"Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit dari situ, Ia melihat Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, yang sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya Zebedeus di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia."

Struktur ayat ini dapat dibagi dalam tiga bagian utama:

  1. Pengamatan Yesus (ayat 19a): Yesus melihat Yakobus dan Yohanes sedang bekerja.

  2. Panggilan Yesus (ayat 19b): Yesus segera memanggil mereka.

  3. Respons Murid (ayat 20): mereka meninggalkan ayahnya Zebedeus dan mengikuti Yesus.

II. Analisis Eksegetis

1. “Yesus melihat Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya”

Yesus tidak memanggil secara acak. Dia melihat mereka secara pribadi, dengan otoritas ilahi-Nya. Dalam Injil Markus, kata kerja eidō (“melihat”) sering dipakai bukan sekadar untuk penglihatan fisik, tetapi juga pengetahuan penuh. Dengan demikian, panggilan Yesus adalah panggilan yang penuh pengetahuan dan kehendak Allah.

John Calvin menegaskan bahwa Yesus memanggil siapa yang dikehendaki-Nya, bukan berdasarkan kebajikan manusiawi mereka. Ini sejalan dengan doktrin predestinasi dalam tradisi Reformed: panggilan Kristus adalah panggilan yang efektif bagi mereka yang telah dipilih Allah sejak kekekalan.

2. “Sedang membereskan jala di dalam perahu”

Detail ini memperlihatkan bahwa Yakobus dan Yohanes adalah nelayan profesional. Kata Yunani katartizō berarti “membereskan, memperbaiki, menyiapkan kembali.” Mereka sedang menjalankan pekerjaan sehari-hari, bukan dalam suasana religius atau ibadah.

William Hendriksen menekankan pentingnya detail ini: panggilan Kristus datang di tengah aktivitas biasa, menunjukkan bahwa Yesus memanggil orang untuk meninggalkan fokus hidup lama mereka demi panggilan yang baru.

3. “Yesus segera memanggil mereka” (euthys ekalesen)

Markus memakai kata “segera” (euthys), yang khas dalam Injilnya. Kata ini menekankan otoritas dan urgensi panggilan Yesus. Tidak ada proses panjang; panggilan Kristus adalah panggilan yang menuntut respons langsung.

R.C. Sproul menyatakan bahwa panggilan efektif Kristus tidak memberi ruang tawar-menawar, melainkan menghasilkan ketaatan langsung. Ini sejalan dengan doktrin effectual calling (panggilan yang efektif): ketika Allah memanggil melalui Injil, Roh Kudus bekerja dalam hati manusia sehingga mereka pasti merespons dengan iman.

4. “Mereka meninggalkan ayahnya Zebedeus di dalam perahu bersama orang-orang upahannya”

Detail ini sangat signifikan. Pertama, ada dimensi relasional: mereka meninggalkan ayah mereka. Kedua, ada dimensi ekonomi: Zebedeus bukan nelayan miskin, karena ia memiliki pekerja upahan. Ini berarti Yakobus dan Yohanes meninggalkan kenyamanan finansial dan keamanan sosial.

Calvin menafsirkan bahwa hal ini menunjukkan syarat murid sejati: siap meninggalkan segala sesuatu yang berharga demi Kristus. Namun, ia juga menekankan bahwa ini bukan berarti memutuskan kasih terhadap keluarga, tetapi menempatkan kasih kepada Kristus di atas segalanya.

5. “Lalu mengikuti Dia”

Respons mereka adalah tindakan konkret: mengikuti Yesus. Markus memakai kata kerja akolouthein, yang dalam konteks Injil berarti lebih dari sekadar berjalan bersama. Ini adalah istilah teknis untuk menjadi murid Yesus.

Menurut Geerhardus Vos, mengikuti Yesus berarti masuk dalam lingkup Kerajaan Allah, di mana Kristus adalah Raja dan murid dipanggil untuk hidup di bawah pemerintahan-Nya.

III. Tafsiran Teologis Reformed

1. Kristologi: Yesus sebagai Raja yang Memanggil

Panggilan ini menunjukkan otoritas Kristus. Ia tidak meminta, tetapi memanggil. Dalam tradisi Reformed, ini menegaskan bahwa Kristus adalah Raja Gereja (Head of the Church).

Bavinck menulis bahwa panggilan murid bukanlah inisiatif manusia, tetapi perwujudan otoritas kerajaan Kristus yang menarik umat-Nya kepada diri-Nya.

2. Doktrin Panggilan Efektif

Ayat ini mencerminkan perbedaan antara panggilan umum (semua orang mendengar Injil) dan panggilan khusus/efektif (yang menghasilkan respons iman). Simon, Andreas, Yakobus, dan Yohanes semuanya dipanggil; mereka meninggalkan segala sesuatu. Ini adalah gambaran bagaimana Allah memanggil orang pilihan-Nya dengan kuasa Roh Kudus.

Sproul menegaskan: "Yesus tidak berkata, ‘Ikutlah Aku jika kamu mau,’ tetapi panggilan-Nya bekerja dengan kuasa yang menundukkan kehendak manusia."

3. Murid Sejati: Meninggalkan dan Mengikuti

Tradisi Reformed menekankan bahwa murid sejati ditandai oleh:

  • Penyerahan total (meninggalkan jala dan keluarga).

  • Kesetiaan pada Kristus (mengikuti Dia).

  • Pengutamaan Kerajaan Allah di atas segala kepentingan lain.

Calvin menekankan bahwa panggilan ini adalah contoh nyata dari kata Yesus di Matius 10:37–39: barangsiapa mengasihi ayah atau ibunya lebih daripada Aku, ia tidak layak bagi-Ku.

4. Relasi Injil dan Kehidupan Sehari-Hari

Yesus tidak memanggil murid dari lingkungan religius, tetapi dari dunia kerja. Ini sejalan dengan pandangan Reformed tentang sacred-secular unity: Allah berdaulat atas seluruh aspek hidup. Kuyper menegaskan bahwa tidak ada satu inci pun dari hidup manusia yang Kristus tidak klaim sebagai milik-Nya.

IV. Dimensi Historis

1. Konteks Sosial-Ekonomi

Nelayan Galilea biasanya bekerja dalam kelompok keluarga. Fakta bahwa Zebedeus memiliki pekerja upahan menunjukkan bahwa mereka adalah keluarga dengan kondisi ekonomi cukup baik. Jadi, panggilan Yesus menuntut Yakobus dan Yohanes untuk meninggalkan bukan hanya pekerjaan sederhana, tetapi juga status sosial yang relatif stabil.

2. Tradisi Rabinik vs. Panggilan Yesus

Dalam tradisi Yahudi, seorang murid memilih guru (rabbi). Tetapi dalam Injil, justru guru (Yesus) yang memilih murid. Ini membalikkan pola rabinik dan menegaskan otoritas unik Yesus.

V. Aplikasi Praktis

1. Kuasa Firman Kristus

Firman Kristus memiliki kuasa memanggil orang dari hidup lama kepada hidup baru. Seperti Yakobus dan Yohanes, setiap orang percaya dipanggil keluar dari "jala" mereka—entah pekerjaan, ambisi, atau kenyamanan—untuk mengikut Kristus.

2. Radikalitas Disiplin Murid

Mengikuti Kristus menuntut prioritas baru. Keluarga, pekerjaan, atau harta bukan lagi pusat hidup, melainkan Kristus. Ini menantang gereja modern yang sering jatuh ke dalam kenyamanan duniawi.

3. Panggilan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Yesus memanggil murid bukan di sinagoge, tetapi di tempat kerja. Ini mengajarkan bahwa panggilan Allah dapat datang dalam konteks paling biasa. Maka, setiap bidang pekerjaan bisa menjadi arena panggilan ilahi.

4. Ketaatan Segera

Respons Yakobus dan Yohanes adalah segera. Mereka tidak menunda, menawar, atau meminta waktu. Bagi orang percaya, ketaatan segera adalah tanda iman sejati.

VI. Pandangan Beberapa Teolog Reformed

  1. John Calvin: Panggilan murid menunjukkan kedaulatan Kristus. Meninggalkan keluarga tidak berarti menolak kasih, tetapi menempatkan Kristus sebagai pusat kasih.

  2. Matthew Henry: Murid sejati harus siap meninggalkan kenyamanan dan relasi duniawi demi Kristus.

  3. William Hendriksen: Panggilan terjadi dalam konteks pekerjaan, menunjukkan bahwa Allah berdaulat atas setiap aspek hidup.

  4. R.C. Sproul: Ini contoh panggilan efektif; kuasa Firman Kristus menundukkan hati manusia.

  5. Bavinck & Kuyper: Panggilan ini menunjukkan universalitas kerajaan Kristus yang mencakup seluruh kehidupan.

VII. Kesimpulan

Markus 1:19–20 memperlihatkan kuasa panggilan Yesus atas Yakobus dan Yohanes. Ayat ini menyingkapkan beberapa kebenaran utama:

  1. Kristus memanggil dengan otoritas ilahi – Ia memilih murid-murid-Nya, bukan sebaliknya.

  2. Panggilan-Nya efektif – murid langsung meninggalkan pekerjaan dan keluarga.

  3. Mengikut Kristus menuntut prioritas baru – meninggalkan jala dan ayah adalah simbol penyerahan total.

  4. Panggilan Kristus mencakup seluruh kehidupan – tidak ada pemisahan sakral-sekuler dalam Kerajaan Allah.

Bagi gereja masa kini, teks ini adalah pengingat bahwa panggilan Kristus tetap bergema: "Ikutlah Aku." Panggilan itu menuntut respons radikal, ketaatan segera, dan kesetiaan seumur hidup.

Next Post Previous Post