HUJAN ROTI DARI LANGIT (KELUARAN 16:1-3)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
Keluaran 16:1-3- “(Kejadian 16:1) Setelah mereka berangkat dari Elim, tibalah segenap jemaah Israel di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai, pada hari yang kelima belas bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir. (2) Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; (3) dan berkata kepada mereka: ‘Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.’ 
HUJAN ROTI DARI LANGIT
gadget, otomotif, asuransi
I) Israel mengalami problem.

Keluaran 16: 1-3: “(1) Setelah mereka berangkat dari Elim, tibalah segenap jemaah Israel di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai, pada hari yang kelima belas bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir. (2) Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; (3) dan berkata kepada mereka: ‘Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.’”.

1) Sudah sebulan berlalu sejak mereka keluar dari Mesir (ay 1b bdk. Kel 12:2,18).

Keluaran 16: 1: “Setelah mereka berangkat dari Elim, tibalah segenap jemaah Israel di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai, pada hari yang kelima belas BULAN YANG KEDUA, sejak mereka keluar dari tanah Mesir.”.

Bdk. Kel 12:1-2,18-19 - “(1) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: (2) ‘Bulan inilah akan menjadi PERMULAAN SEGALA BULAN bagimu; itu akan menjadi BULAN PERTAMA bagimu tiap-tiap tahun. ... (18) Dalam BULAN PERTAMA, pada hari yang keempat belas bulan itu pada waktu petang, kamu makanlah roti yang tidak beragi, sampai kepada hari yang kedua puluh satu bulan itu, pada waktu petang. (19) Tujuh hari lamanya tidak boleh ada ragi dalam rumahmu, sebab setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, orang itu harus dilenyapkan dari antara jemaah Israel, baik ia orang asing, baik ia orang asli.”.

2) Mereka kehabisan makanan.

Adam Clarke mengatakan bahwa rupanya waktu keluar dari Mesir mereka membawa cukup banyak bahan makanan sehingga bisa bertahan sampai saat ini.

Calvin mengatakan bahwa selain makanan yang mereka bawa dari Mesir, juga ada makanan dari sumber lain, karena daerah yang telah mereka lalui tidaklah begitu gersang dan masih menghasilkan sedikitnya buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan yang bisa dimakan. Tetapi sekarang setelah mereka masuk lebih jauh ke dalam padang gurun, semua persediaan mereka habis.

3) Yang seharusnya mereka lakukan dalam keadaan seperti itu adalah berdoa, tetapi yang mereka lakukan adalah bersungut-sungut (ay 2-3).

Keluaran 16: 2-3: “(2) Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; (3) dan berkata kepada mereka: ‘Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.’”.

a) Calvin mengatakan bahwa problem merupakan undangan dari Allah untuk berdoa kepadaNya.

Calvin: “The best remedy for their hunger would have been to pray to God, ... If they had only been persuaded that the earth is made fertile by God’s blessing, it would at the same time have occurred to them, that it is His peculiar office to feed the hungry, and immediately they would have directed their prayers to Him; now, their unbelief betrays itself in their turbulent clamor. ... But this is too common with the wicked, (because they do not trust that God is reconciled to them,) to neglect prayer, and to cry out in confusion, to utter their curses, and to rush, like mad dogs, furiously here and there.” [= Pengobatan yang terbaik untuk rasa lapar mereka adalah berdoa kepada Allah, ... Seandainya mereka diyakinkan bahwa bumi dijadikan subur oleh berkat Allah, maka pada saat yang sama mereka akan berpikir bahwa MERUPAKAN TUGAS KHUSUSNYA UNTUK MEMBERI MAKAN YANG LAPAR, dan mereka dengan segera akan mengarahkan doa-doa mereka kepada Dia; sekarang, ketidak-percayaan mereka menyatakan dirinya dalam suara / teriakan mereka yang keras dan kacau. ... Tetapi terlalu umum dengan orang-orang jahat, (karena mereka tidak percaya bahwa Allah diperdamaikan dengan mereka), untuk mengabaikan doa, dan untuk berteriak dalam kebingungan, untuk mengucapkan kutuk-kutuk mereka, dan untuk tergesa-gesa, seperti anjing-anjing gila, kesana kemari dengan marah.].

Tentang kata-kata yang saya garis-bawahi dan cetak dengan huruf besar itu, bandingkan dengan text di bawah ini.

Mazmur 104:10-30 - “(10) Engkau yang melepas mata-mata air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung-gunung, (11) MEMBERI MINUM SEGALA BINATANG DI PADANG, MEMUASKAN HAUS KELEDAI-KELEDAI HUTAN; (12) di dekatnya diam burung-burung di udara, bersiul dari antara daun-daunan. (13) Engkau yang memberi minum gunung-gunung dari kamar-kamar lotengMu, bumi kenyang dari buah pekerjaanMu. (14) ENGKAU YANG MENUMBUHKAN RUMPUT BAGI HEWAN DAN TUMBUH-TUMBUHAN UNTUK DIUSAHAKAN MANUSIA, YANG MENGELUARKAN MAKANAN DARI DALAM TANAH (15) DAN ANGGUR YANG MENYUKAKAN HATI MANUSIA, YANG MEMBUAT MUKA BERSERI KARENA MINYAK, DAN MAKANAN YANG MENYEGARKAN HATI MANUSIA. (16) Kenyang pohon-pohon TUHAN, pohon-pohon aras di Libanon yang ditanamNya, (17) di mana burung-burung bersarang, burung ranggung yang rumahnya di pohon-pohon sanobar; (18) gunung-gunung tinggi adalah bagi kambing-kambing hutan, bukit-bukit batu adalah tempat perlindungan bagi pelanduk. (19) Engkau yang telah membuat bulan menjadi penentu waktu, matahari yang tahu akan saat terbenamnya. (20) Apabila Engkau mendatangkan gelap, maka haripun malamlah; ketika itulah bergerak segala binatang hutan. (21) SINGA-SINGA MUDA MENGAUM-AUM AKAN MANGSA, DAN MENUNTUT MAKANANNYA DARI ALLAH. (22) Apabila matahari terbit, berkumpullah semuanya dan berbaring di tempat perteduhannya; (23) manusiapun keluarlah ke pekerjaannya, dan ke usahanya sampai petang. (24) Betapa banyak perbuatanMu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaanMu. (25) Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-binatang yang kecil dan besar. (26) Di situ kapal-kapal berlayar dan Lewiatan yang telah Kaubentuk untuk bermain dengannya. (27) SEMUANYA MENANTIKAN ENGKAU, SUPAYA DIBERIKAN MAKANAN PADA WAKTUNYA. (28) APABILA ENGKAU MEMBERIKANNYA, MEREKA MEMUNGUTNYA; APABILA ENGKAU MEMBUKA TANGANMU, MEREKA KENYANG OLEH KEBAIKAN. (29) APABILA ENGKAU MENYEMBUNYIKAN WAJAHMU, MEREKA TERKEJUT; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. (30) Apabila Engkau mengirim rohMu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.”.

Text ini menunjukkan bahwa binatang-binatang, dan manusia, mendapat makanan dari Tuhan, dan bahkan seluruh ciptaan tergantung kepada Tuhan! Ini tidak membuang tanggung jawab kita untuk berusaha mencukupi kebutuhan kita (bekerja, mengatur keuangan dengan baik, tidak boros dsb), tetapi harus kita lakukan tanpa melanggar batasan-batasan yang diberikan oleh Firman Tuhan (seperti mencuri, korupsi, bekerja pada hari Minggu, tak memberi persembahan persepuluhan, dsb).

Calvin: “This was the case of the Israelites in the wilderness of Sin. THE WANT OF ALL THINGS, WHICH PRESENTS ITSELF TO THEM, IS AN INVITATION TO THEM FROM GOD, that they may feel His power, by which He created the world out of nothing, to be independent of all foreign assistance for the maintenance of mankind. But despair seizes upon their faithless minds, so that they reject His aid and beneficence.” [= Ini adalah kasus dari bangsa Israel di padang gurun Sin. KEKURANGAN SEGALA SESUATU, YANG MENYATAKAN DIRINYA SENDIRI KEPADA MEREKA, ADALAH SUATU UNDANGAN KEPADA MEREKA DARI ALLAH, supaya mereka bisa merasakan kuasaNya, dengan mana Ia menciptakan dunia / alam semesta dari tidak ada menjadi ada, tak tergantung kepada semua bantuan asing / dari luar untuk pemeliharaan umat manusia. Tetapi keputus-asaan mencekam pikiran mereka yang tidak beriman, sehingga mereka menolak pertolongan dan kebaikanNya.].

b) Yang bersungut-sungut adalah SEGENAP bangsa Israel.

Keluaran 16: 2-3: “(2) Di padang gurun itu bersungut-sungutlah SEGENAP jemaah Israel kepada Musa dan Harun; (3) dan berkata kepada mereka: ‘Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.’”.

Pulpit Commentary: “It is quite possible that many of the poorer sort, having brought with them no cattle, or lost their cattle by the way, and not being helped by their brethren, were in actual danger of starvation. Hence God was not angry, but ‘heard their murmurings’ (ver. 9) patiently, and relieved them.” [= Adalah memungkinkan bahwa banyak dari orang-orang yang lebih miskin, yang tidak membawa ternak, atau kehilangan ternak mereka di jalan, dan tidak ditolong oleh saudara-saudara mereka, betul-betul ada dalam bahaya mati kelaparan. Karena itu Allah tidak marah, tetapi ‘mendengar sungut-sungut mereka’ (ay 9) dengan sabar, dan menolong mereka.].

Apakah dari bangsa Israel pada saat itu ada yang kaya dan ada yang miskin? Bukankah mereka di Mesir sama-sama menjadi budak? Dikatakan bahwa pada waktu mereka pergi mereka ‘merampasi’ orang-orang Mesir. Ini memungkinkan adalah mereka memiliki hal-hal dari jenis yang berbeda-beda dan juga dari jumlah yang berbeda-beda. Mari kita lihat beberapa text berkenaan dengan hal itu.

Keluaran 3:19-22 - “(19) Tetapi Aku tahu, bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kamu pergi, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat. (20) Tetapi Aku akan mengacungkan tanganKu dan memukul Mesir dengan segala perbuatan yang ajaib, yang akan Kulakukan di tengah-tengahnya; sesudah itu ia akan membiarkan kamu pergi. (21) Dan Aku akan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa ini, sehingga, apabila kamu pergi, kamu tidak pergi dengan tangan hampa, (22) tetapi tiap-tiap perempuan harus meminta dari tetangganya dan dari perempuan yang tinggal di rumahnya, BARANG-BARANG PERAK DAN EMAS DAN KAIN-KAIN, yang akan kamu kenakan kepada anak-anakmu lelaki dan perempuan; demikianlah kamu akan merampasi orang Mesir itu.’”.

Kel 10:24-26 - “(24) Lalu Firaun memanggil Musa serta berkata: ‘Pergilah, beribadahlah kepada TUHAN, hanya kambing dombamu dan lembu sapimu harus ditinggalkan, juga anak-anakmu boleh turut beserta kamu.’ (25) Tetapi Musa berkata: ‘BAHKAN KORBAN SEMBELIHAN DAN KORBAN BAKARAN HARUS ENGKAU BERIKAN KEPADA KAMI, supaya kami menyediakannya untuk TUHAN, Allah kami. (26) Dan juga ternak kami harus turut beserta kami dan satu kakipun tidak akan tinggal, sebab dari ternak itulah kami harus ambil untuk beribadah kepada TUHAN, Allah kami; dan kami tidak tahu, dengan apa kami harus beribadah kepada TUHAN, sebelum kami sampai di sana.’”.

Keluaran 11:1-3 - “(11) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Aku akan mendatangkan satu tulah lagi atas Firaun dan atas Mesir, sesudah itu ia akan membiarkan kamu pergi dari sini; apabila ia membiarkan kamu pergi, ia akan benar-benar mengusir kamu dari sini. (2) Baiklah katakan kepada bangsa itu, supaya setiap laki-laki meminta BARANG-BARANG EMAS DAN PERAK kepada tetangganya dan setiap perempuan kepada tetangganya pula.’ (3) Lalu TUHAN membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa itu; lagipula Musa adalah seorang yang sangat terpandang di tanah Mesir, di mata pegawai-pegawai Firaun dan di mata rakyat.”.

Kel 12:30-36 - “(30) Lalu bangunlah Firaun pada malam itu, bersama semua pegawainya dan semua orang Mesir; dan kedengaranlah seruan yang hebat di Mesir, sebab tidak ada rumah yang tidak kematian. (31) Lalu pada malam itu dipanggilnyalah Musa dan Harun, katanya: ‘Bangunlah, keluarlah dari tengah-tengah bangsaku, baik kamu maupun orang Israel; pergilah, beribadahlah kepada TUHAN, seperti katamu itu. (32) Bawalah juga KAMBING DOMBAMU DAN LEMBU SAPIMU, seperti katamu itu, tetapi pergilah! Dan pohonkanlah juga berkat bagiku.’ (33) Orang Mesir juga mendesak dengan keras kepada bangsa itu, menyuruh bangsa itu pergi dengan segera dari negeri itu, sebab kata mereka: ‘Nanti kami mati semuanya.’ (34) Lalu bangsa itu mengangkat adonannya, sebelum diragi, dengan tempat adonan mereka terbungkus dalam kainnya di atas bahunya. (35) Orang Israel melakukan juga seperti kata Musa; mereka meminta dari orang Mesir BARANG-BARANG EMAS DAN PERAK SERTA KAIN-KAIN. (36) Dan TUHAN membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa itu, sehingga memenuhi permintaan mereka. Demikianlah mereka merampasi orang Mesir itu.”.

Pulpit Commentary: “Ver. 2. - ‘The whole congregation … murmured,’ It has been observed above, that only the poorer sort could have been as yet in any peril of actual starvation; but it may well have been that the rest, once launched into the wilderness, and becoming practically acquainted with its unproductiveness, foresaw that ultimately starvation must come upon them too, when all the cattle were eaten up, or had died through insufficient nourishment.” [= Ay 2. - ‘Segenap jemaah ... bersungut-sungut’, Telah dibicarakan di atas, bahwa hanya orang-orang yang lebih miskin yang bisa ada betul-betul dalam bahaya mati kelaparan; tetapi bisa juga bahwa sisanya, sekali masuk ke dalam padang gurun, dan menjadi tahu secara praktis dengan ketidak-produktifannya, melihat lebih dulu bahwa akhirnya kelaparan itu pasti datang kepada mereka juga, pada waktu semua ternak mereka telah dimakan habis, atau telah mati melalui makanan yang tidak cukup.].

c) Mereka menujukan kemarahan mereka kepada Musa dan Harun.

Keluaran 16: 2-3: “(2) Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; (3) dan berkata kepada mereka: ‘Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab KAMU membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.’”.

Catatan: kata ‘KAMU’ (ay 3) dalam bahasa Ibrani ada dalam bentuk jamak.

Calvin: “And not only so, but their malignity and ingratitude instigates them to quarrel with Moses; and this is the sum of their complaint, that they were dragged away from abundance of bread and meat, that they might perish in the desert of hunger. Therefore they call Moses and Aaron, by whose hand and means they had been delivered, their murderers.” [= Dan bukan hanya demikian, tetapi kejahatan dan rasa tidak tahu terima kasih mereka mendesak mereka untuk bertengkar dengan Musa; dan ini adalah seluruh keluhan mereka, bahwa mereka diseret dari kelimpahan roti dan daging, supaya mereka bisa mati kelaparan di padang gurun. Karena itu mereka menyebut Musa dan Harun, oleh tangan dan cara / jalan siapa mereka telah dibebaskan, pembunuh-pembunuh mereka.].

Keil & Delitzsch: “‎The murmuring of the people against Moses and Aaron as their leaders really affected Jehovah as the actual guide, and not Moses and Aaron, who had only executed His will.” [= Sungut-sungut dari bangsa itu terhadap Musa dan Harun sebagai pemimpin-pemimpin mereka sesungguhnya menyerang Yehovah sebagai Pembimbing mereka yang sesungguhnya, dan bukan Musa dan Harun, yang hanya melaksanakan kehendakNya.].

Bandingkan dengan jawaban Musa dalam ay 8b: “TUHAN telah mendengar sungut-sungutmu yang kamu sungut-sungutkan kepadaNya - apalah kami ini? Bukan kepada kami sungut-sungutmu itu, tetapi kepada TUHAN.’”.

Penerapan: ini sesuatu yang harus kita renungkan. ‘Serangan’ dari jemaat terhadap hamba-hamba Tuhan, YANG MEMANG MELAKUKAN TUGASNYA SESUAI KEHENDAK TUHAN, merupakan serangan terhadap Tuhan sendiri!


Matthew Henry: “They invidiously charge Moses with a design to starve them when he brought them out of Egypt; whereas what he had done was both by order from God and with a design to promote their welfare. Note, It is no new thing for the greatest kindnesses to be misinterpreted and basely represented as the greatest injuries.” [= Mereka secara tidak fair / adil menuduh Musa dengan suatu rancangan untuk membuat mereka mati kelaparan pada waktu ia membawa mereka keluar dari Mesir; sedangkan apa yang telah ia lakukan merupakan perintah dari Allah dan dengan suatu rancangan untuk memajukan kesejahteraan mereka. PERHATIKAN, BUKANLAH MERUPAKAN HAL BARU UNTUK KEBAIKAN YANG TERBESAR UNTUK DISALAH-MENGERTI DAN DIGAMBARKAN SECARA RENDAH SEBAGAI TINDAKAN MENYAKITI / MERUSAK YANG TERBESAR.].

Penerapan: Karena itu, kalau saudara melakukan hal yang baik, misalnya memberitakan Injil, dan disalah-mengerti dan digambarkan sebagai tindakan merusak / salah, jangan terlalu heran. Bahkan tindakan menolong orang-orang beragama lain yang terkena bencana bisa dipersalahkan sebagai tindakan ‘kristenisasi’!!

Pejabat-pejabat yang memang mau membangun negara dan bangsa ini, dengan memberantas korupsi, menegakkan keadilan dsb, PASTI AKAN DIMUSUHI OLEH BANYAK ORANG!

d) Sungut-sungut yang dilakukan oleh bangsa Israel ini sudah pernah mereka lakukan.

Kel 14:10-12 - “(10) Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN, (11) dan mereka berkata kepada Musa: ‘Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? (12) Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini.’”.

Kel 15:23-25a - “(23) Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara. (24) Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: ‘Apakah yang akan kami minum?’ (25a) Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis.”.

Mereka sudah sering ditolong Tuhan, dan berkali-kali mengalami kuasa Tuhan, tetapi mereka toh bersikap seperti ini.

Pulpit Commentary: “They did not reflect upon the past; they did not use it as a standard by which to estimate the future. They acted exactly as they might naturally have done, had they had no previous evidence of God’s power to deliver. And so it is to this day in human life frequently.” [= Mereka tidak berpikir tentang masa lalu; mereka tidak menggunakannya sebagai tolok ukur dengan mana mereka menilai masa depan. Mereka bertindak persis seperti mereka secara alamiah bisa telah lakukan, seandainya mereka tidak pernah mempunyai bukti lebih dulu dari kuasa Allah untuk membebaskan. DAN DEMIKIANLAH HAL ITU SERING TERJADI SAMPAI SEKARANG DALAM KEHIDUPAN MANUSIA.].

Pulpit Commentary: “At the basis of it there lies distrust and unsubmissiveness. There is distrust of God’s goodness and power, and want of submission to his will in the situation in which he has placed us. The opposite spirit is exemplified in Christ, in his first temptation in the wilderness (Matt. 4:1–4; cf. Deut. 8:3).” [= Di dasar dari hal itu terletak ketidak-percayaan dan ketidak-tundukan. Di sana ada ketidak-percayaan terhadap kebaikan dan kuasa Allah, dan KEKURANGAN KETUNDUKAN PADA KEHENDAKNYA DALAM SITUASI DIMANA IA TELAH MENEMPATKAN KITA. Roh / kecondongan yang berbeda diberikan sebagai teladan dalam Kristus, dalam pencobaanNya yang pertama di padang gurun (Matius 4:1-4; bdk. Ul 8:3).].

e) Dalam sungut-sungut mereka tentang masa lalu mereka di Mesir, mereka hanya mengingat yang enak-enak saja (ada makanan), tetapi mereka tidak mengingat penderitaan mereka, karena penindasan yang dilakukan oleh orang Mesir yang pada saat itu membuat mereka berteriak kepada Tuhan.

Keluaran 16: 3: “dan berkata kepada mereka: ‘Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.’”.

Ini yang mereka lakukan ketika mereka ada dalam perbudakan di Mesir.

Keluaran 2:23b - “Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.”.

Dan tentang makanan yang berlimpah-limpah di Mesir, jelas ini merupakan sesuatu yang mereka lebih-lebihkan (exaggeration)!

Pulpit Commentary: “It is prone to exaggeration. The Israelites can hardly have been as well off in Egypt as they here pretend, though their words (ver. 3) show that their rations in bondage must have been fairly liberal. But the wish to make their present situation look as dark as possible, leads them to magnify the advantages of their former one. They did not think so much of it when they had it.” [= Itu condong pada tindakan melebih-lebihkan. Bangsa Israel tidak mungkin sebaik itu di Mesir seperti mereka claim secara palsu di sini, sekalipun kata-kata mereka (ay 3) menunjukkan bahwa persoalan makanan mereka dalam perbudakan pastilah cukup murah hati. Tetapi keinginan untuk membuat sikon mereka pada saat itu terlihat segelap mungkin, membimbing mereka untuk membesarkan keuntungan-keuntungan dari sikon yang lalu. Mereka tidak berpikir seperti itu tentangnya pada saat mereka mengalaminya.].


Bdk. Pkh 7:10 - “Janganlah mengatakan: ‘Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?’ Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.”.

Penerapan: apakah saudara sering ingin kembali ke masa lalu, apalagi masa sebelum saudara percaya kepada Kristus?? Itu bisa karena kita menginginkan kesehatan / keuangan / kesenangan masa lalu. Tetapi orang Kristen yang percaya Roma 8:28 dengan sungguh-sungguh, sebetulnya tidak bisa ingin kembali ke masa lalu, tanpa menabrak kepercayaannya terhadap ayat itu.

-bersambung-
Next Post Previous Post